Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PITTSBURGH SLEEP QUALITY INDEX (PSQI)

Oleh :

KEVIN BRANDON KAWULUSAN


19014104031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2020
1. Definisi Tidur
Tidur merupakan suatu proses/siklus yang sederhana dalam kehidupan (Peter, 1985: 10).
Selama dalam proses ini, seseorang berada dalam suatu keadaan bawah sadar dan dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya.
Fakihan (2016: 3) mengatakan bahwa “Tidur adalah suatu kondisi seseorang tidak sadar
karena perseptual individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, pada kondisi
tersebut seseorang dapat dibangunkan kembali dengan rangsangan yang cukup”. Orang
yang sedang tidur tidak sadar akan keadaan yang terjadi di luar, memiliki pengalaman
kesadaran yaitu mimpi dan dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal seperti bunyi
alarm (Wong, 1990: 26).

Tidur merupakan alah satu cara untuk melepas kelelahan baik jasmani maupun mental
(Japardi 2002: 1). Dalam keadaan tidur, semua kegiatan dan permasalahan semua sistem
dalam tubuh kita berkurang sampai pada batas dasarnya dan akan kembali saat kita
bangun. Tidur adalah bentuk relaksasi yang paling peka dan merupakan sumber kekuatan
kita di hari berikutnya (Barnard, 2002: 129).

Tidur bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan


begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Saat
seseorang tidur, semua kegiatan dan permasalahan hidup disingkirkan dari alam sadar
dan tubuh, sehingga saat bangun pikiran seseorang menjadi damai dan tubuh dalam
keadaan segar dan kuat (Hardinge & Shryock, 2001: 62).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tidur merupakan suatu proses
pemulihan oleh tubuh saat seseorang berada pada alam bawah sadar dan menjadi kurang
respon terhadap rangsangan dari luar.

2. Siklus Tidur
Setiap malam seseorang mengalami dua jenis tidur yang berbeda dan saling bergantian
yaitu: tidur NREM (Non Rapid-Eye Movement) dan REM (Rapid-Eye Movement)
(Rafknowledge, 2004: 2). Barnard (2002: 130) menjelaskan bahwa tidur dimulai dengan
fase 1-4 NREM, kemudian menurun ke pase 3-2 dan masuk fase REM. Putaran fase
tersebut dikatakan sebagai 1 siklus tidur. Individu yang memiliki tidur normal melewati
4-5 siklus setiap tidurnya. Setiap siklus berlangsung selama 60-90 menit. Peter (1985: 10-
15) menerangkan tahapan tidur dan cirinya sebagai berikut:

a. Tidur NREM (Non Rapid-Eye Movement)


Tidur NREM atau tidur gelombang lambat yang dikenal dengan tidur yang dalam,
istirahat penuh dengan gelombang otak yang lebih lambat (Rafknowledge, 2004: 3).
Nelson menjelaskan bahwa tidur ini memiliki 4 tahapan dari yang sampai 1-4. Saat
seseorang mulai tidur maka dia memasuki fase 1 yaitu tahapan tidur biasa, kemudian
memasuki fase 2 dan 3 yaitu tidur sedang, dan kemudian fase 4 yaitu tidur yang pulas.
Selama tidur pulas ini, jantung berkerja lambat, dan tekanan darah berada pada titik
paling rendah dari seluruh hari itu.
1) Tahap 1
 Tahap transisi antara bangun dan tidur
 Berlangsung selama 5 menit
 Masih sadar dengan lingkungan
 Merasa mengantuk
 Bola mata masih bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya
 Frekuensi nadi dan napas sedikit menurun dan masih dapat bangun dengan segera

2) Tahap 2
 Tahap tidur ringan
 Proses tubuh terus menurun
 Berlangsung selama 10 hingga 15 menit
 Masih relatif mudah untuk terbangun

3) Tahap 3
 Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam
 Denyut nadi, frekuensi napas dan proses tubuh lainnya melambat
 Sistem saraf parasimpatis mendominasi
 Sulit untuk bangun

4) Tahap 4
 Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam
 Kecepatan jantung dan pernapasan turun
 Tonus otot menurun
 Jarang bergerak dan sangat sulit untuk dibangunkan
 Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit

b. Tidur REM (Rapid-Eye Movement)


Tidur REM dicirikan dengan pergerakan mata oleh seseorang dalam tidur. Dalam tidur
ini mata seseorang bergerak beputar, gelombang otak cepat, sementara otot-otot tubuh
menjadi rileks dan lembut, pada tidur semacam inilah seseorang bermimpi (Nelson: 205).
Pada saat tidur REM otak mengolah sebagian informasi yang dialami sepanjang hari dan
pada saat ini seseorang memiliki mimpi yang tegas (Barnard, 2002: 130). Jumlah
keseluruhan tidur REM pada malam hari berlangsung sekitar 25 persen dari waktu tidur
secara keseluruhan (Wong, 1990: 28). Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan
berlangsung selama 5-20 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian
besar mimpi terjadi pada tahap ini. Pada siklus pertama, tidur REM hanya sedikit bahkan
tidak ada. Periode REM semakin berkembang pada siklus-siklus tidur berikutnya. Pola
tidur REM ditandai dengan:
 Biasanya disertai dengan mimpi aktif
 Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM
 Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
 Tidur ini penting untuk kesehatan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori,
dan adaptasi

3. Pola Tidur Berdasarkan Tingkat Perkebangan (Usia)


Pola tidur berdasarkan tingkat perkembangan menurut (Mubarak, et al 2015:92). Usia
merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan seseorang. Semakin
tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur yang dibutuhkan.

a) Bayi baru lahir / masa neonatus (0-1 bulan)


Tidur 14-18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM,
banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahan III dan IV tidur NREM. Setiap siklus
sekitar 45-60 menit.
b) Masa bayi ( 1-18 bulan)
Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya
pola terbangun sebentar.
c) Toodler/ masa anak (18 bulan sampai 3 tahun)
Tidur sekitar 10-11 jam sehari ada teori yang menyatakan 11-12 jam sehari, 25% tidur
REM, banyak tidur pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur
normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun.
d) Prasekolah (3-6 tahun)
Tidur sekitar sebelas jam sehari, 20% REM, periode terbangun kedua hilang pada umur
tiga tahun. Pada umur lima tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
e) Usia sekolah (6-12 tahun)
Tidur sekitar sepuluh jam sehari, 18,5% tidur REM . sisa waktu relatif konstan.
f) Remaja (12-18 tahun)
Tidur sekitar 8, 5 jam sehari 20% tidur REM.
g) Dewasa muda (18-20 tahun)
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50% tidur tahap II,
dan 10-20% tidur tahap II dan IV.
h) Dewasa pertenghan (40-60 tahun)
Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami insomnia dan sulit
untuk dapat tidur.
i) Dewasa tua (60 tahun)
Tidur sekita 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang kadang-
kadang tidak ada. Mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun sewaktu malam
hari.

4. Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur


Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur menurut Maryunani (2015:209-212) :
a. Penyakit
Umumnya, seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih
banyak dari normal. Namun, banyak juga penyakit yang menjadikan pasien tidak
bisa tidur. Dalam hal ini, keadaan penyakit ini menjadikan pasien kurang tidur.
Misalnya pasien dengan gangguan pernafasan seperti, asma, bronkitis, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit pernafasan.
b. Lingkungan
Proses tidur dapat terjadi lebih cepat apabila terdapat keadaan lingkungan yang
ama dan nyaman. Suasana lingkungan yang gaduh dapat menghambat proses
tidur.
c. Motivasi
Apakah seseorang bisa tidur atau tidak, juga dipengaruhi oleh motivasinya.
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan untuk tidur. Motivasi juga
dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode dari tahap REM. Aktivitas yang tinggi
dapat menimbulkan keletihan atau kelelahan. Untuk menjaga keseimbangan
energi yang dikerluarkan orang yang letih/lelah perlu lebih banyak tidur
e. Kecemasan atau stres psikologis
Keadaan cemas dapat menimbulkan saraf simpatis yang dapat menimbulkan
gangguan tidur. Stress psikologis yang dialami seseorang dapat mengakibatkan
ketegangan jiwa, yang pada akhirnya orang tersebut menjadi gelisah dan sulit
tidur.
f. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi atau protein yang terpenuhi dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang mempengaruhi proses tidur, antara lain L-Triptophan. Merupakan
asam amino dari protein yang dicerna, contoh makanan yang mengandung L-
Triptophan yakni, keju, susu, daging, dan ikan tuna. Hal ini makanan tersebut
dapat mempercepat terjadinya ptosis.
g. Obat-obatan
Obat dapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
menimbulkan gangguan tidur atau mempengaruhi proses tidur, diantaranya :
Diuretik (menyebabkan insomnia), Antidepresan (menyupresi atau menekan
REM), Kafein (meningkatkan syaraf simpatis), Beta-blocker (menimbulkan
insomnia), Narkotika (Menyupresi REM).
h. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang terbiasa meminum alkohol
biasanya sering menderita insomnia.

