Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY. R DENGAN INSOMNIA

KELOMPOK 3 :

1. Liya aprina. P00320118061

2. Lusi merlina. P00320118062

3. Penti novita sari. P00320118069

TINGKAT : 3B KEPERAWATAN

DOSEN PENGAJAR:
Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002

KEMENTERIAN KESEHATAN RÉPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI D3 KEPERAWATAN CURUP

TAHUN AJARAN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
dalam setahun, dengan 17% di antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai gangguan
penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut,
seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor
hilang atau individu telah beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara
sering berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian atau penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah
setiap insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan
berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien dengan predisposisi yang
mendasari untuk insomnia.
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh
mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan
konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologis
hyperarousal. Bahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan
insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur siang.
Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti
berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien dengan
kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. Kualitas hidup meningkat
dengan pengobatan tetapi masih tidak mencapai tingkat yang terlihat pada populasi
umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya kinerja pekerjaan dan
sosial.

2
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan, insomnia tampaknya menjadi prediksi
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Insomnia sering menetap meskipun telah dilakukan pengobatan kondisi medis
atau kejiwaan yang mendasari, bahkan insomnia dapat meningkatkan resiko kekambuhan
penyakit primernya. Dalam hal ini, dokter perlu memahami bahwa insomnia adalah suatu
kondisi tersendiri yang membutuhkan pengakuan dan pengobatan untuk mencegah
morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori Insomnia?
2. Apa saja tipe Insomnia?
3. Apa saja penyebab Insomnia?
4. Apa saja tanda dan gejala Insomnia?
5. Apa saja faktor resiko pada Insomnia?
6. Apa saja dampak insomnia dalam kehidupan?
7. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan untuk terapi insomnia?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui teori Insomnia.
2. Mengetahui tipe Insomnia.
3. Mengetahui penyebab Insomnia.
4. Mengetahui tanda dan gejala Insomnia.
5. Mengetahui faktor resiko pada Insomnia.
6. Mengetahui dampak insomnia dalam kehidupan
7. Mengetahiu pelaksanaan keperawatan untuk terapi insomnia.

3
BAB II

KONSEP TEORI PENYAKIT

A. Definisi Insomnia
Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau
mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan
dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu. The
International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan
memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama
minimal satu bulan. Menurut The International Classification of Sleep Disorders,
insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak
nyaman setelah episode tidur tersebut. Jadi, Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur
berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesempatan untuk melakukannya. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu
gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan
pemakaian obat-obatan. Insomnia dapat mempengaruhi tidak hanya tingkat energi dan
suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup.

B. Klasifikasi Insomnia
1. Insomnia Primer
Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah
tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia. Pola
tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali menjadi
penyebab dari jenis insomnia primer ini.

2. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi
medis. Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu
masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1 dari 10
orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia sekunder juga dapat
disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang diminum untuk suatu penyakit

4
tertentu, penggunaan obat-obatan yang terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol.
Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10 orang yang menderita insomnia.

Secara internasional insomnia masuk dalam 3 sistem diagnostik yaitu International


code of diagnosis (ICD) 10, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM) IV dan International Classification of Sleep Disorders (ISD).
Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:

 Organik
 Non organik
- Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)
- Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur seperti mimpu
buruk, berjalan sambil tidur, dll)
Dalam ICD 10 tidak dibedakan antara insomnia primer atau sekunder. Insomnia disini
adalah insomnia kronik yang sudah diderita paling sedikit 1 bulan dan sudah
menyebabkan gangguan fungsi dan sosial.
Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:

1. Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lain


2. Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum
3. Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau keadaan tertentu
4. Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali dengan
kondisi mental, penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini menetap dan
diderita minimal 1 bulan.
Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi, insomnia
diklasifikasikan menjadi:

a. Acute insomnia
b. Psychophysiologic insomnia
c. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)
d. Idiopathic insomnia
e. Insomnia due to mental disorder
f. Inadequate sleep hygiene
g. Behavioral insomnia of childhood
h. Insomnia due to drug or substance
i. Insomnia due to medical condition
j. Insomnia not due to substance or known physiologic condition, unspecified
(nonorganic)
5
k. Physiologic insomnia, unspecified (organic)

C. Etiologi Insomnia
1. Stres. Kekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapat
membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Peristiwa
kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari orang yang dicintai,
perceraian atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan insomnia.
2. Kecemasan dan depresi. Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia dalam
otak atau karena kekhawatiran yang menyertai depresi.
3. Obat-obatan. Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk
beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan (seperti
Ritalin) dan kortikosteroid.
4. Kafein, nikotin dan alkohol. Kopi, teh, cola dan minuman yang mengandung kafein
adalah stimulan yang terkenal. Nikotin merupakan stimulan yang dapat menyebabkan
insomnia. Alkohol adalah obat penenang yang dapat membantu seseorang jatuh
tertidur, tetapi mencegah tahap lebih dalam tidur dan sering menyebabkan terbangun
di tengah malam.
5. Kondisi Medis. Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan
sering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besar
dibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan
insomnia akibat artritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru-paru, gastroesophageal
reflux disease (GERD), stroke, penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
6. Perubahan lingkungan atau jadwal kerja. Kelelahan akibat perjalanan jauh atau
pergeseran waktu kerja dapat menyebabkan terganggunya irama sirkadian tubuh,
sehingga sulit untuk tidur. Ritme sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatur
siklus tidur-bangun, metabolisme, dan suhu tubuh.
7. 'Belajar' insomnia. Hal ini dapat terjadi ketika Anda khawatir berlebihan tentang tidak
bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh tertidur. Kebanyakan
orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika mereka berada jauh dari lingkungan
tidur yang biasa atau ketika mereka tidak mencoba untuk tidur, seperti ketika mereka
menonton TV atau membaca.

6
D. Faktor Resiko Insomnia
Hampir setiap orang memiliki kesulitan untuk tidur pada malam hari tetapi resiko
insomnia meningkat jika terjadi pada:

1. Wanita. Perempuan lebih mungkin mengalami insomnia. Perubahan hormon


selama siklus menstruasi dan menopause mungkin memainkan peran. Selama
menopause, sering berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering
mengganggu tidur.
2. Usia lebih dari 60 tahun. Karena terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia
meningkat sejalan dengan usia.
3. Memiliki gangguan kesehatan mental. Banyak gangguan, termasuk depresi,
kecemasan, gangguan bipolar dan post-traumatic stress disorder, mengganggu
tidur.
4. Stres. Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stress jangka panjang
seperti kematian orang yang dikasihi atau perceraian, dapat menyebabkan
insomnia kronis. Menjadi miskin atau pengangguran juga meningkatkan risiko
terjadinya insomnia.
5. Perjalanan jauh (Jet lag) dan Perubahan jadwal kerja. Bekerja di malam hari
sering meningkatkan resiko insomnia.

E. Tanda dan Gejala Insomnia


1. Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari
2. Sering terbangun pada malam hari
3. Bangun tidur terlalu awal
4. Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
5. Iritabilitas, depresi atau kecemasan
6. Konsentrasi dan perhatian berkurang
7. Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
8. Ketegangan dan sakit kepala
9. Gejala gastrointestinal
F. Diagnosis
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:

1. Pola tidur penderita.


2. Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.

7
3. Tingkatan stres psikis.
4. Riwayat medis.
5. Aktivitas fisik
6. Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara individual.
Sebagai tambahannya, dokter akan melengkapi kuisioner untuk menentukan pola tidur
dan tingkat kebutuhan tidur selama 1 hari. Jika tidak dilakukan pengisian kuisioner, untuk
mencapai tujuan yang sama Anda bisa mencatat waktu tidur Anda selama 2 minggu.
Pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk menemukan adanya suatu permasalahan yang
bisa menyebabkan insomnia. Ada kalanya pemeriksaan darah juga dilakukan untuk
menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain yang bisa menyebabkan insomnia.
Jika penyebab dari insomnia tidak ditemukan, akan dilakukan pemantauan dan
pencatatan selama tidur yang mencangkup gelombang otak, pernapasan, nadi, gerakan
mata, dan gerakan tubuh.

Kriteria Diagnostik Insomnia Non-Organik berdasarkan PPDGJ

1. Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:


a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau
kualitas tidur yang buruk
b. Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan
c. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari
d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan
2. Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan
diagnosis insomnia diabaikan.
3. Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan adanya
gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak
memenuhi kriteria di atas (seperti pada “transient insomnia”) tidak didiagnosis di
sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut atau gangguan penyesuaian.
G. Tatalaksana
1. Non Farmakoterapi
a. Terapi Tingkah Laku

8
Terapi tingkah laku bertujuan untuk mengatur pola tidur yang baru dan
mengajarkan cara untuk menyamankan suasana tidur. Terapi tingkah laku ini
umumnya direkomendasikan sebagai terapi tahap pertama untuk penderita
insomnia.
Terapi tingkah laku meliputi

1) Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik.


2) Teknik Relaksasi.
Meliputi merelaksasikan otot secara progresif, membuat biofeedback, dan
latihan pernapasan. Cara ini dapat membantu mengurangi kecemasan saat tidur.
Strategi ini dapat membantu Anda mengontrol pernapasan, nadi, tonus otot,
dan mood.
3) Terapi kognitif.
Meliputi merubah pola pikir dari kekhawatiran tidak tidur dengan
pemikiran yang positif. Terapi kognitif dapat dilakukan pada konseling tatap
muka atau dalam grup.
4) Restriksi Tidur.
Terapi ini dimaksudkan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di
tempat tidur yang dapat membuat lelah pada malam berikutnya.
5) Kontrol stimulus
Terapi ini dimaksudkan untuk membatasi waktu yang dihabiskan untuk
beraktivitas.
Instruksi dalam terapi stimulus-kontrol:

1. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, tidak untuk membaca, menonton
televisi, makan atau bekerja.
2. Pergi ke tempat tidur hanya bila sudah mengantuk. Bila dalam waktu 20 menit di
tempat tidur seseorang tidak juga bisa tidur, tinggalkan tempat tidur dan pergi ke
ruangan lain dan melakukan hal-hal yang membuat santai. Hindari menonton
televisi. Bila sudah merasa mengantuk kembali ke tempat tidur, namun bila alam
20 menit di tempat tidur tidak juga dapat tidur, kembali lakukan hal yang
membuat santai, dapat berulang dilakukan sampat seseorang dapat tidur.
3. Bangun di pagi hari pada jam yang sama tanpa mengindahkan berapa lama tidur
pada malam sebelumnya. Hal ini dapat memperbaiki jadwal tidur-bangun (kontrol
waktu).

9
4. Tidur siang harus dihindari.

b. Gaya hidup dan pengobatan di rumah


Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia :
 Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur
 Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur.
 Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.
 Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
 Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan pernapasan
atau beribadah
 Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur pada
malam hari.
 Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari
kebisingan
 Olahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20 hingga 30 menit setiap hari
sekitar lima hingga enam jam sebelum tidur.
 Menghindari kafein, alkohol, dan nikotin
 Menghindari makan besar sebelum tidur
 Cek kesehatan secara rutin
 Jika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik

2. Farmakologi
Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjadi dua golongan yaitu
benzodiazepine dan non-benzodiazepine.
a. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)
b. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)
Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :

 Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur)


Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep inducing anti-insomnia” yaitu
golongan benzodiazepine (Short Acting)
Misalnya pada gangguan anxietas

10
 Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke
proses tidur selanjutnya)
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Prolong latent phase Anti-Insomnia”, yaitu
golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan Tetrasiklik)
Misalnya pada gangguan depresi
 Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah
menjadi beberapa bagian (multiple awakening).
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep Maintining Anti-Insomnia”, yaitu
golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine (Long acting).
Misalnya pada gangguan stres psikososial.

Pengaturan Dosis

 Pemberian tunggal dosis anjuran 15 sampai 30 menit sebelum pergi tidur.


 Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan
sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off (untuk mencegah
timbulnya rebound dan toleransi obat)
 Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahan-
lahan, untuk menghindari oversedation dan intoksikasi
 Ada laporan yang menggunakan antidepresan sedatif dosis kecil 2-3 kali
seminggu (tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada usia lanjut

H. Komplikasi
Tidur sama pentingnya dengan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur. Insomnia
dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik.
Komplikasi insomnia meliputi
 Gangguan dalam pekerjaan atau di sekolah.
 Saat berkendara, reaksi reflex akan lebih lambat. Sehingga meningkatkan reaksi
kecelakaan.
 Masalah kejiwaan, seperti kecemasan atau depresi
 Kelebihan berat badan atau kegemukan
 Daya tahan tubuh yang rendah

11
 Meningkatkan resiko dan keparahan penyakit jangka panjang, contohnya tekanan
darah yang tinggi, sakit jantung, dan diabetes.

BAB III

FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2020


12
A. DATA BIOGRAFI

Nama : Ny. R . L / (P) , nama KK : Tn.A


Tempat & Tanggal Lahir : Curup, 10-04-1959. Gol.Darah : O
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : kawin
TB/BB : 143 Cm / 43 Kg
Penampilan : tampak sehat, Ciri-ciriTubuh :normal, bersih, pakaian tidak
Alamat terlalu rapi
: Desa pal 8
Orang Yang Dekat Di hubungi
HubungandenganLansia : ny. L ,Telp/-
Alamat : Anak kandung
: Desa pal 8

B. RIWAYAT KELUARGA

1. Susunan anggota Keluarga

N NAMA L/P HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAA KETERANGAN


o. KELUARGA N
1 Ny. R P Istri Sd Petani Masih hidup
2 Ny. L P Anak Smp Petani Masih hidup
3 Tn. E L Anak Smp Petani Masih hidup

13
Genogram

Ny.L Tn. E
17th
21th

14
Ketera ngan gbr :

---------------

: Tinggal serumah

2. Tipe / Bentuk Keluarga : keluarga besar

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaansaatini : petani
Alamatpekerjaan : desa pal 8
Berapajarakdarirumah : 3 (Km)
Alattransportasi : motor
Pekerjaansebelumnya : petani
Sumberpendapatan&KecukupanterhadapK : untuk mencukupi kebutuhan klien
ebutuhan bekerja sebagai petani

15
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe tempat tinggal Rumah kontrakan
Jumlah Kamar : 2 (dua)
Jumalah Tongkat di kamar :-
Kondisi tempat tinggal :baik, sedikit kotor dan berantakan
Jumlah orang yang tinggal :Laki-lak 2 Orang/Perempuan 2 Orang
Derajat Privasi :-
Tetangga terdekat : ny. S
Alamat / Telepon : Desa pal 8 /telp-

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Miat : tidak ada

Kebiasaan : minum kopi tiap pagi dan siang, sore


kadang-kadang
KeanggotaanOrganisasi : ikut pengajian
LiburanPerjalanan : Kerumah sanak saudara

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : bidan desa
Jarak dari rumah : 1Km
Rumah Sakit : 13 Km
Klinik : tidak ada
Pelayanan Kesehatan dirumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan : pijat urut
keluarga
Lain-lain : tidak ada

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : shalat 5 waktu
Yang Lainnya : terbiasa mengikuti pengajian

H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun : hanya demam flu dan batuk, sakit kepala
yang lalu dan ada penyakit reumatik.
Status kesehatan umum selama 5 tahun : tidak ada
yang lalu

KELUHAN UTAMA : klien mengatakan sulit tidur pada malam hari

Ny. R sering terjaga pada malam hari, Pagi hari ia merasa tidak segar, kantong mata terlihat
jelas, ketika siang harinya ia tidak tidur sama sekali. Pada malam hari paling Cuma ±5 jam
itupun terkadang terbangun. Dan klien akhir-akhir ini mengalami sedikit nyeri sendi pada
pergelangan tangan dan sendi-sendi lutut. Pada malam hari reumatiknya juga sering kambuh.
Dan mengalihkan rasa nyeri dengan mengkosumsi obat reumatik .

Kualitas tidur : buruk


Lama tidur siang : tidak ada
Lama tidur malam : ±5 jam

16
Provokative / palliative : - Apa penyebabnya?

Ny.R mengatakan bahwa gangguan pola


tidur yang sering terjadi dikarenakan klien
lelah dan terkadang sedikit nyeri pada
sendi.

- Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Istirahat dengan cukup dan mencoba untuk


tidur.

Quality / Quantity : - Bagaimana dirasakan ?

Klien merasa kurang istirahat, mata


terlihat lesu.

- Bagaimana dilihat ?

Klien terlihst lesu, kurang bersemangat.

Region :-
Severity Scale :-
Timming :-

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :

Klien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya yakni gangguan pola tidur,
tetapi untuk pengobatannya klien kurang mengetahui apa yang harus ia lakukan atau minum
karena jarak ke pelayanan kesehatan dari rumahnya tidaklah dekat, Ny.R mengatasi sulit tidur
nya dengan terkadang diurut oleh anaknya dan mencoba beristirahat yang cukup dan
berusaha untuk tidur.

OBAT-OBATAN :
No. NamaObat Dosis Keterangan
1. Novaxicam 20mg Diminum jika mengalami
2. Dexametason 0.5mg nyeri pada pergelangan
tangan akibat penyakit
reumatik yang diderita 1
tahun belakangan ini.

17
STATUS IMMUNISASI : (Catat tanggal terbaru)
Tetanus, Difteri : tidak ada
Influensa: 20 Januari 2020
Pneumothoraks : tidak ada

Alergi : (Catatanagendanreaksispesifik)
Obat-obatan : tidak ada
Makanan : tidak ada
Faktor Lingkungan : tidak ada

Penyakit yang diderita : insomnia atau gangguan pola tidur.

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks Katz : (A)/B/C/D/E/F/G
Oksigenasi : tidak memakai alat bantu pernafasan.
Cairan & Elektrolit : minum 4-5 gelas perhari

Nutrisi : 3 kali /hari


Eliminasi : BAB : 1 kali/hari, BAK : 5 kali/hari.
Aktivitas : mandiri
Istirahat&Tidur : tidur hanya ±5 jam dimalam hari, sulit
tidur, sering pada malam hari.
siang : tidak pernah tidur siang.
Personal Hygiene : mandiri
Seksual : tidak ada
Rekreasi : nonton TV dan mengobrol bersama
keluarga dan tetangga.
Psikologis

● Persepsi Klien : klien merasa dirinya sehat


● Konsep Diri : klien mengatakan agar gangguan pola
tidur nya dapat teratasi dan kualitas tidur
dapat membaik

● Emosi : kadang kadang sering emosi, mudah


● Adaptasi marah
: klien dapat mengatasi insomnia nya
dengan diurut dan berusaha untuk tidur
agar istirahat tercukupi.

: klien selalu berdoa kepada Allah SWT


● MekanismePertahananDiri agar diberikan kesehatan

18
KeadaanUmum : Baik
Tingkat Kesadaran : : Composmentis,
: Eye : 4. Verbal : 5 Psikomotor : 6
SkalaKoma Glasgow : Pols: 68x/i Temp=36,8°c RR= 20x/i
Tanda-tanda Vital Tensi=100/80mmhg

● SistemKardiovaskuler : a. Inspeksi : tidak tampak sianosis, IC


tidak tampak
b. Palpasi : IC terdapat di intercosta ke-5
c. Perkusi : konfigurasi jantung dalam
batas normal
d. Auskultasi : tidak terdapat bunyi suara
jantung tambahan.

● SistemPernafasan : a. inspeksi : tidak ada pengeluaran cairan,


tidak ada cuping hidung, tidak ada
pembesaran polip, terdapat rambu2 halus.
b. Auskultasi : respirasi : 20x/i

: a.inspeksi : warna kulit merata sawo


● SistemIntegumen matang, tidak ada luka dan lesi, terdapat
rambut rambut halus pada ekstremitas atas
dan bawah.
b. Palpasi : turgor kulit normal kembali
dalam 3 detik

● SistemPerkemihan
: eliminasi : BAK : -+ 5x/hari

● SistemMuskulo Skeletal
: a. Inspeksi dan Palpasi : kekuatan otot
kaki kiri dan kanan normal, kekuatan otot
tangan kiri dan kanan normal, terkadang
ada nyeri ketika reumatiknya kambuh
,tidak ada lesi pada kaki dan kanan
● SistemEndokrin

: tidak ada gangguan

● Sistem Gastrointestinal
: a. Inspeksi : normal, tidak ada nyeri
tekan.
b. Aukultasi : bising usus terdengar
18x/m

19
c. Palpasi : tidak ada oedema

● SistemReproduksi : Ny. R mempunyai 2 orang anak, laki-laki


dan perempuan.

● SistemPersarafan : N I : Pasien mampu membedakan bau


kopi, teh, kunyit dsb

N II : Penglihatan klien normal pada saat


pemeriksaan snelen chart kalau terlalu
lama matanya sedikit perih. Ny.R
mengatakan “mata perih mungkin karena
lelah tidur tidak cukup”.

N III : terdapat kantong mata, kelopak


mata pucat, klien mampu memutar bola
mata dengan normal,

N IV : Gerakan mata kebawah dan


kedalam normal

N V : Pasien mampu menggerakkan


rahang kesemua sisi, sensasi wajah
normal( merasakan pipinya disentuh
kapas), reflek kornea juga normal, reflek
kedip normal.

N VI :

N VII : Pasien mampu bersiul, mengangkat


alis mata, menjulurkan lidah membedakan
gula dan garam dengan baik.

N VIII : Test Weber dan rinne tidak ada


gangguan

N IX : Pasien mampu membedakan rasa


manis dan asam

N X : reflek menelan normal, pasien


mampu mengucapkan ah.. pada saat
pemeriksaan

N XI : Pasien mampu menggerakkan


bahunya dilakukan dengan pelan pada saat
ada tahanan. Kalau sendi tangannya mulai

20
sakit ia sulit menggerakkannya.

Nerveus hippglosus : Pasien menjulurkan


lidah dan menggerakkan dari satu sisi ke
sisi yang lainnya.

: tidak menggunakan kaca mata


● SistemPenglihatan : normal, bisa mendengar dengan jelas
● SistemPendengaran : bisa merasakan sensasi rasa dengan baik
● SistemPengecapan
: bisa menggunakan indra penciuman
● SistemPenciuman dengan baik

: ketika dilakukan pemeriksaan reflek


● TactilRespon patella normal, klien menunjukkan respon
menendang ketika diberi rangsangan.

K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL

Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) : terjadi kerusakan ringan dengan total
kesalahan 3
Mini Mental State Exam (MMSE) : skore 23 : tidak terdapat kerusakan kognitif dan tidak
perlu penyelidikan lebih lanjut
Inventaris Depresi Beck : skore 7 dengan depresi ringan
APGAR Keluarga : Apgar skore 6

L. DATA PENUNJANG
1. Labvoratorium : tidak ada
2. radiologi : tidak ada

21
INDEKS KATZ

Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Ny. R Tanggal : 19 Juni 2020


Jenis Kelamin : (P), Umur : 61 Tahun TB/BB : 143 cm/ 43Kg
Agama : Islam GolDarah : o
Pendidikan : SD Skore : ( A)
Alamat : Desa pal 8

SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar
A kecil, berpakaian dan mandi

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


B satu dari fungsi tersebut

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


C mandi, dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


D mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

Kemandiriandalamsemuaaktivitashidupsehari-hari,
E kecualimandi, berpakaian,
kekamarkecildansatufungsitambahan
Kemandiriandalamsemuaaktivitashidupsehari-hari,
F kecualimandi, berpakaian, kekamarkecil,
berpindahdansatufungsitambahan

G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di


Lain-lain klasifikasikan sebagai C, D, E atau F

Skore A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah kekamar mandi kecil,
berpakaian dan mandi.

22
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE(SPMSQ)

Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia.

Nama Klien : Ny.R Tanggal: 19 Juni 2020


Jenis Kelamin : (P) Umur : 61 Tahun TB/BB : 143 cm/ 43 kg
Agama : Islam GolDarah : o
Pendidikan : SD
Alamat : desa pal 8
NamaPewawancara : liya, lusi dan penti

SKORE
b s No. PERTANYAAN JAWABAN
✔ 1. Tanggalberapahariini ? benar
✔ 2. Hariapasekarangini ? Benar
✔ 3. Apanamatempatini ? Benar
✔ 4. Berapa nomor telpon Anda ? Benar
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
✔ 5. BerapaumurAnda ? Tidak tahu
✔ 6. KapanAndalahir ? Tidak tahu
✔ 7. SiapaPresiden Indonesia sekarang ? Benar
✔ 8. SiapaPresidensebelumnya ? Benar
✔ 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Benar
✔ 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 Tidak tahu
dari setiap angka baru, semua secara
menurun ?
JumlahKesalahan Total 3

KETERANGAN :
1.      Kesalahan 0 – 2 Fungsiintelektualutuh
2.      Kesalahan 3 – 4 KerusakanintelektualRingan
3.      Kesalahan 5 – 7 KerusakanintelektualSedang
4.      Kesalahan 8 – 10 KerusakanintelektualBerat

         Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
         Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan
lebih dari SD
         Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)


Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental

23
NILAI PASIEN PERTANYAAN
Maksimum
ORIENTASI
5 4
(Tahun(2020), Musim(hujan) , Tgl(19),
Hari(jum'at),Bulan(Juni) , apa sekarang ? dimana(dirumah
pal 8)
5 3 kita : (Negara Bagian(tidak tahu) , Wilayah(tidak tahu),
Kota(curup), di RS, Lantai ?)
REGISTRASI
Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
3 3
masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar,
kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan : meja, kursi
dan lampu.
PERHATIAN & KALKULASI
Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
5 5 berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari
belakang)
MENGINGAT
3 3 Mintauntukmengulangike 3 obyekdiatas, beri 1 point
untuktiapkebenaran.
BAHASA
Namapensil&melihat (2 point)
9 5 Mengulanghalberikuttakadajika ( danatautetapi) 1 point

30 23 Nilai Total

KETERANGAN :

Mengkaji Tingkat Kesadaran klien sepanjang Kontinum :


Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma.

NilaiMaksimum 30 (Nilai 21 /
kurangindikasiadakerusakankognitifperlupenyelidikanlanjut)

INVENTARIS DEPRESI BECK

24
(Penilaian Tingkat DepresiLansiadari Beck &Decle, 1972)

Nama Klien : Ny. R Tanggal : 19 Juni 2020


Jenis Kelamin : (P) Umur : 61 Tahun TB/BB : 143 cm/ 43 Kg
Agama : islam GolDarah : o
Pendidikan : SD Skore : 7
Alamat : desa pal 8
NamaPewawancara : liya, lusi dan penti

SKORE URAIAN

A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Sayagalau/sedihsepanjangwaktudantidakdapatkeluardarinya
1 ✔Sayamerasasedih/galau
0 Sayatidakmerasasedih

B PESIMISME
3 Merasamasadepanadalahsia-sia&sesuatutidakdapatmembaik
2 ✔Merasatidakpunyaapa-apa&memandangkemasadepan
1 Merasakecilhatitentangmasadepan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasatelahgagalmelebihi orang padaumumnya
0 ✔Tidakmerasagagal

D KETIDAK PUASAN
3 Tidakpuasdengansegalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidakmenyukaicara yang sayagunakan
0 ✔Tidakmerasatidakpuas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga
2 Merasasangatbersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 ✔Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya bencidiri saya sendiri

25
2 Saya muakdengandiri saya sendiri
1 Sayatidaksukadengandirisayasendiri
0 ✔Sayatidakmerasakecewadengandirisendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punyarencanapastitentangtujuanbunuhdiri
1 Sayamerasalebihbaikmati
0 ✔Sayatidakpunyapikirantentangmembahayakandirisendiri

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 ✔Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Sayamempunyaibanyakkesulitandalammembuatkeputusan
1 ✔Sayaberusahamengambilkeputusan
0 Sayamembuatkeputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasabahwaadaperubahan yang permanendalampenampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak menarik
0 ✔Tidakmerasabahwasayatampaklebihburukdaripadasebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 ✔Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 ✔Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Sayamerasalelahdari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang

26
1 ✔Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

KETERANGAN :

PENILAIAN
0-4 DepresiTidak Ada / Minimal
5–7 DepresiRingan
8 – 15 DepresiSedang
16 + DepresiBerat

27
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk


mengkajiFungsiSosiallansia

Nama Klien : Ny. R Tanggal : 19 Juni 2020


Jenis Kelamin : (P) Umur : 61 Tahun TB/BB : 143 cm/43 Kg
Agama : Islam GolDarah : o
Pendidikan : SD
Alamat : desa pal 8

NO. URAIAN FUNGSI SKORE

1. Sayapuasbahwasayadapatkembalipadakelu 1
arga (teman-teman) ADAPTATION
sayauntukmembantupadawaktusesuatumen
yusahkansaya.
2. Sayapuasdengancarakeluarga (teman- 2
teman) PARTNERSHIP
sayamembicarakansesuatudengansaya&me
ngungkap- kanmasalahdengansaya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2
teman) saya menerima & mendukung GROWTH
keinginan saya untuk melakukan aktivitas /
arah baru
4. Sayapuasdengancarakeluarga (teman- 1
teman) AFFECTION
sayamengekspresikanafek&beresponsterha
dapemosi-emosisayasepertimarah, sedih /
mencintai.
5. Sayapuasdengancarateman- 1
temansaya&sayamenyediakanwaktubersa RESOLVE
ma-sama.
PENILAIAN : 6
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab : TOTAL

● Selalu : Skore 2
● Kadang-kadang : Skore 1
● HampirTidakPernah : Skore 0

28
Analisa data :

No. Data Etiologi Masalah


1. DS: Ny.R mengatakan saya saya Faktor Menua Gangguan Pola Tidur
sering terbangun apabila tidur
malam. Terkadang tidak bisa
tidur nyenyak.
Do:
- K/u Baik
- Konjungtiva enemis
- Klien tampak lelah
- TD: 100/80 mmHg
- N : 68 x/menit
- RR: 20 x/menit
- S : 36,8°c
Waktu tidur malam sekitar
22.00 – 04.00 WIB
Mengalami gangguan 00.00 –
01.00 WIB.
2. DS: Ny. R Tidak mengetahui - Proses Menua Kurang pengetahuan
tentang penyakit reumatik dan - Kurang tentang reumatik
tentang pola makan, apa saja pengetahuan tentang
pantangan dan pengobatannya.
informasi reumatik
Do : Ny.R tampak bertanya
tentang reumatik, makanan,
pantangan, dan cara
pengobatannya.
3. Ds : Ny.R mengatakan adanya Permukaan tulang Nyeri
nyeri pada bagian sendi dan sendi tidak licin
pergelangan tangan dan sendi- lagi
sendi lutut yang dirasakan pada
malam hari dan ketika berdiri
dan duduk.
Do :
- TD: 100/80 mmHg
- N : 68 x/menit
- RR: 20 x/menit
- S : 36,8°c
Ny.R tampak memagangi kakinya
Skala nyeri :3

29
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Keperawatan


. hasil
1. Gangguan Pola Setelah di lakukan - Lakukan pengkajian masalah
Tidur tindakan gangguan tidur klien, karakteristik
berhubungan keparawatan dan penyebab kurang tidur.
dengan Faktor diharapkan - Lakukan persiapan untuk tidur
menua gangguan tidur malam seperti jam 08.00 WIB.
tidak terjadi. -Keadaan tempat tidur yang nyaman
Dengan kriteria -Lingkungan yang tidak berisik dari
hasil : klien dapat kebisingan.
tidur, nyaman, dan -Tingkatkan aktivita ssehari-hari
rileks. dan kurangi aktivitas sebelum tidur.
2. Kurangnya Setelah dilakukan - Kaji tingkat pengetahuan klien.
pengetahuan tindakan - Berikan pendidikan kesehatan
tentang reumatik keperawatan tentang cara mencegah dan
berhubungan diharapkan : mengatasi reumatik.
dengan kurang Ny.R paham - Anjurkan klien untuk
terpaparnya mengenai mengkonsumsi makanan yang dapat
informasi penyakitnya. di konsumsi.
tentang - Evaluasi tingkat pengetahuan
reumatik. klien.
3. Nyeri akuut Setelah dilakukan - Menganjurkan klien untuk mandi
akibat inflamsi tindakan air hangat, kompres sendi-sendi
sendi-sendi keperawatan yang sakit dengan kompres hangat.
berhubungan diharapkan nyeri - Memberikan massage yang
dengan akut dapat lembut.
terjadinya nyeri berkurang. - Mengajarkan teknik relaksasi.
pada kaki dan Dengan kriterian
pergelangan hasil :
tangan ditandai - Ny.R dapat
dengan rasa merasa nyaman,
kesemutan dan tanpa , tanpa
nyeri pada merasakan ngilu

30
persendian. dan nyeri pada
kaki .
-Ny.R melaporkan
rasa kesemutan dan
nyeri sendi
berkurang.

IMPLEMENTASI

No Tanggal Diagnosa Implementasi

31
.
1. 26/7/2020 Gangguan Pola - Melakukan pengkajian masalah gangguan
Tidur tidur klien, karakteristik, dan penyebab
berhubungan kurang tidur.
dengan Faktor - Menganjurkan klien untuk tidur malam
menua seperti pada jam 08.00 malam sesuai dengan
pola tidur klien.
-Menganjurkan keluarga klien untuk
memberikan keadaan tempat tidir yang
nyaman, bersih dan bantal yang nyaman.
-Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan
kurangi aktivitas sebelum tidur.
2. 26/7/2020 Kurangnya - Membina hubungan saling percaya dengan
pengetahuan klien.
tentang reumatik - Menjelaskan cara untuk mengurangi sakit
berhubungan pada lutut dengan berolahraga.
dengan kurang - Menjelaskan makanan yang dapat
terpaparnya dikonsumsi klien.
informasi tentang
reumatik
3. 26/07/202 Nyeri akuut - Menbina hubungan saling percaya dengan
0 akibat inflamsi klien
sendi-sendi - Mengkaji keluhan yang di rasakan klien,
berhubungan catat factor yang mempercepat dan tamda-
dengan tanda rasa sakit non verbal.
terjadinya nyeri - Menganjurkan klien untuk mandi air
pada kaki dan hangat, kompres sendi-sendi yang sakit
pergelangan dengan kompres hangat.
tangan ditandai - Mengajarkan klien untuk teknik relaksasi.
dengan rasa - Mengajarkan klien untuk melakukan
kesemutan dan olahraga kaki, misalnya dengan berjalan pagi
nyeri pada hari
persendian.

32
EVALUASI

No Tanggal Diagnosa Evaluasi


.
1. 26/07/202 Gangguan Pola Tidur S : klien mengatakan masih mengalami
0 gangguan sekali-kali.
berhubungan dengan Faktor
O:
menua - K/u Baik
- Klien merasa sudah hamper bias
tidur
- TD: 100/80 mmHg
- N : 68 x/menit
- RR: 20 x/menit
- S : 36,8°c
Kuantitas tidur pada malam hari dari jam
20.00 – 04.00 WIB

A : Masalah sebagian teratasi


P : Intervensi Dilanjutkan

2. 26/07/202 Kurangnya pengetahuan S : Klien mengatakan sudah paham


0 dengan apa yang disampaikan
tentang reumatik mengenai reumatik, penyebab,
berhubungan dengan kurang makanan yang dapat dan tidak di-
konsumsi.
terpaparnya informasi O : Ny.R tampak paham dengan apa yang
tentang reumatik Disampaikan .
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan.
- Beri penkes tentang reumatik.
3. 26/07/202 Nyeri akuut akibat inflamsi S : - Ny.R mengatakan sudah 3 minggu
0 sendi-sendi berhubungan merasakan kesemutan dan nyeri
dengan terjadinya nyeri pada sendi pergelangan tangan dan lutut.
kaki dan pergelangan tangan - Ny.R mengatakan rasa nyeri sendi
ditandai dengan rasa tersebut dating ketika malam hari.
kesemutan dan nyeri pada O:
persendian - TD: 100/80 mmHg
- N : 68 x/menit
- RR: 20 x/menit
- S : 36,8°c
- Ny.R tampak memegangi kaki
bagian lututnya.
- Ny.R tampak melakukan teknik
relaksai dan distraksi dengan cara
Tarik nafas dalam.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji pengetahuan klien tentang
reumatik.

33
- Berikan penkes tentang rumatik

34
BAB IV

PENUTUP

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN GERONTIK

PADA NY.R DENGAN INSOMNIA

Tanggal : 19 Juni 2020

Pertemuan : Pertama

Oleh : - Liya Aprina

- Lusi Merlina

- Penti Novita sari

A. Latar Belakang
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
dalam setahun, dengan 17% di antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai gangguan
penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut,
seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor
hilang atau individu telah beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara
sering berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian atau penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah
setiap insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan
berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien dengan predisposisi yang
mendasari untuk insomnia.

35
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh
mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan
konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologis
hyperarousal. Bahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan
insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur siang.
Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti
berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien dengan
kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. Kualitas hidup meningkat
dengan pengobatan tetapi masih tidak mencapai tingkat yang terlihat pada populasi
umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya kinerja pekerjaan dan
sosial.
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan, insomnia tampaknya menjadi prediksi
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Insomnia sering menetap meskipun telah dilakukan pengobatan kondisi medis
atau kejiwaan yang mendasari, bahkan insomnia dapat meningkatkan resiko kekambuhan
penyakit primernya. Dalam hal ini, dokter perlu memahami bahwa insomnia adalah suatu
kondisi tersendiri yang membutuhkan pengakuan dan pengobatan untuk mencegah
morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien mereka.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan dari lansia mengenai penyakit insomnia

2. Tujuan Khusus
a. Usia dewasa di Bermani ulu raya khususnya di Desa Pal 8 mampu menjelaskan
pengertian insomnia
b. Usia dewasa penyabab insomnia
c. Usia dewasa mampu menjelaskan tanda dan gejala insomnia
d. Usia dewasa mampu menjelaskan komplikasi insomnia
e. Usia dewasa mampu menjelaskan cara penanganan insomnia

36
C. Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Lingkungan : Ruangan kondusif dan tenang

b. Aggregat ( sasaran kegiatan)

1) usia dewasa dengan insomnia yang bersedia mengikuti kegiatan kelompok


2) Teridentifikasi kebutuhan usia dewasa dengan insomnia untuk mengatasi
masalah insomnia.
3) Sasaran : Usia dewasa penderita insomnia di Desa Pal 8
4) Alat dan Bahan : Media penyuluhan (lembar balik dan hard
copy
materi) dan alat tulis
5) Waktu kegiatan : Selasa, Pukul 13.00 s/d selesai 14.00 wib
6) Tempat pelaksanaan : Ruangan balai desa pal 8 Rt 02 Rw 04
Kelurahan Curup

3. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan : 10 Menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
pertemuan serta kontrak waktu
4. Menanyakan kabar hari ini (here and
now)
2. Inti : 40 Menit
1. Menjelaskan materi tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi
serta cara perawatan hipertensi
2. Memberikan kesempatan pada peserta

37
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10 Menit
1. Menanyakan pada peserta apakah ada hal
yang ingin ditanyakan kembali
2. Menyimpulkan hasil pertemuan
3. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
5. Mengucapkan salam
Total Waktu 60 Menit

4. Evaluasi

a. Struktur :

1) Tersedia lingkungan yang kondusif dan tenang.


2) Perawat mampu menjaga sikap professional, empati, caring, dan justice.
3) Peserta siap mengikuti kegiatan

b. Proses

1) Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.


2) Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan sesuai tema dan tujuan.
3) Perawat mampu menjelaskan dan mengajarkan kegiatan sesuai tema yakni insomnia
4) Proses dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.

c. Hasil

1) 75 % peserta mampu menjelaskan kembali tentang penngertian, penyebab, tanda dan


gejala, komplikasi serta cara perawatan insomnia dirumah
2) 75 % peserta aktif berdiskusi dalam kegiatan.
3) 75 % peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4) 70 % peserta mampu menganalisa informasi yang diberikan.
5) 70 % peserta menyadari pentingnya pengelolaan insomnia yang benar

38
Curup , 20 juli 2020

Mengetahui Pembimbing, Mahasiswa

Kelompok 3

Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep


198006032001122002

39
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SATPEL )
INSOMNIA PADA NY.R

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. Liya Aprina
2. Lusi Merlina
3. Penti Novita Sari

DOSEN PENGAJAR :
Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep
198006032001122002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
T.A 2020/2021

40
A. Latar Belakang
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
dalam setahun, dengan 17% di antaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai gangguan
penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut,
seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor
hilang atau individu telah beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara
sering berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian atau penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah
setiap insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan
berbagai kondisi medis dan psikiatri biasanya pada pasien dengan predisposisi yang
mendasari untuk insomnia.
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh
mengantuk di siang hari. Namun, mereka mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan
konsentrasi yang buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologis
hyperarousal. Bahkan, meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan
insomnia seringkali mengalami kesulitan tidur bahkan untuk tidur siang.
Insomnia kronis juga memiliki banyak konsekuensi kesehatan seperti
berkurangnya kualitas hidup, sebanding dengan yang dialami oleh pasien dengan
kondisi seperti diabetes, arthritis, dan penyakit jantung. Kualitas hidup meningkat
dengan pengobatan tetapi masih tidak mencapai tingkat yang terlihat pada populasi
umum. Selain itu, insomnia kronis dikaitkan dengan terganggunya kinerja pekerjaan dan
sosial.
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan, insomnia tampaknya menjadi prediksi

41
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Insomnia sering menetap meskipun telah dilakukan pengobatan kondisi medis
atau kejiwaan yang mendasari, bahkan insomnia dapat meningkatkan resiko kekambuhan
penyakit primernya. Dalam hal ini, perlu memahami bahwa insomnia adalah suatu
kondisi tersendiri yang membutuhkan pengakuan dan pengobatan untuk mencegah
morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan Ny.R tentang Insomnia
2. Tujuan Khusus
 Ny.R mampu menjelaskan definisi insomnia
 Ny.R mampu menjelaskan penyebab insomnia
 Ny.R mampu menjelaskan Tanda dan gejala insomnia
 Ny.R mampu menjelaskan jenis-jenis insomnia
 Ny.R mampu menjelaskan perawatan untuk lansia dengan insomnia

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Lingkungan : ruangan kondusif dan tenang
b. Aggregat ( sasaran kegiatan
1). Usia lansia dengan insomnia yang bersedia mengikuti kegiatan
kelompok.
2). Teridentifikasi kebutuhan usia lansia dengan insomnia untuk
Mengatasi insomnia.
3). Sasaran : Usia lansia penderita insomnia
4). Alat dan Bahan : Media penyuluhan (lembar balik dan
Hard copy materi)
5). Waktu kegiatan : Sabtu, 19 juni 2020
6). Tempat Pelaksanaan : Di rumah Ny.R Desa PAL VIII

42
2. Pelaksanaan

No Kegiatan Waktu
.
1. Pembukaan : 10 Menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
Serta kontrak waktu
4. Menanyakan kabar hari ini ( here and now )
2. Inti : 40 Menit
1. Menjelaskan materi tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi
serta cara pencegahan insomnia
2. Memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 10 Menit
1. Menanyakan pada peserta apakah ada yang
ingin di tanyakan kembali
2. Menyimpulkan hasil pertemuan
3. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
Selanjutnya
5. Mengucapkan salam
Total Waktu 60 Menit

3. Evaluasi

a. Struktur

1). Tersedia lingkungan yang kondusif dan tenang.

2). Perawat mampu menjaga sikap professional, empati,caring, dan

justice.

3). Peserta siap mengikuti kegiatan

b. Proses

1). Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai

2). Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan

sesuai Tema dan tujuan.

3). Perawat mampu menjaga sikap professional, empati, caring, justice

43
4). Proses penyuluhan dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu

c. Hasil

1). 70% Peserta mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab,

tanda gejala, komplikasi serta cara perawatan insomnia

2). 70% peserta aktif berdiskusi dalam kegiatan

3). 70% peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

4). 70% peserta mampu menganalisa informasi yang di berikan.

5). 70% peserta menyadari pentingnya pengelolaan insomnia

Curup , 20 juli 2020

Mengetahui Pembimbing, Mahasiswa

Kelompok 3

Ns.Sri Haryani, S.Kep, M.Kep


198006032001122002

Leaflet :

44
45
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari : https://www.artikelkeperawatan.info/artikel/askep-insomnia-pdf.html

Di unduh pada 19 juni 2020

http://scholar.unand.ac.id/38344/

Di unduh pada 20 juni 2020

46

Anda mungkin juga menyukai