Oleh:
Kelompok III
Kasus 3 (Kelompok 3)
Buatlah Pathway dan Asuhan Keperawatan untuk kasus di bawah ini.
Bayi S (27 hari) dirawat di SCN 3 dengan diagnosa medis Necrotizyng Enterocolitis
perforasi pasca Laparatomy explorasi dan Ileustomy. Bayi lahir di RSCM secara spontan
dengan berat lahir 1700 gram. Usia gestasi 31 minggu. Pasien dirawat karena riwayat ibu
ketuban pecah 36 jam. Setelah lahir diberikan ASI dan antibiotik amoxiclav. Pada saat usia 3 hari
residu NGT kecoklatan, bayi lethargi dan kembung. Kemudian bayi dilakukan foto abdomen 3
posisi dan didagnosa NEC grade II. Pasien dipuasakan dan diberikan antibiotik Piptazobactam,
amikasin, dan metronidazole. Pasien mengalami gagal napas, dipasang ventilator dan dirawat di
SCN I. Pada saat usia 9 hari, pasien mengalami demam, antibiotik menjadi Meropenem dan
metronidazole. Pada saat usia 11 hari abdomen bayi semakin distended, kemudian dilakukan foto
abdomen lagi dengan hasil NEC grade II. Pada usia 12 hari pasien dilakukan operasi laparatomy
explorasi dan ileustomy.
Pada saat dilakukan pengkajian, kondisi bayi masih lemah, pernapasan spontan tanpa
oksigen. Pasien berada dalam inkubator dengan setting suhu: 33,5C. Tanda-tanda vital: suhu:
36,8C, Nadi: 140 X/menit, Pernapasan: 42 X/menit. Hasil pemeriksaan fisik: ubun-ubun datar,
jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen: datar, lemas, bising usus dalam batas normal
pasien terdapat luka post laparatomi melintang dan kolostomi. Kondisi luka: masih ada
rembesan. Ekstremitas: akral hangat, capilary refill < 2 detik. Udema tidak ada. Pasien saat ini
dipuasakan untuk persiapan USG abdomen selama 12 jam sebelum tindakan. Berat badan saat ini
1800 gram. Pasien tampak kesakitan dan menangis saat dilakukan ganti balutan dan ganti
kolostomy bag.
Diagnosa medis:
- Necrotizyng Enterocolitis perforasi pasca laparatomy explorasi dan ileustomi
- Sepsis e.c Acinebacter Baumanii neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
- BBLR
Terapi:
Cefepime 85 mg 2 X IV
Cafein sitrat 3,6 1 X IV
Vitamin E 35 iu 1 X oral
Actavol 0,5 ml 2 X oral
Asam urodeoksilat 20 mg 3 X oral
Infus: D10 (48) + Ca (2): 121 ml = 10,6 ml/jam.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI S
DENGAN NECROTIZYNG ENTEROCOLITIS PERFORASI
TANGGAL 30 MEI 2017
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Bayi S
Tempat/tanggal lahir : RSCM
Umur : 27 hari
No Register :-
Diagnosa Medis : Necrotizyng Enterocolitis perforasi pasca laparatomy
explorasi dan ileustomi, Sepsis e.c Acinebacter Baumanii
neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan, BBLR.
Nama Ayah/Ibu :-
Pekerjaan Ayah :-
Pendidikan Ayah :-
Pekerjaan Ibu :-
Pendidikan Ibu :-
Alamat/No.Telp :-
Agama :-
B. Natal
1. Awal persalinan :-
2. Lama persalinan :-
3. Komplikasi persalinan :
Riwayat Ketuban Pecah Dini 36 jam, Persalinan Prematur Gestasi 31 Minggu
4. Terapi yang diberikan :-
5. Cara melahirkan
() Pervaginam ( ) SC
6. Tempat melahirkan
( ) Rumah bersalin ( ) Rumah () Rumah Sakit
7. Penolong persalinan :-
C. Postnatal
1. Usaha nafas
() dengan bantuan
( ) tanpa bantuan
2. Kebutuhan resusitasi
a. Jenis dan lamanya : Menggunakan ventlator
b. Skor APGAR :-
3. Obat-obatan yang diberikan kepada
neonatus :
- Cefepime 85 mg 2 X IV
- Cafein sitrat 3,6 1 X IV
- Vitamin E 35 iu 1 X oral
- Actavol 0,5 ml 2 X oral
- Asam urodeoksilat 20 mg 3 X oral
- Infus: D10 (48) + Ca (2): 121 ml = 10,6 ml/jam.
4. Interaksi orang tua dan bayi
a. Kualitas : Dirawat pisah
b. Kuantitas : 27 hari
5. Trauma lahir
( ) ada
() tidak ada
6. Narcosis
( ) ada
() tidak ada
7. Keluarnya urine/BAB
( ) ada
() tidak ada
8. Respon fisiologis atau perilaku bermakna :
Bayi sering menangis, tampak kesakitan saat dilakukan rawat luka.
I. Pemeriksaan penunjang :
- Foto Abdomen 3 posisi
Diagnosa : NEC Grade II
- USG Abdomen
19. Suhu
a. Lingkungan
( ) penghangat radian ( ) pengaturan suhu () inkubator ( ) suhu ruang ( ) boks terbuka
b. Suhu kulit : 36,8C
XIV. IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah dirumuskan pada intervensi keperawatan.
XV. EVALUASI
Evaluasi berdasarkan respon klien setelah dilakukan implementasi.