5. Pittsburgh Sleep Quality Index (Pengukuran Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh)


PQSI merupakan instrumen efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan
pola tidur. Instrumen PQSI dibuat berdasarkan pengukuran pola tidur responden dengan
rentang tidur satu bulan terakhir. Tujuan pembuatan PQSI adalah untuk menyediakan
standar pengukuran kualitas tidur yang valid dan terpercaya, membedakan antara tidur
yang baik dan tidur yang buruk, menyediakan indeks yang mudah dipakai oleh subjek
dan interpetasi oleh peneliti, dan digunakan sebagai ringkasan dalam pengkajian
gangguan tidur yang bisa berdampak pada kualitas tidur (Busyee, Reynolds, Monk, et al.,
1989: 194).

Busyee, Reynolds, Monk, et al. (1989: 205) membedakan penilaian PQSI menjadi
kualitas tidur baik dan buruk yang mencakup 7 ranah, yaitu kualitas tidur subjektif,
latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan
disfungsi tidur di siang hari. Jawaban dari masing-masing soal memiliki skor 0-3 dan
setiap jenis pertanyaan memiliki cara perhitungan berbeda-beda. Pada akhir penjumlahan
skor dari seluruh pertanyaan dan hasilnya diklasifikasikan menjadi dua kategori. Jika skor
akhir <5 dikategorikan ke dalam kualitas tidur baik dan jika skor akhir >5 dikategorikan
ke dalam kualitas tidur buruk. Penggunaan PQSI ini adalah dengan mengisikan
pernyataan yang disediakan pada lembar kuesioner. Pernyataan mengenai pola tidur yang
dilakukan selama satu bulan terakhir. Terdapat 9 butir item yang harus diisi.
PITTSBURGH SLEEP QUALITY INDEX

Selama sebulan ini :

1. Jam berapa anda tidur malam hari?


2. Berapa menit anda perlukaan sampai anda tidur di malam hari?
3. Jam berapa anda bangun di pagi hari?
4. Berapa jam anda tidur pulas di malam hari?

5. Dalam sebulan inui Tidak pernah Kurang sekali Sekali atau 2 3 atau lebuh
berapa sering anda (0) seminggu kali seminggu dalam
mengalami masalah (1) (2) seminggu
tidur (3)
A. Tidak dapat tidur
dalam 30 menit
B. Bangun ditengah
malam atau dini hari

C. Sering bangun untuk


ke kamar kecil
D. Tidak dapat bernafas
dengan baik
E. Batuk atau
mendengkur secara
nyaring
F. Merasa terlalu dingin

G. Merasa terlalu panas


H. Mengalami mimpi
buruk
I. Merasa sakit

J. Berapa sering kamu


mengalami masalah
tidur
6. Selama sebulan ini
berapa sering kau
menggunakan obat
obatan untuk
membuat kamu tidur
7. Dalam sebulan ini
berapa sering kamu
5. Dalam sebulan inui Tidak pernah Kurang sekali Sekali atau 2 3 atau lebuh
berapa sering anda (0) seminggu kali seminggu dalam
mengalami masalah (1) (2) seminggu
tidur (3)
mengalami masalah
dalam mengemudi,
makan, ataupun
aktivitas sosial
8. Dalam sebulan ini
berapa banyak
masalah yang
membuat anda tidak
antusias untuk
menyelesaikannya
9. Dalam sebulan ini Sangat baik Baik(1) Buruk(2) Sangat
bagaimana kualitas (0) Buruk (3)
tidurmu secara
keseluruhan

7 Komponen penilaian =

1. Pertanyaan 9 = jumlah skor


2. Pertanyaan 2 skor (<15 menit =0), (16-30 menit=1) (31-60 menit=2) (>60 menit=3)
ditambah pertanyaan 5 jika jumlahnya sama dengan 0=0, 1-2=1, 3-4=2, 5-6=3
3. Pertanyaan 4 skor >7=0, 6-7=1, 5-6=2,<5=3
4. Jumlah jam tidur pulas/ jumlah jam di tempat tidur dikali 100, >85%=0,, 75-84%=1, 65-
74%=2, <65%=3
5. Jumlah skor 5b hingga 5j (0=0, 1-9=1, 10-18=2, 19-27=3)
6. Pertanyaan 6 jumlah skor
7. Pertanyaan 7 ditambah pertanyaan 8(0=0, 1-2=1,3-4=2, 5-6=3)

Interpretasi=
1. Skor > 5 kualitas tidur buruk
2. Skor ≤ 5 kualitas tidur baik

Keterangan Cara Skoring Kuesioner Kualitas Tidur (PSQI) Komponen :

1. Kualitas tidur subyektif : Dilihat dari pertanyaan nomor 9


1 = sangat baik
2 = baik
3 = kurang
4 = sangat kurang
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur): total skor dari pertanyaan nomor 2 dan 5a
 Pertanyaan nomor 2 :
< 15 menit : Skor 0
16-30 menit : Skor 1
31-60 menit : Skor 2
> 60 menit : Skor
 Pertanyaan nomor 5a:
Tidak pemah : Skor 0
Sekali seminggu : Skor 1
2 kali seminggu : Skor 2
> 3 kali seminggu : Skor 3
 Jumlahkan skor pertanyaan nomor 2 dan 5a , dengan skor dibawah ini :
Jumlah 0 : Skor 0
Jumlah 1-2 : Skor 1
Jumlah 3-4 : Skor 2
Jumlah 5-6 : Skor 3
3. Lama tidur malam : dilihat dari pertanyaan No.4
>7 jam : Skor 0
6 - 7 jam : Skor 1
5 - 6 jam : Skor 2
< 5 jam : Skor 3
4. Efisiensi tidur : Pertanyaan nomor 1.3.4
Efisiensi tidur = (lama tidur/lama di tempat tidur) x 100%
Lama tidur : pertanyaan nomor 4
Lama ditempat tidur : kalkulasi respon dari pertanyaan nomor 1 dan 3
Jika didapat hasil berikut , maka skornya :
>85 % : Skor 0
75- 84 % : Skor 1
65-74 % : Skor 2
<65 % : Skor 3
5. Gangguan ketika tidur malam : Pertanyaan nomor 5b sampai 5j
Nomor 5b sampai 5j dinilai dengan skor dibawah ini :
Tidak pernah : Skor 0
Sekali seminggu : Skor 1
2 kali seminggu : Skor 2
> 3 kali seminggu : Skor 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomor 5 b sampai 5jdengan skor dibawah ini :
Jumlah 0 : Skor 0
Jumlah 1-9 : Skor 1
Jumlah 10-18 : Skor 2
Jumlah 19-27 : Skor 3
6. Menggunakan obat-obat tidur : Pertanyaan nomor 6
Tidak pernah : Skor 0
Sekali seminggu : Skor 1
2 kali seminggu : Skor 2
> 3 kali seminggu : Skor 3
7. Terganggunya aktifitas disiang hari : Pertanyaan nomor 7 dan 8
 Pertanyaan nomor 7 :
Tidak pernah : Skor 0
Sekali seminggu : Skor 1
2 kali seminggu : Skor 2
> 3 kali seminggu : Skor 3

 Pertanyaan nomor 8 :
Tidak antusias : Skor 0
Kecil : Skor 1
Sedang : Skor 2
Besar : Skor 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomor 7 dan 8 , dengan skor dibawah ini :
Jumlah 0 : Skor 0
Jumlah 1-2 : Skor 1
Jumlah 3- 4 : Skor 2
Jumlah 5- 6 : Skor 3
 Skor akhir : Jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 sampai 7
Rentang skor : 1 - 21
Interpretasi :
< 5 = kualitas tidur baik
> 5 = kualitas tidur buruk
DAFTAR PUSTAKA

Barnard, C. (2002). Kiat Jantung Sehat. (Terjemahan Sofia Mansoor). Bandung: Penerbit Kaifa.
(Edisi asli diterbitkan tahun 2001 oleh Thorsons. London).

Busyee, D., Reynolds, C., Monk, T., et al. (1989). The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI): A
New Instrument for Psychiatric Research and Practice. Psychiatri Research, 28, 193-213.

Fakihan, A. (2016). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur pada Lanjut Usia. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Hardinge, M.G., & Shryock, H. (2001). Kiat Keluarga Sehat Mencapai Hidup Prima dan Bugar.
(Terjemahan Ruben Supit). Bandung: Indonesia Publishing House.

Japardi, I. (2002). Gangguan Tidur. Medan: Universitas Sumatera Utara

Maryunani, Anik. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia. In Medika. Bogor.

Mubarak, W. I., Indrawati, L., dan Susanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Salemba Medika. Jakarta.

Nelson, E.R. (n.d.). Delapan Obat Alami. (Penerjemah Eddy E. Saerang.) Bandung: Indonesia
Publishing House.

Peter, T. (1985). Mengatasi Insomnia. Jakarta: ARLAN.

Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: PT. Alex Media
Komputindo

Wong, M. (1990). Tidur Tanpa Obat. (Terjemahan Mira T. Windy). Bandung: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai