Anda di halaman 1dari 55

BAB 4

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional Team
yang dilaksanakan dalam Praktik Manajemen Keperawatan di Asoka RSU Anwar
Medika, yang dilaksanakan pada tanggal 11 Februari – 18 Februari 2020.
Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu Timbang terima,
Sentralisasi obat, Supervisi, Ronde Keperawatan, Discharge Planning dan
Dokumentasi Keperawatan.

4.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
Professional dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya
umum, kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:

Ketua : Tommie Septika A.

Wakil Ketua : Mike Nur Mayanti

Sekretaris 1 : Erna Nur J.

Sekretaris II : Yuliarintasari

Bendahara I : Nur Afidatus S.

Bendahara II : M. Galih Adiwibowo

Sie Humas : Rosita Heni S., Dhika Hariya A.

Sie Dokumentasi : Eva Lusiana, Pamela Nanda A., Yuli Alpiyah, Fajrus

202
4.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur organisasi Ners Manajemen

Ketua Kelompok
Tommie Septika A.

Wakil Ketua
Mike Nur Mayanti

Bendahara : Sekretaris :

1. Nur Afidatus S. 1. Erna Nur J.


2. M. Galih Adiwibowo 2. Yuliarintasari

Sie Humas : Sie Dokumentasi :


1. Rosita Heni S. 1. Eva Lusiana
2. Dhika Hariya A. 2. Pamela Nanda
3. Yuli Alpiyah
4. Fajrus Shodiq
Penanggung Jawab Kegiatan
1. MAKP : Kelompok
2. Timbang Terima : Mike Nur Mayanti, M. Galih Adiwibowo
3. Supervisi : Rosita Heni, Eva Lusiana
4. Ronde Keperawatan : Erna Nur J., Tommie Septika
5. Discharge Planning : Dhika Hariya, Nur Afidatus S.
6. Sentralisasi Obat : Yuliarintasari, Rosita Heni S.
7. Dokumentasi : Fajrus Shodiq, Pamela Nanda, Yuli Alpiyah

4.3 M1 (Man)
Pengaturan M1 (MAN) di ruang kelolaan Asoka 9 dan 10 kelas III
dilakukan mulai tanggal 11 Februari – 18 Februari 2020, dengan menghitung
tingkat ketergantungan pasien, kebutuhan tenaga keperawatan dan BOR
pasien.

1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Membuat struktur organisasi kelompok
b. Menyusun jadwal dinas
c. Menyusun job description untuk kepala ruang, Katim dan anggota tim
d. Menyiapkan format perhitungan BOR
e. Menyiapkan format kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
Depkes
f. Menyiapkan format perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
g. Sosialisasi cara perhitungan BOR, menentukan tingkat ketergantungan
pasien serta menghitung kebutuhan tenaga perawat
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan menentukan tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan standart Depkes
b. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien setiap hari
c. Menghitung BOR pasien setiap kali sift
Tabel 4.1 Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang
Kelolaan Asoka (9 & 10)
Jumlah kebutuhan Tenaga Jumlah Perawat
No. Tanggal Perawat Pelaksana Ruangan
Pelaksana(Depkes) Per Hari

1. 11 Februari 2020 8 7

2. 12 Februari 2020 6 6

3. 13 Februari 2020 5 6

4. 14 Februari 2020 8 7

5. 15 Februari 2020 6 6

6. 16 Februari 2020 6 6

7. 17 Februari 2020 6 6

8. 18 Februari 2020 6 6

Rata-Rata 6 7

Pengumpulan data tentang sumber daya manusia di ruang


kelolaan Asoka RSU Anwar Medika selama pelaksanaan asuhan
keperawatan tanggal 11 Februari 2020 – 18 Februari 2020, oleh perawat
primer dan perawat associate. Kemudian melalui hasil observasi dan
perhitungan yang dilakukan oleh kepala ruangan berpedoman pada
DEPKES, didapatkan data bahwa, jumlah kebutuhan tenaga perawat
per hari dengan fakta yang ada jumlah tenaga perawat yang jaga per
hari dalam kategori sesuai. Jadi rata- rata kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang kelolaan (Asoka 9 & 10) perhari berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien menurut Depkes RI, 2005 dari tanggal 11
Februari 2020 – 18 Februari 2020 adalah sebanyak 6 orang dan
fakta jumlah perawat pelaksana yang ada di ruang kelolaan (Asoka 9 &
10) yaitu 7 orang.
Tabel 4.2 Distribusi BOR Di Ruang Kelolaan Asoka (9 &
10) Tanggal 11 Februai 2020 – 18 Februari 2020

Pengkajian
No. Ruang BOR
Hari/Tanggal
1. Selasa, 11-02-2020 13 bed (13 13/13 x
bed terisi) 100% =
100%
2. Rabu, 12-02-2020 13 bed 13/13 x
(13 bed 100% =
terisi) 100%
3. Kamis, 13-02-2020 13 bed 11/13 x 100% =
(11 bed 85%
terisi)
4. Jumat, 14-02-2020 13 bed 13/13 x
(13 bed 100% =
terisi) 100%
5. Sabtu, 15-02-2020 13 bed 12/13 x
(12 bed 100% =
terisi) 92%
6. Minggu, 16-02-2020 13 bed 11/13 x
(11 bed 100% =
terisi) 85%
7. Senin, 17-02-2020 13 bed 10/13 x
(10 bed 100% =
terisi) 77%
8. Selasa, 18-02-2020 13 13/13 x
bed( 13 100% =
bed 100%
terisi)
Rata-Rata 92%

Dari data di atas didapatkan BOR pasien di ruang kelolaan


Asoka (9 & 10) RSU Anwar Medika selama pelaksanaan asuhan
keperawatan tanggal 11 Februari 2020 – 18 Februari 2020, oleh
katim dan perawat associate. Kemudian melalui hasil observasi dan
perhitungan yang dilakukan oleh kepala ruangan berpedoman pada
DepKes, didapatkan data bahwa, jumlah rata – rata BOR pasien
sebanyak 92%.

3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
Dalam pengorganisasian tugas, kelompok sudah sesuai dengan
struktur yang telah di sesuaikan dengan pengaturan kebutuhan
ketenagakerjaan DepkesRI. Terdapat Kepala Ruangan, Kepala tim,
dan Perawat Pelaksana atau anggota tim. Model MPKP yang
digunakan oleh kelompok adalah model MPKP Tim.
b. Evaluasi Pelaksanaan :
1) Adanya mahasiswa yang belum memahami tentang peran tugas
dan fungsinya sesuai dengan struktur organisasi yang sudah
ditentukan
2) Pelaksanaan operan shift berjalan dengan baik dan tidak tepat
waktu

4. Hambatan
Kelompok tidak menemukan hambatan dalam pelaksanaan, seluruh
mahasiswa paham tentang tugas dan fungsinya
5. Solusi
1) Berkonsultasi dengan pembimbing tentang pengaturan peran masing-
masing anggota kelompok
2) Sosialisasi kembali cara menghitung kebutuhan tenaga perawat,
Membuat kesepakatan kelompok tentang teguran bagi anggota
kelompok yang kurang disiplin
3) Perlu pemahaman lebih lanjut tentang tatacara pengisian dokumentasi
keperawatan
4) Motivasi dan caring sesama anggota tim jika ada permasalahan di job
disk tanggungjawabnya.

6. Dukungan
Kepala ruangan sekaligus pembimbing ruangan, dan perawat
Ruang Asoka memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta memberikan
masukan yang bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik
manajemen keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan.

4.4 M2 (Material)
Selama praktek manajemen keperawatan di ruang Asoka dari tanggal
11 Februari – 18 Februari 2020 untuk sarana dan prasarana sudah sesuai
dengan ruangan, mahasiswa menambahkan map plastik, rak map serta ATK
untuk menunjang MAKP seperti buku laporan timbang trima, buku observasi
TTV, Indikator mutu yang meliputi instrumen penilaian flebitis, dekubitus,
ISK, Skala Nyeri, dan resiko jatuh pasien untuk dewasa, geriatric dan
Dokumen SOP, Lembar diagnosa keperawatan, Rekam medik atau status
pasien (lembar penerimaan pasien baru, lembar identitas, lembar
pengkajian , laporan tindakan dan lembar observasi harian) antara lain:

➢ RM 1 : Ringkasan Pulang (Discharge Summary)


➢ RM 2 : Surat Pernyataan Umum Saat MRS
➢ RM 3 : Pelepasan Informasi Pasien
➢ RM 4 : Ringkasan Keluar Masuk
➢ RM 5 : Formulir Serah Terima Pasien
➢ RM 6 : Lembar Triase dan Pengkajian IGD
➢ RM 8 : Asesmen awal pasien rawat inap dewasa
➢ RM 9 : Formulir pemberian edukasi
➢ RM 10 : lembar CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)
➢ RM 11 : Formulir tindakan pasien ke perawatan
➢ RM 12 : Lembar observasi dengan sekor news/ lembar observasi
➢ RM 13 : Lembar pengobatan
➢ RM 14 : Assesment nyeri wong baker fase skale
➢ RM 15 : Resiko jatuh pasien dewasa
➢ RM 16 : Formulir rekonsiliasi obat
➢ RM 19 : Lembar penempelan hasil
➢ RM 20 : Surat pengantar MRS

4.5 M3 (Metode)
Kelompok menerapkan model asuhan keperawatan Tim. Dalam satu
hari terdiri dari satu kepala ruangan dan terdapat 3 Tim sesuai dengan shif
kerja. Satu tim berisi satu perawat pELAKSANA dan 2-4 perawat assosiate
yang tergabung dalam satu kelompok kecil yang saling membantu dan
bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Kelompok mengelola pasien
Asoka 9 (7 bed) dan Asoka 10 (6 bed) kelas III. Metode Tim ini
memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan
komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah
dukungan dari kepala ruang.
4.5.1 MAKP
1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model
asuhan keperawatan Tim. Adapun bagan model asuhan keperawatan
adalah:
Gambar 4.2 Struktur Organisasi MAKP Mahasiswa Manajemen

Kepala Ruangan

KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3

Perawat Pelaksana/ Perawat Pelaksana/ Perawat Pelaksana/


Assosiate : Assosiate : Assosiate :
PA 1 PA 1 PA 1
PA 2 PA 2 PA 2
PA 3 PA 3

13 Pasien 13 Pasien 13 Pasien


2. Pembagian Tugas Organisasi
Tabel 4.3 Pembagian Tugas Organisasi
Hari/ Kepala Tim 1 Tim 2 Tim 3
Tanggal Ruangan (Shif Pagi) (Shif Siang) (Shif Malam)
Selasa, 11 Tommie Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :
Februari 2020 Septika
Erna Nur Mike M. Galih
Anggota : Anggota : Anggota :
Yuli A. Fajrus Arin
Rosita Eva Pamela
Afidatus Dhika

Rabu, 12 Rosita Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :


Februari 2020 Eva Yuli A. Afidatus
Anggota : Anggota : Anggota :
Mike Tommie Erna
Dhika Fajrus M. Galih

Kamis, 13 Arin Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :


Februari 2020 Dhika Pamela Rosita
Anggota : Anggota : Anggota :
Fajrus Tommie Mike
Eva Yuli A. Afidatus

Jumat, 14 Fajrus Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :


Februari 2020 Tommie Arin Mike
Anggota : Anggota : Anggota :
Pamela M. Galih Eva
Yuli A. Erna Rosita
Dhika
Sabtu, 15 Erna Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :
Februari 2020 Fajrus Fida Eva
Anggota : Anggota : Anggota :
Arin Yuli A. Tommie
Pamela M. Galih Dhika

Minggu, 16 M. Galih Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :


Februari 2020
Arin Rosita Dhika
Anggota : Anggota : Anggota :
Fida Mike Erna
Yuli Pamela Fajrus

Senin, 17 Pamela Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :


Februari 2020 Tommie M. Galih Yuli A.

Anggota : Anggota : Anggota :


Afidatus Mike Fajrus
Rosita Eva Arin

Selasa, 18 Mike Katim 1 : Katim 2 : Katim 3 :


Febriari 2020 Erna M. Galih Pamela

Anggota : Anggota : Anggota :


Afidatus Eva Yuli A.
Rosita Dhika Tommie
Gambar 4.3 Gambar Penilaian Kinerja Kepala Ruangan di Ruang
Asoka RSU Anwar Medika

Penilaian Kinerja Kepala Ruangan di Ruang Asoka 9 & 10 RSU Anwar Medika
102%

100%
100% 100% 100%
98%

96%

94%
Prosentase Karu
92% 93% 93% 93% 93% 93%

90%

88%

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job


description kepala ruangan kelolaan Asoka dari tanggal 11 Februari
2020 – 18 Februari 2020 menunjukkan hasil yang cukup baik
dimana sebagian nilai rata-rata adalah 96% sehingga hasil
presentasi menunjukkan pelaksaanaan menejemen keperawatan dari
tugas kepala ruangan sudah baik.
Namun dalam pelaksaanaannya juga ada yang mendapat skore
sebesar 100% 3 orang dan ada juga yang mendapatkan skore sebesar
93% sebanyak 5 orang, hal ini dikarenakan pada point nomor 8
mengenai memeriksa kelengkapan kesediaan status keperawatan
minimal 5 set setiap hari dan pada point nomor 15 mengenai evaluasi
mutu asuhan keperawatan juga tidak dilakukan.
Gambar 4.4 Gambar Penilaian Kinerja Ketua Tim di Ruang
Asoka Rsu Anwar Medika

105%
100% 100% 100% 100%
100%

95% 93% 93% 93% 93% 93% 93%

90%
86% 86%
85%

80%

75%

Prosentase Katim

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job


description Ketua Tim di ruang kelolaan Asoka RSU Anwar Medika
dari tanggal 11 Februari – 18 Februari 2020 didapatkan rata-rata
penilaian sebanyak 94%. Kinerja Ketua Tim ini cenderung stabil
dikarenakan mahasiswa sudah tahu akan tugas menjadi ketua tim.
Sedangkan yang mendapat skore 93% dan 86% tidak
melakukan pada point nomot 12 dan 14 dikarenakanan kurangnya
pemahaman dalam menjalankan tugasnya sesuai sop. Point 12 yaitu
melakukan pertemuan dengan pasien atau keluarga minimal setiap 2
hari untuk membahas kondisi keperawatan klien atau bergantung pada
kondisi klien dan nomor 14 yaitu memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien atau keluarga dan membuat perencanaan pulang.
Gambar 4.5 Gambar Penilaian Kinerja Perawat Pelaksana di
Ruang Asoka Rsu Anwar Medika

105%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

95%
92% 92% 92% 92%
90%
85%
85%

80%

75%

Prosentase Perawat Pelaksana

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job


description perawat pelaksana di ruang kelolaan Asoka RSU Anwar
Medika dari tanggal 11 - 18 Februari 2020 menunjukkan hasil yang
baikdimana nilai presentase rata-rata yaitu 96%. Hal ini dikarenakan
tugas perawat pelaksana sudah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan job description. Dari data diatas terdapat 1 orang yang
mendapat skore 85% dikarenakan kurangnya pemahaman dalam
tugasnya masing-masing, pada point nomor 4 yakni memeriksa rekam
medis dan no 8 mengenai mengisi laporan pergantian shift. Dan 1
orang dengan skore 92% dikarenakan tidak melakukan inventaris
fasilitas seperti menyiapkan rekam medis untuk pasien baru.
3. Hasil Analisa Metode
Hasil analisa dari presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa rata
rata kinerja berjalan dengan baik sesuai dengan job description.
4. Pelaksanaan
Uji coba penerapan model tim dilaksanakan pada tanggal 11 – 18
Februari 2020. Dalam uji coba masing- masing anggota kelompok
berperan sesuai dengan peran dan mendokumentasikan hasil kegiatan
yang telah ditentukan sebagai karu, Ketua Tim , dan perawat pelaksana
yang dilakukan pada shift pagi, siang, dan malam.
5. Hambatan
Mahasiswa masih memerlukan bimbingan dalam proses
pembelajaran secara bertahap untuk lebih memahami pola metode tim
yang diterapkan. Sosialisasi hanya perindividu dan tidak disampaikan
kepada semua anggota.
6. Dukungan
Tenaga keperawatan ruangan memberikaan kesempatan serta
support kepada mahasiswa praktik manajemen dalam mengaplikasikan
peran pada penerapan model asuhan keperawatan model tim.
7. Solusi
Untuk mengurangi kesalahan dalam melaksanakan role play sesuai
job description kita harus selalu melakukan diskusi, pemantauan,
pengarahan, sosialisasi, dan evaluasi tentang hal apa aja yang harus
dilakukan pada saat itu sesuai dengan job description yang telah dibuat.

4.5.2 Timbang Terima


1. Persiapan
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu kedua,
persiapan yang di lakukan antara lain :
a. Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima
keperawatan
b. Menyusun format timbang terima format yang digunakan adalah
format SOAP.
c. Menyiapkan laporan yang akan di lakukan timbang terima
keperawatan.
d. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
e. Membuka status pasien (Bed Side Hand Over).
f. Berkumpul di nurse station untuk persiapan melakukan timbang
terima.
2. Pelaksanaan
Timbang terima dilakukan pada tanggal 11 – 18 Februari dan
diterapkan pada ruangan Asoka dengan ruang kelolaan kamar kelas 3
yaitu Asoka 9 dan 10. Kegiatan timbang terima meliputi operan
yang disampaikan oleh perawat jaga sesuai shift. Pada pagi hari timbang
terima dibuka oleh kepala ruangan dan laporan disampaikan oleh perawat
kepala TIM jaga per shif.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station dilakukan
secara bed side hand over mengunakan format SOAP dimana pertama
kali yang disampaikan adalah dengan menyebutkan identitas pasien,
dokter penanggung jawab, diagnose medis, masalah keperawatan,
informasikan tindakan medis dan tindakan keperawatan yang telah
dilakukan beserta waktu pelaksanaannya selama shift, informasikan
jenis dan waktu rencana tindakan medis dan keperawatan yang belum
di lakukan selama shift, perkembangan pasien yang ada selama shift,
Informasikan edukasi yang telah di lakukan (bila ada), Cek
kelengkapan rekam medis serta administrasi ( misal kelengkapan
peserta BPJS ), cek sisa obat pasien. Setelah penyampaian di nurse
station selesai perawat kemudian langsung validasi data keruangan
pasien ketuk pintu ucapkan salam, berikan informasi pada pasien dan
keluarga bahwa mau pergantian jaga, kenalkan nama perawat jaga
selanjutnya, sentuh tangan pasien dengan menanyakan keluhan yang
dirasakan. Setelah itu kembali ke nurse station beri kesempatan pada
shift jaga berikutnya untuk klarifikasi masalah yang ada setelah itu
tutup operan jaga di akhiri dengan doa penutup timbang terima.

Role play timbang terima dilaksanakan pada hari tanggal 13


Februari 2020 pukul 06.30 wib, yaitu timbang terima dari dinas malam
ke dinas pagi. Role play dihadiri oleh 1 CI Ruangan. Karu memimpin
acara timbang terima di nurse station kemudian Katim 3 yang dinas
malam melakukan timbang terima kepada Katim 1 yang dinas pagi
sesuai pasien kelolaan. Kemudian timbang terima dilanjutkan ke
ruangan pasien untuk melakukan validasi data dan memperkenalkan
perawat yang shift selanjutnya, setelah itu kembali lagi ke nurse station
untuk melakukan evaluasi atau ada hal lain yang perlu dibicarakan
lagi. Setelah diskusi selesai timbang terima ditutup oleh kepala ruangan.
3. Alur Shif Oper

Gambar 4.6 Alur Shif Oper

PASIEN

PASIEN DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA KEPERAWATAN


MASALAH KOLABORATIF (didukung data)

TINDAKAN

TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN

MASALAH :
Teratasi
Beum Teratasai
Muncul Masalah Baru
4. Pelaksanaan Timbang Terima
a. Efektifitas Pelaporan Timbang Terima Per Shif
Gambar 4.7 Diagram Prosentase Pelaporan Timbang Terima
Shif Pagi di Ruang Asoka RSU Anwar Medika
Periode 11 – 18 Februari 2020

Penilaian Timbang Terima Shift Pagi di Ruang Kelolahan Asoka 9 & 10 RSU Anwar
Medika
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
11/2/2020 12/2/2020 13/2/2020 14/2/2020 15/2/2020 16/2/2020 17/2/2020 18/2/2020

Gambar 4.7 Diagram Prosentase Pelaporan Timbang Terima


Shif Siang di Ruang Asoka RSU Anwar Medika
Periode 11 – 18 Februari 2020

Penilaian Timbang Terima Shift Siang di Ruang Kelolahan Asoka 9 & 10 RSU Anwar
Medika
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
11/2/2020 12/2/2020 13/2/2020 14/2/2020 15/2/2020 16/2/2020 17/2/2020 18/2/2020
Gambar 4.7 Diagram Prosentase Pelaporan Timbang Terima
Shif Malam di Ruang Asoka RSU Anwar Medika
Periode 11 – 18 Februari 2020

Penilaian Timbang Terima Shift Malam Kelolahan Ruang Asoka 9 & 10 RSU Anwar
Medika
105.00%

100.00%

95.00%

90.00%

85.00%

80.00%

75.00%
11/2/2020 12/2/2020 13/2/2020 14/2/2020 15/2/2020 16/2/2020 17/2/2020 18/2/2020

1) Analisa Data
Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan dari 24 kali
pelaksanaan timbang terima selama 8 hari di ruang Asoka
didapatkan 24 kali penilaian timbang terima menggunakan lembar
cek list/ observasi ketepatan dengan prosentase rata rata 91%
bernilai baik. Dari hasil diagram juga menunjukkan peningkatan
pelaksanaan timbang terima sesuai dengan SOP yang di
berlakukan Meski nilainya penilaiannya lebih fluktuatif pada
dinas siang dan malam di minggu awal pelaksanan MAKP yakni
tanggal 11 – 18 Januari 2020, ini diakibatkan mahasiswa belum
sepenuhnya memahami yang disampaikan saat timbang terima
termasuk tugas tugas yang seharusnya dikerjakan. Namun,
dengan berjalanya waktu dan evaluasi timbang terima sudah
berjalan sangat baik. Timbang terima awal oleh shift malam ke
shift pagi didapatkan 84,2% dikarena pada saat melakukan
timbang terima ada beberapa item yang tidak tersampaikan karena
kurangnya konsentrasi setelah shift malam dan perawat tidak
memvalidasi kondisi pasien.

Timbang terima yang dilaksanakan di ruang Asoka selama


8 hari sudah berjalan sangat baik dan sesuai dengan sop tetapi ada
satu item yang cukup sering dilupakan penyampaiannya pada
point nomor 6e yaitu validasi ke pasien dengan menyentuh tangan
pasien dan menanyakan apakah masih ada keluhan. Timbang
terima yang dilakukan di nurse station dilakukan secara bed side
hand over dimana evaluasi mengunakan format SOAP dan ada
buku laporan tiap shif dalam bentuk buku yang berisi jumlah
pasien KRS, OB dan Pasien lama.
2) Evaluasi
Pelaksanaan timbang terima selama 8 hari di ruangan
Asoka dilakukan sudah baik dan sesuai dengan SOP yang
sebelumnya sudah ditentukan, baik dari cara persiapan
pelaksanaan dan implementasinya. Hanya saja pada awal
pelaporan timbang terima belum optimal di karenakan pada
pelaksanan belum sepenuhnya paham akan apa saja yang perlu di
sampaikan pada saat pelaporan timbang terima berlangsung.
Namun dengan berjalanya waktu timbang terima sudah berjalan
dengan baik
3) Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima, mahasiswa mengalami
sedikit kesulitan pada awal pelaksanaan karena mahasiswa belum
terarah dalam penyampaian operan tentang item-item apa saja
yang harus dilaporkan saat timbang terima.
4) Solusi
Kegiatan timbang terima setiap harinya telah dilaksanakan
secara mandiri oleh mahasiswa profesi manejemen terhadap
pasien kelolaan yaitu ruang Asoka, kemudian pelaksanaan
timbang terima bisa berjalan dengan luwes dan baik. Kelompok
sudah melakukan roleplay timbang terima yang dihadiri
oleh CI Ruangan dan di dokumentasikan dalam bentuk foto.

4.5.3 Ronde Keperawatan


1. Pengertian
Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. (Nursalam, 2015).
2. Langkah-langkah Kegiatan Ronde Keperawatan
Gambar.4. 8 Alur Ronde Keperawatan
a. Pra Ronde
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok 1
hari sebelum pelaksanaan, dengan uraian sebagai berikut:
1) Menentukan kasus dan topik
Kelompok memilih Tn.W dengan CKD Std.V + Anemia
sebagai kasus untuk ronde keperawatan
2) Menentukan tim ronde
Kepala Ruangan : M. Galih Adiwibowo
Ketua Tim : Yuliarintasari
Perawat Associate : Erna Nur J, Nur Afidatus S.
Farmasi : Vita Rizki F., S.Farm.
Ahli Gizi : Bu Ika
3) Meminta informed concent ronde keperawatan yang ditanda
tangani oleh keluaga pasien. Perawat primer meminta inform
consent kepada keluarga pasien dan kontrak waktu untuk
pelaksanaan ronde keperawatan
4) Membuat proposal kegiatan ronde keperawatan dengan kasus
CKD Std.V + Anemia
b. Pelaksanaan
Ronde keperawatan dilaksanakan pada
Hari/tanggal : Selasa , 18 Februari 2020
Waktu : 09.30 WIB sampai selesai
Tempat : Ruang Asoka 10
Acara dihadiri oleh
CI Ruang Asoka : Dian Mustiko, S.Kep.,Ns
Pembimbing Akademik : Ana Zakiyah, M.Kep.
Komite Keperawatan : Anita Munjiati, S.Kep.Ns.
Kepala Bidang Keperawatan : Emil Khoiroty S., S.Kep.Ns.
Ronde keperawatan diperankan oleh
Kepala ruangan : M. Galih Adiwibowo
Ketua Tim : Yuliarintasari
Perawat Assosiate : Erna Nur J., Nur Afidatus S.
Perwakilan Ahli Gizi : Bu Ika
Perwakilan Farmasi : Vita Rizki F, S.Farm.
Ronde keperawatan dilaksanakan 1 kali yaitu pada saat
roleplay mahasiswa Profesi Ners pada hari Selasa, 18 Februari
2020 pukul 09.30 sampai dengan selesai, dengan kasus
CDK Std.V + Anemia, dengan diagnosis keperawatan prioritas
adalah Ansietas. Menggunakan instrument cek list ronde
keperawatan nursalam 2015, sebanyak 19 item pelaksanaan ronde
keperawatan tercapai sebesar 88% (Total nilai 17) dengan kategori
baik. Adapun deskripsi pasien yang dilakukan ronde keperawatan
adalah Tn.W, 53 tahun, TB 155 cm, BB 55 kg dengan dengan
diagnosis CKD Std.V + Anemia. Diagnosis keperawatan yang
muncul pada Tn.W yaitu Ansietas b.d. Krisis situasional ditandai
dengan pasien mengatakan badannya lemas, gelisah, nafsu makan
menurun, kulit pucat, serta merasa bingung. Pasien mengatakan
bahwa kali ini sakit yang dirasakan berbeda dengan yang
sebelumnya.

Permasalahan yang membuat Tn. W sebagai pasien dalam


ronde keperawatan diuraikan sebagai berikut. Pasien mengalami
CKD + Anemia. Pada kasus ini diberikan terapi obat injeksi
pumpicel 1x1, Braxidin. Pada tanggal 08 Februari 2020 awal
masuk pasien mengeluh mual, muntah, nyeri perut, pusing dan
demam hilang timbul. Namun, pada tanggal 11 Januari 2020 sore
hari, pasien masih mual dan demam. Hal ini mungkin dikarenakan
kurangnya asupan makanan dalam tubuh pasien sehingga
badan pasien lemas.
Keluhan pasien menetap sampai tanggal 18 Februari 2020. Lama
perawatan pada Tn. W sebelum dilakukan ronde keperawatan yakni
11 hari, dengan kondisi terakhir saat dilakukan validasi oleh
perawat associate pada tanggal 18 Februari 2020 pukul 08.00 yaitu
pasien mengeluh nyeri pada perut skala 3 dan terasa hilang
timbul dan mual muntah. Tingkat kesadaran pasien yakni
composmentis, GCS 4 5 6, TD = 100/60 mmhg, N = 114 x/menit, S
= 36,8°C dan RR = 20 x/menit.

c. Berikut Ini Tahapan Dalam Pelaksanaan Ronde Keperawatan


1) Pembukaan
a) Salam pembukaan
Salam pembukaan disampaikan oleh M. Galih Adiwibowo
selaku kepala ruangan.
b) Memperkenalkan tim ronde keperawatan
Ketua Tim memperkenalkan anggota tim ronde keperawatan
yang terdiri dari 1 orang ketua tim, 2 orang perawat
pelaksana, 1 orang perwakilan dari farmasi dan 1 orang
perwakilan dari gizi, 1 orang Kepala Bidang Keperawatan, 1
orang Komite Keperawatan, 1 orang Pembimbing Akademik
c) Menjelaskan tujuan ronde keperawatan
Ketua Tim menjelaskan tujuan ronde keperawatan yaitu untuk
mendiskusikan dan mencari solusi dari permasalahan yang
dialami oleh Tn.W.
d) Mengenalkan masalah pasien secara sepintas
Ketua Tim menjelaskan bahwa pasien yang didiskusikan
dalam ronde keperawatan adalah Tn. W di Ruang Asoka 10
dengan CKD + Anemia. Pasien sudah dirawat selama 11 hari
(Sejak tanggal 08 Februari 2020). Setelah itu, kepala ruangan
mempersilahkan ketua tim untuk menjelaskan lebih detail
tentang permasalahan pasien.
2) Penyajian Masalah
a) Memberi salam dan memperkenalkan pasien
Ketua Tim membuka dengan ucapan salam kemudian
menjelaskan identitas pasien.
b) Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
Perawat pelaksana menjelaskan bahwa pasien sering
keluar masuk rumah sakit, kali ini pasien mengalami
sakit yang berbeda. Pasien tidak mempunyai riwayat
penyakit hepatitis dan HIV. Perawat pelaksana
menjelaskan riwayat penyakit dahulu pasien memiliki
riwayat penyakit diabetes mellitus.
c) Menjelaskan masalah pasien dan rencana kegiatan yang telah
dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu
didiskusikan.
Dengan berdasarkan data subyektif, obyektif dan data
penunjang berupa lab darah, perawat primer menjelaskan
bahwa masalah keperawatan pada pasien yaitu intoleransi
aktivitas. Perawat pelaksana menjelaskan bahwa dilakukan
tindakan pemeriksaan darah lengkap dan cek gula darah,
selain itu perawat pelaksana juga kurang menjelaskan
secara rinci tindakan keperawatan apa saja yang telah
diberikan kepada pasien.
3) Validasi Data

a) Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah


keperawatan tersebut
Diskusi antar anggota berlangsung di ruang nurse station
tanpa dilakukan validasi langsung ke pasien. Masalah
keperawatan yang muncul adalah Ansietas.
b) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruang tentang masalah pasien
Perawat pelaksana memberikan justifikasi tentang
masalah keperawatan Ansietas.
d. Pasca Ronde Keperawatan
1) Melanjutkan diskusi dan masukan dari tim
Masukan yang didapat yaitu sebagai berikut:
Perwakilan Ahli Gizi : Bu Ika Maya
Gizi yang diberikan sudah cukup baik yakni diit tinggi kalori
rendah protein namun keinginan pasien untuk makan masih
kurang karena kecemasannya akan terjadi mual jika makan
terlalu banyak sehingga disarankan untuk memotivasi pasien
agar mau makan sedikit tapi sering.
Perwakilan Farmasi : Vita Rizki F, S.Farm.
Dari farmasi, pengobatan yang diberikan kepada Tn. W sudah
maksimal yakni untuk mempertahankan keadaan ginjalnya
walaupun sudah stadium 5. Seharusnya memang Tn. W harus
menjalani hemodialisa tetapi karena adanya penolakan tindakan
karena cemas sehingga dipertahankan saja.
Komite Keperawatan : Anita Munjiati, S.Kep.Ns.
Perlu dikaji lebih dalam lagi mengenai respon psikologis pasien
akan penyakit yang dialami serta berbagai tindakan yang akan
dijalani. Hal ini juga diperlukan adanya dukungan keluarga
karena keluarga merupakan orang terdekat dengan pasien
sehingga perlu dikaji pula bagaimankah dukungan keluarga
terhadap perawatan Tn. W. Karena pada dasarnya antara
dukungan keluarga saling dengan respon psikologis pasien saling
berhubungan.
Kepala Bidang Keperawatan : Emil Khoiroty S., S.Kep.Ns.
Perlu diadakannya pendekatan kepada keluarga karena keluarga
merupakan orang terdekat dengan pasien dan perawat harus
memotivasi keluarga dan juga pasien sehingga kecemasan akan
penyakit dan tindakan yang akan dilakukan dapat diminimalisir.
Selain itu untuk masalah pasien yang susah untuk makan karena
kecemasannya akan mual jika makan banyak juga perlu
dilakukan HE kepada keluarga dan pasien dengan makan sedikit
tapi sering jikapun tidak mau dengan makanan dapat diganti
dengan susu yang dikhususkan untuk pasien dengan penyakit
CKD.

2) Menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada


masalah prioritas yang telah ditetapkan
Kesimpulan yang didapatkan dalam ronde keperawatan
tersebut yaitu melakukan pengakajian lebih dalam lagi tentang
respon psikologis pasien dan juga dukungan keluarga pasien.
Selain itu juga diperlukan adanya motivasi dan juga edukasi dari
tenaga medis sehingga kecemasan pasien dan keluarga dapat
diminimalisir.
3) Penutup
Kepala ruangan menutup kegiatan ronde keperawatan
dengan ucapan salam.
e. Evaluasi
1) Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang nurse station tepat
waktu
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya selama 1 hari sebelum
kegiatan ronde.
2) Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Tahapan pelaksanaan ronde dilakukan tanpa ada validasi
langsung ke pasien
3) Hasil :
a. Didapatkan kesimpulan untuk mengatasi masalah yang
dialami Tn. W yaitu melakukan pengkajian ulang
mengenai respon psikologis pasien dan juga dukungan
keluarga sehingga tidak hanya masalah fisik saja yang
diperhatikan tetapi juga masalah psikologis yang dialami.
Dengan demikian dapat menentukan tindakan yang tepat
untuk selanjutnya. Pemberian edukasi dan juga motivasi
sangat diperlukan sehingga dapat mengatasi kecemasan,
mengingat pasien dan keluarga masih sering mengalami
penolakan dalam tindakan tertentu.
b. Evaluasi Perawat
 Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

f. Prosentase Hasil Pelaksanaan Ronde Keperawatan


Diagram pelaksanaan ronde keperawatan oleh mahasiswa
profesi manajemen keperawatan sebagai berikut:
Gambar 4.9 Diagram Prosentase Capaian Pelaksanaan Ronde
Keperawatan di Nurse Station 1 tanggal 18
Februari 2020
120%

100%
100%
90%

80% 75%

60%

40%

20%

0%
Pra Ronde Pelaksanaan Evaluasi

Prosentase Ronde Keperawatan


Diagram diatas menunjukkan persentase capaian
pelaksanaan ronde keperawatan pada setiap tahapan. Tahap pra
ronde menunjukkan persentase 100% dengan kategori baik, 5 item
dilakukan yakni menentukan kasus dan topic, menentukan tim
ronde, menentukan literature, membuat proposal dan
mempersiapkan pasien dengan pemberian informed consent.
Pada tahap pelaksanaan, persentase hanya mencapai 90%
dengan kategori baik. Hal ini dikarenakan 1 item dari 10 item
dalam instrumen penilaian tahap pelaksanaan tidak dilakukan yakni
mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah di
sampaikan dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan keadaan
pasien secara langsung dan melihat dokumentasi.
Pada tahap pasca ronde, persentase hanya tercapai sebanyak
75% dengan kategori cukup. Hal ini dikarenakan ada 1 dari 4 item
instrumen penilaian tahap pasca ronde yang tidak dilakukan yakni
tidak menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang telah ditetapkan.
Dari 19 item instrumen penilaian seluruh tahapan ronde
keperawatan, terdapat 17 item yang dilakukan dan 1 item yang
tidak dilakukan, sehingga mencapai persentase sebanyak 88% dan
masuk dalam kategori baik.
g. Hambatan
Hambatan yang dialami kelompok sebelum pelaksanaan
ronde keperawatan adalah penepatan pasien yang dilakukan sehari
sebelumnya. Waktu yang diberikan untuk Implementasi sangat
kurang, sehingga tidak bisa menemukan pasien dengan penyakit
langka. Karena hal demikian, persiapan pembuatan proposal
untuk ronde keperawatan kurang matang. Role play ronde
keperawatan diperankan oleh mahasiswa sendiri. Serta kelompok
belum melampirkan asuhan keperawatan secara lengkap tentang
pasien yang akan dirondekan.
Belum terdapat form SOP ronde keperawatan di ruang
Asoka RS Anwar Medika sehingga mahasiswa melakukan role
play ronde keperawatan menggunakan SOP sesuai teori literatur
buku Manajemen Keperawatan Nursalam tahun 2015 dalam
pelaksanaannya.
h. Solusi
Pasien dan keluarga diberikan HE saat Discharge Planning
akhir sebelum KRS mengenai pentingnya memberi motivasi
kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga pola makan
(makan dengan komposisi berimbang) dan untuk membatasi
minum, untuk selalu memeriksakan kolestrol, menjaga berat bedan
dan diet tinggi kalori rendah protein.
i. Dukungan
CI, Kepala Bidang keperawatan, Komite Keperawatan, dan
Pembimbing Akademik ikut serta dan mendampingi kelompok
pada saat dilakukan ronde keperawatan, sehingga ronde
keperawatan dapat berjalan dengan lancar serta memberikan
masukan pada kelompok.

4.5.4 MPO
1. Implementasi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat, dimana seluruh obat
yang diberikan petugas farmasi kepada pasien akan diserahkan kepada
perawat. MPO dilakukan di Ruang Asoka Rs Anwar Medika Sidoarjo di
daerah kelolaan tepatnya di ruang Asoka 9 dan Asoka 10 dengan
jumlah tempat tidur 13 buah.
2. Persiapan
1) Prasarana yang disiapkan untuk menyimpan obat disiapkan, baik itu
lemari obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat.
2) Menyusun format serah terima obat, buku masuk obat, daftar
pemberian obat dan daftar sisa obat untuk pendokumentasian.
3) Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud
dan tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari
keluarga pasien melalui informed concent.

3. Pelaksanaan
1) MPO dilaksanakan di Ruang Asoka Rs Anwar Medika Sidoarjo
mulai tanggal 11-18 februari 2020. Metode yang digunakan adalah
pendekatan secara langsung pada pasien dan keluarga pasien dengan
komunikasi terapeutik untuk meyakinkan klien agar bersedia
mengikuti MPO.
2) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan MPO.
3) Mahasiswa mengisi obat oral dan obat injeksi di setiap form
pengisian obat pasien.
4) Mahasiswa menandatangani setiap dilakukan injeksi intravena.
5) Mahasiswa menjelaskan obat yang diberikan beserta dosisnya dan
melakukan identifikasi pasien meliputi tepat obat, tepat pasien, tepat
dosis, tepat waktu, tepat tempat dan efek samping.
6) Mahasiswa memintakan paraf keluarga sebagai bukti sudah
dilakukan tindakan injeksi intravena dan pembagian obat oral.
7) Pada waktu dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan
mahasiswa dinas shift berikutnya.
4. Alur Pelaksanaan MPO
Gambar 4.10 Alur Pelaksanaan MPO

DOKTER

PETUGAS

FARMASI/APOTE

*Lembar serah
terima obat

PP/PERAWAT YANG
MENERIMA
*Surat persetujuan
PENGATURAN DAN MPO dari perawat
PENGELOLAAN OLEH *Lembar serah
PERAWAT terima obat
*Lembar pemberian
obat
PASIEN/KELUARGA

Keterangan :
: Gasris komando

: Garis Koordinasi
Gambar 4.11 Diagram Prosentase Pelaksanaan Sentralisasi Obat di
Ruang Asoka (Asoka 9 – Asoka 10 ) Rs. Anwar Medika
Sidoarjo Periode 11 – 18 Februari 2020

120%
100% 100% 97%
100% 87% 87% 83% 90% 90%
80%
60%
40%
20%
0%

Presentase

Berdasarkan diagram diatas maka dapat dijelaskan pelaksanaan


sentralisasi obat mulai tanggal 11 – 18 Februari 2020 di Ruang Asoka 9
dan Asoka 10 menunjukkan hasil baik, dengan nilai rata-rata di atas
89% dan form MPO sudah hampir terisi penuh pada semua pasien
kelolaan, meliputi pengisian obat injeksi dan oral, dan paraf dari
perawat dan keluarga sebagai bukti telah diberikan obat kepada pasien.
Dalam pelaksanaan Prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP
MPO dengan prosentase 100% pada tindakan pencampuran obat suntik
dan injeksi intravena.

5. Hasil Analisa
MPO yang dilaksanakan di Ruang Asoka RS Anwar Medika
Sidoarjo selama 8 hari dilaksanakan dengan baik. Pada pelaksanaan
pencampuran obat dan injeksi intravena mahasiswa memperhatikan
persiapan yang dilakukan dan melakukan tindakan sesuai dengan
SOP, tetapi ada beberapa item yang terlewatkan yaitu pada point
informed concent dilakukan MPO terdapat 4 form yang belum ada
informed concent dan belum dilengkapi dengan paraf dari perawat yang
memasukkan obat, hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian dari
mahasiswa saat melengkapi data. Dan ada juga 4 form obat yang
belum ada paraf keluarga dikarenakan saat dilakukan injeksi pasien
sedang tidak ada yang menjaga.
6. Hambatan
MPO dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di RS
Anwar Medika Sidoarjo terutama pada daerah kelolaan di Ruang Asoka
9 dan Asoka 10. Kendala yang terjadi adalah saat dilakukan pemberian
injeksi intravena terdapat 4 pasien yang sedang tidak ada yang menjaga,
sehingga mahasiswa tidak dapat memintakan paraf kepada keluarga
sebagai bukti sudah dilakukan pemberian obat injeksi serta kurang
telitinya mahasiswa dalam melengkapi data.
7. Solusi
Dari hambatan pasien yang sedang tidak dijaga oleh keluarga saat
dilakukan pemberian obat, solusi yang dilakukan adalah obat tetap
diberikan pada pasien, karena kondisi pasien yang membutuhkan obat
tersebut, dengan tetap memperhatikan identifikasi pasien. Pasien juga
diperbolehkan memberi paraf, cek kembali kelengkapan data.

4.5.5 Supervisi
1. Persiapan
Persiapan supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi
supervisi dan administrasi penunjang yang meliputi instrumen
supervisi lengkap dengan para meter penilaian, laporan kegiatan
supervisi, serta pendokumentasian hasil supervisi. Pada tahap ini
kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat proposal supervisi keperawatan
b. Menetapkan Karu, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana untuk
supervisi keperawatan.
c. Menetapkan kegiatan yang akan di supervisi oleh kepala ruangan.

d. Menyiapkan media supervisi meliputi format instrumen supervisi


dan format laporan supervisi keperawatan.
e. Menetapkan lokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi.
2. Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan supervisi oleh mahasiswa profesi manajemen
keperawatan sebagai berikut :
Gambar 4.12 Diagram Prosentase Pelaksanaan Supervisi
Mahasiswa Praktek Manajemen di Ruang Asoka
RSU Anwar Medika
105%

100%

95%

90%

85%

80%

75%

Berdasarkan diagram diatas untuk kegiatan Tindakan


mahasiswa untuk tekanan darah didapatkan nilai 96% dengan
kategori baik. Kekurangannya yaitu tidak melakukan cuci tangan
menggunakan air mengalir atupun handscrub sebelum tindakan.

Tindakan mahasiswa untuk Injeksi IV (Bolus) didapatkan nilai


90% dengan kategori baik. Kekurangannya yaitu tidak melakukan
cuci tangan menggunakan air mengalir atupun handscrub sebelum
tindakan dan tidak menggunakan perlak atau alas, serta tidak
melakukan swab setelah menarik jarum keluar.
Tindakan mahasiswa untuk Perawatan Infus didapatkan nilai
94% dengan kategori baik. Kekurangannya mahasiswa tidak mencuci
tangan dengan air mengalir atau handsrub sebelum tindakan serta
jarang mengganti infus setelah 3 hari rawat inap, kecuali saat
merembes.

Tindakan mahasiswa untuk Pemberian Masker Sederhana


didapatkan nilai 96% dengan kategori baik. Kekurangannya
mahasiwa kadang tidak mengecek dulu apakah udaranya sudah terasa.

Gambar 4.13 Diagram Prosentase Pelaksanaan Supervisi


SAK Mahasiswa Praktek Manajemen di Ruang
Asoka RSU Anwar Medika

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%

Pada saat supervisi Kegiatan timbang terima shift malam ke


shift siang didapatkan nilai rata-rata 93.4% dengan kategori baik
yaitu secara keseluruhan mahasiswa sudah melakukan timbang
terima sesuai dengan SOP. Kegiatan Discharge Planning 91% kategori
baik karena keseluruhan sudah dilakukan sesuai SOP hanya saja ada
beberapa tanpa menggunakan leaflet dan mahasiswa kurang
dalam mengkaji lingkungan dirumah yang menghambat dalam
perawatan diri dan diagnosa keluar kadang tidak ditulis. Kegiatan
MPO didapatkan nilai 88% kategori baik, kekurangannya tidak semua
pasien ada informt consent sentralisasi obat dan mahasiswa kurang
menjelaskan kegunaan obat dan dalam lembar obat injeksi tiap pasien
pada obat oral kadang tidak diisi untuk jam pemberiannya.
Saat mahasiswa melakukan kegiatan ronde keperawatan
mendapatkan penilaian 88% dengan kategori baik, dengan kekurangan
yaitu perawarat kurang menjelaskan secara detail mengenai
mencocokan dan menjelaskan kembali data yang disampaiakn dengan
wawancara, observasi, dan pemeriksaan keadaan pasien secara
langsung dan melihat dokumentasi serta kurang detail dalam
merekomendasikan intervensi keperawatan serta merekomendasikan
intervensi keperawatan.

3. Hambatan
Pelaksanaan supervisi 4 SOP dan 4 SAK yang telah dilakukan
dikatakan sudah memenuhi kriteria baik, namun masih ada beberapa
mahasiswa yang tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP,
contohnya pada perawatan infus, mahasiswa tidak melakukan cuci
tangan sebelum melakukan tindakan ke pasien.
4. Solusi
Melakukan sosialisasi kepada perawat agar mempelajari SOP
dengan baik dan benar, serta memberitahu tentang pentingnya dalam
penggunaan APD serta cuci tangan sebelum tindakan.
4.5.6 Discharge Planning
1. Persiapan
Persiapan untuk penerimaan pasien baru dari tanggal 11 Februari
2020 - 18 Februari 2020. Persiapan yang dilakukan antara lain:

a. Menyiapkan perlengkapan administrasi (proposal,format, dan alat


tulis)
b. Menyiapkan perlengkapan kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan format pengkajian pasien baru
e. Menyiapkan lembar tata tertib pasien,keluarga dan pengunjung
ruangan
2. Pelaksanaan
Discharge planning dilakukan saat pasien baru masuk, selama
masa perawatan dan akhir perawatan yaitu menjelang pasien pulang,
dimulai tanggal 11 Januari 2020 - 18 Februari 2020 sebanyak 32
pasien. adapun prosedur pelaksanaan discharge planning selama
tanggal 11-18 Februari 2020 adalah sebagai berikut:

a. Katim menyiapkan lembar penerimaan pasien baru


b. Katim mengorientasikan pasien paa ruangan
c. Katim memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang
bertanggung jawab
d. Katim mengkaji kebutuhan pulang pasien saat pertama dirawat
e. Katim mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pasien
baru kepada perawat pelaksana
f. Katim mendokumentasikan penerimaan pasien baru
g. Katim merencanakan dan melaksanakan discharge planning
selama masa perawatan berupa HE sesuai kebutuhan dan masalah
pasien berupa leaflet
h. Katim memberi HE pada pasien yang akan pulang atau yang
direncakan pulang, meliputi obat-obatan yang harus diminum
dirumah, diet,aktivitas,penyebab,tanda dan gejala dan cara
pencegahan penyakit, waktu dan tempat kontrol, hal-hal yang perlu
dibawa saat kontrol serta hal-hal yang perlu diperhatikan saat
dirumah
i. Selain memberikan penjelasan secara lisan, perawat pelaksana juga
memberikan lembar perencanaan pulang, leaflet yang berisi tentang
penjelasan yang diperlukan serta perawat pelaksana juga
mengajarkan latihan gerak sesuai kebutuhan pasien
j. Setelah pasien dan keluarga men dapatkan discharge planning
maka pasien dengan keluarga menandatangi format discharge
planning sebagai bukti bahwa telah mendapatkan discharge
planning dari perawat
3. Hasil pelaksanaan discharge planning
Gambar 4.14 Diagram Presentase Hasil Pelaksanaan Discharge
Planning Di Nurse Station (ruang Asoka)
Periode 11 Februari-18 Februari 2020 RS Anwar
Medika

120%

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


100%
91%
82% 82%
80% 73%

60%

40%

20%

0%

Prosentase

Dari hasil pendokumentasian yang telah dilakukan pada


tanggal 11 Februari - 18 Februari 2020 di ruang Asoka pelaksanaa
discharge planning sudah dilakukan diawal pasien masuk ruangan,
selama masa perawatan, dan saat pasien akan pulang didapatkan hasil
bahwa pelaksanaan discharge planning awal sudah baik meliputi cuci
tangan,orientasi ruangan, keb.perawatan, dokter penanggung jawab
dengan persentase 100%, dan ada pula discharge planning pada masa
perawatan yang sudah dilakukan dengan baik diantaranya penjelasan
mengenai pencegahan infeksi dengan persentase 86.5%, serta
discharge planning untuk pasien KRS sudah berjalan baik yang
meliputi jadwal control, diet, aktivitas, dan obat dengan prosentase
95.5%.
4. Pelaksanaan Role Play Discharge Planning
a. Persiapan
Persiapan discharge planning mulai dilaksanakan pada
tanggal 11 Februari 2020 persiapan yang dilakukan antara lain:
1) Menyiapakan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge
planning
2) Menyiapkan proposal discharge planning, status pasien, lembar
discharge planning dan leaflet
3) menga dakan pen dekatan pen dekatan dengan pasien dan
keluarga mengenai rencana pelaksaan discharge planning
4) penanggung jawab mempersiapkan pasien dan tempat
dilaksanakannya discharge planning serta kelengkapan yang
sudah disusun
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai tanggal 11 Februari
2020 - 18 Februari 2020. Dengan alur pasien sudah berada
diruangan dan sudah dilakukan perawatan. Discharge dilakukan
sampai HE pasien pulang seperti diet yang diberikan serta
dijelaskan jadwal kontrol. Kegiatan discharge planning (role play)
yang dihadiri oleh CI, Pembimbing Akademik dan tim
manajemen yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12 dan
14 Februari 2020 selama berjalannya proses rawat inap, keluarga
dibekali informasi pendidikan kesehatan tentang mengatasi
masalah yang ada.
c. Evaluasi hasil discharge planning
1) Evaluasi discharge planning, kegiatan roleplay discharge
planning dilaksanakan pada tanggal 12 d a n 1 4 Februari
2020. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi
manajemen keperawatan diruang ners station.
2) Kegiatan ini dihadiri oleh KARU dan pembimbing RS di ruang
nurse station
3) Selama kegiatan mahasiswa yang berperan bekerja sesuai
tugasnya masing-masing.
4) Mahasiswa yang hadir dalam roleplay sebanyak 7 orang
5) Kegiatan berjalan dengan lancar, keluarga antusias dan
kooperatif dalam hal Tanya jawab dan penjelasan dari
mahasiswa praktik ners
6) Mahasiswa tidak melakukan analisa faktor lingkungan di
rumah tentang hambatan dalam perawatan diri
d. Hambatan
Pasien tidak bisa bisa membaca leaflet yang telah diberikan.
e. Solusi
1) Perlu adanya waktu yang lebih lama dan pengulangan HE yang
diajarkan
2) Membuat analisa data tentang kebutuhan edukasi informasi
3) Penyampaian edukasi informasi lebih ekspresif
4.5.7 Dokumentasi

Format dokumentasi yang digunakan adalah modifikasi dari


format yang digunakan di Ruang Asoka dengan rekapan mahasiswa
manajemen profesi ners. Mahasiswa telah menyediakan format renpra
print out. Dalam lembar evaluasi keperawatan kelompok menggunakan
format CPPT dan SOAP. Asuhan keperawatan didokumentasikan mulai
dari pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi.

Gambar 4. 15 Diagram Prosentase Pelaksanaan Dokumentasi


Mahasiswa Praktik Manajemen Di Ruang Asoka
Penilaian PelaksanaanPeriode 11Mahasiswa
Dokumentasi – 18 Praktik
Februari 2020
Manajemen RSU diAnwar
Keperawatan Ruang
Kelolahan Asoka 9 & 10 RSU Anwar Medika
Medika
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi

Berdasarkan diagram diatas dapat di simpulkan dari pasien pada


Tanggal 11 Februari - 18 Februari 2020, didapatkan hasil pelaksanaan
dokumentasi assessment sebesar 32 pasien (100%), diagnosa sebesar 25
pasien (78%), intervensi sebesar 28 pasien (87%), implementasi sebesar 27
pasien (84%) , dan evaluasi sebesar 28 pasien (87%).

Hambatan : Saat pengisian rekam medis dilakukan setiap shift sehingga


dilakukan dengan orang yang berbeda- beda dan kurangnya tingkat
ketelitian saat mengisi rekam medis pasien.
Solusi : diharapkan untuk mengecek lagi rekam medis pasien setiap
shift,agar semua data terisi dan lengkap.
4.6 M4 (Monay)
Tabel 3.18 Jumlah Pasien Dan Pembiayaan Di ruang Asoka 9 dan
10 RSAM Pada 11-18 Februari 2020
NO Pembiayaan/Sumber Dana Jumlah Pasien
1. BPJS 32
2. Umum 0
3. Jasa Raharja 0
4. Perusahaan 0
5. JKK/Jaminan Kesehatan Kerja 0
6. Asuransi 0
7. JKK+BPJS 0
Total 32

PEMBIAYAAN PASIEN DI RUANG ASOKA 9


DAN 10 RSU ANWAR MEDIKA DARI
TANGGAL 11-18 FEBRUARI 2020
BPJS Umum
Jasa Raharja Perusahaan
JKK/Jaminan Kesehatan Kerja Asuransi
JKK+BPJS

0%

100%

Sistem pembayaran
Dari tanggal 11-18 februari 2020 pasien di ruang asoka sebanyak
32 pasien dan sistem pembiayaannya menggunakan BPJS. Jika pasien
ingin bertanya mengenai berapa banyak biaya yang dihabiskan selama
perawatan diruangan, keluarga pasien dapat menanyakan langsung pada
kasir rawat inap.
4.6 M5 (Market)
4.6.1 Kepuasan Pasien

