Disusun Oleh :
Ani Triyanti
(071201034)
2020
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Necrotizing enterocolitis adalah penyakit gastrointestinal didapat (akuisita)
yang paling sering pada bayi baru lahir. (Kitterman, 2006: 297). Necrotizing
enterocolitis (NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah suatu kondisi abdomen
akut yang umum terlihat pada periode neonatal. "Necrotizing" berarti kematian
jaringan, "entero" mengacu pada usus kecil, "colo" ke usus besar, dan "itis" berarti
peradangan. Angka kejadian tinggi pada bayi prematur dan resiko tinggi . Paling
sering dijumapi pada bayi prematur dengan BB <2000 gram.
Proses inflamasi yang berlebihan yang dimulai di usus sangat immunoreaktif
akibat NEC memperluas dampak sistemik, yang berdampak kepada organ jauh
seperti otak dan menyebabkan meningkatkan resiko bayi mengalami
keterlambatan perkembangan saraf. Bayi yang pulih dari NEC 25% daripadanya
bisa mengalami keterlambatan perkembangan saraf dan ukuran otak kecil
berbanding sehingga memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan masalah di
saluran pencernaan (Triana Ramadhan, 2011).
2. Etiologi
Penyakit ini paling sering muncul pada neonatus yang sakit dan merupakan
kedaruratan bedah yang paling sering terjadi di antara bayi baru lahir. Skala
penyakitnya berbeda-beda, dari yang rendah (dapat sembuh sendiri) sampai berat
(inflamasi dan nekrosis menyebar pada lapisan mukosa dan submukosa usus).
Penyebab utama terjadinya necrotizing enterocolitis (NEC) yaitu:
a. Iskemi pada saluran intestinal
b. Kolonisasi bakteri pada intestine
c. Pemberian susu formula
d. Gangguan pertahanan pada host (sistem imun masih lemah)
Iskemia dan agen infeksi merupakan faktor predisposisi awal terjadinya NEC,
faktor lainnya seperti mediator inflamasi (sitokin), radikal bebas, produk
fermentasi bakteri dan toksin, diduga memperparah proses penyakit ( Triana
Ramadhan, 2011).
3. Manifestasi Klinis
Bayi dengan NEC mempunyai variasi gejala klinis dan onset bisa secara
tersembunyi maupun tiba-tiba. Onset NEC biasanya muncul pada usia < 2 minggu
pertama kelahiran sampai 3 bulan pada bayi yang berat lahir sangat rendah.
Menurut WHO (2008), tanda-tanda umum pada NEC meliputi :
a. Distensi perut atau adanya nyeri tekan
b. Toleransi minum yang buruk
c. Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa lambung
d. Darah pada feses
e. Tanda-tanda pada gangguan sistemik :
- Apnea
- Terus mengantuk atau tidak sadar
- Demam atau hipotermi
- Ketidakstabilan glukosa
- Asidosis
f. Tanda-tanda pada gangguan gastrointestinal :
- Makanan intoleransi
- Perut kembung
- Perut tegang
- Emesis
- Okultisme darah / kotor dalam tinja
- Perut massa
- Eritema dinding perut
4. Patofisiologi
NEC adalah sekunder untuk interaksi yang kompleks dari beberapa faktor,
terutama pada bayi prematur, yang mengakibatkan kerusakan mukosa, akhirnya
mengarah ke iskemia usus dan nekrosis. Cedera mukosa mungkin karena
infeksi, isi intraluminal, imunitas yang belum matang, pelepasan vasokonstriktor,
dan mediator inflamasi. Hilangnya integritas mukosa memungkinkan bagian dari
bakteri dan toksin masuk ke dinding usus dan kemudian ke sirkulasi sistemik,
sehingga terjadi respon inflamasi umum dan sepsis pada NEC berat.
Proses inflamasi di Necrotizing enterocolitis menyebabkan peningkatan aliran
darah di segmen usus yang terkena. bakteri menembus pertahanan mukosa, dan
dengan produk metabolism bakteri terjadi pembentukan gas intramural
sepanjang Necrotizing enterocolitis berlangsung, platelet-activating faktor yang
diproduksi oleh sel-sel inflamasi dan bakteri menyebarkan kaskade inflamasi,
terutama sitokin dan komplemen, mengakibatkan ekstensif transmural yang
terlibat terdapat kompromi dari micro vasculature seperti iskemik maka
terjadi perubahan jaringan . Akhirnya, dinding usus yang tidak perforasi
mengalami nekrosis yang mungkin begitu parah sehingga peluruhan dinding usus
terjadi, mengakibatkan penipisan dinding usus dan akhirnya perforasi.
5. Komplikasi
a. Gangguan fungsi hati
b. Sindrom usus pendek
c. Penyempitan usus
d. Perforasi usus atau robeknya usus
e. Peritonitis
f. Sepsis
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah lengkap dan hitung jenis
Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat,
trombositopenia sering terlihat. 50 % kasus terbukti NEC, jumlah
platelet < 50.000 uL
b. Kultur
Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya
diperiksa untuk kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang
patogen.
c. Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta
hiperkalemia sering terjadi.
d. Analisa gas darah
Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan
respiratorik mungkin terlihat.
e. Sistem koagulasi
Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening
koagulopati lebih lanjut harus dilakukan. Prothrombin Time
memanjang, Partial Thromboplastin time memanjang, penurunan
fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin, merupakan
indikasi terjadinya disseminated intravascular coagulation (DIC).
Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen adalah modalitas pilihan saat ini untuk evaluasi
neonatus diduga memiliki NEC. Waktu tindak lanjut foto polos abdomen
tergantung pada keparahan dari NEC dan dapat bervariasi 6-24 jam.
Namun, foto polos abdomen juga diperlukan pada setiap saat kemerosotan
klinis akut ( Handoko, 2016).
7. Penatalaksanaan
Prinsip dasar tatalaksana NEC yaitu menatalaksananya sebagai akut abdomen
dengan ancaman terjadi peritonitis septic. Tujuannya adalah untuk mencegah
perburukan penyakit, perporasi intestinal dan syok. Jika NEC terjadi pada
kelompok epidemis, para penderita perlu dipertimbangakan untuk isolasi.
Pengelolaan Dasar :
a. Pasien dipuasakan untuk mengistirahatkan saluran cerna selama 7 — 14 hari.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dasar melalui perenteral total.
b. Lakukan dekompresi lambung atau lakukan section berkelanjutan.
c. Lakukan monitoring ketat pada vital sign dan kondisi abdomen.
d. Lakukan monitoring perdarahan saluran cerna. Periksa semua cairan aspirasi
lambung dan feses, apakah ada perdarahan.
e. Perbaikan kondisi respiratorik sesuai yang dibutuhkan pada keadaan yang
mengarah kepada syok. Penggunaaan inotropik mungkin dibutuhkan untuk
menjaga tekanan darah dalam batas normal.
f. Lakukan monitoring yang ketat terhadap intake dan output cairan. Usahakan
untuk mempertahankan produksi urin 1 -3 mL/Kg/BB/jam.
g. Lepas pemasangaan kateterisasi pada arteri dan vena umbilical dan ganti
dengan kateterisasi arteri dan vena perifer, tergantung dari keparahan
penyakit.
h. Lakukan monitoring hasil pemeriksaan laboratorium.
i. Lakukan kultur darah dan urin sebelum memulai pemberian antibiotic.
j. Berikan antibiotik parentaral selama 10 hari. Mulai dengan pemberian
Ampicilin dan Gentamicin, pada keadaan curiga infeksi stafilokokus
tambahkan Metronidazol atau Climdamicin untuk mengcover kuman anaerob.
k. Lakukan monitoring adanya DIC, tranfusi PRC dan trombosit mungkin juga
diperlukan.
l. Pemantauan pemeriksaan radiografik untuk mendeteksi adanya perforasi usus.
m. Konsul ke bagian bedah.
Penatalaksanaan Bedah :
Pneumoperitonium merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan intervensi
bedah. Indikasi relatif pembedahan yaitu gas vena portal, selulitis dinding
abdomen, dilatasi segmen intestinal yang menetap dilihat dari radiaografi,
massa abdomen yang nyeri dan perubahan kondisi klinis yang refrakter
terhadap tatalaksana medis ( Triana Ramadhan, 2011).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada penderita NEC adalah :
a. Identitas pasien yang meliputi ; nama, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian dan
alamat.
b. Identitas penanggung jawab yang meliputi ; nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, hubungan dengan pasien dan alamat.
c. Keluhan utama
Pasien dengan NEC biasanya mengeluh adanya distensi abdomen.
d. Riwayat kesehatan
e. Riwayat kesehatan sekarang
f. Riwayat dari keluhan utama, berisi tentang penyakit yang sedang dialami
mencakup :
1) Provocatif/Paliatif : Pada pasien NEC biasanya keadaan akan memburuk
jika diberi makan.
2) Qualitas/Quantitas : Kualitas keluhan pasien NEC tergantung pada tingkat
keparahan.
3) Region/radiasi : Pasien NEC akan merasakan keluhan di daerah perut.
4) Skala : Pasien NEC terutama pasien bayi biasanya akan mudah rewel.
5) Timing : Biasanya keluhan dirasakan dalam waktu bertahap.
g. Riwayat kesehatan yang lalu.
Pasien dengan NEC biasanya ditemukan adanya riwayat gangguan
pencernaan.
h. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit menular
ataupun penyakit keturunan.
i. Riwayat kehamilan dan kelahiran
1) Prenatal
Menjelaskan tentang bagaimana, keadaan ibu pasien selama hamil,
kemana ibu pasien memeriksakan kehamilan, apakah mendapat suntikan
TT dan tablet Fe.
2) Natal
Menjelaskan saat ibu persalinan, jenis persalinan, siapa yang menolong,
dan dimana tempat persalinan. Bagaimana letak bayi waktu lahir dan
keadaan bayi saat lahir (APGAR SKORE). Berat badan dan panjang
badan dan terdapat kelainan atau tidak.
3) Post natal
Menjelaskan apa yang diberikan ibu pasien saat pasien masih bayi,
apakah pasien diberi ASI atau tidak, berapa bulan pasien mendapat ASI
eksklusif, MPA (Makanan Pengganti ASI), apa dan siapa yang merawat
tali pusat dan hari keberapa tali pusat lepas.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pneumoperitoneum ditandai
dengan pola napas abnormal (D.0005)
2) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh
diatas normal, kulit terasa hangat (D.0131)
3) Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif ditandai dengan
adanya luka post laparatomi, stoma (D.0142)
4) Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakefektifan menghisap
ditandai dengan bayi tidak mau menyusu (D.0032)
3. Intervensi Keperawatan
4 cukup oksigen
membaik Terapeutik
- Kedalaman - Atur
napas dari interval
skala 2 ckup pemantauan
memburuk respirasi
menjadi skala sesuai
4 cukup kondisi
membaik pasien
Edukasi
- Jelaskan
tujuan dan
prosedur
pemantauan
2. Hipertermia Termogulasi Manajemen
(D.0130) Neonatus (L.14135 ) Hipertermia
Definisi : Setelah dilakukan (I.15506 )
Suhu tubuh tindakan keperawatan Tindakan :
meningkat di atas selama 3x5 jam, Observasi
rentang normal maka kriteia hasil
- Identifikasi
tubuh yang diharapkan
penyebab
yaitu :
hipertermia
- Menggigil
- Monitor
dari skala 5
suhu tubuh
meningkat
menjadi skala - Monitor
2 cukup kadar
menurun elektrolit
- Konsumsi - Monito
meningkat hipertermia
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
4. Resiko Defisit Nutrisi Status Nutrisi Bayi Manajemen Nutrisi
(D.0032) (L.03031) Parenteral (I.03120)
Definisi : Setelah dilakukan Tindakan :
Beresiko mengalami tindakan keperawatan Observasi
asupan nutrisi tidak selama 3x5 jam, maka
- Identifikasi
cukup untuk kriteia hasil yang
pemberian
memenuhi kebutuhan diharapkan yaitu :
nutrisi
metabolisme
- Berat badan dari parenteral
skala 1 menurun
- Identifikasi
ditingkatkan ke
jenis akses
skala 4 cukup
parenteral
meningkat
yang
- Panjang badan diperlukan
dari skala 1
- Monitor
menurun
asupan nutrisi
ditingkatkan ke
skala 4 cukup Terapeutik
meningkat
- Hitung
meningkat
- Berikan
diturunkan ke nutrisi
skala 4 cukup parenteral,
menurun sesuai indikasi
- Prematuritas - Atur
dari skala 1 kecepatan
meningkat pemberian
diturunkan ke infus dengan
skala 4 cukup tepat
menurun
- Hindari
- Pucat dari skala kantung
1 meningkat terpasang
diturunkan ke lebih dari 24
skala 4 cukup jam
menurun
Edukasi
- Kesulitan
- Jelaskan
makan dari
tujuan dan
skala 1
prosedur
meningkat
pemberian
diturunkan ke
nutrisi
skala 4 cukup
parenteral
menurun
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemasangan
akses vena
sentral, jika
perlu
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, dan menilai data yang baru (Rohmah dan Walid, 2008:89).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian degan cara membandingkan perubahan keadaan
pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan (Rohmah dan Walid, 2008:94).
DAFTAR PUSTAKA
American Baby and Child Law Centers (2018). Necrotizing Enterocolitis (NEC)
Kovler, et al. 2020. Precision Based Modeling Approaches for Necrotizing
Enterocolitis. Disease Model and Mechanism
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful.2009. Proses Keperawatan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Triana Ramadhan. 2011. Necrotizing enterocolitis. Vol. 1, No. 4, Agustus 2011–
Oktober 2011