Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

VOMITUS

NAMA : Eka Anggita Febrianti


NIM : 19020020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2020
LAPORAN PENDAHULUAN VOMITUS (MUNTAH)

A. Pengertian
Muntah adalah suatau refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat
muntah di medulla oblongata otak. Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara
eksklusif melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot- otot perut. Perlu
dibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun refluesophagus. Regurgitasi
adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat gerakan peristaltic
esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk dikunyah
kemudian ditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi
lambung kedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh
hipotoni spingter eshopagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan
esophagus dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang lambat.

B. Etiologi
Muntah adalah gejala dari berbagai macam penyakit, maka evaluasi diagnosis
mutah tergantung pada deferensial diagnosis yang dibuat berdasarkan faktor
lokasi stimulus, umur dan gejala gastrointestinal yang lain. Kelainan anatomik
kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering terlihat pada periode
neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai penyebab mutah
lebih sering terjadi dengan meningkatnya umur."ntoleransi makanan, perilaku
menolak makanan dengan atau tanpa mutah sering merupakan gejala dari
penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan neuromotor.
Penyebab muntah bisa karena
1. Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat
keseimbangan
2. Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme seperti kelainan
metabolisme karbohidrat galaktosemia dan sebagainya', kelainan metabolisme
asam amino(asam organic &misalnya gangguan siklus urea dan
fenilketonuria' ).
3. Gangguan pada system syaraf (neurologic)' bisa karena gangguan pada
struktur (misalnya hidrosefalus) adanya infeksi (misalnya meningitis dan
ensefalitis) maupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf oleh
asiodosis dan hasil samping metabolisme lainnya)
4. .Masalah sensitifitas
5. Keracunan makanan atau Toksin di saluran pencernaan
6. Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang mencari
perhatian dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan
jari telunjuknya. Penyakit gastroenteritis akut merupakan penyebab muntah
yang paling sering terjadi pada anak-anak. Pada kondisi ini, muntah biasanya
terjadi bersama-sama dengan diare dan rasa sakit pada perut. Pada umumnya
disebabkan oleh virus dan bakteri patogen. virus utama penyebab muntah
adalah rotavirus, sementara bakteri patogen mencakup Salmonella, Shigella,
campylobacter dan Escherichia coli.

C. Tanda dan Gejala/ Manifestasi Klinik


Tanda dan gejala vomiting atau Muntah antara lain
1. Keringat dingin
2. Suhu tubuh yang meningkat
3. Mual
4. Nyeri perut
5. Akral teraba dingin
6. Wajah pucat
7. Terasa tekanan yang kuat pada abdomen dan dada
8. Pengeluaran saliva yang meningkat
9. Bisa disertai dengan pusing

D. Patofisiologi
Impuls- impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan
simpatis. Impuls- impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul
sebagai respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang
sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan
muntah. Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai
rangsangan yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan. Proses
muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu
1. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat
rangsangan pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh
retching atau muntah.
2. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic
dengan glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan
diafragma sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
3. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai
dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya
diafragma disertai dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini,
pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut
terbuka.
F. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium
1. Darah lengkap
2. Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami
dehidrasi.
3. Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya
infeksi atau kelainan saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.
4. Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai
gastroenteritis atau infeksi parasit.
b. Ultrasonografi
Dilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua
pertiga bayi akan memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan
pemeriksaan barium meal.
c.  Foto polos abdomen
a) Posisi supine dan left lateral decubitus digunakan untuk mendeteksi
malformasi anatomik kongenital atau adanya obstruksi.
b) Gambaran air-fluid levels menandakan adanya obstruksi tetapi tanda
ini tidak spesifik karena dapat ditemukan pada gastroenteritis
c) Gambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di bawah
diafragma menandakan adanya perforasi.
d. Barium meal
Tindakan ini menggunakan kontras yang nonionik, iso-osmolar, serta
larut air. Dilakukan bila curiga adanya kelainan anatomis dan atau
keadaan yang menyebabkan obstruksi pada pengeluaran gaster.
e. Barium enema
Untuk mendeteksi obstrusi usus bagian bawah dan bisa sebagai terapi pada
intususepsi.

G.  Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi
keadaan hipovolemi dan gangguan elektrolit. Pada penyakit gastroenteritis akut
dengan muntah, obat rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi
dehidrasi. Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan
awalnya adalah dengan tidak memberikan makanan secara peroral serta
memasang nasogastic tube yang dihubungkan dengan intermittent suction. Pada
keadaan ini memerlukan konsultasi dengan bagian bedah untuk penatalaksanaan
lebih lanjut. Pengobatan muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah yang
dapat diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui
penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak
dengan gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal
yang merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS),
apendisitis, batu ginjal, obstruksi usus, dan peningkatan tekanan intrakranial.
Hanya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif,
misalnya pada mabuk perjalanan (motion sickness), mual dan muntah pasca
operasi, kemoterapi kanker, muntah siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas
saluran gastrointestinal.

