KELOMPOK 3 :
TINGKAT : 3B KEPERAWATAN
DOSEN PENGAJAR:
Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
dalam setahun, dengan 17% di antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai gangguan
penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut,
seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor
hilang atau individu telah beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara
sering berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian atau penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah
setiap insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan
berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien dengan predisposisi yang
mendasari untuk insomnia.
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh
mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan
konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologis
hyperarousal. Bahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan
insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur siang.
Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti
berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien dengan
kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. Kualitas hidup meningkat
dengan pengobatan tetapi masih tidak mencapai tingkat yang terlihat pada populasi
umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya kinerja pekerjaan dan
sosial.
2
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan, insomnia tampaknya menjadi prediksi
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Insomnia sering menetap meskipun telah dilakukan pengobatan kondisi medis
atau kejiwaan yang mendasari, bahkan insomnia dapat meningkatkan resiko kekambuhan
penyakit primernya. Dalam hal ini, dokter perlu memahami bahwa insomnia adalah suatu
kondisi tersendiri yang membutuhkan pengakuan dan pengobatan untuk mencegah
morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori Insomnia?
2. Apa saja tipe Insomnia?
3. Apa saja penyebab Insomnia?
4. Apa saja tanda dan gejala Insomnia?
5. Apa saja faktor resiko pada Insomnia?
6. Apa saja dampak insomnia dalam kehidupan?
7. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan untuk terapi insomnia?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui teori Insomnia.
2. Mengetahui tipe Insomnia.
3. Mengetahui penyebab Insomnia.
4. Mengetahui tanda dan gejala Insomnia.
5. Mengetahui faktor resiko pada Insomnia.
6. Mengetahui dampak insomnia dalam kehidupan
7. Mengetahiu pelaksanaan keperawatan untuk terapi insomnia.
3
BAB II
A. Definisi Insomnia
Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau
mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan
dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu. The
International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan
memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama
minimal satu bulan. Menurut The International Classification of Sleep Disorders,
insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak
nyaman setelah episode tidur tersebut. Jadi, Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur
berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesempatan untuk melakukannya. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu
gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan
pemakaian obat-obatan. Insomnia dapat mempengaruhi tidak hanya tingkat energi dan
suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup.
B. Klasifikasi Insomnia
1. Insomnia Primer
Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah
tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia. Pola
tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali menjadi
penyebab dari jenis insomnia primer ini.
2. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi
medis. Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu
masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1 dari 10
orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia sekunder juga dapat
disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang diminum untuk suatu penyakit
4
tertentu, penggunaan obat-obatan yang terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol.
Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10 orang yang menderita insomnia.
Organik
Non organik
- Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)
- Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur seperti mimpu
buruk, berjalan sambil tidur, dll)
Dalam ICD 10 tidak dibedakan antara insomnia primer atau sekunder. Insomnia disini
adalah insomnia kronik yang sudah diderita paling sedikit 1 bulan dan sudah
menyebabkan gangguan fungsi dan sosial.
Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
a. Acute insomnia
b. Psychophysiologic insomnia
c. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)
d. Idiopathic insomnia
e. Insomnia due to mental disorder
f. Inadequate sleep hygiene
g. Behavioral insomnia of childhood
h. Insomnia due to drug or substance
i. Insomnia due to medical condition
j. Insomnia not due to substance or known physiologic condition, unspecified
(nonorganic)
5
k. Physiologic insomnia, unspecified (organic)
C. Etiologi Insomnia
1. Stres. Kekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapat
membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Peristiwa
kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari orang yang dicintai,
perceraian atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan insomnia.
2. Kecemasan dan depresi. Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia dalam
otak atau karena kekhawatiran yang menyertai depresi.
3. Obat-obatan. Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk
beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan (seperti
Ritalin) dan kortikosteroid.
4. Kafein, nikotin dan alkohol. Kopi, teh, cola dan minuman yang mengandung kafein
adalah stimulan yang terkenal. Nikotin merupakan stimulan yang dapat menyebabkan
insomnia. Alkohol adalah obat penenang yang dapat membantu seseorang jatuh
tertidur, tetapi mencegah tahap lebih dalam tidur dan sering menyebabkan terbangun
di tengah malam.
5. Kondisi Medis. Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan
sering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besar
dibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan
insomnia akibat artritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru-paru, gastroesophageal
reflux disease (GERD), stroke, penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
6. Perubahan lingkungan atau jadwal kerja. Kelelahan akibat perjalanan jauh atau
pergeseran waktu kerja dapat menyebabkan terganggunya irama sirkadian tubuh,
sehingga sulit untuk tidur. Ritme sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatur
siklus tidur-bangun, metabolisme, dan suhu tubuh.
7. 'Belajar' insomnia. Hal ini dapat terjadi ketika Anda khawatir berlebihan tentang tidak
bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh tertidur. Kebanyakan
orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika mereka berada jauh dari lingkungan
tidur yang biasa atau ketika mereka tidak mencoba untuk tidur, seperti ketika mereka
menonton TV atau membaca.
6
D. Faktor Resiko Insomnia
Hampir setiap orang memiliki kesulitan untuk tidur pada malam hari tetapi resiko
insomnia meningkat jika terjadi pada:
7
3. Tingkatan stres psikis.
4. Riwayat medis.
5. Aktivitas fisik
6. Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara individual.
Sebagai tambahannya, dokter akan melengkapi kuisioner untuk menentukan pola tidur
dan tingkat kebutuhan tidur selama 1 hari. Jika tidak dilakukan pengisian kuisioner, untuk
mencapai tujuan yang sama Anda bisa mencatat waktu tidur Anda selama 2 minggu.
Pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk menemukan adanya suatu permasalahan yang
bisa menyebabkan insomnia. Ada kalanya pemeriksaan darah juga dilakukan untuk
menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain yang bisa menyebabkan insomnia.
Jika penyebab dari insomnia tidak ditemukan, akan dilakukan pemantauan dan
pencatatan selama tidur yang mencangkup gelombang otak, pernapasan, nadi, gerakan
mata, dan gerakan tubuh.
8
Terapi tingkah laku bertujuan untuk mengatur pola tidur yang baru dan
mengajarkan cara untuk menyamankan suasana tidur. Terapi tingkah laku ini
umumnya direkomendasikan sebagai terapi tahap pertama untuk penderita
insomnia.
Terapi tingkah laku meliputi
1. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, tidak untuk membaca, menonton
televisi, makan atau bekerja.
2. Pergi ke tempat tidur hanya bila sudah mengantuk. Bila dalam waktu 20 menit di
tempat tidur seseorang tidak juga bisa tidur, tinggalkan tempat tidur dan pergi ke
ruangan lain dan melakukan hal-hal yang membuat santai. Hindari menonton
televisi. Bila sudah merasa mengantuk kembali ke tempat tidur, namun bila alam
20 menit di tempat tidur tidak juga dapat tidur, kembali lakukan hal yang
membuat santai, dapat berulang dilakukan sampat seseorang dapat tidur.
3. Bangun di pagi hari pada jam yang sama tanpa mengindahkan berapa lama tidur
pada malam sebelumnya. Hal ini dapat memperbaiki jadwal tidur-bangun (kontrol
waktu).
9
4. Tidur siang harus dihindari.
2. Farmakologi
Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjadi dua golongan yaitu
benzodiazepine dan non-benzodiazepine.
a. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)
b. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)
Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :
10
Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke
proses tidur selanjutnya)
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Prolong latent phase Anti-Insomnia”, yaitu
golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan Tetrasiklik)
Misalnya pada gangguan depresi
Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah
menjadi beberapa bagian (multiple awakening).
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep Maintining Anti-Insomnia”, yaitu
golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine (Long acting).
Misalnya pada gangguan stres psikososial.
Pengaturan Dosis
H. Komplikasi
Tidur sama pentingnya dengan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur. Insomnia
dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik.
Komplikasi insomnia meliputi
Gangguan dalam pekerjaan atau di sekolah.
Saat berkendara, reaksi reflex akan lebih lambat. Sehingga meningkatkan reaksi
kecelakaan.
Masalah kejiwaan, seperti kecemasan atau depresi
Kelebihan berat badan atau kegemukan
Daya tahan tubuh yang rendah
11
Meningkatkan resiko dan keparahan penyakit jangka panjang, contohnya tekanan
darah yang tinggi, sakit jantung, dan diabetes.
BAB III
B. RIWAYAT KELUARGA
13
Genogram
Ny.L Tn. E
17th
21th
14
Ketera ngan gbr :
---------------
: Tinggal serumah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaansaatini : petani
Alamatpekerjaan : desa pal 8
Berapajarakdarirumah : 3 (Km)
Alattransportasi : motor
Pekerjaansebelumnya : petani
Sumberpendapatan&KecukupanterhadapK : untuk mencukupi kebutuhan klien
ebutuhan bekerja sebagai petani
15
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe tempat tinggal Rumah kontrakan
Jumlah Kamar : 2 (dua)
Jumalah Tongkat di kamar :-
Kondisi tempat tinggal :baik, sedikit kotor dan berantakan
Jumlah orang yang tinggal :Laki-lak 2 Orang/Perempuan 2 Orang
Derajat Privasi :-
Tetangga terdekat : ny. S
Alamat / Telepon : Desa pal 8 /telp-
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Miat : tidak ada
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : bidan desa
Jarak dari rumah : 1Km
Rumah Sakit : 13 Km
Klinik : tidak ada
Pelayanan Kesehatan dirumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan : pijat urut
keluarga
Lain-lain : tidak ada
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : shalat 5 waktu
Yang Lainnya : terbiasa mengikuti pengajian
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun : hanya demam flu dan batuk, sakit kepala
yang lalu dan ada penyakit reumatik.
Status kesehatan umum selama 5 tahun : tidak ada
yang lalu
Ny. R sering terjaga pada malam hari, Pagi hari ia merasa tidak segar, kantong mata terlihat
jelas, ketika siang harinya ia tidak tidur sama sekali. Pada malam hari paling Cuma ±5 jam
itupun terkadang terbangun. Dan klien akhir-akhir ini mengalami sedikit nyeri sendi pada
pergelangan tangan dan sendi-sendi lutut. Pada malam hari reumatiknya juga sering kambuh.
Dan mengalihkan rasa nyeri dengan mengkosumsi obat reumatik .
16
Provokative / palliative : - Apa penyebabnya?
- Bagaimana dilihat ?
Region :-
Severity Scale :-
Timming :-
Klien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya yakni gangguan pola tidur,
tetapi untuk pengobatannya klien kurang mengetahui apa yang harus ia lakukan atau minum
karena jarak ke pelayanan kesehatan dari rumahnya tidaklah dekat, Ny.R mengatasi sulit tidur
nya dengan terkadang diurut oleh anaknya dan mencoba beristirahat yang cukup dan
berusaha untuk tidur.
OBAT-OBATAN :
No. NamaObat Dosis Keterangan
1. Novaxicam 20mg Diminum jika mengalami
2. Dexametason 0.5mg nyeri pada pergelangan
tangan akibat penyakit
reumatik yang diderita 1
tahun belakangan ini.
17
STATUS IMMUNISASI : (Catat tanggal terbaru)
Tetanus, Difteri : tidak ada
Influensa: 20 Januari 2020
Pneumothoraks : tidak ada
Alergi : (Catatanagendanreaksispesifik)
Obat-obatan : tidak ada
Makanan : tidak ada
Faktor Lingkungan : tidak ada
18
KeadaanUmum : Baik
Tingkat Kesadaran : : Composmentis,
: Eye : 4. Verbal : 5 Psikomotor : 6
SkalaKoma Glasgow : Pols: 68x/i Temp=36,8°c RR= 20x/i
Tanda-tanda Vital Tensi=100/80mmhg
● SistemPerkemihan
: eliminasi : BAK : -+ 5x/hari
● SistemMuskulo Skeletal
: a. Inspeksi dan Palpasi : kekuatan otot
kaki kiri dan kanan normal, kekuatan otot
tangan kiri dan kanan normal, terkadang
ada nyeri ketika reumatiknya kambuh
,tidak ada lesi pada kaki dan kanan
● SistemEndokrin
● Sistem Gastrointestinal
: a. Inspeksi : normal, tidak ada nyeri
tekan.
b. Aukultasi : bising usus terdengar
18x/m
19
c. Palpasi : tidak ada oedema
N VI :
20
sakit ia sulit menggerakkannya.
K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) : terjadi kerusakan ringan dengan total
kesalahan 3
Mini Mental State Exam (MMSE) : skore 23 : tidak terdapat kerusakan kognitif dan tidak
perlu penyelidikan lebih lanjut
Inventaris Depresi Beck : skore 7 dengan depresi ringan
APGAR Keluarga : Apgar skore 6
L. DATA PENUNJANG
1. Labvoratorium : tidak ada
2. radiologi : tidak ada
21
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar
A kecil, berpakaian dan mandi
Kemandiriandalamsemuaaktivitashidupsehari-hari,
E kecualimandi, berpakaian,
kekamarkecildansatufungsitambahan
Kemandiriandalamsemuaaktivitashidupsehari-hari,
F kecualimandi, berpakaian, kekamarkecil,
berpindahdansatufungsitambahan
Skore A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah kekamar mandi kecil,
berpakaian dan mandi.
22
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE(SPMSQ)
SKORE
b s No. PERTANYAAN JAWABAN
✔ 1. Tanggalberapahariini ? benar
✔ 2. Hariapasekarangini ? Benar
✔ 3. Apanamatempatini ? Benar
✔ 4. Berapa nomor telpon Anda ? Benar
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
✔ 5. BerapaumurAnda ? Tidak tahu
✔ 6. KapanAndalahir ? Tidak tahu
✔ 7. SiapaPresiden Indonesia sekarang ? Benar
✔ 8. SiapaPresidensebelumnya ? Benar
✔ 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Benar
✔ 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 Tidak tahu
dari setiap angka baru, semua secara
menurun ?
JumlahKesalahan Total 3
KETERANGAN :
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsiintelektualutuh
2. Kesalahan 3 – 4 KerusakanintelektualRingan
3. Kesalahan 5 – 7 KerusakanintelektualSedang
4. Kesalahan 8 – 10 KerusakanintelektualBerat
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan
lebih dari SD
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)
23
NILAI PASIEN PERTANYAAN
Maksimum
ORIENTASI
5 4
(Tahun(2020), Musim(hujan) , Tgl(19),
Hari(jum'at),Bulan(Juni) , apa sekarang ? dimana(dirumah
pal 8)
5 3 kita : (Negara Bagian(tidak tahu) , Wilayah(tidak tahu),
Kota(curup), di RS, Lantai ?)
REGISTRASI
Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
3 3
masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar,
kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan : meja, kursi
dan lampu.
PERHATIAN & KALKULASI
Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
5 5 berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari
belakang)
MENGINGAT
3 3 Mintauntukmengulangike 3 obyekdiatas, beri 1 point
untuktiapkebenaran.
BAHASA
Namapensil&melihat (2 point)
9 5 Mengulanghalberikuttakadajika ( danatautetapi) 1 point
30 23 Nilai Total
KETERANGAN :
NilaiMaksimum 30 (Nilai 21 /
kurangindikasiadakerusakankognitifperlupenyelidikanlanjut)
24
(Penilaian Tingkat DepresiLansiadari Beck &Decle, 1972)
SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Sayagalau/sedihsepanjangwaktudantidakdapatkeluardarinya
1 ✔Sayamerasasedih/galau
0 Sayatidakmerasasedih
B PESIMISME
3 Merasamasadepanadalahsia-sia&sesuatutidakdapatmembaik
2 ✔Merasatidakpunyaapa-apa&memandangkemasadepan
1 Merasakecilhatitentangmasadepan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasatelahgagalmelebihi orang padaumumnya
0 ✔Tidakmerasagagal
D KETIDAK PUASAN
3 Tidakpuasdengansegalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidakmenyukaicara yang sayagunakan
0 ✔Tidakmerasatidakpuas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga
2 Merasasangatbersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 ✔Tidak merasa benar-benar bersalah
25
2 Saya muakdengandiri saya sendiri
1 Sayatidaksukadengandirisayasendiri
0 ✔Sayatidakmerasakecewadengandirisendiri
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Sayamempunyaibanyakkesulitandalammembuatkeputusan
1 ✔Sayaberusahamengambilkeputusan
0 Sayamembuatkeputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 ✔Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 ✔Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Sayamerasalelahdari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
26
1 ✔Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
KETERANGAN :
PENILAIAN
0-4 DepresiTidak Ada / Minimal
5–7 DepresiRingan
8 – 15 DepresiSedang
16 + DepresiBerat
27
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
1. Sayapuasbahwasayadapatkembalipadakelu 1
arga (teman-teman) ADAPTATION
sayauntukmembantupadawaktusesuatumen
yusahkansaya.
2. Sayapuasdengancarakeluarga (teman- 2
teman) PARTNERSHIP
sayamembicarakansesuatudengansaya&me
ngungkap- kanmasalahdengansaya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2
teman) saya menerima & mendukung GROWTH
keinginan saya untuk melakukan aktivitas /
arah baru
4. Sayapuasdengancarakeluarga (teman- 1
teman) AFFECTION
sayamengekspresikanafek&beresponsterha
dapemosi-emosisayasepertimarah, sedih /
mencintai.
5. Sayapuasdengancarateman- 1
temansaya&sayamenyediakanwaktubersa RESOLVE
ma-sama.
PENILAIAN : 6
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab : TOTAL
● Selalu : Skore 2
● Kadang-kadang : Skore 1
● HampirTidakPernah : Skore 0
28
Analisa data :
29
INTERVENSI KEPERAWATAN
30
persendian. dan nyeri pada
kaki .
-Ny.R melaporkan
rasa kesemutan dan
nyeri sendi
berkurang.
IMPLEMENTASI
31
.
1. 26/7/2020 Gangguan Pola - Melakukan pengkajian masalah gangguan
Tidur tidur klien, karakteristik, dan penyebab
berhubungan kurang tidur.
dengan Faktor - Menganjurkan klien untuk tidur malam
menua seperti pada jam 08.00 malam sesuai dengan
pola tidur klien.
-Menganjurkan keluarga klien untuk
memberikan keadaan tempat tidir yang
nyaman, bersih dan bantal yang nyaman.
-Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan
kurangi aktivitas sebelum tidur.
2. 26/7/2020 Kurangnya - Membina hubungan saling percaya dengan
pengetahuan klien.
tentang reumatik - Menjelaskan cara untuk mengurangi sakit
berhubungan pada lutut dengan berolahraga.
dengan kurang - Menjelaskan makanan yang dapat
terpaparnya dikonsumsi klien.
informasi tentang
reumatik
3. 26/07/202 Nyeri akuut - Menbina hubungan saling percaya dengan
0 akibat inflamsi klien
sendi-sendi - Mengkaji keluhan yang di rasakan klien,
berhubungan catat factor yang mempercepat dan tamda-
dengan tanda rasa sakit non verbal.
terjadinya nyeri - Menganjurkan klien untuk mandi air
pada kaki dan hangat, kompres sendi-sendi yang sakit
pergelangan dengan kompres hangat.
tangan ditandai - Mengajarkan klien untuk teknik relaksasi.
dengan rasa - Mengajarkan klien untuk melakukan
kesemutan dan olahraga kaki, misalnya dengan berjalan pagi
nyeri pada hari
persendian.
32
EVALUASI
33
- Berikan penkes tentang rumatik
34
BAB IV
PENUTUP
Pertemuan : Pertama
- Lusi Merlina
A. Latar Belakang
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
dalam setahun, dengan 17% di antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai gangguan
penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut,
seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor
hilang atau individu telah beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara
sering berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian atau penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah
setiap insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan
berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien dengan predisposisi yang
mendasari untuk insomnia.
35
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh
mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan
konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologis
hyperarousal. Bahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan
insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur siang.
Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti
berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien dengan
kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. Kualitas hidup meningkat
dengan pengobatan tetapi masih tidak mencapai tingkat yang terlihat pada populasi
umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya kinerja pekerjaan dan
sosial.
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan, insomnia tampaknya menjadi prediksi
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Insomnia sering menetap meskipun telah dilakukan pengobatan kondisi medis
atau kejiwaan yang mendasari, bahkan insomnia dapat meningkatkan resiko kekambuhan
penyakit primernya. Dalam hal ini, dokter perlu memahami bahwa insomnia adalah suatu
kondisi tersendiri yang membutuhkan pengakuan dan pengobatan untuk mencegah
morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien mereka.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan dari lansia mengenai penyakit insomnia
2. Tujuan Khusus
a. Usia dewasa di Bermani ulu raya khususnya di Desa Pal 8 mampu menjelaskan
pengertian insomnia
b. Usia dewasa penyabab insomnia
c. Usia dewasa mampu menjelaskan tanda dan gejala insomnia
d. Usia dewasa mampu menjelaskan komplikasi insomnia
e. Usia dewasa mampu menjelaskan cara penanganan insomnia
36
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
3. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan : 10 Menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
pertemuan serta kontrak waktu
4. Menanyakan kabar hari ini (here and
now)
2. Inti : 40 Menit
1. Menjelaskan materi tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi
serta cara perawatan hipertensi
2. Memberikan kesempatan pada peserta
37
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10 Menit
1. Menanyakan pada peserta apakah ada hal
yang ingin ditanyakan kembali
2. Menyimpulkan hasil pertemuan
3. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
5. Mengucapkan salam
Total Waktu 60 Menit
4. Evaluasi
a. Struktur :
b. Proses
c. Hasil
38
Curup , 20 juli 2020
Kelompok 3
39
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SATPEL )
INSOMNIA PADA NY.R
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. Liya Aprina
2. Lusi Merlina
3. Penti Novita Sari
DOSEN PENGAJAR :
Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002
40
A. Latar Belakang
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
dalam setahun, dengan 17% di antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai gangguan
penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut,
seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor
hilang atau individu telah beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara
sering berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian atau penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah
setiap insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan
berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien dengan predisposisi yang
mendasari untuk insomnia.
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh
mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan
konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologis
hyperarousal. Bahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan
insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur siang.
Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti
berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien dengan
kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. Kualitas hidup meningkat
dengan pengobatan tetapi masih tidak mencapai tingkat yang terlihat pada populasi
umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya kinerja pekerjaan dan
sosial.
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan, insomnia tampaknya menjadi prediksi
41
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Insomnia sering menetap meskipun telah dilakukan pengobatan kondisi medis
atau kejiwaan yang mendasari, bahkan insomnia dapat meningkatkan resiko kekambuhan
penyakit primernya. Dalam hal ini, perlu memahami bahwa insomnia adalah suatu
kondisi tersendiri yang membutuhkan pengakuan dan pengobatan untuk mencegah
morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan Ny.R tentang Insomnia
2. Tujuan Khusus
Ny.R mampu menjelaskan definisi insomnia
Ny.R mampu menjelaskan penyebab insomnia
Ny.R mampu menjelaskan Tanda dan gejala insomnia
Ny.R mampu menjelaskan jenis-jenis insomnia
Ny.R mampu menjelaskan perawatan untuk lansia dengan insomnia
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Lingkungan : ruangan kondusif dan tenang
b. Aggregat ( sasaran kegiatan
1). Usia lansia dengan insomnia yang bersedia mengikuti kegiatan
kelompok.
2). Teridentifikasi kebutuhan usia lansia dengan insomnia untuk
Mengatasi insomnia.
3). Sasaran : Usia lansia penderita insomnia
4). Alat dan Bahan : Media penyuluhan (lembar balik dan
Hard copy materi)
5). Waktu kegiatan : Sabtu, 19 juni 2020
6). Tempat Pelaksanaan : Di rumah Ny.R Desa PAL VIII
42
2. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
.
1. Pembukaan : 10 Menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
Serta kontrak waktu
4. Menanyakan kabar hari ini ( here and now )
2. Inti : 40 Menit
1. Menjelaskan materi tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi
serta cara pencegahan insomnia
2. Memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10 Menit
1. Menanyakan pada peserta apakah ada yang
ingin di tanyakan kembali
2. Menyimpulkan hasil pertemuan
3. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
Selanjutnya
5. Mengucapkan salam
Total Waktu 60 Menit
3. Evaluasi
a. Struktur
justice.
b. Proses
43
4). Proses penyuluhan dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu
c. Hasil
Kelompok 3
Leaflet :
44
45
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/38344/
46