Tangibles
Puas; 2; 9%

Sangat tidak puas


Tidak puas
Puas
Sangat Puas

Sangat Puas;
20; 91%

Gambar 4. Diagram Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Mahasiswa


Praktek Manajemen Periode 11 – 18 Februari 2020 di Ruang
Asoka RSU Anwar Medika

Relliablity

Puas
23%

Sangat tidak puas


Tidak puas
Puas
Sangat Puas

Sangat Puas
77%

Gambar 4. Diagram Tingkat Kepuasan (Relliability) Terhadap Pelayanan


Mahasiswa Praktek Manajemen Periode 11 – 18 Februari 2020 di
Ruang Asoka RSU Anwar Medika
Responsivenness

Puas
18%

Sangat tidak puas


Tidak puas
Puas
Sangat Puas

Sangat Puas
82%

Gambar 4. Diagram Tingkat Kepuasan (Responsivenness) Terhadap Pelayanan


Mahasiswa Praktek Manajemen Periode 11 – 18 Februari 2020 di
Ruang Asoka RSU Anwar Medika

Assurance

Puas
27%
Sangat tidak puas
Tidak puas
Puas
Sangat Puas

Sangat Puas
73%

Gambar 4. Diagram Tingkat Kepuasan (Assurance) Terhadap Pelayanan


Mahasiswa Praktek Manajemen Periode 11 – 18 Februari 2020 di
Ruang Asoka RSU Anwar Medika
Empathy
Puas
9%

Sangat tidak puas


Tidak puas
Puas
Sangat Puas

Sangat Puas
91%

Gambar 4. Diagram Tingkat Kepuasan (Empathy) Terhadap Pelayanan Mahasiswa


Praktek Manajemen Periode 11 – 18 Februari 2020 di Ruang
Asoka RSU Anwar Medika

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan tingkat kepuasan pasien yang


disebarkan pada 22 pasien kelolaan pada tanggal 11 – 18 Februari 2020 rata-rata
mendapatkan kesan sangat puas, pada poin tangibles sebanyak 20 pasien (91%),
poin reliability sebanyak 17 pasien (77%), poin responsivenness sebanyak 18
pasien (82%), poin assurance sebanyak 16 pasien (73%) dan pada poin empathy
sebanyak 20 pasien (91%).
Kepuasan pasien didapatkan dari poin tangibles dan empathy dengan
pernyataan pada tangibles yakni perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya. Sedangkan pada empathy dengan pernyataan yakni perawat
memberi informasi kepada pasien tentang segala tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan dan perawat sering menengok dan memeriksa keadaan pasien
seperti mengukur tensi, suhu, nadi, pernafasan dan cairan infus.
1. Kesimpulan
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan ke pasien menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan pasien di Ruang Asoka terhadap pelayanan mahasiswa
praktek manajemen adalah 21 pasien sangat puas 95%.
2. Hambatan
Saat penyebaran kuesioner terdapat hambatan yakni kurang lebih 4
orang mengalami penurunan penglihatan sehingga perlu bantuan dalam
mengisi kuesioner.
3. Solusi
Perawat membantu pasien untuk dibacakan agar dapat mengisi
kuesioner pasien.

4.6.2 Indikator Mutu


Kejadian Nyeri

Angka Kejadian Nyeri di Ruang Asoka


Periode 11 - 18 Februari 2020

25%

9%
66%

Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Tidak Nyeri

Gambar 4. Diagram Angka Kejadian Nyeri Periode 11 – 18 Februari 2020 di Ruang


Asoka RSU Anwar Medika
Berdasarkan hasil observasi angka kejadian nyeri di ruang Asoka pada 11 – 18
Februari 2020 didapatkan dari 32 pasien yang tidak mengalami nyeri sebanyak 21
pasien (66%), mengalami nyeri ringan sebanyak 8 pasien (25%), mengalami nyeri
sedang sebanyak 3 pasien (9%).
Solusi : Untuk mengatasi nyeri dilakukan tindakan keperawatan dengan cara
mengajarkan teknik nonfarmakologi seperti relaksasi (mengajarkan nafas dalam) dan
distraksi (pengalihan perhatian pada nyeri seperti memikirkan hal positif bahwa pasien
bisa sembuh kembali).
Kejadian Flebitis

Angka Kejadian Flebiti s di Ruang Asoka Periode 11 - 18


Februari 2020

Tidak terjadi
100%

Gambar 4. Diagram Angka Kejadian Flebitis Periode 11 – 18


Februari 2020 di Ruang Asoka RSU Anwar Medika
Berdasarkan observasi angka kejadian flebitis yang dilakukan pada tanggal 11 –
18 Februari 2020 di Ruang Asoka dari 32 pasien didapatkan 32 pasien (100%) tidak
terjadi flebitis.
Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Angka Kejadian ISK di Ruang Asoka Periode 11 - 18 Februari 2020

100%

Terjadi Tidak terjadi

Gambar 4. Diagram Angka Kejadian ISK Periode 11 – 18 Februari


2020 di Ruang Asoka RSU Anwar Medika

Berdasarkan observasi angka kejadian ISK yang dilakukan pada tanggal 11 – 18


Februari 2020 di Ruang Asoka dari 32 pasien didapatkan 32 pasien (100%) tidak
terjadi ISK.
Kejadian Resiko Jatuh

Angka Kejadian Resiko Jatuh di Ruang Asoka Periode 11 - 18 Februari


2020

Tinggi
6%

Sedang
25%

Rendah
69%

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 4. Diagram Angka Kejadian Resiko Jatuh Periode 11 – 18


Februari 2020 di Ruang Asoka RSU Anwar Medika

Berdasarkan observasi angka kejadian resiko jatuh yang dilakukan pada


tanggal 11 – 18 Februari 2020 di Ruang Asoka dari 32 pasien didapatkan resiko
rendah 22 pasien (69%), resiko sedang 8 pasien(25%) dan resiko tinggi 2
pasien (6%).
Kejadian Dekubitus

Angka Kejadian Dekubitus di Ruang Asoka Periode 11 - 18 Februari 2020

100%

Terjadi Tidak terjadi

Gambar 4. Diagram Angka Kejadian Dekubitus Periode 11 – 18


Februari 2020 di Ruang Asoka RSU Anwar Medika

Berdasarkan observasi angka kejadian dekubitus yang dilakukan pada


tanggal 11 – 18 Februari 2020 di Ruang Asoka dari 32 pasien didapatkan 32
pasien (100%) tidak terjadi dekubitus.
TINGKAT KECEMASAN PASIEN

Chart Title

Ringan
25%
Normal
Ringan
Sedang
Berat

Normal
75%

Gambar 4. Diagram Angka Tingkat Kecemasan Periode 11 – 18


Februari 2020 di Ruang Asoka RSU Anwar Medika
Berdasarkan kuisoner yang di sebar pada tanggal 11 – 18 Februari 2020 di
Ruang Asoka dari 32 pasien didapatkan kecemasan normal sebanyak 24
pasien (75%) dan kecemasan sedang 8 pasien (25%).
ALOS
Tabel 4. ALOS Periode 11 – 18 Februari 2020 di Ruang Asoka RSU Anwar Medika

Lama Jumlah jumlah lama


Penyakit ALOS
Perawatan Pasien dirawat
DM 5 7 35 5
Dyspepsia 4 5 20 4
CKD 4 4 16 4
Colic Abdomen 4 3 12 4
Anemia 4 2 8 4
Asma Bronkial 4 1 4 4
DF 3 1 3 3
Febris 3 1 3 3
Hipokalemi 3 1 3 3
Pneumonia 4 1 4 4
  TOTAL 26 108  

Rumus ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah Pasien


ALOS = 108 \ 26 = 4.1 dibulatkan menjadi 4 hari

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil lama rawat inap pasien di


Ruang Asoka pada periode tanggal 11 - 18 Februari 2020. Rata- rata kasus
CKD yaitu 4 hari dari 4 pasien. Kasus Diabetes Milletus rata- rata 5 hari dari
7 pasien. Kasus Dyspepsia rata-rata 4 hari dari 5 pasien. Kasus Colic
Abdomen rata-rata 4 hari dari 3 pasien. Kasus hipokalemi rata-rata 3 hari dari
1 pasien. Kasus anemia rata-rata 4 hari dari 2 pasien. Kasus Asma Bronkial
rata-rata 4 hari dari 1 pasien. Kasus Febris rata-rata 3 hari dari 1 pasien.
Kasus Pneumonia rata-rata 4 hari dari 1 pasien. Kasus DF rata-rata 3 hari dari
1 pasien.
Kesimpulan : Rata – rata pasien dirawat di Ruang Asoka selama 4 hari.
Hal ini menunjukkan ALOS dalam kategori baik, sedangkan menurut
Depkes (2005) standart ALOS yaitu selama 6-9 hari.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan umum praktik manajemen keperawatan yaitu
mahasiswa dapat mengerti prinsip-prinsip manajemen keperawatan dan
mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan dengan model
asuhan keperawatan profesional sesuai dengan konsep dan langkah–langkah
manajemen keperawatan dengan pendekatan proses penyelesaian masalah,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan sudah terlaksana.

M1 (Man)

Aplikasi struktur organisasi berdasarkan MAKP telah dilaksanakan


dengan menggunakan model dengan job description yang jelas antara kepala
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Rata-rata BOR selama 11-18
Februari 2020 sebanyak 92% sesuai dengan ruang kelolaan. Sedangkan rata-
rata jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut depkes sesuai ruang kelolaan
sebanyak 6 orang.

M2 (Material)

Selama praktek manajemen keperawatan di ruang Asoka dari tanggal 11 –


18 Februari 2020 untuk sarana dan prasarana sudah sesuai dengan ruangan,
mahasiswa menambahkan map plastik, rak map serta ATK untuk menunjang
MAKP seperti buku laporan timbang trima, buku observasi TTV, Indikator
mutu yang meliputi instrumen penilaian flebitis, dekubitus, ISK, Skala Nyeri,
dan resiko jatuh pasien untuk dewasa, geriatric dan Dokumen SOP, Lembar
diagnosa keperawatan, Rekam medik atau status pasien (lembar penerimaan
pasien baru, lembar identitas, lembar pengkajian , laporan tindakan dan
lembar observasi harian)

246
M3 (Metodhe)

a. MAKP yang diterapkan saat praktek manajemen adalah model Tim


Nursing yang mana rata-rata penilaian kinerja kepala ruangan sebanyak
96%, rata-rata penilaian kinerja Ketua Tim sebanyak 94% dan rata-rata
penilaian kinerja perawat pelaksana sebanyak 96% hal ini karena
mahasiswa memahami tugas masing-masing
b. Timbang terima telah dilaksanakan dengan baik oleh kelompok sesuai
dengan prosedur yang ada, dengan rata-rata efektifitas pelaporan timbang
terima pershif sebanyak 91%. .
c. Ronde keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik dan sudah sesuai
dengan prosedur tahapan ronde keperawatan senilai 88%. Namun
kekurangan dalam melakukan ronde keperawatan antara lain yakni
menyiapkan laporan asuhan keperwatan terkait pasien yang dirondekan.
d. Sentralisasi obat sebagian besar telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang ada dan menyesuaikan kebijakan rumah sakit meski dalam
pelaksaannya sudah optimal. Penilaian pelaksanaan sentralisasi obat
sebanyak 89% sesuai. Hal ini karena tingginya kepercayaan diri dan
komunikasi efektif dari mahasiwa yang optimal.
e. Supervisi sudah dilaksanakan dengan baik oleh kepala ruang, beberapa
tindakan yang disupervisi diantaranya adalah Tindakan tekanan darah
didapatkan nilai 96% dengan kategori baik. Tindakan Injeksi IV (Bolus)
didapatkan nilai 90% dengan kategori baik. Tindakan Perawatan Infus
didapatkan nilai 94% dengan kategori baik. Tindakan Pemberian Masker
Sederhana didapatkan nilai 96% dengan kategori baik.
f. Discharge planning sudah dilakukan diawal pasien masuk ruangan,
selama masa perawatan, dan saat pasien akan pulang didapatkan hasil
bahwa pelaksanaan discharge planning awal sudah baik meliputi cuci
tangan,orientasi ruangan, keb.perawatan, dokter penanggung jawab
dengan persentase 100%, dan ada pula discharge planning pada masa
perawatan yang sudah dilakukan dengan baik diantaranya penjelasan
mengenai pencegahan infeksi dengan persentase 86,5%, untuk discharge
planning sudah dilakukan dengan baik, seperti jadwal control yang sudah
diberikan pada semua pasien KRS dengan persentase 95,5%, aturan
minum obat dan diet yang harus dihindari pasien saat di rumah dengan
persentase 95,5%.
g. Dokumentasi hasil assessment sebesar 32 pasien (100%), diagnosa
sebesar 25 pasien (78%), intervensi sebesar 28 pasien (87%),
implementasi sebesar 27 pasien (84%) , dan evaluasi sebesar 28 pasien
(87%).
M4 (Money)
Dari tanggal 11-18 februari 2020 pasien di ruang asoka sebanyak 32
pasien dan sistem pembiayaannya menggunakan BPJS.

M5 (Market)
a. Hasil tingkat kepuasan pasien di Ruang Asoka terhadap pelayanan
mahasiswa praktek manajemen adalah sangat puas 95%.
b. Pengkajian nyeri didapatkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal
11 - 18 Februari 2020 di ruang Asoka dari 32 pasien di dapatkan data
kategori pasien dengan data tertinggi yaitu nyeri ringan sebanyak
8 (25%), dan tidak nyeri 21 (66%). Kejadian Flebitis dari 23 pasien
di dapatkan data kategori pasien dengan 23(100%) tidak terjadi flebitis.
Kejadian ISK dari 23 pasien di dapatkan data kategori pasien dengan
data tertinggi yaitu tidak terjadi ISK sebanyak 23 (100%). Resiko Jatuh
dari 23 pasien di dapatkan data kategori pasien dengan data tertinggi
yaitu tidak beresiko jatuh sebanyak 2 (6%), resiko jatuh rendah
sebanyak 22(69%), dan resiko jatuh sedang 8(25%). Beresiko dekubitus
dari 32 pasien di dapatkan data kategori pasien dengan data tertinggi
yaitu tidak beresiko dekubitus 32 (100%)

Jadi kesimpulannya dari M1-M5 sudah berjalan dengan baik, akan tetapi
masalah yang paling utama ada di M3 Ronde Keperawatan dikarenakan
sebelumnya belum pernah melakukan ronde keperawatan secara langsung
ataupun melihat bagaimana ronde keperawatan secara langsung namun
hanya merole playkannya selama perkuliahan, selain itu untuk penentuan
pasien hanya diberikan sehari sebelumnya karena ditakutkan pasien
sewaktu-waktu bisa pulang (KRS) sehingga penyelesaian laporan asuhan
keperawatannya kurang maksimal, akan tetapi dalam pelaksanaan ronde
keperawatan sudah baik.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman yang kami dapat selama praktik Profesi Ners
Manajemen Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto di ruang
Asoka, kami dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi ruangan:
a. Bagi perawat di ruangan diharapkan tetap mempertahankan timbang
terima dengan baik dan sesuai SOP yang lama maupun yang telah baru
direvisi. Menggunakan komunikasi SOAP dan saat dilakukan validasi
pada pasien, perawat juga sudah memperkenalkan diri ke pasien setiap
kali shif.
b. Untuk pelaksanaan Discharge planning diharapkan perawat dapat
melakukan dengan baik dan sesuai prosedur yang ada mulai dari pasien
awal masuk, selama dirawat dan ketika pasien pulang. Pemberian
edukasi kesehatan kepada pasien hendaknya dilakukan selama pasien
dirawat dan ketika pulang perawat memberikan leaflet pada setiap
pasien sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemandirian pasien dan keluarga. Pelaksaan harusnya dengan media
yang lebih interaktif. Dan dilakukan lebih optimal pada pasien pulang.
c. Diharapkan bagi kepala ruangan maupun untuk melaksanakan supervisi
nyata secara rutin setiap hari atau setiap minggu dan terjadwal.
Pelaksaknaan supervise pada setiap tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat pelaksana dan dikomunikasikan sebelum
pelaksanaan sehingga perawat pelaksana dapat mempersiapkan diri.
Pelaksanaan supervisi didokumentasikan di buku supervisi dan hasilnya
disampaikan kepada perawat yang disupervisi untuk evaluasi kinerja.
Sebaiknya pemberian reward juga penting untuk memberi motivasi
kerja pada staf perawat.
d. Diharapkan pada pelaksanaan sentralisasi obat sebaiknya di lakukan
dengan optimal, ada bebrapaitem alur sentralisasi yang sering di
lalaikan, yakni belum di lakukkannya penandatanganan pemberian obat.
e. Diharapkan untuk pengisian dokumentasi sesuai dengan SOAP yang
terintegrasi dan diperjelas tentang diagnosa keperawatan yang muncul serta
evaluasi keperawatan disesuaikan dengan format yang ada.
f. Pelaksanaan Ronde keperawatan diharapkan dilakukan ketika ruangan
menemukan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh perawat ruangan dan
diharapkan ada jadwaal khusus tentang pelaksanaan ronde keperawatan dengan
melibatkan profesi lain diantaranya adalah dokter, farmasi, ahli gizi atau
rehabilitasi medis jika diperlukan. Sebaiknya ronde keperawatn dilakukan 1
bulan sekali dan direncanakan. Hal ini bermanfaat sebagai media pembelajaran
dan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan lintas profesi tentang kasus-
kasus berat dan langkah.
2. Bagi Mahasiswa:
a. Sebaiknya lebih banyak belajar lagi tentang MAKP dan job deiscription dari
masing-masing tugas.
b. Peningkatan sikap tanggungjawab dan displin waktu akan peran dan tugass
yang akan dijalaninya.
c. Sebaiknya mahasiswa meningkatkan kepercayaan dirinya dan
komunikasi efektifnya agar mampu bersaing dan siap terjun di dunia kerja
d. Sebaiknya mahasiswa meningkatkan rasa empathy, caring terhadap
pasiennya guna memberikan asuhan keperawatn yang holistic baik fisik,
maupun, psikis yang jarang diperhatikan.
e. Pengelolaan sentralisasi obat sepenuhnya dan lebih memahami proses
manajemen rumah sakit terutama pada M3 (method) agar lebih terampil dan
apa yang sudah didapatkan selama praktik di rumah sakit dapat bermanfaat dan
bisa diterapkan dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai