1.Devenisi
Necrotizing enterocolitis (NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah suatu kondisi abdomen akut
yang umum terlibat pada periode neonatal. “Necrotizing”berarti kematian jaringan. “entero”
mengacu pada usus kecil, “colo” ke usus besar, dan “itis” berarti peradangan
.Enterokolitis Nekrotikans ( EKN ) adalah penyakit gastrointestinal didapat (akuisita) yang paling
sering pada bayi baru lahir (Kitterman,2006 ; 297).
EKN merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi pada bayi baru lahir, kejadianya lebih
banyak terjadi pada bayi prematur. EKN artinya entero adalah usus kecil, colitis adalah infeksi dan
peradangan pada ususu besar (kolon); nekrotisans adalah kerusakan dan kematian sel-sel
2. ETIOLOGI
Penyakit ini paling sering muncul pada neonatus yang sakit dan merupakan kedaruratan
bedah yang paling sering terjadi diantara bayi baru lahir. Skala penyakitnya berbeda-
beda, dari yang rendah (dapat sembuh sendiri) sampai berat (inflamasi dan nekrosis
menyebar pada lapisan mukosa dan submukosa usus).
Penyebab utama terjadinya necrotizing enterocolitis (NEC) yaitu :
1. Iskemi pada saluran intestinal
2. Kolonisasi bakteri pada intestine
3. Pemberian susu formula
4. Gangguan pertahanan pada host (sistem imun masih lemah).
Iskemia dan agen infeksi merupakan faktor predisposisi awal terjadinya NEC, faktor
lainnya seperti mediator inflamasi (sitoksin), radikal bebas, produk fermentasi bakteri
dan toksin, diduga memperparah proses penyakit.
3.PATOFISIOLOGI
NEC adalah sekunder untuk interaksi yang kompleks dari beberapa faktor, terutama
pada bayi prematur, yang mengakibatkan kerusakan mukosa, akhirnya mengarah ke
iskemia usus dan nekrosis. Cedera mukosa mungkin karena infeksi, isi intraluminal,
imunitas yang belum matang, pelepasan vasokonstriktor, dan mediator inflamasi.
Hilangnya integritas mukosa memungkinkan bagian dari bakteri dan toksin masuk ke
dinding usus dan kemudian ke sirkulasi sistemik, sehingga terjadi respon inflamasi
umum dan sepsis pada NEC berat.
NEC merupakan hasil akhir dari suatu rentetan interaksi yang terjadi bersamaan antara
perusakan mukosa usus oleh berbagai faktor (iskemi, infeksi) dan reaksi penjamu
terhadap perusakan tersebut ( sirkulasi, imonologi, dan inflasi).
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Distensi abdomen, temuan yang paling lazim, biasanya merupakan tanda yang
menjadi keluhan utama.
b. Residu gastrik menunjukkan intoleransi pemberian makanan dan khususnya
mengkhawatirkan jika residu gastrik tersebut terwarna oleh empedu atau mengalami
peningkatan volume secara progresif.
c. Darah dalam feses merupakan hal yang lazim, pada kasus EKN yang lebih fulmian,
terjadi feses berdarah makroskopik.
d. Eritema dinding abdomen mengindikasikan peritonitis dan dapat ditemukan pada
bayi yang pada mulanya tidak tampak sakit berat, khususnya bayi2 yang sangat
prematur dengan dinding abdomen tipis.
e. Letargi dapat menjadi tampilan awal
f. Intoleransi karbohidrat,yang dimanifestasikan dengan berkurangnya substansi di
dalam feses, meskipun jumlah yang kecil dapat merupakan temuan normal pada bayi
yang meminum asi.
Menurut WHO tanda-tanda umum pada NEC meliputi :
a. Distensi perut atau adanya nyeri tekan
b. Toleransi minum yang buruk
c. Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa lambung
d. Darah pada feses
e. Tanda-tanda umum gangguan sistemik : - Apneu
- Terus mengantuk atau tidak sadar
- Demam atau Hipotermi
Tanda dan gejala klinis :
Gastrointestinal : - Makanan intoleransi
- Perut kembung
- Perut tegang
- Emesis
- Okutisme darah/ kotor dalam tinja
- Perut massa
- Eritema dinding perut
Lanjutan
Sistemik : - Kelesuan
- Apnea distres/pernafasan
- Suhu ketidak stabilan
- Hipotensi
- Asidosis
- Glukoa ketidak stabilan
- DIC
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
1. Darah lengkap dan hitung jenis
Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat, teombositopenia sering
terlihat, 50 % kasus terbukti NEC,jumlah platelet< 50.000uL.
2. Kultur
Specimen darah,urin, feses, dan cairan cerebrospinal sebaiknya diperiksa untuk
kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang patogen.
3. Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta hiperkalemia sering
terjadi.
4. Analisa gas darah
Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan respiratorikmungkin
terlihat
5. Sistem koagulasi
Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening koagulopati lebih lanjut
harus dilakukan.
Lanjutan
Foto polos abdomen adalah modalitas pilihan saat ini untuk evaluasi neonatus diduga
memiliki NEC. Waktu tindak lanjut foto polos abdomen tergantung pada keparahan dari
NEC dan dapat bervariasi 6-24 jam. Namun foto polos abdomen dapat juga diperlukan
pada setiap saat kemerosotan klinis akut
.
6. PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar tatalaksana NEC yaitu menatalaksananya sebagai akut abdomen dengan ancaman
terjadi peritonitis septic. Tujuannya adalah untuk mencegah perburukan penyakit, perporasi
intestinal dan syok. Jika NEC terjadi pada kelompok epidermis , para penderita perlu
dipertimbangkan untuk isolasi.
1. Pengelolaan dasar :
a. Dihentikannya minum oral
b. Pemberian cairan intra vena
c. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit hisapan nasogastrik
d. Memberi antibiotik sistemik
e. Waspadai adanya distensi (ukur lingkar perut, isi gaster sebelum memberi minum,
mendengarkan adanya bising usus)
f. Observasi TTV, jangan mengukur suhu rectal karena bahaya perforasi
g. Cegah Nosokomial
h. Penuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi
i. Antibiotik
J.ASI
k. Waspadai komplikasi seperti septikimia, hipoglikemia
Lanjutan
2. Pembedahan
1. I. Pengkajian
2. a. Identitas pasien
3. b. Identitas penanggung jawab
4. c. Keluhan utama, pasien EKN biasanya mengeluh adanya distensi abdomen
5. d. 1. Riwayat kesehatan sekarang ;
6. a. provocatif/paliatif : pada pasien EKN biasanya keadaan akan memburuk jika
7. diberi makan
8. b. Qualitas/quantitas : kualitas keluhan pasien EKN tergantung pada tingkat
9. keparahan
10. c. Region/radiasi : pasien akan merasakan keluhan didaerah perut
11. d. Skala : pasien EKN terutama pasien bayi biasanya akan mudah rewel
12. e. Timing : Biasanya keluhan dirasakan dalam waktu bertahap
13.
d.2. Riwayat kesehatan yang lalu :
Pasien dengan EKN biasanya ditemukan adanya riwayat gangguan pencernaan
d.3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit menular ataupun
penyakit keturunan.
d.4. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
Menjelaskan tentang bagaimana , keadaan ibu pasien selama hamil, kemana ibu
pasien memeriksakan kehamilan, apakah mendapatkan suntikan TT dan tablet Fe.
b. Natal
Menjelaskan saat ibu persalinan , jenis persalinan, siapa yang menolong, dan di
mana tempat persalinan, bagaimana letak bayi, waktu lahir, dan keadaan bayi saat
lahir ( APGAR SCORE), berat badan dan panjang badan dan terdapat kelainan atau
tidak.
Lanjutan
c. Post Natal
Menjelaskan apa yang diberikan ibu pasien saat pasien masih bayi, apakah pasien diberi
ASI atau tidak, berapa bulan pasien mendapat ASI eksklusif, MPA (makanan pengganti
ASI), apa dan siapa yang merawat tali pusar, dan berapa hari tali puar lepas.
d. Riwayat Imuniasi
Menerangkan status Imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulang
(booster).
e. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Status ini dapat dilihat dari KMS dan pemeriksaan lingkar kepala, TB, BB, LL.
f. Pemeriksaan fisik
Menilai keadaan umum meliputi keadaan sakit pasien, tingkat kesadaran, TTV. Pasien
EKN mungkin Letalurgi dapat menjadi tampilan awal
g. Pemeriksaan Sistemik :
1. Sistem pernafasan
Pasien EKN mungkin ditemukannya apnea
2. Sistem Cardiovaskuler
Pasien EKN mungkin akan ditemukan bradikardi, serta perifer yang buruk.
Lanjutan
3. Sistem Pencernaan
Pasien EKN ditemukan adanya distensi abdomen, bunyi usus yang kemungkinan tidak
ada , edema didaerah abdomen dan darah didalam feses.
4. Sistem Integumen
Pasien EKN mungkin ditemukana adanya eritema pada dinding abdomen serta suhu
badan yang tidak stabil.
5. Sistem Neurosensori
Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan kondisi letargi.
6. Sistem Endokrin
Pada pasien dengan EKN mungkin akan ditemukan adanya hipoglikemi.
7. Sistem Genitourinarius
Pada pasien dengan EKN biasanya tidak ditemukan adanya gangguan dalam sistem ini.
8. Aktifitas sehari-hari
Aktifitas sehari-hari yang perlu dikaji meliputi :
- Nutrisi (pasien EKN biasanya mengalami penurunan pola makan)
- Eleminasi (mungkin akan ditemukan darah dalam feses pada pasien EKN),.
- Pola istirahat/tidur, personal hygiene serta pola aktifitas sebelum dan selama sakit.
Lanjutan
9. Aspek Psikologis
Perlu diketahui dampak hospitalisasi anak terhadap orang tua pasien.
10. Aspek Sosial
Perlu dikaji status pasien dalam keluarga, hubungan pasien dengan lingkungannya
yang akan dipengaruhi oleh aspek psikologis sebagai dampak dari penyakit yang
dideritanya.