Anda di halaman 1dari 13

Asuhan keperawatan anak kelainan

kongenital
Gastroszices
Definisi Gastroschisis
Gastroschisis merupakan salah satu kelainan dinding abdomen yang
seringditemukan, walaupun secara anatomis, embriognesis,
manifestasi klinis dan masalah yangditimbulkan berbeda dengan
omphalocele. Kedua kelainan tersebut dapat didiagnosa
prenataldengan menggunakan USG dan mudah dibedakan melalui
lokasi dari defek dan ada tidaknya
kantung yang membungkus usus yang eviserasi.
Gastroschisis (gaster- perut + schisis- fisura) merupakan defek
kongenital dindinganterior abdomen yang berada di sebelah kanan
umbilikus, dimana otot rektus intak dannormal.Ukuran defek
bervariasi dari 2-4 cm, umumnya lebih kecil dari defek
padaomphalocele.
Etiologi dari Gastrorichisis Macam-macam Defek
penyebab gastroschisis. Defek abdominal pada gastroschisis Dinding Abdomen
terletak di sebelah lateral dan hampir selalu pada sebelah kanan
dari umbilikus. Isi cavitas abdomen yang tereviserasi tidak 1. Omphalokel/Eksompalos
tertutup oleh kantong peritoneum yang intak. Defek tersebut 2. Gastroschisis
sebagai hasil dari rupturnya basis dari tali pusat dimana 3. Prune Belly Syndrome
merupakan area yang lemah dari tempat involusi vena
umbilikalis kanan.
Teori lain untuk etiologi gastroschisis adalah terputusnya secara
prematur arteri omphalomesenterik kanan, yang mengakibatkan
injuri iskemik pada dinding depan abdomen dimana herniasi
menembus dan terdiri dari isi.
Patofisiologis
Tanda dan gejala
• Keluar air ketuban sebelum waktunya

• Pendarahan yang sering

• Kejang otot perut

• Mual

• Suhu badan naik

• Payudara mengeras sakit

• Puting coklat kehitaman

• Posisi kandungan naik ke atas


Komplikasi
Menurut Marshall Klaus (1998) komplikasinya adalah:

1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
permukaan yang telanjang
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balance cairan dan
nutrisi yang adekuat misalnya: dengan nutrisi parenteral.
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan
ventilator yang lama.
4. Nekrosis: Kelainan congenital dinding perut ini mungkin disertai
kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis (Retno Setiowati,
2008).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan

Pre Operasi

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan


rongga abdomen (paru-paru)
2. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar
4. Cemas pada orang tua b.d kurang pengetahuan penyakit yang
diderita anaknya.
Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
Dx 1 : Pola nafas tidak efektif  b.d penekanan rongga abdomen (paru –
paru)
NOC : respiratory status: AirwayA.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan manajemen jalan nafas
selama 3 x 24 jam, diharapkan pola napas pasien kembali normal dan efektif
dengan status respirasi skala 4
Kriteria Hasil:
1.Pola nafas efektif, tidak ada sianosis dan dypsneu, mampu bernapas dengan
mudah.
2. Bunyi nafas normal atau bersih
3. TTV dalam batas normal
4. Ekspansi paru normal
Dx 2 : Resiko kurang volume cairan b.d. dehidrasi

NOC: Keseimbangan cairan


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan manajemen cairan selama
3 x 24 jam, diharapkan keseimbangan cairan pada pasien adekuat dengan
status cairan skala 4.

Kriteria hasil:
1. Keseimbangan intake & output dalam batas normal
2. Elektrolit serum dalam batas normal
3. Tidak ada mata cekung
4. Tidak ada hipertensi ortostatik
5. Tekanan darah dalam batas normal
DX 3 : Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen
yang keluar

NOC: Knowledge: infection control


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan kontrol
infeksi selama 3 x 24 jam, diharapakan infeksi tidak terjadi
(terkontrol) dengan status kontrol infeksi skala 4.

Kriteria hasil:
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
3. Jumlah leukosit dalam batas normal
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat
Kesimpulan
Telah dilakukan operasi reduksi visera, dengan penutupan
primer pada penderita neonatus perempuan, umur 1 hari,
berat-badan 2,8 kg dengan diagnosis gastroschisis. Tehnik
anestesi yang dilakukan adalah GA. Baik rehidrasi dan
induksi telah dilaksanakan dengan tepat sesuai
kepustakaan yang ada.
Pada pemeliharaan anestesi, pilihan untuk obat inhakasi
anestesi masih kurang tepat, karena masih memakai
halotan yang aritmogenik dan hepatotoksik. Penggunaan
analgetik sudah sesuai yaitu opioid yang mempunyai masa
kerja pendek.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai