Anda di halaman 1dari 13

A.

PENGERTIAN
 Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenanga.
(Alimul, 2009).
 Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986 dalam Alimul, 2009), atau juga
dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya
keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus
yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons
rangsangan dari luar (Alimul, 2009).
Bagan tahapan siklus tidur orang dewasa

Kantuk
Pratidur

NREM NREM NREM NREM


Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Tidur
REM

NREM NREM
Tahap 2 Tahap 3

Tabel karakteristik tahapan tidur


Tahap 1 : NREM Tahap 4 : NREM
Termasuk tingkat tidur paling ringan Tahap terdalam dari tidur
Tahapan berlangsung beberapa manit Sangat sulit untuk dbangunkan
Penurunan aktivitas fisiologis diawali Jika sudah tertidur, seseorang akan
dengan bertahapnya penurunan tanda menghabiskan sebagian besar dari
vital dan metabolisme malam di tahap ini
Rangsangan sensorik seperti suara dapat Tanda-tanda vital secara signifikan lebih
membangunkan seseorang dengan rendah daripada jam bangun
mudah Tahapan berlangsung sekitar 15 sampai 30
Setelah terbangun, orang merasa seolah- menit
olah baru saja bermimpi Tidur sambil berjalan dan mengompol
(enuresis) kadang-kadang terjadi
Tahap 2 : NREM
Periode tidur nyenyak Tidur REM
Semakin rileks Mimpi yang berwarna dan nyata muncul
Mudah terjaga Mimpi yang kurang jelas terjadi pada tahap
Tahap berlangsung 10 hingga 20 menit lainnya
Fungsi tubuh terus lambat Tahap biasanya dimulai sekitar 90 menit
setelah tidur dimulai
Tahap 3 : NREM Ditandai oleh respon otonom yaitu gerakan
Mengawali tahap awal tidur nyenyak mata cepat, denyut jantung dan
Seseorang sulit untuk dibangunkan dan pernapasan yang berfluktasi, serta
digerakkan peningkatan tekanan darah yang
Otot menjadi rileks berfluktuasi
Tenda-tanda vital mengalami penurunan Kehilangan ketegangan massa otot
tetapi teratur Sekresi lambung meningkat
Tahap ini berlangsung 15 sampai 30 menit Sangat sulit untuk dibangunkan
Durasi tidur REM meningkat dengan setiap
siklus dan rata-rata 20 menit
Dikutip dari : Potter and Perry 2010

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TIDUR


 Obat dan substansi
Kantuk, insomnia, dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat langsung dari obat
umum yang diresepkan.Obat ini mengubah pola tidur dan menurunkan kewaspadaan
di siang hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu (Schweitzer, 2005 dalam
Potter and Perry, 2010). Salah satu substansi yang mendukung terjadinya tidur di
banyak orang adalah L-triptofan, protein alami yang ditemukan dalam makanan
seperti susu, keju, dan daging (Potter and Perry, 2010).
Tabel Obat dan Pengaruhnya pada Tidur
Hipnotik Menganggu tidur REM
Mengganggu pencapaian tahap tidur
yang lebih dalam Diuretik
Pemberian sementara (1 minggu) Terbangun di malam hari akibat nokturia
meningkatkan kuantitas tidur
Pada akhirnya menyebabkan mabuk Beta andregenic blockers
pada siang hari, mengantuk Penyebab mimpi buruk
berlebihan, kebingungan, penurunan Penyebab insomnia
energi Penyebab terbangun dari tidur
Kadang-kadang memperburuk apnea
tidur pada lansia Benzodiazepin
Mengubah tidur REM
Antidepresan dan stimulan Meningkatkan waktu tidur
Menekan REM Meningkatkan rasa kantuk di siang hari
Mengrangi total waktu tidur
Narkotik
Alkohol Menekan REM
Kecepatan fase tidur Penyebab meningkatnya kantuk di siang
Mengrangi tidur REM hari
Membuat seseorang terjaga pada malam
hari dan menyebabkan sulit tidur Antikonvulsan
kembali Penurunan waktu tidur REM
Menyebabkan pusing di siang hari
Kafein
Mencegah orang tertidur
Penyebab orang terbangun di malam
hari
Dikutip dari : Potter and Perry 2010.
 Gaya Hidup
Rutinitas seseorang dapat mempengaruhi pola tidur. Seorang individu yang bekerja
secara rotasi sering mengalami kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Gaya
hidup tidak sehat seperti suka minum minuman yang beralkohol dan berkafein juga
dapat mempengaruhi pola tidur. , (Potter and Perry, 2010).
 Stres emosional
Khawatir atas masalah-masalah pribadi atau situasi sering mengganggu tidur. Stres
emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering menyebabkan frustrasi
ketika tidak dapat tidur.Stres juga menyebabkan seseorang berusaha keras untuk dapat
tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau tidur terlalu lama.Stres yang
berkelanjutan menyebabkan kebiasaan tidur yang tidak baik (Potter and Perry, 2010).
 Lingkungan
Lingkungan fisik di mana seseorang tidur secara signifikan memengaruhi kemampuan
untuk memulai dan tetap tidur.Ventilasi yang baik sangat penting untuk tidur
nyenyak.Ukuran, kenyamanan, dan posisi tempat tidur memengaruhi kualitas tidur.
Jika seseorang biasanya tidur dengan individu lain, maka tidur sendiri akan sering
menyebabkan terjaga. Di sisi lain, tidur degan teman tidur yang gelisah atau
mendengkur dapat mengganggu tidur (Potter and Perry, 2010).
 Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga
keseimbangan energi yang telah dikeluarkan (Alimul, 2009).Seseorang yang cukup
lelah biasanya dapat tidur dengan nyenyak, terutama jika kelelahan tersebut
merupakan hasil kerja atau latihan yang menyenangkan.Namun, kelelahan yang
berlebihan yang berasal dari pekerjaan atau stres membuat sulit tidur (Potter and
Perry, 2010).
 Makanan dan asupan kalori
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein
yang tinggi dapat memepercepat terjadinya proses tidur, karena adanya tryptophan
yang merupakan asam amino dari pritein yang dicerna. (Alimul, 2009).Menguikuti
kebiasaan makan yang baik penting untuk menciptakan tidur yang baik.Makan besar,
berat, dan/atau makanan pedas pada malam hari sering mengakibatkan gangguan
pencernaan yang mengganggu tidur.Kafein, alkohol, dan nikotin yang dikonsumsi di
malam hari menghasilkan insomnia.Pengurangan secara drastis atau menghindari zat-
zat ini merupakan strategi penting yang bisa digunakan untuk meningkatkan
tidur.Beberapa alergi makanan menyebabkan insomnia. Pada bayi, alergi susu kadang
menyebabkan bangun malam dan menangis atau kolik (Potter and Perry, 2010).
Kehilangan atau penambahan berat badan dapat memengaruhi pola tidur.Berat badan
berkontribusi pada apnea tidur obstruktif karena terjadi peningkatan ukuran struktur
jarinangan lunak di saluran napas bagian atas (Schwab, et al., 2005 dalam Potter and
Perry, 2010).
 Penyakit
Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang
memoerbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi
(infeksi limpa) akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan.
Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur
(Alimul, 2009).
 Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat
memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur
dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
C. Patofisiologi
D. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
 Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan
terjadi keluhan / gangguan dalam istirahat tidur.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya
riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus .
 Pengkajian Fokus Tidur
- Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain : kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidr di
siang maupunmalam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya,
kebiasaan sebelum maupun saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien
tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulant, perasaan
pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada
perubahan pola tidur (Alimul, 2009).
- Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah
dan mata perih, perhatian tidak foks, serta sakit kepala (Alimul, 2009).
- Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik,
bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara
rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur (Alimul, 2009).
II. Diagnosa Keperawatan
 Insomnia
Definisi :
- gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat fungsi
Berhubungan dengan :
- Pola aktivitas (mis., waktu, kuantitas)
- Ansietas
- Depresi
- Faktor lingkungan (mis., kebisingan lingkungan sekitar, pajanan terhadap
cahaya/gelap, suhu/kelembaban lingkungan sekitar, tatanan yang tidak
familier)
- Ketakutan
- Tidur siang terlalu lama
- Perubahan hormon terkait jenis kelamin
- Berduka
- Gangguan pola tidur normal (mis., bepergian, kerja shift)
- Hygiene tidur tidak adekuat (saat ini)
- Konsumsi alkohol
- Konsumsi stimulan
- Tidur terputus
- Tanggung jawab orang tua
- Obat
- Ketidaknyamanan fisik (mis., nyeri, napas pendek, batuk, refluks
gastroesofagus, mual, inkontinensia/urgensi)
- Sters (mis., pola/kebiasaan merenung sebelum tidur)
Ditandai dengan :
- Sering membolos (mis., kerja, sekolah)
- Afek tampak berubah
- Tampak kurang bergairah
- Menyatakan perubahan alam perasaan
- Menyatakan penurunan status kesehatan
- Menyatakan penurunan kualitas hidup
- Menyatakan sulit berkonsentrasi
- Menyatakan sulit tertidur
- Menyatakan sulit untuk tidur nyenyak
- Menyatakan kurang puas tidur (saat ini)
- Menyatakan peningkatan terjadi kecelakaan
- Menyatakan kurang bergairah
- Menyatakan sulit tidur kembali setelah terbangun
- Mentayakan gangguan tidur yang berdampak pada keesokan hari
- Menyatakan bangun terlalu pagi
 Deprivasi tidur
Definisi :
- periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodik dan alami secara
terus menerus)
Berhubungan dengan :
- Pergeseran tahap tidur terkait penuaan
- Demensia
- Paralisis tidur familial
- Hipersomnolen sistem saraf pusat idiopatik
- Aktivitas di siang hari tidak adekuat
- Narkolepsi
- Mimpi buruk
- Perasaan sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur
- Pergerakan ekstremitas periodic (mis., sindrom resah kaki, mioklonus
nokturnal)
- Ketidaknyamanan lama (mis., fisik, psikologis)
- Hygiene tidur tidak adekuat
- Penggunaan obat atau suplemen penahan kantuk
- Apnea tidur
- Enuresis terkait tidur
- Ereksi nyeri terkait tidur
- Teror tidur
- Tidur berjalan
- Sindrom Sundowner
- Ketidaksinkronan irama sirkardian yang terus-menerus
- Stimulasi lingkungan yang terus-menerus
- Hygiene tidur yang tidak adekuat terus-menerus
- Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur

Ditandai dengan :
- Konfusi akut
- Agitasi
- Ansietas
- Apatis
- Sering memberontak
- Mengantuk di siang hari
- Penurunan kemampuan berfungsi
- Keletihan
- Fleeting nystagmus
- Halusinasi
- Tremor tangan
- Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri
- Ketidakmampuan berkonsentrasi
- Iritabilitas
- Letargi
- Lesu
- Malaise
- Gangguan persepsi (mis., gangguan sensasi tubuh, waham, merasa melayang)
- Geisha
- Reaksi lambat
- Paranoia sementara
 Kesiapan meningkatkan tidur
Definisi :
- pola “tidur ayam” yang periodik dan alami, yang memberi istirahat adekuat,
mempertahankan gaya hidup yang diingikan, dan dapat ditingkatkan.
Ditandai dengan :
- Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan
- Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur
- Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur
- Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja
- Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur
 Gangguan pola tidur
Definisi :
- Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Berhubungan dengan :
- Kelembapan lingkungan sekitar
- Suhu lingkungan sekitar
- Tanggung jawab pemberi asuhan
- Perbahan pajanan terhadap cahaya-gelap
- Gangguan (mis., untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan
laboratorium)
- Kurang kontrol tidur
- Kurang privasi
- Pencahayaan
- Bising
- Bau gas
- Restrain fisik
- Teman tidur
- Tidak familier dengan perabot tidur

Ditandai dengan :
- Perubahan pola tidur normal
- Penurunan kemampuan berfungsi
- Ketidak puasan tidur
- Menyatakan sering terjaga
- Menyatakan mengalami kesulitan tidur
- Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
III. Intervensi keperawatan
IV. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan sesuai dengan perencanaan

V. Evaluasi
Evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria hasil
Mengetahui

Pembimbing Praktik Mahasiswa

(_____________________________) (____________________________)
NIP.

Mengetahui

Pembimbing Akademik

(________________________________)

NIP.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Buku 2.Jakarta : Salemba Medika

Dochterman, Joanne McCloskey and Bulechek, Gloria M. 2004.Nursing Intervention


Classification (NIC).Fourth Edition.St. Louis Missouri : Mosby Elsevier.

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014


oleh NANDA International. Jakarta : EGC

Moorhead, Sue, et.al. Nursing Outcomes Classification (NOC).Fourth Edition. St. Louis
Missouri : Mosby Elsevier.

Potter, Patricia A., Perry. Anne G. 2010. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.
Jakarta : Salemba Medika

Weiner, Howard L. 2001. Buku Saku Neurologi. Edisi 5.Jakarta : ECG. Didapat melalui
URL :
http://books.google.co.id/books?id=Ju1qkucenEgC&pg=PA117&dq=pemeriksaan
+penunjang+tidur&hl=en&sa=X&ei=_zrPUJfvJo3wrQfVpIDwBA&redir_esc=y#v=o
nepage&q=pemeriksaan%20penunjang%20tidur&f=false (3 Desember 2013)

Anda mungkin juga menyukai