H. Komplikasi
a. Kehilangan cairan tubuh/elektronik sehingga dapat menyebabkan dehidrasi
dan alkaliosis.
b. Karena tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis.
c. Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjantan
(shock).
d. Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot dinding perut,
pendarahan konjungtiva, rupture esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi
muntah, jahitan bisa terlepas pada penderita pasca operasi dan timbul
pendarahan.
I. Pengkajian
1. Identitas
2. umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
3. Riwayat kesehatan
4. Keluhan utama &keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian',
mual,muntah
5. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien
saatmasuk rumah sakit).
6. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh pasien) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat
penyakit yang sama atau penyakit lainyang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak').
7. Pemeriksaan fisik (tanda-tanda vital sign, tanda-tanda dehidrasi &turgor
kulit, mukosa mulut kering, kelopak mata cekung, produksi urine berkurang,
tanda- tanda shock Penurunan berat badan). Pemeriksaan Penunjangang,
Pemeriksaan laboratorium, analisis urine dan darah foto polos abdomen
maupun dengan kontrasc.

J. Masalah Yang lazim muncul pada klien


1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
absorbsi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d hipovolemia

K. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


keperawatan

1 Defisit volume cairan NOC: Fluid management


b/d kehilangan cairan   Fluid balance          Timbang popok/pembalut
aktif   Hydration jika diperlukan
  Nutritional Status : Food          Pertahankan catatan intake
and Fluid Intake dan output yang akurat
Kriteria Hasil :          Monitor status hidrasi
  Mempertahankan urine ( kelembaban membran mukosa,
output sesuai dengan nadi adekuat, tekanan darah
usia dan BB, BJ urine ortostatik ), jika diperlukan
normal, HT normal          Monitor vital sign
  Tekanan darah, nadi,         Monitor masukan makanan /
suhu tubuh dalam batas cairan dan hitung intake kalori
normal harian
  Tidak ada tanda tanda          Kolaborasikan pemberian
dehidrasi, Elastisitas cairan IV
turgor kulit baik,          Monitor status nutrisi
membran mukosa          Dorong masukan oral
lembab, tidak ada rasa          Berikan penggantian
haus yang berlebihan nesogatrik sesuai output
         Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
         Tawarkan snack ( jus buah,
buah segar )
         Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul meburuk
         Atur kemungkinan tranfusi
         Persiapan untuk tranfusi

2 Ketidakseimbangn NOC : Nutrition Management


nutrisi kurang dari   Nutritional Status : food   Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b/d and Fluid Intake   Kolaborasi dengan ahli gizi
gangguan absorbsi Kriteria Hasil : untuk menentukan jumlah kalori
  Adanya peningkatan dan nutrisi yang dibutuhkan
berat badan sesuai pasien.
dengan tujuan   Anjurkan pasien untuk
  Berat badan ideal sesuai meningkatkan intake Fe
dengan tinggi badan   Anjurkan pasien untuk
  Mampu mengidentifikasi meningkatkan protein dan
kebutuhan nutrisi vitamin C
  Tidak ada tanda tanda   Berikan substansi gula
malnutrisi   Yakinkan diet yang dimakan
  Tidak terjadi penurunan mengandung tinggi serat untuk
berat badan yang berarti mencegah konstipasi
  Berikan makanan yang terpilih (
sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
  Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
  Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
  Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
  Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
  BB pasien dalam batas normal
  Monitor adanya penurunan berat
badan
  Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
  Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
  Monitor lingkungan selama
makan
  Jadwalkan pengobatan  dan
tindakan tidak selama jam
makan
  Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
  Monitor turgor kulit
  Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
  Monitor mual dan muntah
  Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
  Monitor makanan kesukaan
  Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
  Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
  Monitor kalori dan intake
nuntrisi
  Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
  Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

3 Ketidakefektifan NOC : NIC :


perfusi jaringan b/d Circulation status Peripheral Sensation
hipovolemia Tissue Prefusion : cerebral Management (Manajemen
sensasi perifer)
Kriteria Hasil :   Monitor adanya daerah tertentu
mendemonstrasikan status yang hanya peka terhadap
sirkulasi yang ditandai panas/dingin/tajam/tumpul
dengan :   Monitor adanya paretese
  Tekanan systole   Instruksikan keluarga untuk
dandiastole dalam mengobservasi kulit jika ada lsi
rentang yang atau laserasi
diharapkan   Gunakan sarun tangan untuk
  Tidak ada proteksi
ortostatikhipertensi   Batasi gerakan pada kepala,
  Tidk ada tanda tanda leher dan punggung
peningkatan tekanan   Monitor kemampuan BAB
intrakranial (tidak lebih   Kolaborasi pemberian analgetik
dari 15 mmHg)   Monitor adanya tromboplebitis
mendemonstrasikan   Diskusikan menganai penyebab
kemampuan kognitif perubahansensasi
yang ditandai dengan:
  berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai dengan
kemampuan
  menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
  memproses informasi
  membuat keputusan
dengan benar
menunjukkan fungsi sensori
motori cranial yang utuh
: tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada
gerakan gerakan
involunter
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Deddy Satriya. Muntah pada anak. Di sunting dan di terbitkan Klinik Dr.

Rocky™. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad/ FK-UNRI.

Pekanbaru

Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Muntah pada bayi dan anak dalam kapita selekta

gastroenterologi anak. CV. Sagung Seto. Jakarta

http://rinimustikasari.blogspot.com/2009/11/muntah-pada-bayi-dan-anak.html

diakses pada tanggal 27 oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai