Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN NEC

OLEH:

KELOMPOK 1

DOSEN PEMBIMBING:

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D3 KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN NEC” dengan mata kuliah keperawatan anak tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini serta kesempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca, Sekian penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Padang, 26 Januari 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TERORITIS.............................................................................................2
A. Defenisi NEC..................................................................................................................2
B. Etiologi NEC...................................................................................................................2
C. Patofisiologi NEC...........................................................................................................2
D. Tanda dan Gejala NEC.................................................................................................4
E. Pemeriksaan Penunjang ...............................................................................................5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................6
A. Pengkajian.......................................................................................................................6
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................................9
C. Intervensi Keperawatan.................................................................................................9
D. Implementasi Keperawatan...........................................................................................11
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enterokolitis nekrotikans (NEC) adalah penyakit yang umum sekaligus membahayakan,
merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai dengan kematian jaringan luas
(nekrosis) pada lapisan mukosa intestinal, terutama di ileus terminalis. NEC umumnya
terjadi pada bayi prematur yang lahir kurang dari 32 minggu usia kehamilan dan bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR) kurang dari 1500 gram, terjadi pada dua minggu pertama
setelah lahir.Berdasarkan penelitian sebelumnya, NEC banyak terjadi pada bayi prematur
dan BBLSR. EKN terjadi 65% pada bayi BBLSR dan pada usia kehamilan rata-rata 29
minggu. Sehingga prematur dan BBLSR merupakan faktor risiko utama terjadinya NEC
Penelitian terjadinya NEC pada bayi prematur, yang dilakukan pada manusia dan hewan
memperlihatkan bahwa keadaan intestinal yang imatur mengakibatkan perubahan
komponen-komponen sistem pertahanan usus, motilitas, regulasi aliran darah dan reaksi
inflamasi yang berperan dalam terjadinya kerusakan pada mukosa usus
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan NEC?
2. Bagaimana etiologi NEC?
3. Bagaiaman patofisiologi NEC?
4. Apa saja Tanda dan Gejala NEC?
5. Apa saja Pemeriksaan Penunjang NEC??
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan NEC?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan NEC
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian pada anak dengan NEC
b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada anak dengan NEC
c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada anak dengan NEC
d. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada anak dengan NEC

1
BAB II
TINJAUAN TERORITIS
A. Defenisi NEC
Necrotizing enterocolitis (NEC) adalah suatu proses inflamasi, ditandai dengan nekrosis
intestinal yang menyebabkan perforasi, peritonitis dan kematian. Teori patogenetik klasik
berfokus pada kerusakan mukosa yang terkait dengan iskemia intestinal yang diinduksi stres
yang menyebabkan cedera mukosa dan kolonisasi bakteri pada dinding. Hipotesis yang lebih
baru menekankan peran ketidakmatangan sistem pencernaan dan kekebalan tubuh, terutama
yang prematur, bertanggung jawab atas kerentanan dinding usus  NEC adalah keadaan
darurat gastrointestinal yang paling umum terjadi  pada bayi baru lahir, dengan kejadian
yang lebih tinggi pada prematur.

B. Etiologi NEC
Sampai sekarang penyebab pasti dari necrotizing enterocolitis masih belum diketahui,
tetapi salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab adalah kekurangan oksigen saat
proses persalinan. Usus akan melemah jika kekurangan oksigen dan asupan darah, sehingga
mengakibatkan masuknya bakteri ke usus yang menyebabkan kerusakan jaringan
usus.Faktor risiko lainnya adalah kelebihan sel darah merah dan masalah pada sistem
pencernaan. Disamping itu, untuk bayi yang lahir prematur meningkatkan risiko terseang
penyakit necrotizing enterocolitis karena banyak sistem organ pada bayi yang belum
sempurna. Susu formula yang diberikan kepada bayi yang baru lahir juga diduga dapat
memicu timbulnya necrotizing enterocolitis, karena penyakit ini sangat jarang muncul pada
bayi yang diberikan ASI ketika lahir.

C. Patofisiologi NEC
Penelitian terbaru memperkirakan bahwa barrier epitel, imunitas bawaan, dan respons
inflamasi sangat berperan pada bayi preterm. Stres mukosa usus (karena pemberian
makanan, produk bakteri, atau iskemi) dan proses pertahanan pejamu yang kurang adekuat
(karena prematuritas) dapat mengaktifkan kaskade proinflamasi.

1. Barrier epitel Jejas pada mukosa usus dapat disebabkan berbagai hal yang berhubungan
dengan prematuritas seperti hipoksia, infeksi, dan kelaparan. Pada kondisi fisiologis,

2
perbaikan mukosa epitelium terjadi segera setelah jejas berupa migrasi enterosit matur ke
tempat jejas dari area sehat di dekatnya. Proliferasi enterosit baru di dalam kripta
Lieberkàhn melengkapi proses perbaikan. NEC diduga berhubungan dengan inhibisi
kedua proses migrasi dan proliferasi enterosit, membuat pejamu sangat rentan terhadap
jejas, dan hilangnya barrier epitel menyebabkan translokasi patogen dari lumen usus ke
mukosa.
2. Imunitas bawaan Imunitas bawaan telah dibuktikan ikut mengatur barrier epitel pada
hewan uji dan kasus manusia dengan NEC. Toll-like receptors spesifik (TLRs),
komponen penting sistem imun bawaan di permukaan epitel, sangat berperan pada proses
perbaikan jaringan. Dari beberapa TLRs pada manusia yang diketahui, tipe 4 diduga
sangat berperan dalam patogenesis NEC. TLR4 dapat diaktivasi oleh bakteri atau oleh
komponen sistem imun bawaan. Aktivasi sinyal TLR4 pada epitel usus telah terbukti
menghambat migrasi enterosit dan menyebabkan apoptosis enterosit pada tikus
percobaan. Penghambatan sinyal TLR4 dapat mencegah perkembangan NEC dan
menghambat derajat apoptosis pada hewan coba tikus dan kultur sel. Pada studi lain,
ekspresi TLR4 hingga akhir masa gestasi, menunjukkan bahwa TLR4 berperan mengatur
proses proliferasi dan diferensiasi epitel usus melalui jalur sinyal Notch. Ekspresi TLR4
yang persisten tinggi pada masa kehidupan di dalam uterus tidak meningkatkan risiko
NEC janin karena lingkungan yang steril dan tingginya kadar E(F (epithelial growth
factor) cairan amnion yang terus ditelan janin; E(F menghambat amplifikasi sinyal TLR4.
Karena perannya yang sangat penting pada perkembangan saluran cerna, TLR4 sangat
diekspresikan pada saluran cerna yang sedang berkembang. Oleh karena itu, pada
kelahiran prematur TLR4 tetap tinggi akibat saluran cerna yang belum mencapai tahap
perkembangan yang sempurna, dan juga oleh aktivasi terusmenerus mikroorganisme
usus. Setelah terjadi kolonisasi bakteri pada saluran cerna, berlebihnya ekspresi TLR
menyebabkan berkembangnya NEC. Hipotesis ini menjawab mengapa bayi prematur
berisiko menderita NEC dan mengapa penyakit ini berkembang saat terjadi kolonisasi
bakteri. Selain itu diketahui inhibitor TLR4 mencegah NEC ex vivo pada jaringan tikus
dan manusia, serta ASI yang sejak dahulu diketahui merupakan pencegah NEC yang
efektif merupakan penghambat poten sinyal TLR4.

3
3. Mikrobiota usus Meskipun banyak studi yang menghubungkan NEC dan infeksi, tidak
ada mikroba spesifik yang diidentifikasi sebagai etiologi pasti. Ditemukan bakteri dalam
jumlah banyak (termasuk bakteri gram negatif) pada feses pasien dengan NEC, hilangnya
diversitas mikroba usus endogen, dan berkurangnya populasi enterococcus pada feses
sebelum timbul NEC, hubungan antara temuan klinis pneumatosis intestinalis dan
ditemukannya spesies Clostridium (Clostridium butyricum dan Clostridium
paraputrificum); semua hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa NEC bukan disebabkan
oleh spesies tunggal, tetapi dari ketidakseimbangan mikroba komensal (dysbiosis), yang
dapat menyebabkan aktivasi TLR4 dan translokasi patogen melintasi epitel.

D. Tanda dan Gejala NEC


Pada bayi prematur, NEC biasanya terjadi pada beberapa minggu pertama setelah bayi
dilahirkan. Sementara itu pada bayi yang dilahirkan normal, NEC dapat terjadi di hari
pertama kelahiran hingga usia 1 bulan.Necrotizing enterocolitis tidak selalu menunjukkan
gejala yang jelas. Gejalanya bisa muncul secara bertahap atau secara tiba-tiba. Gejala umum
NEC di antaranya adalah:

1. Perut bengkak atau kembung


2. Sakit perut
3. Darah pada feses
4. Diare
5. Muntah
6. Kelelahan
7. Penurunan nafsu makan
8. Perubahan suhu tubuh
9. Pernapasan menurun, detak jantung atau tekanan darah yang rendah, atau lamban
10. Penurunan bising usus
11. Eritema dinding perut (pada stadium lanjut)
12. Hematochezia, darah pada feses
13. Pernapasan, detak jantung atau tekanan darah yang rendah, atau lamban

4
14. Perfusi perifer menurun
15. Diatesis perdarahan, bayi menjadi mudah memar dan berdarah.
16. Syok (sebagai gejala lanjutan)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa perut bayi dengan hati-hati untuk medneteksi
pembengkakan, rasa sakit, dan nyeri saat ditekan.
2. Rontgen (X-ray). Dokter kemudian akan melakukan rontgen perut. X-ray dapat
memberikan gambar terperinci dari usus, untuk memudahkan dokter mencari tanda-tanda
peradangan dan kerusakan di usus bayi.
3. Pemeriksaan feses. Kotoran bayi akan dijadikan sampel untuk mencari adanya darah
dalam feses yang dapat menandakan kerusakan pada usus.
4. Tes darah. Dokter juga akan melakukan tes darah tertentu untuk mengukur kadar
trombosit dan jumlah sel darah putih bayi. Kadar trombosit yang rendah atau jumlah sel
darah putih yang tinggi dapat menjadi tanda NEC.
5. Pemeriksaan cairan usus. Dokter akan memasukkan jarum ke dalam rongga perut bayi
untuk memeriksa cairan usus yang dapat menunjukkan lubang di usus.

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental dan lingkungan. Hal
yang perlu dikaji pada penderita EKN adalah :
a.  Identitas pasien yang meliputi ; nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian dan alamat.
b.   Identitas penanggung jawab yang meliputi ; nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
hubungan dengan pasien dan alamat.
c.    Keluhan utama
Pasien dengan EKN biasanya mengeluh adanya distensi abdomen.
d.   Riwayat kesehatan
1)      Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat dari keluhan utama, berisi tentang penyakit yang sedang dialami
mencakup:
a)      Provocatif/Paliatif : Pada pasien EKN biasanya keaadaan akan memburuk
jika diberi makan.
b)      Qualitas/Quantitas : Kualitas keluhan pasien EKN tergantung pada tingkat
keparahan EKN.
c)      Region/radiasi : Pasien EKN akan merasakan keluhan di daerah perut.
d)     Skala : Pasien EKN terutama pasien bayi biasanya akan mudah rewel.
e)      Timing : Biasanya keluhan dirasakan dalam waktu bertahap.
2)      Riwayat kesehatan yang lalu.
Pasien dengan EKN biasanya ditemukan adanya riwayat gangguan pencernaan.
3)      Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit menular ataupun
penyakit keturunan .
e.    Riwayat kehamilan dan kelahiran
1)      Prenatal

6
Menjelaskan tentang bagaimana, keadaan ibu pasien selama hamil, kemana ibu
pasien memeriksakan kehamilan, apakah mendapat suntikan TT dan tablet Fe.
2)      Natal
Menjelaskan saat ibu persalinan, jenis persalinan, siapa yang menolong, dan
dimana tempat persalinan. Bagaimana letak bayi waktu lahir dan keadaan bayi
saat lahir (APGAR SKORE). Berat badan dan panjang badan dan terdapat
kelainan atau tidak.
3)      Post natal
Menjelaskan apa yang diberikan ibu pasien saat pasien masih bayi, apakah pasien
diberi ASI atau tidak, berapa bulan pasien mendapat ASI eksklusif, MPA
(Makanan Pengganti ASI), apa dan siapa yang merawat tali pusat dan hari
keberapa tali pusat lepas.
f.    Riwayat imunisasi
Menerangkan status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulang
(booster).
g.   Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1)      Pertumbuhan
Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita dapat dilihat dari KMS, dan
pemeriksaan lingkar kepala, TB, BB, LL.
2)      Perkembangan
Status perkembangan pasien perlu diteliti secara rinci untuk mengetahui apakah
semua tahapan perkembangan dilalui dengan mulus atau terdapat penyimpangan.
h.      Pemeriksaan Fisik.
1)      Penilaian keadaan umum
Menilai keadaan umum pasien meliputi keadaan sakit pasien,  tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital dan hal umum yang mencolok. Pada pasien dengan EKN
mungkin letargi dapat menjadi tampilan awal.
2)   Pemeriksaan Sistemik.
a)      Sistem pernapasan
Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan adanya apnea
b)      Sistem kardiovaskuler

7
Pada pasien dengan EKN mungkin akan ditemukan bradikardi, serta perfusi
perifer yang buruk.
c)      Sistem pencernaan
Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya distensi abdomen, bunyi usus
yang kemungkinan tidak ada, edema di daerah abdomen dan darah di dalam
feses.
d)     Sistem muskuloskeletal.
Pada pasien dengan EKN ditemukan adanya perubahan aktifitas, seperti
mudah menangis terutama pada pasien bayi.
e)      Sistem integumen
Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan adanya eritema pada dinding
abdomen serta suhu badan yang tidak stabil.
f)       Sistem neurosensori
Pada pasien dengan EKN mungkin ditemukan kondisi letargi.
g)      Sistem endokrin
Pada pasien dengan EKN mungkin akan ditemukan adanya hipoglikemi.
h)      Sistem genitourinarius
Pada pasien dengan EKN biasanya tidak ditemukan adanya gangguan dalam
sistem ini.
i.   Aktivitas sehari-hari.
Aktivitas sehari-hari yang perlu dikaji meliputi : nutrisi (pasien EKN biasanya
mengalami penurunan pola makan), eliminasi (mungkin akan ditemukan darah dalam
feses pada pasien EKN), pola istirahat/tidur, personal hygiene serta pola aktivitas
sebelum dan selama sakit.
j.     Aspek psikologis
Perlu di ketahui dampak hospitalisasi anak terhadap orang tua pasien.
k.  Aspek sosial.
Perlu dikaji status pasien dalam keluarga, hubungan pasien dengan lingkungannya yang
akan dipengaruhi oleh aspek psikologis sebagai dampak dari penyakit yang dideritanya.
l.  Pemeriksaan diagnostik
1)      Pemeriksaan Radiografik

8
Ditemukan adanya dilatasi nonspesifik fokal di usus, penebalan dinding abdomen
karena edema, dan pneumatosis intestinalis (gelembung-gelembung gas kecil di
dalam dinding usus).
2)      Pemeriksaan laboratorium
Biasanya akan ditemukan leukopenia (hitung sel darah putih total <6000/mm 3),
trombositopenia (hitung trombosit <5000/mm3 sebelum pembedahan)  dan asidosis
metabolik.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektiif
2. Deficit nutrisi
3. Hipertermi

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan latihan batuk efektif
efektif keperawatan selama 3x 24 Observaasi
jam maka a. Identifikasi kemampuan
diharapkanbersihan jalan batuk
nafas meningkat dengan b. Monitor adanya retensi
kriteria hasil : napas
Batuk efektif meningkat c. Monitor tanda dan gejala
Produksi sputum menurun infeksi saluran nafas
Mengi menurun d. Monitor input dan output
Wheezing menurun cairan
Dispnea menurun Terapeutik
Ortopnea menurun a. Atur posisi semi fowler atau
Sianosis menurun fowler
Gelisa menurun b. Pasang perlak dan bengkok
di pangkuan pasien
c. Buang sekret pada tempat
sputum
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
b. Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung selama 4
detik, di tahan selama 2
detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir
mencucu selama 8 detik

9
c. Anjurkan mengulangi tarik
nafas dalam 3 kali
d. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas
dalam yang ke 3 kolaborasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu

Setelah dilakukan tindakan manajemen nutrisi


keperawatan selama 3x 24 Observasi
jam maka diharapkan sratus a. Identifikasi status nutrisi
nutrisi meningkat dengan b. Identifikasi alergi dan
kriteria hasil : intoleransi makanan
Porsi makan yang di c. Identifikasi makanan yang
habiskan meningkat di sukai
Pengetahuan tentang pilihan d. Identifikasi kebutuhan
makanan yang sehat kalori dan jenis nutrien
meningkat e. Identifikasi perlunya
Pengetahuan tentang pilihan penggunaan selang
minuman yang sehat nasogastrik
meningkat f. Monitor asupan makanan
Pengetahuan tentang standar g. Monitor berat badan
asupan nutrisi yang tepat h. Monitor hasil pemeriksaan
meningkat laboratorium
Nyeri abdomen menurun Terapeutik
Nafsu makan membaik a. Lakukan oral hygine
sebelum makan jika perlu
b. Fasilitas menentukan
pedoman diet
c. Sajikan makanan yang
menarik dan suhu yang
sesuai
d. Beri makanan yang tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
e. Beri makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
f. Beri suplemen makan
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk
b. Ajarkan diet yang
programkan
Kolaborasi

10
a. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang di butuhkan

Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia


Obsevasi :
keperawatan selama 3x 24
1. Identifikasi
jam maka diharapkan penyebab hipertermi
2. Monitor
termoregulasi membaik
suhu tubuh
dengan kriteria hasil : Terapeutik :
1. S
Suhu tubuh membaik
ediakan lingkungan yang
Suhu kulit membaik
dingin
2. L
onggarkan atau lepaskan
pakaian
3. B
erikan cairan oral

Edukasi :
1. Anjurkan
tirah baring
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu

D. Implementasi Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektiif
a. mengidentifikasi kemampuan batuk
b. mengcek adanya retensi napas
c. memonitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
d. memonitor input dan output cairan
e. mengatur posisi semi fowler atau fowler
f. memasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
g. memuang sekret pada tempat sputum

11
h. menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
i. menganjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, di tahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8 detik
j. menganjurkan mengulangi tarik nafas dalam 3 kali
k. mengannjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam yang ke 3
kolaborasi
l. berkolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
2. Deficit nutrisi
a. mengidentifikasi status nutrisi
b. menanyakan alergi dan intoleransi makanan
c. menanyakan makanan yang di sukai
d. menghitung kebutuhan kalori dan jenis nutrien
e. mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
f. perhatikan asupan makanan
g. timang berat badan
h. mengcek hasil pemeriksaan laboratorium
i. melakukan oral hygine sebelum makan jika perlu
j. menyaajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
k. menganjurkan posisi duduk
l. berkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
m. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
di butuhkan
3. Hipertermi
a. mengidentifikasi penyebab hipertermi
b. cek suhu tubuh
c. menyediakan lingkungan yang dingin
d. Longgarkan atau lepaskan pakaian
e. memberikan cairan oral
f. menganjurkan tirah baring
g. berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
E. Evaluasi Keperawatan

12
Evaluasi dalam keperawatan adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesahatan lainnya

13
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2. Jakarta :
EGC

PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

file:///C:/Users/win7/Downloads/684-1188-1-SM.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai