Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An. M DENGAN VOMITUS DI RUANG MAWAR


RUMAH SAKIT PALANG MERAH BOGOR

Dosen Pembimbing :
Ita Pursitasari, S.Kep Ners, MKep.Sp.An

Disusun oleh :

INDRIAN CHARMENITA
NIM. P17320319024

Tingkat : 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN PRODI KEPERAWATAN BOGOR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
VOMITUS

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian Vomitus
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung
yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan
abdomen (Markum : 1991).
Muntah merupakan keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung
(Depkes R.I, 1994).
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut
dengan bantuan kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi,
ruminasi,ataupun refluesophagus. Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan
Kembali ke mulut akibat gerakan peristaltic esophagus, ruminasi adalah
pengeluaran makanan secara sadar untuk dikunyah kemudian ditelan kembali.
Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi lambung kedalam esophagus
dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter eshopagus bagian
bawah, posisi abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau pengosongan isi
lambung yang lambat. Pada masa anak, terutama masa neonatal, muntah jarang
terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi
terhadap kemungkinan adanya gangguan. Muntah adalah suatau refleks kompleks
yang diperantarai olehp usat muntah di medulla oblongata otak.

2. Etiologi Vomitus
Muntah adalah gejala dari berbagai macam penyakit, maka evaluasi
diagnosis mutah tergantung pada deferensial diagnosis yang dibuat berdasarkan
faktor lokasi stimulus, umur dan gejala gastrointestinal yang lain. Kelainan
anatomik kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering terlihat pada
periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai penyebab
mutah lebih sering terjadi dengan meningkatnya umur.Intoleransi makanan,
perilaku menolak makanan dengan atau tanpa mutah sering merupakan gejala dari
penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan neuromotor.
Penyebab muntah bisa karena :
1. Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat keseimbangan
2. Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme seperti kelainan metabolisme
karbohidrat (galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme asam
amino/asam organic (misalnya gangguan siklus urea dan fenilketonuria)
3. Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur
(misalnya hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis),
maupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil
samping metabolisme lainnya)
4. Masalah sensitifitas
5. Keracunan makanan atau Toksin di saluran pencernaan
6. Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang mencari
perhatian dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan
jari telunjuknya.
Penyakit gastroenteritis akut merupakan penyebab muntah yang paling sering
terjadi pada anak-anak. Pada kondisi ini, muntah biasanya terjadi bersama-
sama dengan diare dan rasa sakit pada perut. Pada umumnya disebabkan oleh
virus dan bakteri patogen. Virus utama penyebab muntah adalah rotavirus,
sementara bakteri patogen mencakup Salmonella, Shigella, Campylobacter dan
Escherichia coli

3. Tanda dan Gejala Vomitus


Tanda dan gejala Vomiting atau Muntah antara lain:
1. Keringat dingin
2. Suhu tubuh yang meningkat
3. Mual
4. Nyeri perut
5. Akral teraba dingin
6. Wajah pucat
7. Terasa tekanan yang kuat pada abdomen dan dada
8. Pengeluaran saliva yang meningkat
9. Bisa disertai dengan pusing

4. Patofisiologi Vomitus
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan
simpatis. Impuls- impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul
sebagai respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang
sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan
muntah.
Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan
yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.
Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :
a. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat
rangsangan pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh
retching atau muntah.
b. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic
dengan glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan
diafragma sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
c. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai
dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya
diafragma disertai dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini,
pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut
terbuka
5. Pathway Vomitus

Faktorma Faktorinf Faktormalab


kanan eksi sorbsi

Masalahdala
m usus
Infeksi usus Makanantid
halus akdiserap
oleh usus
Mencapai
usus halus

Peningkatant
Malabsorbsimak ekananosmot
Peningkatanl anan dan cairan ik
unen usus

VOMITUS

Output cairan Mual, muntah Refleksototdindingp


dan elektrolit erutmeningkat
berlebih

Tubuh Intake tidak adekuat Nyeri


Dehidrasi
kehilanganc
airan

defisit Penurunan
cairan intrasel Deficit nutrisi
volume
cairan

hipertermia
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Darah lengkap
b) Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami
dehidrasi.
c) Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya
infeksi atau kelainan saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.
d) Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai
adanya penyakit metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik
berulang yang tidak jelas penyebabnya.
e) Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkan
kemungkinan defek pada siklus urea.
f) Faal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila
dicurigai ke arah penyakit hati.
g) Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut.
Kadar lipase serum lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi
selama beberapa hari setelah serangan akut.
h) Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai
gastroenteritis atau infeksi parasit.
2. Ultrasonografi
Dilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua
pertiga bayi akan memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan
pemeriksaan barium meal.
3. Foto polos abdomen
a) Posisi supine dan left lateral decubitus digunakan untuk mendeteksi
malformasi anatomik kongenital atau adanya obstruksi.
b) Gambaran air-fluid levels menandakan adanya obstruksi tetapi tanda ini
tidak spesifik karena dapat ditemukan pada gastroenteritis
c) Gambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di bawah
diafragma menandakan adanya perforasi.
4. Barium meal
Tindakan ini menggunakan kontras yang nonionik, iso-osmolar, serta larut air.
Dilakukan bila curiga adanya kelainan anatomis dan atau keadaan yang
menyebabkan obstruksi pada pengeluaran gaster.
5. Barium enema
Untuk mendeteksi obstrusi usus bagian bawah dan bisa sebagai terapi pada
intususepsi.

7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi
keadaan hipovolemi dan gangguan elektrolit. Pada penyakit gastroenteritis akut
dengan muntah, obat rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi
dehidrasi.
Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya
adalah dengan tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang
nasogastic tube yang dihubungkan dengan intermittent suction. Pada keadaan ini
memerlukan konsultasi dengan bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
Pengobatan muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah yang dapat
diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui
penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak
dengan gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal
yang merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS),
apendisitis, batu ginjal, obstruksi usus, dan peningkatan tekanan intrakranial.
Hanya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif,
misalnya pada mabuk perjalanan (motion sickness), mual dan muntah pasca
operasi, kemoterapi kanker, muntah siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas
saluran gastrointestinal.
Terapi farmakologis muntah pada bayi dan anak adalah sebagai berikut :

1. Antagonis dopamin
Tidak diperlukan pada muntah akut disebabkan infeksi gastrointestinal karena
biasanya merupakan self limited. Obat-obatan antiemetik biasanya diperlukan
pada muntah pasca operasi, mabuk perjalanan, muntah yang disebabkan oleh
obat-obatan sitotoksik, dan penyakit refluks gastroesofageal. Contohnya
Metoklopramid dengan dosis pada bayi 0.1 mg/kgBB/kali PO 3-4 kali per hari.
Pasca operasi 0.25 mg/kgBB per dosis IV 3-4 kali/hari bila perlu. Dosis
maksimal pada bayi 0.75 mg/kgBB/hari. Akan tetapi obat ini sekarang sudah
jarang digunakan karena mempunyai efek ekstrapiramidal seperti reaksi
distonia dan diskinetik serta krisis okulonergik.

Domperidon adalah obat pilihan yang banyak digunakan sekarang ini


karenadapat dikatakan lebih aman. Domperidon merupakan derivate
benzimidazolin yang secara invitro merupakan antagonis dopamine.
Domperidon mencegah refluks esophagus berdasarkan efek peningkatan tonus
sfingter esophagus bagian bawah.

2. Antagonisme terhadap histamine (AH1)


Diphenhydramine dan Dimenhydrinate (Dramamine) termasuk dalam
golongan etanolamin. Golongan etanolamin memiliki efek antiemetik paling
kuat diantara antihistamin (AH1) lainnya. Kedua obat ini bermanfaat untuk
mengatasi mabuk perjalanan (motion sickness) atau kelainan vestibuler.
Dosisnya oral: 1-1,5mg/kgBB/hari dibagi dalam 4-6 dosis. IV/IM: 5
mg/kgBB/haridibagi dalam 4 dosis.
3. Prokloperazin dan Klorpromerazin
Merupakan derivate fenotiazin. Dapat mengurangi atau mencegah muntah
yang disebabkan oleh rangsangan pada CTZ. Mempunyai efek kombinasi
antikolinergik dan antihistamin untuk mengatasi muntah akibat obat-obatan,
radiasi dan gastroenteritis. Hanya boleh digunakan untuk anak diatas 2 tahun
dengan dosis 0.4–0.6 mg/kgBB/hari tiap dibagi dalam 3-4 dosis, dosis
maksimal berat badan <20>
4. Antikolinergik
Skopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada muntah karena faktor
vestibular atau stimulus oleh mediator proemetik. Dosis yang digunakan
adalah 0,6 mikrogram/kgBB/ hari dibagi dalam 4 dosis dengan dosis maksimal
0,3mg per dosis.
5. 5-HT3 antagonis serotonin
Yang sering digunakan adalah Ondanasetron. Mekanisme kerjanya diduga
dilangsungkan dengan mengantagonisasi reseptor 5-HT yang terdapat pada
CTZ di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna.
Ondansentron tidak efektif untuk pengobatan motion sickness. Dosis mengatasi
muntah akibat kemoterapi 4–18 tahun: 0.15 mg/kgBB IV 30 menit senelum
kemoterapi diberikan, diulang 4 dan 8 jam setelah dosis pertama diberikan
kemudiansetiap 8jam untuk 1-2 hari berikutnya. Dosis pascaoperasi: 2–12 yr
<40>40 kg: 4 mg IV; >12 yr: dosis dewasa 8 mg PO/kali

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a) Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian): mual,
muntah.
2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit).
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien).
4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik
atau tidak).
c) Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital sign
2) Tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut kering, kelopak mata
cekung, produksi urine berkurang).
3) Tanda- tanda shock
4) Penurunan berat badan
d) Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium : analisis urine dan darah
2) Foto polos abdomen meupun dengan kontras
3) USG
4) Pyelografi intravena/ sistrogram
5) Endoskopi dengan biopsy/ monitoring PH esophagus

2. Diagnosa

D.0023 Hipovolemia D.0130 Hipertermia


Definisi : Definisi
Beresiko mengalami penurunan volume Suhu tubuh meningkat di atas rentang
cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau normal tubuh
intraselular.
Penyebab Penyebab
1. Dehidrasi
 Kehilangan cairan aktif
2. Terpapar lingkungan panas
 Kegagalan mekanisme regulasi
3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
 Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu
 Kekurangan intake cairan lingkungan
 Evaporasi 5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
Gejala dan tanda mayor
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan incubator
Subjektif (tidak tersedia)

Objektif Gejala dan Tanda Mayor

1. Frekuensi nadi meningkat Subjektif


2. Nadi teraba lemah
1. (tidak tersedia)
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit Objektif
5. Turgor kulit menurun
6. Membrane mukosa kering 1. Suhu tubuh diatas nilai normal

7. Volume urin menurun


Gejala dan Tanda Minor
8. Hematokrit meningkat
Subjektif
gejala dan tanda minor
1. (tidak tersedia)
subjektif
Objektif
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus 1. Kulit merah
2. Kejang
Objektif 3. Takikardi
4. Takipnea
1. Pengisian vena menurun
5. Kulit terasa hangat
2. Status mental berubah
Kondisi Klinis Terkait
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat 1. Proses infeksi
5. Berat badan turun tiba-tiba 2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
Kondisi klinis terkait
5. Trauma

1. Penyakit addinson 6. Prematuritas

2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif
9. hipoalbuminemia

3. Intervensi

Manajemen Hipovolemia (I.03116) Manajemen Hipertermia (I.15506)


Observasi Observasi

 Periksa tanda dan gejala hipovolemia  Identifkasi penyebab hipertermi (mis.


(mis. frekuensi nadi meningkat, nadi dehidrasi terpapar lingkungan panas
teraba lemah, tekanan darah menurun, penggunaan incubator)
tekanan nadi menyempit,turgor kulit  Monitor suhu tubuh
menurun, membrane mukosa kering,  Monitor kadar elektrolit
volume urine menurun, hematokrit  Monitor haluaran urine
meningkat, haus dan lemah)
 Monitor intake dan output cairan Terapeutik

Terapeutik  Sediakan lingkungan yang dingin


 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Hitung kebutuhan cairan
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan posisi modified trendelenburg  Berikan cairan oral
 Berikan asupan cairan oral  Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
Edukasi
(keringat berlebih)

 Anjurkan memperbanyak asupan  Lakukan pendinginan eksternal (mis.

cairan oral selimut hipotermia atau kompres

 Anjurkan menghindari perubahan dingin pada dahi, leher, dada,

posisi mendadak abdomen,aksila)


 Hindari pemberian antipiretik atau
Kolaborasi aspirin
 Berikani oksigen, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan IV
issotonis (mis. cairan NaCl, RL) Edukasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl  Anjurkan tirah baring
0,4%)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. albumin, plasmanate)
 Kolaborasi cairan dan elektrolit
 Kolaborasi pemberian produk darah
intravena, jika perlu

4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencakup Tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakana mandiri adalah Tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, bukan atas petunjuk
data petugas Kesehatan lain. Sementara itu, Tindakan kolaborasi adalah Tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan Bersama seperti dokter atau
petugas Kesehatan lainnya.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman
kepada hasil dan tujuan hendak dicapai
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An.M DENGAN VOMITUS
DI RUANG MAWAR ANAK RS PMI BOGOR

I. PENGKAJIAN
A. Identitas :

1. Klien
a. Nama : An. Muhamad Rizki
b. Umur : 15 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status Perkawinan : Belum kawin
e. Pendidikan : SMP
f. Agama : Islam
g. Pekerjaan : Pelajar
h. Alamat : Kp. Sudimampir RT 04 RW 01 Cimanggis Bojong
Gede ,Bogor
i. No. RM : 0989482
j. Diagnosa Medik : Vomitus Frequent
k. Tanggal masuk : 26 Mei 2021 Jam 13.30 WIB
l. Tanggal Pengkajian : 27 Mei 2021 Jam 09.30 WIB

2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. Rudi
b. Umur : 46 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Alamat : Kp. Sudimampir RT 04 RW 01 Cimanggis Bojong
Gede ,Bogor
g. Hubungan keluarga : Ayah

B. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan muntah-muntah

C. Riwayat Kesehatan Sekarang:


Pada saat dikaji, Pasien mengatakan muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu,
frekuensi muntah lebih dari >6x ,pasien mengatakan sering merasa mual, dan
demam sudah 4 hari

D. Riwayat Kesehatan yang lalu


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit TBC, hepatitisDM, jantung,
dan lain-lain

1. Penyakit yang pernah dialami


a. Kanak-kanak : pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit saat kanak-kanak
b. Kecelakaan : pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan.
c. Pernah dirawat : pasien pernah pernah dirawat
Penyakit : gastritis
Waktu : 20 Maret 2021
d. Operasi : tidak ada

2. Alergi : pasien mengatakan tidak ada alergi pada makanan maupun obat-obatan.
Tipe Reaksi Tindakan
- - -

E. Riwayat kesehatan keluarga dan genogram :


Pasien mengatakan dalam keluarga paisen tidak ada yang menderita penyakit seperti
DM, jantung, ginjal, hipertensi, TBC, Asma dan lain-lain

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : laki-laki meninggal

: Perempuan : Tinggal bersama


: perempuan meninggal
: Klien (An. M)

F. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Antenatal Care
Hyperemesis gravidarum : tidak ada
Perdarahan pervagina : tidak ada
Anemia : tidak ada
Penyakit infeksi : tidak ada
Preeklamsia/eklamsia : tidak ada
Gangguan Kesehatan : tidak ada
Pemeriksaan kehamilan
Teratur : tidak diketahui (ayah pasien mengatakan
lupa)
Diperiksa oleh : Bidan
Tempat pemeriksaan : Klinik
Imunisasi TT : tidak diketahui (ayah mengatakan lupa)
Pengobatan selama kehamilan : tidak diketahui (ayah mengatakan lupa)
2. Masa Natal
Usia kehamilan saat kelahiran : 9 bulan
Cara persalinan : Normal
Dibantu oleh : bidan
Pengobatan yang didapat : tidak diketahui (ayah pasien mengatakan
lupa)
Kondisi Kesehatan : baik
3. Postnatal
Catatan kongenital
Icterus : tidak ada
Kejang : tidak ada
Paralisis : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Trauma persalinan : tidak ada
Penurunan BB : tidak ada
Pemberian minuman ASI/PASI : ASI
BB bayi saat lahir : 3,1 kg
TB bayi saat lahir : tidak diketahui (ayah pasien mengatakan lupa)

G. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Riwayat pertumbuhan
Ayah pasien mengatakan berat badan pasien saat lahir yaitu 3,1 kg. Ayah
pasien mengatakan gigi anaknya tumbuh kira-kira saat usia 6 bulan

2. Riwayat perkembangan
Ayah pasien mengatakan anaknya sudah bisa merangkak diusia kurang dari 1
tahun dan sudah bisa berjalan diusia kurang dari 1 tahun tahun. Bisa makan
dan minum sendiri diusia 2 tahun. Ayah pasien mengatakan klien sudah bisa
membaca dan menulis di usia 3 tahun.
3. Riwayat operasi/ pembedahan : tidak ada
4. Riwayat alergi : tidak ada
5. Kecelakaan : tidak ada
6. Riwayat imunisasi :
Ayah pasien mengatakan anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap

Pemberian
No Jenis Usia pemberian Reaksi setelah imunisasi
ke-
1. BCG 2 minggu 1 Ayah pasien mengatakan lupa
2, DPT 2,4 & 6 bulan 1,2 dan 3 Ayah pasien mengatakan lupa
3. Hepatitis 2 bulan 1 Ayah pasien mengatakan lupa
1,2,3, dan
4. Polio 2,3,4 & 9 bulan Ayah pasien mengatakan lupa
4
5. Campak 9 bulan 1 Ayah pasien mengatakan lupa
H. Pola Kebisaan Sehari-hari (di rumah dan di RS)

POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit/Sebelum di
Saat Di Rumah Sakit
RS
1. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan:….x/hari a. 3x sehari a. 2x sehari
b. Nafsu makan: baik/tidak b. Baik ,tidak ada mual dan b. Muntah sehabis makan dan
Alasan : mual/ muntah/ muntah mual
sariawan/ …lain-lain
c. Porsi makanan yang c. 1 porsi dihabiskan setiap c. ½ porsi dihabiskan setiap
dihabiskan kali makan kali makan
d. Makanan yang tidak disukai d. Sayuran d. Sayuran
e. Makanan yang membuat e. Tidak ada e. Tidak ada
alergi
f. Makanan pantangan f. Tidak ada f. Tidak ada
g. Makanan diet g. Tidak ada g. Tidak ada
h. Penggunaan obat-obatan h. Tidak ada h. Tidak ada
sebelum makan
i. Penggunaan alat bantu i. Tidak ada i. Infus RL 35 tpm
(NGT, dll)
j. Frekuensi minum j. 5 gelas perhari j. 2 gelas perhari

2. Pola Eliminasi
a. BAK: a. BAK a. BAK
1) Frekuensi : ……x/hari 1) 5-6x/hari 1) 3x/hari
2) Warna :…………….. 2) Kuning jernih 2) Kuning
3) Keluhan :…………….. 3) Tidak ada 3) Tidak ada
4) Penggunaan alat bantu 4) Tidak ada 4) Tidak ada
(kateter,dll)
b. BAB: b. BAB b. BAB
1) Frekuensi :…..x/hari 1) 1x/hari 1) Belum BAB
2) Waktu :…… 2) Pagi 2) Tidak ada
3) Warna :…… 3) Kuning 3) Tidak ada
4) Keluhan :…… 4) Tidak ada 4) Tidak ada
5) Konsistensi :…… 5) Lembek 5) Tidak ada
6) Penggunaan Laksatif 6) Tidak 6) Tidak
(ya/tidak, jika ya tuliskan
nama obatnya)
3. Pola Personal Hygiene
a. Mandi a. Mandi a. Mandi
1) Frekuensi :……x/hari 1) 3x/hari 1) Belum mandi
2) Waktu 2) Pagi, Siang dansore 2) tidak ada
:Pagi/Sore/Malam
b. Oral Hygiene b. Oral Hygiene b. Oral Hygiene
1) Frekuensi:………x/hari 1) 3x/hari 1) Belum gosok gigi
2) Waktu : Pagi/ Siang/ 2) Pagi ,sore, dan 2) tidak ada
Setelah makan/ Sebelum malam
tidur
c. Cuci Rambut c. Cuci Rambut c. Cuci Rambut
Frekuensi :……… 3x/hari saat mandi Belum cuci rambut
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama Tidur siang : a. Pasien jarang tidur siang a. 2 jam/hari
….jam/ hari
b. Lama Tidur malam: b. 7 jam/hari b. 6 jam
….jam/ hari
c. Kebiasaan sebelum tidur: c. Tidak ada c. Tidak ada
5. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Waktu bekerja :Pagi/ Siang/ a. Tidak ada a. Tidak ada
Malam
b. Olah raga: Ya/Tidak b. Ya b. Tidak ada
c. Jenis Olah Raga:… c. Main futsal c. Tidak ada
d. Frekuensi olah raga: x/mgg d. Setiap hari pagi dan sore d. Tidak ada
e. Keluhan dalam beraktivitas e. Tidak ada e. Terkadang dibantu
(pergerakan tubuh/mandi/ keluargasaat berjalan ke
mengenakan pakaian/sesak kamar mandi
setelah beraktifitas dll)
6. Kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan
a. Merokok : Ya/Tidak a. Tidak a. Tidak
1) Frekuensi :……………
2) Jumlah :……………
3) Lama pemakaian :……
b. Minuman keras/NAPZA: b. Tidak b. Tidak
Ya/Tidak
1) Frekuensi :……………..
2) Jumlah :……………..
3) Lama Pemakaian:

I. Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Fisik Umum
1. Berat badan :43kg
2. Tinggi badan :155 cm
3. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
4. Nadi : 80x/menit
5. Frekuensi Nafas : 26x/menit
6. Suhu Tubuh : 36,8˚C
7. Keadaan Umum :[ ] Ringan [ √ ] Sedang [ ] Berat

Tingkat Kesadaran
a. Kualitas : Composmentis
b. Kuantitas
Respon motorik :6
Respon verbal :5
Respon membuka mata :4
Jumlah : 15

J. Pemeriksaan Sistematis (Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)


1. Kepala:
a. Mata
Inspeksi : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil ishokor ,kelopak mata cekung ,penglihatan baik tidak
menggunakan alat bantu
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, pernapasan cuping hidung (-)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetrsi kanan dan kiri, pendengaran
baik,tidak ada lesi, tidak ada serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Mulut dan gigi
Inspeksi :Mukosa bibir pucat,tidak terdapat pembengkakan, tidak ada
perdarahanpada rongga mulut, tidak sianosis, lidah bersih,
gigi ada yang berlubang
e. Leher :
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan,
2. Thorak dan fungsi pernapasan
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi dada, vokal premitus
teraba, frekuensi nafas 26x/menit
Palpasi : tidak teraba pembengkakan, pergerakan simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler ,tidak ada ronki dan wheezing
3. Pemeriksaan jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-mur
4. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : Simetris, tidak ada kemerahan dan benjolan
Auskultasi : bising usus terdengar 6x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, acites (-), tidak ada pembengkakanhepar
Perkusi : timpani
5. Kulit dan ekstremitas:
Kulit
Inspeksi : kulit bersih, warna sawo matang
Palpasi : turgor kulit kembali 5 detik, tidak ada edema, kulit terasa hangat
Ekstremitas
Atas :Terpasang infus RL 35 tpm, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak
ada nyeri tekan, CRT<2 detik
Bawah : tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
varises, kekuatan otot 5 5
5 5
6. Genitalia
Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan

I. Data Psikologi :
a. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya
Pasien mengatakan sudah tau danmenerima penyakitnya, juga berharap bisa
segera sembuh
b. Konsep Diri
- Gambaran diri : Pasien menyukai seluruh bagian tubuhnya.
- Ideal diri : Pasien berharap bisa cepat sembuh.
- Harga diri : Pasien mengatakan bahagia dengan hidupnya
- Peran diri : Pasien berperan sebagai anak kedua dari 2 bersaudara
- Identitas : Pasien dapat menerima identitasnya sebagai laki-laki dan
merasa puas
J. Data Sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan
Pasienmasih sekolah menengah pertama dan belum bekerja
2. Hubungan sosial
Hubungan sosial pasien baik dan tidak ada hambatan
3. Faktor sosiokultural
Pasien tidak memiliki pantangan tertentu seperti makanan dan kebiasaan
dilingkungan rumahnya.
4. Gaya hidup
Dilihat dari cara berpakaian , gaya hidup pasien tampak sederhana

K. Data Spiritual :
pasien beragama islam, pasien terus berdoa kepada Allah SWT.

L. Data Penunjang :
Hasil laboratorium tanggal 26 Mei 2021
Nama Tindakan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,9 13.0-16.0 g/dl
Leukosit 6.30 4.00-10.00 Ribu/uL
Trombosit 214 150-450 Ribu/ul
Eritrosit 6.1* 4.0-5.0 Juta/ul
Hematokrit 45 40-48 %
Hitung jenis
Batang 3 2-6 %
Segmen 61 50-70 %
Limfosit 27 20-40 %
Monosit 9* 2-8 %
Basofil 0 0-1 %
Gosinofil 0* 1-3 %
NLR 2.4
ALC 1702 1000-4000 /uL
MCV 74.2* 82.0-92.0
MCH 24.6* 27.0-31.0

Hasil laboratorium tanggal 27 mei 2021


MCH 30.0 27.0-31.0

M. Program therapi dan penatalaksanaan:


No Nama Obat Rute Dosis
1 Omeprazole Injeksi 1x1

2 Ondansetron 8 mg Injeksi 2x1

3 Infus RL 2500 ml intravena 35 tpm x 24 jam


II. ANALISA DATA

No Data senjang Penyebab Masalah Keperawatan


1. DS: Vomitus (mual, Hipovolemia
- Pasien mengatakan muntah muntah)
setiap sehabis makan
- Pasien mengatakan mual output cairan dan
- Pasien mengatakan ½ porsi elektrolit berlebih
makanan dihabiskan setiap kali
makan namun dimuntahkan dehidrasi
Kembali
- Pasien mengatakan frekuensi hipovolemia
muntah > 6x
- Pasien mengatakan frekuensi
BAK 3x selama sakit

DO:
- Pasien tampak lemas
- Membran mukosa pucat
- Turgor kulit kembali dalam 3
detik
- kelopak mata cekung.
- Tanda-tanda vital
S: 36,8 0C
TD: 100/70 mmHg
N: 80x/menit
P: 26X/menit

2. DS: Dehidrasi Hipertermia


- Pasien mengatakan
badannya terasa sedikit tubuh kehilangan
panas cairan
- Pasien mengatakan kepala
pusing dan lemas penurunan cairan
DO: intrasel
- Pasien tampak terbaring
lemas Hipertermia
- Suhu: 36,8 0C

II. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN :


1. D.0023 Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d muntah-muntah, volume urin
menurun
2. D.0130 Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal, kulit
terasa hangt
III. RENCANA PERAWATAN

Ruangan : Mawar Anak


Dx medis : Vomitus frequent
Nama Klien : An. M

Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan


Tangga
NO Dan Data Penunjang Rasional
l SDKI SLKI SIKI
Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi
1. 27-05- D.0023 Hipovolemia L.03030 Luaran utama : I.03116 Intervensi utama :
2021 b.d Status nutrisi Manajemen Hipovolemia
kehilangan
Setelah dilakukan
cairan aktif Observasi : Observasi :
intervensi selama
d.d volume 1. Periksa tanda dan 1. Peningkatan frekuensi
3x24 jam ,maka
urin menurun gejala hipovolemia nadi ,penurunan tekana
status cairan
(mis. Frekuensi nadi darah, menurunnya
membaik, dengan
meningkat, nadi teraba turgor kulit dan
kriteria Hasil:
lemah, tekanan darah penuruanan volume
1. Turgor kulit
menurun, tekanan nadi urin menandakan
meningkat
menyempit, turgor terjadinya hipovolemia
2. Output urin kulit menurun,
meningkat membran musoka
kering, volume urin
3. Membrane
menurun, hematokrit
mukosa
meningkat, haus dan
membaik
lemah)
4. Intake cairan 2. Monitor intake dan 2. Mengumpulkan dan
membaik output cairan menganalisis data
pasien untuk mengatur
keseimbangan cairan
Terapeutik : Terapeutik:
1. Berikan asupan cairan 1. Mempertahankan
oral cairan tubuh

Edukasi : Edukasi:
1. Anjurkan 1. Membantu proses
memperbanyak asupan dalam pemenuhan
cairan oral kebutuhan cairan
2. Anjurkan menghindari 2. Mencegah penurunan
perubahan posisi tekanan darah secara
mendadak tiba-tiba

Kolaborasi : Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian 1. Membantu
cairan IV isotonis menggantikan
(NaCl, RL) kehilangan cairan

2. 27-05- D.0130 Hipertermia L.14134 Luaran utama : I.15506 Intervensi utama :


2021 b.d proses Termoregulasi Manajemen Hipertermia
penyakit d.d
kulit terasa Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
hangat intervensi selama 1. Monitor suhu tubuh 1. Mengetahui kemajuan
3x24 jam ,maka suhu tubuh yang
termoregulasi dicapai atau
membaik, dengan penyimpangan dari
kriteria Hasil sasaran yang
1. Suhu tubuh diharapkan
membaik 2. Mengetahui
2. Monitor haluaran urine
2. Suhu kulit keseimbangan cairan
membaik dantingkat dehidrasi
3. Tekanan 3. Monitor komplikasi 3. Mengetahui adanya
darah akibat hipertermia komplikasi akibat
membaik hipertermia seperti
kerusakan otak
Terapeutik : Terapeutik :
1. Sediakan lingkungan 1. Menurunkan suhu
yang dingin tubuh

2. Longgarkan atau 2. Memberikan rasa


lepaskan pakaian nyaman dan tidak
merangsang
peningkatan suhu
tubuh
3. Memberikan efek
3. Basahi dan kipasi
dingin ke permukaan
permukaan tubuh
tubuh
4. Memberikan
4. Ganti linen setiap hari
lingkungan yang
atau lebih sering jika
bersih, tenang dan
mengalami
nyaman
hiperhidrosis (keringat
berlebih)

Edukasi :
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
1. Meminimalkan fungsi
semua system organ
pasien

Kolaborasi :
Kolaborasi :
1. Kolaborasi cairan dan
1. Mengatasi kehilangan
elektrolit intravena,
cairan tubuh
jika perlu
IMPLEMENTASI
Nama Klien : An.M
Ruangan : Mawar Anak
Dx medis : Vomitus Frequent

Tgl & Jam No Dx Paraf &


IMPLEMENTASI
keperawatan nama
27-05- Hipovolemia 1. Memberikan obat ondansetron dan omeprazole dengan
2021 b.d injeksi iv
08.00 kehilangan
Indrian
10.00 cairan aktif 2. Memeriksa frekuensi nadi dan tekanan darah
d.d volume 3. Memonitor intake dan output cairan
10.05 urin menurun 4. Menganjurkan memperbanyak minum air putih
13.00 5. Menganjurkan perubahan posisi terbaring ke duduk,
duduk ke posisi berdiri perlahan
6. Mengganti cairan infus dengan RL 35 tpm
14.30
27-05- Hipertermia
2021 b.d proses
1. Menyediakan lingkungan yang dingin untuk pasien
11.00 penyakit d.d
Indrian
kulit terasa 2. Memonitor suhu tubuh
12.00 hangat
3. Memonitor haluaran urine
12.10
14.00 4. Menganjurkan tirah baring
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : An.M
Ruangan : Mawar Anak
Dx medis : Vomitus Frequent

Tgl No Dx Paraf &


SOAP
keperawatan nama
28-05- Hipovolemia b.d Subyektif :
2021 kehilangan - Pasien mengatakan muntah setiap sehabis
cairan aktif d.d makan
Indrian
volume urin - Pasien mengatakan masih merasa mual
menurun - Pasien mengatakan makan sedikit karena
mulut terasa pahit
- Pasien mengatakan frekuensi muntah
menurun menjadi 2x jam 6 pagi sampai jam
2 siang
- Pasien mengatakan muntah yang
dikeluarkan sedikit

Objektif :
- Pasien tampak lemas
- Membran mukosa pucat
- kelopak mata cekung.
- BB : 42,8 kg
- Tanda-tanda vital
TD :110/70 mmHg
S : 36,60C
R : 16x/menit
N : 76x/menit

Analisa :
Masalah keperawatan belum teratasi

Planning : intervensi dilanjutkan


- Memeriksa frekuensi nadi dan tekanan
darah
- Memonitor intake dan output cairan
- Menganjurkan memperbanyak minum air
putih
- Menganjurkan perubahan posisi terbaring
ke duduk, duduk ke posisi berdiri perlahan
28-05- Hipertermia Subyektif :
2021 berhubungan - Pasien mengatakan badannya masih terasa
dengan proses hangat namun lebih baik daripada hari
Indrian
infeksi sebelumnya
- Pasien mengatakan kepalanya pusing
- Pasien mengatakan frekuensi BAK 2x dari
jam 6 pagi sampai jam 2 siang, urin yang
dikeluarkan sedikit

Objektif :
- Membrane mukosa pucat
- Kulit pasien teraba hangat
- Terpasang infus RL 35 tpm
- TD :110/70 mmHg
- S : 36,60C
- R : 16x/menit
- N : 76x/menit

Analisa :
Masalah keperawatan belum teratasi
Planning : intervensi dilanjutkan
- Memonitor suhu tubuh
- Mengganti linen pada pagi hari
- Monitor haluaran urine
29-05- Hipovolemia b.d Subyektif :
2021 kehilangan - Pasien mengatakan muntah sedikit saat
cairan aktif d.d makan
Indrian
volume urin - Pasien mengatakan frekuensi muntah 1x
menurun - Pasien mengatakan masih merasa mual
- Pasien mengatakan minum 4 gelas dan ½
porsi makan pagi dan siang dihabiskan

Objektif :
- Pasien tampak lebih bugar
- Membran mukosa lembap
- kelopak mata cekung.
- BB : 42,6 kg
- Tanda-tanda vital
S: 35,8 0C
TD: 110/70 mmHg
N: 79x/menit
P: 14x/menit

Analisa :
Masalah keperawatan belum teratasi

Planning : intervensi dilanjutkan


- Memeriksa frekuensi nadi, tekanan darah,
dan turgor kulit
- Memonitor intake dan output cairan
- Menganjurkan memperbanyak minum air
putih
- Menganjurkan perubahan posisi terbaring
ke duduk, duduk ke posisi berdiri perlahan
29-08- Hipertermia Subyektif :
2021 berhubungan - Pasien mengatakan sudah tidak demam
dengan proses - Pasien mengatakan masih sedikit pusing
Indrian
infeksi - Pasien mengatakan frekuensi BAK 3x dari
jam 8 pagi sampai jam 1 siang, urin yang
dikeluarkan lebih banyak dari sebelumnya

Objektif :
- Mukosa bibir lembap
- Terpasang infus RL 35 tpm
- S: 35,8 0C
- TD: 110/70 mmHg
- N: 79x/menit
- P: 14x/menit

Analisa :
Masalah keperawatan teratasi

Planning :
Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai