Tipe Sederhana
• Usus dalam kondisi baik, tanpa komplikasi
Tipe Kompleks
• Terkait dengan komplikasi usus bawaan berupa atresia, perforasi, iskemia, nekrosis, atau
volvulus
Diagnosis Prenatal
◦ Menggunakan ultrasonography (USG) pada usia kehamilan
minggu ke-12.
◦ USG → tampak gambaran defek pada dinding abdomen
paraumbilikalis dengan organ abdomen yang menonjol keluar
melalui defek tersebut. Defek ini biasanya berada di sebelah
kanan garis tengah. Abdomen dapat melebar atau mengalami
herniasi melalui defek dinding abdomen.
◦ Akhir kehamilan → menunjukkan dinding usus yang menebal
akibat paparan kronis terhadap cairan amnion.
◦ Tingkat maternal serum alpha fetoprotein (MSAFP) biasanya
meningkat.
Diagnosis Postnatal
◦ Saat lahir usus pada gastroskisis biasanya masih normal namun 20 menit kemudian mulai terjadi perubahan karakteristik.
Perubahan ini mungkin berkaitan dengan paparan udara, namun lebih berhubungan dengan oklusi vena mesentrik pada tingkat
defek dinding abdomen dengan edema yang muncul dan transudasi dari cairan yang mengandung protein.
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Manajemen Neonatus Pembedahan
◦ Segera taruh pasien dalam lingkungan yang hangat, dan tutup ◦ Primary Closure
usus yang keluar dengan kasa steril yang dilembabkan dengan
NaCl 0,9% ◦ Staged Closure
◦ NGT → dekompresi
◦ Berikan oksigenasi bila terdapat respiratory distress
◦ Berikan Antibiotik broad spectrum, dan Vitamin K
◦ Berikan cairan IV dengan volume 2 ½ sampai 3 kali lebih
banyak
◦ Usus yang keluar harus secepatnya direduksi kedalam Cavum
abdomen, diharapkan segera setelah persalinan. Hal ini untuk
mencegah edema usus dan akumulasi fibrin dan semakin besar
kemungkinannya untuk dilakukan primary closure.
Primary Closure
Setelah stabilisasi, maka dilakukan terapi
Operatif. Jika Usus yang keluar (berherniasi)
lembut, lunak, dan defek dinding Abdomen
berukuran seperti Gastroschisis yang kecil-
sedang, maka primary closure dapat segera
dilakukan.
Staged Closure
Bila tidak memungkinkan, maka dilakukan
staged closure dengan terlebih dahulu dipasang
Silastic silo untuk mereduksi secara gradual isi
usus yang keluar.
Manajemen Pasca Operasi
◦ Pada kebanyakan kasus, bayi dapat dilepaskan dari ◦ Harus diawasi komplikasi post operatif seperti :
ventilator mekanik dan di ekstubasi dalam 24 jam pertama ◦ NEC (Necrotizing Enterocolitis)
setelah perbaikan defek dinding perut ◦ Central line sepsis
◦ Semua bayi post-operatif membutuhkan TPN (Total ◦ TPN-associated cholestasis, yang dapat mengakibatkan
Parenteral Nutrition) hingga fungsi motilitas usus dapat Cirrhosis, Ikterus, dan Gagal Hepar
kembali normal, biasanya dibutuhkan waktu sekitar 3-4 ◦ Untuk selanjutnya, diet pada pasien ini harus
minggu setelah penutupan defek. diperhatikan, dimana nutrisi enteralnya harus:
Crystalline amino acids, Protein Hydrolysate formula,
non-lactose carbohydrate, dan medium chain
Triglyserides
Prognosis
◦ Perkiraan survival rate pada bayi dengan gastroskisis berkisar antara 90% hingga 95%.
◦ 75% kasus gastroskisis sederhana, dan 25% gastroskisis kompleks.
◦ Bayi yang lahir dengan gastroskisis kompleks memiliki lebih banyak komplikasi gastrointestinal, pernapasan, dan infeksi pada
periode neonatal.
Kesimpulan
◦ Gastroskisis merupakan suatu kelainan kongenital dimana terdapat defek pada dinding anterior abdomen, dimana terjadi
eviscerasi dari isi cavum abdomen. Pada gastroskisis, eviscerasi tidak ditutupi oleh selaput apapun, sehingga keluar secara
bebas dari cavum abdomen. Penatalaksanaan gastroskisis merupakan kasus gawat darurat pembedahan pada neonatus.
Terapinya merupakan tindakan pembedahan, dimana jenis pembedahannya bervariasi (primary closure dan staged closure)
bergantung pada ukuran defek dan masalah-masalah yang dihadapi.