Anda di halaman 1dari 17

Laporan Pendahuluan

Necrotizing Enterocolitis (NEC)

Di Susun Oleh :
Yunita Pangesti
P1337420216095

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2016/2017
Laporan Pendahuluan
Necrotizing Enterocolitis (NEC)

A. Pengertian
Necrotizing enterocolitis adalah penyakit gastrointestinal didapat (akuisita) yang paling
sering pada bayi baru lahir. (Kitterman, 2006: 297).
B. Etiologi
Etiologi NEC hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya
dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik
menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi bakteri. NEC
jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang
mendapat ASI. Bagaimanapun sekali pemberian makanan dimulai, hal itu cukup untuk
menyebabkan proliferasi bakteri yang dapat menembus dinding saluran cerna yang rusak
dan menghasilkan gas hidrogen. Gas tersebut bisa berkumpul dalam dinding saluran
cerna (pneumotosis intestinalis) atau memasuki vena portal. NEC sering dihubungkan
dengan faktor resiko spesifik, antara lain: pemberian susu formula, asfiksia, Intrauterine
Growth Restriction (IUGR), polisitemia / hiperviskositas, pemasangan kateter umbilikal,
gastroskisis, penyakit jantung bawaan, dan mielomeningokel. NEC bisa timbul sebagai
kumpulan penyakit atau penyakit dominan di NICU. Beberapa kumpulan tampaknya
berhubungan dengan organisme spesifik (misalnya Klebsiella, Escherichia coli,
Staphylococcus koagulase-negatif), tetapi sering kuman patogen spesifik tidak diketahui.
C. Patofisiologi
NEC adalah sekunder untuk interaksi yang kompleks dari beberapa faktor,
terutama pada bayi prematur, yang mengakibatkan kerusakan mukosa, akhirnya
mengarah ke iskemia usus dan nekrosis. Cedera mukosa mungkin karena infeksi, isi
intraluminal, imunitas yang belum matang, pelepasan vasokonstriktor, dan mediator
inflamasi. Hilangnya integritas mukosa memungkinkan bagian dari bakteri dan toksin
masuk ke dinding usus dan kemudian ke sirkulasi sistemik, sehingga terjadi respon
inflamasi umum dan sepsis pada NEC berat .
Proses inflamasi di NEC menyebabkan peningkatan aliran darah di segmen usus
yang terkena. bakteri menembus pertahanan mukosa, dan dengan produk metabolism
bakteri terjadi pembentukan gas intramural sepanjang NEC berlangsung, platelet-
activating faktor yang diproduksi oleh sel-sel inflamasi dan bakteri menyebarkan kaskade
inflamasi, terutama sitokin dan komplemen, mengakibatkan ekstensif transmural yang
terlibat terdapat kompromi dari microvasculature seperti iskemik maka terjadi perubahan
jaringan . Akhirnya, dinding usus yang tidak perforasi mengalami nekrosis yang
mungkin begitu parah sehingga peluruhan dinding usus terjadi, mengakibatkan penipisan
dinding usus dan akhirnya perforasi.
D. Manisfestasi Klinis
Bayi dengan NEC mempunyai variasi gejala klinis dan onset bisa secara tersembunyi
maupun tiba-tiba. Onset NEC biasanya muncul pada usia < 2 minggu pertama kelahiran
sampai 3 bulan pada bayi yang berat lahir sangat rendah.
Menurut WHO (2008), tanda-tanda umum pada NEC meliputi :
1. Distensi perut atau adanya nyeri tekan
2. Toleransi minum yang buruk
3. Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa lambung
4. Darah pada feses
5. Tanda-tanda umum gangguan sistemik :
a. Apneu
b. Terus mengantuk atau tidak sadar
c. Demam atau hipotermi
Tanda dan gejala klinis :
1. Gastrointestinal :
a. Makanan intoleransi
b. Perut kembung
c. Perut tegang
d. Emesis
e. Okultisme darah / kotor dalam tinja
f. Perut massa
g. Eritema dinding perut
2. Sistemik :
a. Kelesuan
b. Apnea distress / pernafasan
c. Suhu ketidakstabilan
d. Hipotensi
e. Asidosis
f. Glukosa ketidakstabilan
E. Komplikasi
1. Nekrosis usus luas
2. Infeksi sekunder
3. Sepsis
4. Stiktura usus dengan obstruksi
5. Sindrom usus pendek (setelah suatu reseksi usus yang luas).
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiografik
Ditemukan adanya dilatasi nonspesifik fokal di usus, penebalan dinding abdomen
karena edema, dan pneumatosis intestinalis (gelembung-gelembung gas kecil di dalam
dinding usus).
2. Pemeriksaan laboratorium
Biasanya akan ditemukan leukopenia (hitung sel darah putih total <6000/mm3),
trombositopenia (hitung trombosit <5000/mm3 sebelum pembedahan) dan asidosis
metabolik.
3. Kultur
Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya diperiksa untuk
kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang patogen.
4. Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta hiperkalemia sering
terjadi.
5. Analisa gas darah
Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan respiratorik mungkin
terlihat.
6. Sistem koagulasi
Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening koagulopati lebih lanjut
harus dilakukan. Prothrombin Time memanjang, Partial Thromboplastin
time memanjang, penurunan fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin,
merupakan indikasi terjadinya disseminated intravascular coagulation (DIC).
G. Penatalaksanaan
Prinsip dasar tatalaksana NEC yaitu menatalaksananya sebagai akut abdomen
dengan ancaman terjadi peritonitis septic. Tujuannya adalah untuk mencegah perburukan
penyakit, perporasi intestinal dan syok. Jika NEC terjadi pada kelompok epidemis, para
penderita perlu dipertimbangakan untuk isolasi.
Pengelolaan Dasar :
1. Pasien dipuasakan untuk mengistirahatkan saluran cerna selama 7 – 14 hari.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dasar melalui perenteral total.
2. Lakukan dekompresi lambung atau lakukan section berkelanjutan.
3. Lakukan monitoring ketat pada vital sign dan kondisi abdomen.
4. Lakukan monitoring perdarahan saluran cerna. Periksa semua cairan aspirasi
lambung dan feses, apakah ada perdarahan.
5. Perbaikan kondisi respiratorik sesuai yang dibutuhkan pada keadaan yang
mengarah kepada syok. Penggunaaan inotropik mungkin dibutuhkan untuk menjaga
tekanan darah dalam batas normal.
6. Lakukan monitoring yang ketat terhadap intake dan output cairan. Usahakan
untuk mempertahankan produksi urin 1 -3 mL/Kg/BB/jam.
7. Lepas pemasangaan kateterisasi pada arteri dan vena umbilical dan ganti
dengan kateterisasi arteri dan vena perifer, tergantung dari keparahan penyakit.
8. Lalukan monitoring hasil pemeriksaan laboratorium. Lakukan kultur darah dan
urin sebelum memulai pemberian antibiotic.
9. Berikan antibiotik parentaral selama 10 hari. Mulai dengan pemberian
Ampicilin dan Gentamicin, pada keadaan curiga infeksi stafilokokus tambahkan
Metronidazol atau Climdamicin untuk mengcover kuman anaerob.
10. Lakukan monitoring adanya DIC, tranfusi PRC dan trombosit mungkin juga
diperlukan.
11. Pemantauan pemeriksaan radiografik untuk mendeteksi adanya perforasi usus.
12. Konsul ke bagian bedah.
Penatalaksanaan Bedah :
Pneumoperitonium merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan intervensi bedah.
Indikasi relatif pembedahan yaitu gas vena portal, selulitis dinding abdomen, dilatasi
segmen intestinal yang menetap dilihat dari radiaografi, massa abdomen yang nyeri dan
perubahan kondisi klinis yang refrakter terhadap tatalaksana medis.

Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada penderita NEC adalah :
1. Identitas pasien yang meliputi ; nama, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian dan alamat.
2. Identitas penanggung jawab yang meliputi ; nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, hubungan dengan pasien dan alamat.
3. Keluhan utama
Pasien dengan NEC biasanya mengeluh adanya distensi abdomen.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat dari keluhan utama, berisi tentang penyakit yang sedang dialami
mencakup :
1) Provocatif/Paliatif : Pada pasien NEC biasanya keadaan akan
memburuk jika diberi makan.
2) Qualitas/Quantitas : Kualitas keluhan pasien NEC tergantung pada
tingkat keparahan.
3) Region/radiasi : Pasien NEC akan merasakan keluhan di daerah perut.
4) Skala : Pasien NEC terutama pasien bayi biasanya akan mudah rewel.
5) Timing : Biasanya keluhan dirasakan dalam waktu bertahap.
b. Riwayat kesehatan yang lalu.
Pasien dengan NEC biasanya ditemukan adanya riwayat gangguan pencernaan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit menular ataupun
penyakit keturunan .
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran
1) Prenatal
Menjelaskan tentang bagaimana, keadaan ibu pasien selama hamil, kemana ibu
pasien memeriksakan kehamilan, apakah mendapat suntikan TT dan tablet Fe.
2) Natal
Menjelaskan saat ibu persalinan, jenis persalinan, siapa yang menolong, dan
dimana tempat persalinan. Bagaimana letak bayi waktu lahir dan keadaan bayi
saat lahir (APGAR SKORE). Berat badan dan panjang badan dan terdapat
kelainan atau tidak.
3) Post natal
Menjelaskan apa yang diberikan ibu pasien saat pasien masih bayi, apakah
pasien diberi ASI atau tidak, berapa bulan pasien mendapat ASI eksklusif, MPA
(Makanan Pengganti ASI), apa dan siapa yang merawat tali pusat dan hari
keberapa tali pusat lepas.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien NEC (Lynn & Suwden,2004)
adalah :
1. Resiko infeksi
2. Resiko defisiensi volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan
C. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengatasi
masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. (Rohmah dan
Walid, 2008:75). Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan NEC menurut
NANDA, NIC NOC adalah :
1. Resiko Infeksi

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (Nursing Intervensi Keperawatan


Keperawatan Outcome) (Nursing Intervention
NOC Classification)
NIC
Pada Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infection control
Faktor-faktor Resiko diharapkan infeksi tidak terjadi kriteria - Gunakan sabun untuk
cuci tangan
- Adanya penurunan hasil resiko kontrol :
- Cuci tangan sebelum
imunitas - Indikator dan sesudah tindakan
- Ketidakcukupan - Pengetahuan tentang resiko keperawatan
- Gunakan sarung
pengetahuan untuk - Memonitor faktor resiko dari
tangan sebagai ala
menghindari paparan lingkungan pelindung
patogen - Memonitor faktor resiko dari perilaku - Pertahankan
lingkungan antiseptik
- Penurunan HB (P personal
selama pemasangan
13,5 – 18,0 gr / dl, W - Mengembangkan strategi kontrol resiko
12,0 – 16,0 gr / dl) yang efektif
- Peningkatan leukosit - Mengatur strategi pengontrolan resiko
5000 – 10000 seperti yang dibutuhkan
- Penurunan respon - Berkomitmen dengan strategi kontrol
terhadap peradanagn resiko yang direncanakan
- Ketidakadekuatan - Melaksanakan strategi kontrol resiko
status imun yang dipilih
- Memodifikasi daya imun untuk
mengurangi resiko
- Menghindari paparan yang bisa
mengancam kesehatan
- Berpartisipasi dalam strategi masalah
kesehatan
- Berpartisipasi dalam strategi resiko yang
telah teridentifikasi
- Menggunakan hubungan personal untuk
mengontrol resiko
- Menggunakan dukungan sosial untuk
mengontrol resiko
- Memonitor perubahan status kesehatan
- Mengenali perubahan status kesehatan.

2. Kekurangan volume cairan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan (Nursing Outcoming)
(Nursing intervention classification)
NOC
NIC

Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan FLUID MANAGEMENT


cairan keperawatan diharapkan - Timbang popok/pembalut jika
Tanda & Gejala keseimbangan cairan klien diperlukan
- Kelemahan terpenuhi - Pertahankan catatan intake dan
- Haus Kriteria hasil : output yang akurat
- Penurunan Fluid balance - Pasang urin kateter jika
turgor kulit/lidah Indikator diperlukan
- Membrane - Tekanan darah dalam - Monitor status hidrasi
mukosa/kulit kering batas yang diharapkan (kelembaban membrane mukosa, nadi
- Takikardia, - Rata-rata tekanan adekuat, tekanan darah ortostatik) jika
penurunan tekanan arteri dalam batas yang diperlukan
darah, penurunan diharapkan - Monitor hasil lab yang sesuai
volume/ tekanan - Tekanan vena central dengan retensi cairan (BUN,
nadi dalam batas yang - Monitor status hemodinamik
- Pengisian v diharapkan termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
ena menurun - Nadi perifer teraba - Monitor vital sign
- Perubahan jelas - Monitor indikasi retensi/
status mental - Tidak ada hypotensi kelebihan cairan (orades, CVP, edema,
- Konsentrasi ortostatik distensi vena leher, asites)
urin meningkat - Intake dan output 24 - Monitor berat pasien sebelum
- Temperature jam seimbang dan setelah dianalisis, kaji lokasi dan
tubuh meningkat - Tidak ada suara luas edema
- Hematokrit nafas tambahan - Monitor masukan
meninggi - Berat badan stabil makanan/cairan dan hitung intake kalori
- Kehilangan tidak ada asites harian
berat badan seketika - Svp tidak tampak - Lakukan terapi IV
(kecuali pada third - Tidak terdapat edema - Monitor status nutrisi
spacing) perifer - Berikan cairan
- Tidak ada sunken- - Berikan diuretik sesuai instruksi
Berhubungan eyes - Berikan cairan IV pada suhu
dengan - Pusing tidak ada ruangan
- Kehilangan - Tidak terdapat haus - Dorong masukan oral, berikan
volume cairan abnormal pengobatan nasogatrik sesuai dosis
secara aktif - Hidrasi kulit - Dorong keluarga untuk
- Kegagalan - Membrane mukosa membantu pasien makan
mekanisme lembab - Tawarkan snack (jus buah segar)
pengaturan - Elektrolit serum
dalam batas normal
- Hematokrit dalam
batas normal
- Tidak terdapat
endapan urin

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


Hasil
Keperawatan (Nursing Intervention Classification)
(Nursing Outcome)
NIC
NOC

Perubahan Nutrisi Setelah dilakukan NUTRITIONALMANAGEMENT (manajemen


Kurang Dari tindakan nutrisi)
Kebutuhan Tubuh keperawatan di - Kaji adanya alergi makanan
Tanda dan Gejala harapkan klien - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Berat badan dapat terpenuhi menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
20% atau lebih di kebutuhan nutrisi butuhkan pasien
bawah ideal nya - Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Dilaporkan Kriteria hasil : intake Fe
adanya intake - Intake zat - Anjurkan pasien untuk meningkatkan
makanan yang gizi (nutrient) protein dan vitamin C
kurang dari RDA - Intake - Berikan substansi gula
(Recommended makana dan cairan - Yakinkan diet yang dimakan
Daily Abdomance) - Energi mengandung tinggi serat untuk mencegah
- Membran - Masa tubuh konstipasi
mukosa dan - Berat badan - Berikan makanan yang terpilih (sudah di
konjungtiva pucat - Ukuran konsultasikan dengan ahli gizi)
- Kelemahan kebutuhan nutrisi - Anjurkan pasien bagaimana membuat
otot yang digunakan secara biokimia catatan makanan harian
untuk menelan / Keterangan : - Monitor jumlah nutrisi dan kandunga
mengunyah 1. Keluhan kalori
- Luka,inflamas ekstrim - Berikan informasi tentang kehbutuhan
i pada rongga mulut 2. Keluhan berat nutrisi
- Mudah merasa 3. Keluhan - Kaji kemampuan pasien untuk
kenyang sesak sedang mendapatkan nutrisi yang di butuhkan
setelah mengunyah 4. Keluhan Nutritional Monitoring
makanan ringan - BB pasien dalam batas normal
- Dilaporkan 5. Tidak ada - Monitor adanya penurunan berat badan
atau fakta adanya keluhan - Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
fakta kekurangan biasa dilakukan
makanan - Monitor interaksi anak atau orag tua
- Dilaporkan selama makan
adanya perubahan - Monitor lingkungan selama makan
sensasi rasa - Jadwalkan pengobatan dan tindakan
- Perasaan tidak selama jam makan
ketidak mampuan - Monitor kulit kering dan perubahan
untuk mengunyah pigmentasi
makanan - Monitor turgor kulit
- Miskonsepsi - Monitor kekeringan rambut kusam dan
- Kehilangan mudah patah
berat badan dengan - Monitor mual dan muntah
makanan cukup - Monitor kadar albumin total protein HB
- Keenceran dan kadar HR
untuk makan - Monitor makanan kesukaan
- Kram pada - Monitor pertumbuhan dan
abdomen tonus otot perkembangan
jetik - Monitor pucat,kemerahan dan
- Nyeri kekeringan konjungtiva
abdominal dengan - Monitor kalori dan intake nutrisi
atau tanpa patologi - Catat adanya
- Kurang edema,hiperemik,hipertonik dan cavitas oral
berminat terhadapa - Catat jika lidah berwarna magenta,
makanan scarlet
- Pembuluh
darah kapiler mulai
rapuh
- Diare dan
ataustomachache
- Kehilangan
rambut yang cukup
banyak (rontok) ,
Suara usus hiperaktif
- Kurangnya
informasi / miskin
informasi
Berhubungan dengan
:
- Ketidak
mampuan memakan
atau menerima
makanan dan
mengabsorpsi sel-sel
gizi berhubungan
dengan factor
biologis,psikologis
atau ekonomi

4. Inefektif perfusi jaringan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

(Nursing Outcome) (Nursing intervention


Classification)
NOC NIC

Inefektif perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan INTRACRANIAL PRESSURE


( Cerebral, gastrointestinal, keperawatan di harapkan MONITORING
kardiopulmonal, cerebral, perfusi jaringan cerebral
periffer ) efektif. - Catat respon pasien
terhadap stimulasi
Tanda dan gejala: Kriteria hasil :
- Monitor TIK pasien dan
Circulation status respon neurologi pasien terhdap
aktivitas
kardiopulmonal Indicator :
- Monitor intake dan
- Perubahan frekuensi - Tekanan darah sistol output cairan
respirasi di luar batas dalam rentang yang
parameter diharapkan - Restrain pasien jika perlu

- Penggunaan otot - Tekanan drah - Monitor suhu dan angka


pernapasan tambahan diastole dalam batas yang WSC
diharapkan
- Kapiler refisi > 3 - Kolaborasi pemberian
detik - Tekanan nadi dalam anti biotic
rentang yang diharapkan
- Abnormal gas darah - Minimalkan stimulasi
arteri - Rata – rata tekanan dari lingkungan
darah dalam rentang yang
- Perasaan inpending diharapakan - Tentukan faktor- faktor
doom ( takdir terancam ) yang berhubungan dengan
- Tekanan vena sebtral penyebab
- Bronkospasme dalam rentang yang
diharapkan - Pantau status neurologis
- Dispnea sesering mungkin dan
- Aritnea - Hipotensi ortostatik bandingkan dengan keadaan
tidak muncul normal
- Hidung kemerahan
- Heart rate dalam - Pantau TTV
- Retaksi dada rentang yang duharapkan
- Evaluasi pupil, catat
- Nyeri dada - Sura jantung ukuran, bentuk, kesamaan, dan
abnormal tidak muncul reaksi terhadap cahaya
renal
- Angina tidak muncul - Letakan kepala pada
- Perubahan tekana
posisi agak ditinggikan dan
darah di luar batas - Gas darah dalam dalan posisi anatomis
parameter rentang yang diharapkan
- Pertahankan keadaan
- Hematuria - Perbandingan tirah baring
oksigen arteri vena dalam
- Oliguria atau Anuria rentang yang diharapkan - Catat perubahan dalam
penglihatan, seperti adanya
- Elevasi atau - Suara nafas kebutaan, persamaan, gangguan
penurunan BUN atau rasio tambahan tidak muncul lapang pandang atau kedalaman
kreatinin persepsi
- Intake dan output 24
gastrointestinal jam seimbang - Kail rigiditas, kedutan,
- Bising usus - Perfusi jaringan kegelisaan yang meningkat, peka
Hipoaktif atau tidak ada periffer rangsang dan serangan kejang

- Nausea - Nadi periffer teraba - Beri obat sesuai medikasi


kuat - Pabtau pemeriksaan
- Distenal abdomen
- Nadi periffer laboratoriun sesuai indikasi
- Nyeri abdomen atau simetris seperti masa, protrombin dan
tidak terasa lunak kadar dilantin.
- Pembesran
Periffer pembuluh darah tidak ada
- Edema - JVP tigak tampak
- Tanda homan’s positi - Edema periffer tidak
f muncul
- Perubahan - Asites tidak muncul
karakteristik kulit ( rambut,
kuku, kelembapan ) denyut - Status kognitif dalan
nadi rentang yang diharapkan

- Lemah atau tidak ada - Kelemahan extrim


tidak ada
- Diskolorisasi kulit

- Perubahan suhu kulit


Keterangan :
- Perubahan sensual
1. Keluhan ekstrim
- Kebiru – biruan
2. Keluhan berat
- Tekanan darah di
extremitas 3. Keluhan sedang

- Bruit 4. Keluhan ringan

- Pultrasi arteri 5. Tidak ada keluhan


berkurang

- Warna kulit pucat


pada elevail warna tidak
kembali pada penurunan
kaki

Cerebral

- Abnormalitas bicara

- Kelemahan
extremitas

- Paralisis perubahan
status mental

- Perubahan pada
respon motorik

- Perubahan reaksi
pupil

- Kesulitan untuk
menelan

- Perubahan kebiasaan

Berhubungan dengan :

- Hipovolemia

Hipervolemia

Aliran arteri terputus

- Aliran vena terputus

- Hipoventilasi

- Reduksi mekanik
pada vena dan atau aliran
darah arteri

- Kerusakan transport
oksigen melalui alveolar
dan atau membran kapiler

- Keracunan enzim

- Perubahan avimitas
atau ikatan oksigen dengan
Hb

- Penurunan
konsentrasi Hb dalam darah

D. Implementasi
Pelaksanaan adalah rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data
yang baru. (Rohmah dan Walid, 2008:89)
E. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian degan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil
yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
(Rohmah dan Walid, 2008:94)
DAFTAR PUSTAKA

Doengus, E. Marilynn et al.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Efendi, Nasrul. 2000. Pengantar Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful.2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Watson, Roger.2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai