Anda di halaman 1dari 58

1 BAB 4

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional


Primary Nursing yang dilaksanakan dalam Praktik Menejemen Keperawatan di
Unit RS. Sido Waras Mojokerto, yang dilaksanakan pada tanggal 01 – 08 Mei
2019. Pelaksanaan MPKP ditekankan pada komponen utama yaitu Timbang
terima, Sentralisasi obat, Supervisi, Ronde Keperawatan, Discharge Planning dan
Dokumentasi Keperawatan.
4.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Professional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum,
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Alan Budi Santoso, S.Kep
Wakil Ketua : Rendy Setyo Winarno, S.Kep
Sekretaris 1 : Ikhashotun Nadhiroh, S.Kep
Sekretaris II : Nila Tri Hartanti, S.Kep
Bendahara I : Windi Rosalia Agustin, S.Kep
Bendahara II : Cita Widya Romadhona, S.kep
Sie PKMRS : Novi Alfi Dinia, S.Kep
Diana Tri Setia P.A, S.Kep
Tedy Kurniarto, S. Kep
Pungki Dwi Ambarwati, S.Kep
Sie Humas : Sindi Novitasari, S. Kep
Vitria Kris Herawati, S.Kep
Sie Dokumentasi : Mukti Puji Setyoningsih, S.Kep
: Alvin Nur Fadhilah, S.Kep.
4.2 Struktur organisasi
Ketua Kelompok
Alan Budi S. S. Kep

Wakil Ketua
Rendy Setyo W, S. Kep

Bendahara :
Sekretaris :
1. Windi Rosalia A, S. Kep
1. Ikhashotun Nadhiroh, S. Kep
2. Nila Tri Hartanti, S. Kep 2. Cita Widya R, S. Kep

Sie PKMRS: Sie Humas :


1. Novi Alfi Dinia, S. Kep 1. Sindi Novitasari, S. Kep
2. Diana Tri Setia P.A,S. Kep 2. Vitria Kris H, S. Kep
3. Tedy Kurniarto, S.Kep
4. Pungki Dwi A, S.Kep

Sie Dokumentasi :
1. Mukti Puji S, S. Kep
2. Alvin Nur F,S. Kep

Gambar 4.1 Struktur organisasi Ners Manajemen


Penanggung Jawab Kegiatan
1. MAKP : Alan Budi Santoso, S.Kep
: Tedy Kurniarto, S.Kep
2. Timbang Terima : Pungki Dwi Ambarwati, S.Kep
: Novi Alfi Dinia, S.Kep
3. Supervisi : Diana Tri Setia P.A, S.Kep
4. Ronde Keperawatan : Windi Rosalia Agustin, S.Kep,
: Vitria Kris Herawati, S.Kep,
5. Discharge Planning :Cita Widya Romadhona S.Kep
: Sindi Novitasari, S.Kep
6. Sentralisasi Obat : Mukti Puji S, S.Kep
: Rendy Setyo W, S.Kep
7. Dokumentasi : Alvin Nur Fadhilah, S.Kep

Adapun dalam pengelolaan ruangan rawat inap maka diselenggarakan


pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Asosiate

4.3 M1 (MAN)
Pengaturan M1 (MAN) di ruang kelolaan (Gajah Mada 5 dan 6) dilakukan
mulai tanggal 1 Mei sampai 8 Mei 2019, dengan menghitung tingkat
ketergantungan pasien, Kebutuhan tenaga keperawatan dan BOR pasien.
1. Persiapan:
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Membuat struktur organisasi kelompok
b. Menyusun jadwal dinas
c. Menyusun job description untuk kepala ruang, perawat primer,
perawat associate
d. Menyiapkan format perhitungan BOR
e. Menyiapkan format kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
Depkes
f. Menyiapkan format perhitungan kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
g. Sosialisasi cara perhitungan BOR, menentukan tingkat ketergantungan
pasien serta menghitung kebutuhan tenaga perawat
2. Pelaksanaan:
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan menentukan tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan standart Depkes
b. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien setiap hari
c. Menghitung BOR pasien setiap hari

Tabel 4.1 Rata-rata jumlah kebutuhan dinas perawat per shift


No Tanggal Jumlah kebutuhan Perawat jaga saat
tenaga perawat itu per jam dinas
(DepKes)
1 1Mei 2019 4 Orang 6 Orang
2 2Mei 2019 3 Orang 5 Orang
3 3Mei 2019 4 Orang 5 Orang
4 4Mei 2019 5 Orang 5 Orang
5 5Mei 2019 5 Orang 4 Orang
6 6Mei 2019 6 Orang 6 Orang
7 7Mei 2019 6 Orang 6 Orang
8 8Mei 2019 7 Orang 6 Orang
Rata - rata 5 Orang 5 Orang

Pengumpulan data tentang sumber daya manusia di Ruang


Perawatan 2 RS Sido Waras Mojokerto, Selama pelaksanaan asuhan
keperawatan tanggal 01 Mei 2019 sampai 08 Mei 2019 oleh perawat
primer dan perawat associate. Kemudian melalui hasil observasi dan
perhitungan yang dilakukan oleh kepala ruangan berpedoman pada
DepKes, didapatkan data bahwa, jumlah kebutuhan tenaga perawat per
hari dengan fakta yang ada jumlah tenaga perawat yang jaga per hari
dalam kategori sesuai. Jadi rata- rata kebutuhan tenaga keperawatan di
ruang kelolaan (Gajah Mada 5 dan 6) Ruang Perawatan 2 perhari
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien menurut Depkes RI, 2005
dari tanggal 01 Mei 2019 sampai 08 Mei 2019 adalah sebanyak 5 orang.

Tabel 4.2 Distribusi BOR di Ruang Perawatan 2 (Gajah Mada 5 dan 6 )


tanggal 01-08 Mei 2019

Pengkajian Hari /
NO Pukul Ruang BOR
Tanggal
1 Rabu, 01-05-2019 24.00 WIB 10 bed (7 terisi) 7/10 x 100 = 70%
2 Kamis, 02-05-2019 24.00 WIB 10 bed (6 terisi) 6/10 x 100 = 60%
3 Jum’at, 03-05-2019 24.00 WIB 10 bed (7 terisi) 7/10 x 100 = 70%
4 Sabtu,04-05-2019 24.00 WIB 10 bed (9 terisi) 9/10 x 100 = 90%
5 Minggu,05-05-2019 24.00 WIB 10 bed (8 terisi) 8/10 x 100 = 80%
6 Senin, 06-05-2019 24.00 WIB 10bed(10 terisi) 10/10 x 100 = 100%
7 Selasa, 07-05-2019 24.00 WIB 10bed(10 terisi) 10/10 x 100 = 100%
8 Rabu, 08-05-2019 24.00 WIB 10bed(10 terisi) 10/10x 100 = 100%
Rata – Rata 84%

Object 2

Gambar 4.2 Diagram BOR di Ruang Perawatan 2 (Gajah Mada 5 dan 6 )


tanggal 01-08 Mei 2019
Dari data di atas didapatkan BOR pasien di Ruang Gajah Mada 5 dan 6
ruang Perawatan 2 mulai tanggal 01 Mei – 08 Mei 2019 rata- rata
sebanyak 84%.
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
Dalam pengorganisasian tugas, kelompok sudah sesuai dengan
struktur yang telah di sesuaikan dengan pengaturan kebutuhan
ketenagakerjaan Depkes RI. Terdapat 1 Karu, 2 PP, dan dibantu
beberapa PA. Model MPKP yang digunakan oleh kelompok adalah
model MPKP Tim Modifikasi Primary Nursing.
b. Evaluasi Pelaksanaan :
Minggu II :
1) Adanya mahasiswa yang belum memahami tentang peran tugas
dan fungsinya sesuai dengan struktur organisasi yang sudah
ditentukan
2) Masih terdapat mahasiswa yang ada kesalahan dalam pengisihan
kebutuhan ketenagakerjaan
3) Ada 2 mahasiswa yang belum mampu melaksanakan Komunikasi
terapeutik secara efektif kepada klien karena kurangnya percaya
diri
Minggu III:
1) Seluruh mahasiwa telah memahami tugas dan fungsinya dan mulai
tumbuh kepercayaan diri.
4. Hambatan
Minggu II
1) Dalam penataan ketenagaan keperawatan, masih ada mahasiswa yang
belum memahami tentang tugas dan fungsinya sehingga dalam bekerja
tidak sesuai dengan job description.
Minggu III
1) Kelompok tidak menemukan hambatan dalam pelaksanaan, seluruh
mahasiswa paham tentang tugas dan fungsinya
5. Solusi
1) Berkonsultasi dengan pembimbing tentang pengaturan peran masing-
masing anggota kelompok
2) Sosialisasi kembali tentang job description masing- masing peran:
KARU, PP, PA
3) Sosialisasi kembali cara menghitung kebutuhan tenaga perawat,
Membuat kesepakatan kelompok tentang teguran bagi anggota
kelompok yang kurang disiplin
4) Motivasi dan caring sesama anggota tim jika ada permasalahan di job
disk tanggungjawabnya.
6. Dukungan:
Pembimbing akademik maupun klinik dan perawat Ruang perawatan 2
memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta memberikan masukan yang
bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik manajemen
keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan.
4.4 M2 (Material)
Selama praktek manajemen keperawatan di ruang unit perawatan 2 mulai
tanggal 1 Mei sampai dengan 8 Mei 2019 untuk sarana dan prasarana sudah
sesuai dengan ruangan, Mahasiswa menambahkan map plastik dan box map.
Peralatan medis seperti: Thermometer. Kemudian ATK untuk menunjang
kegiatan MAKP seperti: format anamnesa awal, timbang terima menggunakan
format SBAR, sentralisasi obat, diagnosa keperawatan, observasi tanda vital
dan pemberian cairan, CPPT, discharge planning, perhitungan BOR,
perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Namun mahasiswa belum memiliki stiker
alergi, resiko pasien jatuh dan DNR. Ruang unit 2 sudah memenuhi kebutuhan
seperti tersedianya : papan jadwal dinas, loker map, komputer set. Kemudian
buku administrasi juga telah ada seperti; buku ttv, cek list kegiatan harian dan
SOP ruangan. Rumah sakit belum memiliki format SOP supervisi dan ronde
keperawatan beserta alurnya dikarenakan belum dilaksanakan supervisi dan
ronde keperawatan secara maksimal

4.5 M3 (Metode)
Model MPKP yang digunakan adalah metode Primary Nursing model
primer. Model primer berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari
filosofi Keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek
Asuhan Keperawatan dari hasil pengkajian, kondisi pasien untuk
mengkoordinir Asuhan Keperwatan, dimana ratio Perawat: Pasien 1: 4/ 1:5.
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai dengan keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat
ada kejelasan antara pembuat asuhan dan pelaksana. Metode primer ini di
tandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat di tugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien di rawat. Berorientasi pada pasien, bukan pada
tugas. Merawat 10 pasien kelolaan diruang perawatan 2 ruang Gajah Mada 5
dan 6.
4.5.1 MPKP
1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model
asuhan keperawatan Primary Nursing. Adapun bagan model asuhan
keperawatan adalah :

Kepala ruangan

Gambar 4.3 Bagan model asuhan keperawatan Nursalam, 2012


ANGGOTA
(Perawat Pelaksana) :
Perawat Pelaksana 1
Perawat Pelaksana 2

5 pasien

Keterangan :
Perawat Pelaksana1 : Dinas Pagi
Perawat Pelaksana2 : Dinas Siang
Perawat Pelaksana3 : Dinas Malam

Gambar 4.4 Alur Organisasi Ruangan

A. PEMBAGIAN TUGAS ORGANISASI


Tabel 4.3Pembagian Tugas
Hari/ Kepala Ketua Tim & Ketua Tim & Perawat Ketua Tim & Perawat
tanggal Ruangan Perawat Pelaksana Pelaksana Pelaksana
Pagi Siang Malam
Rabu, Cita Katim1 : Katim 1: Katim1:
01/05/19 Widya 1. Ikhashotun N Nila Tri H. Pungki Dwi A
R. Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:
1. Mukti Puji 1. Novi Alfi D
2. Windi Rosalia
Katim 2 : Katim 2 : Katim 2 :
Diana Tri S Alan Budi S Sindi Novitasari
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana :
1. Tedy Kurnianto 1. Alvi nur F
2. Rendy Setyo M. 2. Vitria Kris H.
Kamis, Alvin Katim1 : Katim1 : Katim1 :
02/05/19 Nur F 1. Ikhashotun N 1. Novi Alfi D 1. Mukti Puji
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana :
1. Windi Rosalia 1. Nila Tri H.
2. Cita Widya R
Katim 2 : Katim 2 : Katim 2 :
Diana Tri S Vitria Kris H Rendy Setyo M.
Perawat Pelaksana :
1. Tedy Kurnianto
2. Alan Budi S.
Jum’at, Alan Katim 1: Katim 1: Katim 1:
03/05/19 Budi S Windi Rosalia Novi Alfi D Cita Widya R
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:
1. Pungki Dwi A 1. Ikhashotun N.
Katim 2 : Katim 2 : Katim 2 :
Sindi Novitasari Diana Tri S Alvi nur F
Perawat Pelaksana:
1. Fitria Kris H.
2. Tedy Kurnianto
Sabtu, Sindi Katim 1: Katim 1: Katim 1:
04/05/19 Novitasa Ikhashotun N Pungki Dwi A Windi Rosalia
ri Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:
1. Mukti Puji S 1. Novi Alfi D
2. Nila Tri H.
Katim 2 : Katim 2 : Katim 2 :
Vitria Kris H. Rendy Setyo M Alan Budi S
Perawat Pelaksana :
1. Tedy Kurnianto
2. Diana Tri S
Minggu, Rendy Katim 1: Katim 1: Katim 1:
05/05/19 Setyo M Pungki Dwi A Nila Tri H. Novi Alfi D
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:
1. Mukti Puji S 1. Ikhashotun N
2. Cita Widya R
Katim 2 : Katim 2 : Katim 2 :
Sindi Novitasari Alvin Nur Vitria Kris H.
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana :
1. Sindi Novitasari
Senin, Tedy Katim 1: Katim 1:
06/05/19 Kurniant Mukti Puji S Cita Widya R
o Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:
1. Nila Tri H 1. Windi Rosalia
2. Pungki Dwi A
Katim 2 : Katim 2 :
Sindi novitasari Alan Budi S
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana :
1. Rendy Setyo N 1. Alvi nur F
2. Diana Tri S
Selasa, Diana Katim 1: Katim 1:
07/05/19 Tri S Cita Widya R Mukti Puji S
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:
1. Novi Alfi D 1. Ikhashotun N
2. Windi rosalia
3. Nila Tri H
Katim 2 : Katim 2 :
Sindi Novitasari Vitria Kris H
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana :
1. Alvin Nur F 1. Alan Budi S
2. Tedy Kurnianto
3. Rendy S.
Rabu, Vitria Katim 1: Katim 1:
08/05/19 Kris H Windi Rosalia Novi Alfi D
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:
1. Cita Widya R 1. Ikhashotun N
2. Mukti Puji
3. Nila Tri H
4. Pungki Dwi A -
Katim 2 : Katim 2 :
Rendy S Tedy Kurniarto
Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana :
1. Alvi nur F 1. Sindi Novitasari
2. Diana Tri
3. Alan Budi S

Object 5
Gambar 4.5 Diagram Penilaian Kinerja Kepala Ruangan Di Ruang
Gajah Mada 5-6 RS Sido Waras

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan Job


Discription Kepala Ruangan di ruang kelolaan Gajah Mada 5-6 dari
tanggal 01-08 Mei 2019 menunjukkan hasil yang baik dimana sebagian
nlai rata-rata adalah 79% sehingga hasil prosentase menunjukkan
Pelaksanaan menejemen keperwatan dari tugas Kepala Ruangan sudah
baik.
Namun dalam pelaksanannya juga ada penurunan di tanggal 6 Mei
2019 hal ini dikarenakan ada beberapa mahasiswa yang memang belum
bisa memahami serta menerapkan perilaku bertanggung jawab akan
tugasnya sebagai karu yang tepat. Dan mayoritas tugas karu yang
terlewatkan adalah mengevaluasi hasil kerja dari setiap anggotanya.

Object 8

Gambar 4.6 Diagram Penilaian Kinerja Ketua Tim A dan B di Ruang


Gajah Mada 5-6 RS Sido Waras Kabupaten Mojokerto

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job


discription ketua tim di ruang Gajah Mada 5-6 RS Sido Waras tanggal 01-
07 Mei 2019 menunjukkan hasil rata-rata nilai untum Tim A adalah 80%
dan Tim B 70% sehingga didapatkan nilai rata-rata dari kedua Tim adalah
75% dimana hasil tersebut masuk dalam kategori cukup baik. Hasil
prosentase tersebut menunjukkan pelaksanaan menejemen keperwatan dari
tugas Ketua Tim sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan job
discription.
4.5.2 Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu kedua
mulai tanggal 01 Mei-08 Mei 2019, Persiapan yang di lakukan antara lain :
a) Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima
keperawatan
b) Menyusun format timbang terima format yang digunakan adalah
format SBAR.
c) Menyiapkan laporan yang akan di lakukan timbang terima
keperawatan.
d) Sosialisasi cara pengisian SBAR kepada seluruh anggota perawat.
e) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
f) Membuka status pasien.
g) Berkumpul di Nurse Sstation untuk persiapan melakukan timbang
terima.
2. Pelaksanaan
Timbang terima dilakukan pada tanggal 01 Mei-08 Mei 2019 dan
diterapkan pada ruangan perawatan 2 dengan ruang kelolaan kamar kelas 3
yaitu Gajah Mada 5 dan Gajah Mada 6 sebanyak 10 pasien kelolaan.
Kegiatan timbang terima meliputi operan dari perawat primer ke perawat
assosiate pada dinas pagi dan antara perawat associate siang kepada
perawat assosiete malam, serta perawat associate malam kepada perawat
primer pagi. Pada pagi hari timbang terima dibuka oleh kepala ruangan
dan laporan disampaikan oleh perawat primer. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station dengan mengunakan format SBAR dimana
pertama kali yang disampaikan adalah dengan menyebutkan nomer kamar,
nama pasien, jenis pembiayaan, dokter penanggung jawab, diagnose
medis, masalah keperawatan, data subyektif dan data obyektif serta tanda-
tanda vital pemeriksaan penunjang, terapi medikasi, justifikasi masalah
dan yang terakhir yaitu rencana tindak lanjut dan yang terakhir setelah
pelaporan atau penulisan di cantumkan tanda tangan baik dari penerima
atau pelapor. Setelah penyampaian di nurse station selesai perawat
kemudian langsung validasi data keruangan dan menemui ke setiap pasien
guna menggali data yang lebih akurat pada saat ke pasien jangan lupa
memperkenalkan diri dan menanyakan kondisi setelah di lakukan tindakan
keperawatan.
Role play timbang terima dilaksanakan pada hari tanggal 03 Mei 2019
pukul 13.00 WIB, yaitu timbang terima dari dinas pagi ke dinas siang.
Role play dihadiri oleh pembimbing ruangan, kepala ruangan, pembimbing
akademik, kasie keperawatan dan 14 mahasiswa. Karu memimpin acara
timbang terima di nurse station kemudian perawat primer yang dinas pagi
melakukan timbang terima kepada perawat assosiate yang dinas siang
sesuai pasien kelolaan masing-masing perawat primer 1 mengelola gajah
mada 5, perawat primer 2 mengelola gajah mada 6. Kemudian timbang
terima dilanjutkan ke ruangan pasien untuk melakukan validasi data dan
memperkenalkan perawat yang shift selanjutnya, setelah itu kembali lagi
ke Nurse Station untuk melakukan evaluasi atau ada hal lain yang perlu
dibicarakan lagi. Setelah diskusi selesai timbang terima ditutup oleh
kepala ruangan.

3. Alur Shift Over

PASIEN
Gambar 4.7 Alur Shift Over

4. Pelaksanaan Timbang Terima


1) Efektifitas pelaporan Timbang Terima per Shif
a. Diagram Efektifitas pelaporan timbang terima per Shift

Object 11

Gambar 4.8 Diagram distribusi frekuensi pelaporan timbang terima per-


shift di ruang perawatan 2 RS Sido Waras Mojokerto
Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan dari 21 kali pelaksanaan
timbang terima selama 8 hari di ruang perawatan 2 didapatkan 14kali dari
21 kali timbang terima penilaian timbang terima menggunakan lembar cek
list sesuai SPO rumah sakit Sido Warasrata-rata sebanyak83% bernilai
baik. Hasil diagram juga menunjukkan peningkatan pelaksanaan timbang
terima sesuai dengan SOP yang di berlakukan Meski nilainya penilaiannya
lebih fluktuatif pada dinas pagi,siang dan malam.Hal ini diakibatkan
mahasiswa belum sepenuhnya memahami akan apa saja yang perlu
disampaikan pada saat pelaporan timbang terima berlangsung, serta
ketidakadanya peran PP pada saat siang dan malam membuat sikap
tanggung jawab yang dimilik PA untuk timbang terima dengan baik jadi
berkurang. Namun, dengan berjalanya waktu dan evaluasi timbang terima
sudah berjalan sangat baik dan benar.

b. Hasil Analisa
Timbang terima yang dilaksanakan di ruang perawatan 2 selama 8
hari sudah berjalan baik dan sesuai dengan sop tetapi ada satu item
yang sering dilupakan penyampaiannya pada saat timbang terima
berlangsung yaitu pada point perawat yang melakukan timbang terima
dapat melaksanakan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang ditimbang terimakan dan berhak menanyakan
hal-hal yang kurang jelas. Kemudian untuk validasi data ke pasien
pada awal pelaksanaan masih bingung dan tampak kaku dan belum
bisa mengali data ke pasien secara langsung dan sifat caring belum
begitu luwes dan setelah beberapa hari berlalu pelaksana sudah mulai
menampakakan sikap caring dan luwes dalam validasi data ke pasien.
format timbang terima yang kami gunakan berbentuk seperti resume
yakni dalam bentuk satu lembar form berisi timbang terima pagi, siang
dan malam lebih memudahkan dalam melihat perkembangan kondisi
pasien.
c. Evaluasi
Pelaksanaan timbang terima selama 8 hari di ruangan perawatan
2dilakukan sudah baik dan sesuai dengan SOP yang sebelumnya sudah
ditentukan baik dari cara persiapan pelaksanaan dan implementasinya.
Hanya saja pada awal pelaporan timbang terima belum optimal di
karena para pelaksanan belum sepenuhnya paham akan apa saja yang
perlu di sampaikan pada saat pelaporan timbang terima berlangsung.
Namun dengan berjalanya waktu timbang terima sudah berjalan sangat
baik dan benar.
d. Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima, mahasiswa tidak mengalami
kesulitan yang berarti hanya menemukan kendala pada awal saja yaitu
mahasiswa belum memahami item-item apa saja yang harus
dilaporkan, cara pelaporan masih belum terarah.

e. Solusi
Mahasiswa memiliki ruangan nurse station sendiri, membuat buku
status untuk pasien. Kegiatan timbang terima setiap harinya telah
dilaksanakan secara mandiri oleh mahasiswa profesi menejemen
terhadap pasien kelolaan yaitu ruang Gajah mada 5 dan 6, kemudian
pelaksanaan timbang terima bisa berjalan dengan luwes dan baik, kami
adakan pembelajaran roleplay timbang terima sebelum ke pasien.

2) Efektifitas Timbang Terima menggunakan SBAR


a. Diagram Efektifitas Pengunaan Timbang Terima Menggunakan
Format SBAR
Object 14

Gambar 4.9 Diagram distribusi frekuensi penggunaan timbang terima


menggunakan format SBAR per-shift di ruang perawatan 2
RS Sido Waras Mojokerto

Berdasarkan diagram di atas dapat di jelaskan dari 21 kali


penulisan SBAR selama 8 hari didapatkan 14 kali bernilai baik dengan
hasil presentase rata-rata sebanyak 80% selama proses komunikasi
SBAR berlangsung sudah bernilai baik dan sesuai SOP. Cara penulisan
dan pengunaan SBAR sudah baik dan sesuai dengan SOP pengisian
SBAR yang berlaku. Penilaian komunikasi SBAR ini menggunakan
lembar narasi sesuai panduan yang setiap hari di observasi tim
penanggungjawab/ supervise. Diagram juga didapatkan penurunan
pada tanggal 02, 04, dan 07 Mei 2019.Hal inikemungkinan diakibatkan
karena mahasiswa harus berfokus sementara dengan persiapan
roleplay yang akan dilaksanakan atau mahasiswa belum memahami
cara pengisian SBAR yang sesuai, namun dengan berjalanya waktu
dan evaluasi penulisan SBAR sudah berjalan sangat baik dan benar.
b. Hasil Analisa
Penulisan SBAR timbang terima yang di lakukan selama 8 hari
sudah cukup baik, karena lebih dari 50 % dari keseluruhan proses
timbang terima bernilai baik. Dilihat dari cara pengisian ataupun
kelengkapan data yang di sajikan sudah lengkap, tetapi ada hal yang
masih menjadi kendala yaitu pada point assesment dimana pada bagian
ini seharusnya dalam penulisannya menjelaskan justifikasi dari
masalah yang di derita pasien tetapi pada aplikasinya dalam meberikan
justifikasi masalah kurang mengkerucut dan general, dalam
penulisannya cenderung hanya menyebutkan masalah keperawatan
tanpa di justifikasi. Kemudian pada point tanda tangan banyak
mahasiswa yang sering kali lupa mendokumentasikan.
c. Evaluasi
Penulisan dan pengunaan SBAR dalam timbang terima sudah
cukup memahami setiap point dalam SBAR. Hanya pada hari awal
pelaksanaan MPKP saja kama belum maksimal memahami karena ada
tim belum memutuskan format komunikasi dan timbang terima yang
tepat. Jika terdapat ketidaklengkapan pada pengisian SBAR tim audit
atau kordinator dari pelaksanaan timbang terima akan menegur dan
mensosialisasikan ketepatan pengisian serta komunikasi SBAR secara
tepat.

d. Hambatan
Selama pelaksanaan dalam penulisan dan pengunaan form SBAR
mahasiswa tidak mengalami kesulihatan yang berarti hanya
menemukan kendala pada awal saja yaitu mahasiswa masih hanya
menuliskanassesment dimana pada bagian ini seharusnya dalam
penulisannya menjelaskan justifikasi dari masalah yang di derita
pasien tetapi pada aplikasinya dalam meberikan justifikasi masalah
kurang mengkerucut dan general, dan tanda tangan sering kali di
lewatkan oleh mahasiswa.
e. Solusi
Setiap pergantian operan sift untuk menyamakan dalam pengunaan
dan penulisan SBAR setiap hari ada yang bertangung jawab sebagai
pengawas dan pemberi pengarahan dalam penulisan dan pengunaan
SBAR hal itu bertujuan untuk menjaga persamaan dalam mengisi form
SBAR Hal ini tim audit dan penanggungjawab pelaksanan kegiatan
harian sudah melakukan supervisi kepada rekan-rekan yang belum
tepat melakukannya.

4.5.3 Supervisi
1. Pengertian
Supervisi adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan
secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2012).
2. Persiapan
Persiapan supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi
supervisi dan administrasi penunjang yang meliputi instrumen supervisi
lengkap dengan para meter penilaian, laporan kegiatan supervisi, serta
pendokumentasian hasil supervisi. Pada tahap ini kelompok
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat proposal supervisi keperawatan


b. Menetapkan Karu, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana untuk supervisi
keperawatan.
c. Menetapkan kegiatan yang akan di supervisi oleh kepala ruangan.
d. Membuat jadwal kegiatan supervisi
e. Menyiapkan media supervisi meliputi format instrumen supervisi dan
format kegiatan supervisi
f. Menetapkan lokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi.
3. Pelaksanaan
Adapun alur pelaksanaan dimulai dari persiapan instrumen supervisi
dan format pendokumentasian supervisi oleh kepala ruangan sebagai
supervisor. Kepala ruangan memberitahukan kepada Katim tentang
kegiatan supervisi tersebut dan menyampaikan tujuan supervisi. Kepala
ruangan menilai pelaksanaan kegiatan yang di supervisi dari persiapan
sampai selesai. Kepala ruangan menyampaikan hasil penilaian kemudian
memberikan evaluasiterhadap hasil supervisi. Kegiatan yang di supervisi
adalah pelaksanaan timbang terima, discharger planning, manajemen
nyeri, perawatan infus, injeksi IV, pengukuran tekanan darah, pengukuran
nadi, pengukuran suhu tubuh dan pengukuran respiratory rate. Supervisi
dilakukan selama 8 hari pada pasien kelolaan yaitu mulai tanggal 1 – 8
Mei 2019 diruang Gajah Mada 5dan 6.
Role play supevisi dilakukan pada tanggal 4 Mei 2019dan dihadiri oleh
1 pembimbing akademik, 2 pembimbing klinik, dan 14 mahasiswa.
Supervisi yang diajukan mengenai pelaksanaan injeksi intra vena (IV),
dimana mahasiswa berperan sebagai ketua tim dan perawat
pelaksana.Supervisi dipimpin oleh ketua tim sebagai supervisor.
Supervisor menilai proses injeksi intra vena (IV) dengan panduan
penilaian mengacu pada Standart Operasional Pelayanan yang sudah
sesuai dengan rumah sakit dan disiapkan oleh mahasiswa saat penyusunan
proposal. Adapun aspek yang dinilai tentang supervisi meliputi : persiapan
alat, dan pelaksanaan pemberian obat melaui intravena.Hasil supervisi
pada saat roleplay dalam pelaksanaan timbang terima sudah mencapai
94% dengan kategori baik.Kekurangan dalam pelaksanaan timbang terima
yaitu dalam point perawat pelaksana tidak memberikan pengoplos pada
obat injeksi dan perawat tidak melihat gelang identitas pasien.
Supervisi lainnya yang dilakukan di ruang Gajah Mada yaitu selama 8
hari dalam pelaksanaan MPKP, terdapat 9 SOP yang disupervisikan pada
mahasiswa praktik saat mereka dinas Pagi, Siang dan Malam meliputi
supervisi Injeksi Intra Vena, manajemen nyeri, perawatan infus,
pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu, pengukuran nadi,
pengukuran RR,supervise discharge planning, dan timbang terimadengan
alat ukur yang digunakan yakni menggunakan SOP yang ada di RS Sido
Waras sebagai instrumennya dengan nilai 76-100 % kriteria baik, nilai 60-
75% cukup dan nilai <60% adalah kurang. Hasil rat-rata supervisi secara
keseluruhan yang dilakukan oleh mahasiswa praktik adalah 87% dengan
kriteria baik.
4. Diagram pelaksanaan Supervisi
Untuk pelaksanaan supervisi oleh mahasiswa profesi menejemen
keperawatan sebagai berikut :

Object 17

Gambar 4.10 Diagram Supervisi Keperawatan tanggal 1-8 Mei 2019 di


Ruang Gajah Mada 5-6 RS Sido Waras Mojokerto

Berdasarkan diagram diatas untuk keseluruhan kegiatan supervisi


didapatkan skor rata-rata 88% didapatkan oleh mahasiswa perawat diruang
kelolaan, dengan kegiatan supervisi antara lain Timbang Terima,
Discharge Planning, Manajemen Nyeri, Perawatan Infus, Injeksi
Intravena, Tekanan Darah, Nadi, RR, Suhu. Pada saat supervisi timbang
terima didapatkan nilai rata-rata 94% dengan kategori baik, yaitu secara
keseluruhan mahasiswa sudah melakukan timbang terima sesuai dengan
SOP. Sedangkan, pada pelaksanaan discharge planning didapatkan nilai
rata-rata 67% dengan kategori cukup, yaitu mahasiswa tidak memberikan
nomor telepon yang dapat dihubungi dan tidak menghubungi petugas
ambulans.
Tindakan mengobservasi TTV meliputi pengukuran tekanan darah
dengan hasil rata-rata 92%, pengukuran nadi dengan rata-rata 91%,
pengukuran respiratory rate dengan rata-rata 88%, dan pengukuran suhu
tubuh dengan rata-rata 84% sehingga didapatkan hasil rata-rata akhir
secara keseluruhan adalah 89% dengan kategori baik, dimana dalam
persiapan alat kurang lengkap yaitu seperti stetoskop, formulir observasi,
dan tidak mengeringkan ketiak pasien menggunakan tissue saat
pengukuran suhu tubuh.
Tindakan injeksi IV oleh mahasiswa mendapatkan nilai rata-rata 98%
dengan kategori baik.Kekurangannya yaitu beberapa tidak menggunakan
sarung tangan non steril dan tidak melakukan bukti pemberian injeksi.
Tindakan perawatan infus yang dilakukan mahasiswa mendapatkan
nilai rata-rata 88% dengan kategori baik.Kekurangannya yaitu tidak
mengganti hepafik yang sudah kotor dan tidak mengganti IV kateter
selama 3x24 jam.
Tindakan manajemen nyeri yang dilakukan mahasiswa mendapatkan
nilai rata-rata 88% dengan kategori baik. Hal-hal yang menjadi
kekurangan yaitu tidak menentukan diagnosa nyeri dengan tepat.
Tindakan pemilahan sampah medis dan tajam mendapat nilai rata-rata
89% dengan kategori baik.Secara keseluruhan sudah benar dalam
melakukan pemilihan sampah medis, non medis, dan tajam.Namun saat
membuang sampah cair infeksius kadang hanya dibuang di kamar mandi
pasien kecuali darah.
Saat kegiatan discharge planning pada tim roleplay mendapatkan
penilaian 91% dengan kategori baik. Kekurangannya pada saat
dokumentasi atau evaluasi respon pasien dan keluarga dalam hal
penerimaan edukasi.
5. Hambatan
Pelaksanaan supervisi dari 9 SOP yang sudah dilakukan dikatakan
sudah memenuhi kriteria baik namun masih ada beberapa mahasiswa yang
tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang ada
misalnya observasi TTV dimana persiapan alat yang digunakan saat
mengobservasi TTV tidak lengkap, pelaksanaan injeksi intravena yang
kurang dalam meminta bukti pemberian injeksi kepada keluarga pasien
atau pasien dan tidak menggunakan handscoon, serta kegiatan supervisi
tidak dilakukan terjadwal namun sewaktu – waktu dan tanpa
pemberitahuan kepada anggota yang disupervisi, dirumah sakit tidak
memiliki SPO dan alur supervisi jadi mahasiswa menggunakan sesuai
teori dengan literatur dari Nursalam tahun 2015.
6. Solusi
Melakukan sosialisasi kepada perawat agar membaca SOP terlebih
dahulu sebelum melakukan tindakan keperawatan dan melakukan
demontrasi langsung pada tindakan tersebut yang dipimpin oleh kepala
ruangan.

4.5.4 Ronde Keperawatan


1. Pengertian
Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. (Nursalam, 2015).
2. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok selama 2 hari
sebelum pelaksanaan, dengan uraian data focus yang dinilai saat persiapan
sebagai berikut:
1) Menentukan kasus dan topic
2) Menentukan tim ronde
3) Mencari sumber atau literature
4) Mempersiapkan pasien: Informed Consent dengan meminta informed
concent ronde keperawatan sesuai jenis kasus, yang ditanda tangani
oleh keluaga pasien.
5) Membuat proposal (Studi Kasus/ Resume keperawatan), Penanggung
jawab kegiatan menyusun resume Asuhan Keperawatan kasus ronde
keperawatan selama dirawat, dan menyusun proposal kegiatan ronde
keperawatan dengan menetapkan pasien yang akan dilakukan ronde
keperawatan, serta konsultasi pada pembimbing akademik,
pembimbing ruangan mengenai resume asuhan keperawatan kasus
ronde keperawatan.
3. Pelaksanaan
Adapun alur pelaksanaan dimulai dari persiapan, pelaksanaan, dan
pasca ronde sesuai dengan kegiatan ronde keperawatan yang diambil dari
literatur buku Nursalam tahun 2015. Dengan langka-langka perawat
pelaksanan menetapkan pasien, menyiapkan pasien meliputi meminta
Informed Concent dan hasil pengkajian atau validasi data selanjutnya tim
ronde menyajikan masalah meliputi diagnosa keperawatan, data yang
mendukung, intervensi yang sudah dilakukan, dan hambatan yang
ditemukan, selanjutnya tim ronde melakukan validasi data di bed pasien
dengan melibatkan PP, Konselor, Karu, selanjutnya tim ronde melakukan
diskusi di Nurse Station untuk mendapatkan kesimpulan dan
rekomendasi solusi masalah.
Ronde keperawatan ini dilaksanakan 1 kali yaitu pada saat Role Play
mahasiswa Profesi Ners dilakukan pada hari Selasa, tanggal 07 Mei 2019
pada pukul 09.30 WIB pada pasien kelolaan yaitu di ruang Gajah Mada 5
dengan Ny.S, dengan topik kasus Diagnosa Medis Asma Bronkial + HT,
dan dengan Diagnosa Keperawatan prioritas adalah Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas. Alat ukur dalam pelaksanaan ronde keperawatan
adalah menggunakan SPO, SPO ini diambil dari literatur buku Nursalam
tahun 2015 sebagai parameter kegiatan ronde, 3 parameter yaitu Pra
Ronde terdiri dari 5 Point, Pelaksanaan terdiri dari 10 Point, Pasca Ronde
terdiri dari 4 Point jadi total keseluruhan 19 Point dalam penilaian
pelaksanaan ronde keperawatan, dengan kreteria nilai 76-100 % kriteria
baik, nilai 60-75% cukup dan nilai <60% adalah kurang.
Adapun deskripsi pasien yang diambil dalam kegiatan Role Play
Ronde Keperawatan adalah, Pasien atas nama Ny. S, Usia 48 tahun, BB 66
kg TB 155 cm, dengan diagnosa medis Asma Bronkialis + HT, diagnosa
keperawatan prioritas adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d
peningkatan sputum, Riwayat penyakit dahulu Ny. S memilki riwayat
Hipertensi dan juga ada riwayat alergi debu dan minuman dingin yang
menyebabkan pasien sesak dan batuk. Permasalahan yang menjadikan Ny.
S sebagai objek dilaksanakanya ronde keparawatan, diantaranya beberapa
permasalahan yang dialami Ny. S (keadaan pasien pertama kali masuk
ruangan dengan keadaan umum lemas kesadaran compos mentis GCS
E4V5M6, pasien mengeluh batuk dan dahak tidak bisa keluar, sesak
berkurang O2 nasal 3 lpm), lama perawatan 2 hari.
4. Diagram pelaksanaan ronde keperawatan
Untuk pelaksanaan ronde keperawatan oleh mahasiswa profesi
manajemen keperawatan sebagai berikut:

Object 20

Gambar 4.11 Diagram Ronde Keperawatan tanggal 7 Mei 2019 di Ruang Gajah
Mada 5 RS Sido Waras Mojokerto
Berdasarkan diagram diatas untuk keseluruhan kegiatan Role Play
Ronde keperawatan mahasiswa perawat diruang kelolaan Gajah Mada 5
ruang perawatan 5 pada saat ronde keperawatan didapatkan nilai rata-rata
Role Play dalam pelaksanaan sudah mencapai 92% dengan kategori baik.
Namun masih ada kekurangan yaitu dalam pelaksanaan
merekomendasikan intervensi keperawatan tidak dilakukan oleh
mahasiswa.
Pada saat pra ronde sudah dilakukan dengan prosentase 100% kategori
baik dan dilakukan semua pada parameter pra ronde yang meliputi
menentukan kasus dan topic, menentukan tim ronde, menentukan
literature, membuat proposal, mempersiapkan pasien dengan pemberian
Informed Consent, hal ini membuktikan bahwa mahasiswa sudah
melakukan kegaiatan ronde pra ronde sesuai dengan literature yang
digunakan.
Pada pelaksanaan sudah mendapatkan hasil prosentase 100% dengan
kategori baik dan dilakukan semua pada parameter pelaksanaan yang
meliputi Pembukaan: salam pembukaan, memperkenalkan tim ronde,
menjelaskan tujuan ronde, memperkenalkan masalah pasien secara spintas,
penyajian masalah: memberikan salam dan memperkenalkan pasien dan
keluarga kepada tim ronde, menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan
pasien, menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan,
Validasi data: mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah
disampaikan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan keadaan
pasien secara langsung, dan melihat documentasi, diskusi antar anggota
tim dan pasien tentang masalah keperawatan tersebut di bed pasien,
pemberian justifikasi oleh perawat primer atau kenselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien, dalam hal ini penanggung jawab ronde
juga sudah melakukan kegiatan sesuai dengan parameter yang digunakan
Pada pelaksanaan pasca ronde didapatkan nilai 75% dengan kategori
cukup, dengan parameter Pasca ronde: melanjutkan diskusi dan masukan
dari tim, menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang ditetapkan, merekomendasikan intervensi
keperawatan, penutup, namun dalam hal ini yang tidak dilakukan oleh
penanggung jawab yaitu tidak merekomendasikan intervensi keperawatan
jadi dalam pasca ronde ini masih kurang optimal dalam pelaksanaannya.
5. Evaluasi
1. Struktur:
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Gajah Mada 5 ruang
perawatan 2
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya selama 2 hari sebelum kegiatan
ronde
2. Proses:
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.

3. Hasil:
a. Pasien merasa nyaman dengan kunjungan yang dilakukan tim saat
ronde, dan keluarga juga setuju untuk dilakukan ronde
keperawatan
b. Masalah pasien dapat teratasi, pasien dahak bisa keluar.
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
6. Pengorganisasian Ronde Keperawatan
Adapun pengorganisasian pelaksanaan Role Play ronde keperawatan
adalah sebagai berikut:
Topik : Ronde Keperawatan
Hari/tanggal : 07 Mei 2019
Waktu : 09.30 WIB sampai selesai
Tempat : Ruang Perawatan 2 Ruang Gajah Mada 5
Acara dihadiri oleh
PLT Kasie : Indra Prima Setya, Amd. Kep
Penanggung Jawab P2 : Sri Mihani, Amk
Consultan Instrukture : Sri Supadmi, S.Kep, Ns
Sri Utari, S.Kep, Ns
Pembimbing Akademik : Dwi Basuki, M.Kep
Dokter Jaga : dr. Alfa Ajinata Asiv Ananda
Perwakilan Farmasi : Lisa Dewi P.R.S.Farm. APT
Fisioterapi : Eta Normalia, Amd.Fis
Penanggung Jawab : Nila Tri Hartanti, S.Kep
Pungki Dwi A, S.Kep
Rendi Setya M, S.Kep
Kepala ruangan : Pungki Dwi A, S.Kep
Katim : Nila Tri H, S. Kep
Perawat Pelaksana : Rendi Setya M, S. Kep

7. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan (Nursalam, 2015)


Gambar 4.12 Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
2.
8. Tahapan ronde keperawatan
Tahap ronde keperawatan (Role Play)
1. Tahap Pra Ronde Keperawatan (Ruangan Presentasi)
a. Penanggung jawab role play ronde keperawatan menentukan kasus
dan topic yang sudah dikonsulkan yaitu kasus Asma Bronkial+HT
dengan topic masalah keperawatan intervensi keperawatan
Ketidakefektifan bersihan Jalan Nafas .
b. Menentukan Tim Ronde ini dilakukan oleh penanggung jawab Role
Play ronde keperawatan dan Tim dari rumah sakit yang meliputi
dokter jaga, apoteker, fisioterapi, dan perawat konselor meliputi CI,
PLT Kasie, Penanggung jawab pelayanan perawatan 2, serta
pembimbing akademik dan penanggung jawab ronde dari mahasiswa
c. Menentukan literature yang digunakan adalah dari buku Manajemen
keperawatan Nursalam tahun 2015
d. Membuat proposal kegiatan ronde keperawatan dan serta konsultasi
pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai resume
asuhan keperawatan kasus yang akan digunakan saat pelaksanaan
Role Play ronde keperawatan.
e. Mempersiapkan pasien dengan pemberian Informed Consent dengan
menetapkan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan serta
meminta informed concent ronde keperawatan yang ditanda tangani
oleh keluaga pasien sebagai syarat ijin kepada pihak pasien bahwa
kasus diagnosa pasien akan dijadikan kegaitan ronde keperawatan
untuk mengatasi masalah pasien melalui tim kesehatan rumah sakit
dan mahasiswa
2. Tahap Pelaksanaan Ronde
1) Pembukaan (Nurse Station/Ruangan Presentasi)
a.Salam pembukaan yang dilakukan oleh kepala ruangan bahwa akan
dilakukan ronde keperawatan di runag gajah mada 5 ruang
perawatan 2
b. Memperkenalkan tim ronde keperawatan kepala ruangan
memperkenalkan timnya
c.Menjelaskan tujuan ronde keperawatan bahwa akan dilakukan
diskusi dalam menyelesaikan masalah keperawatan pasien
d. Mengenalkan masalah pasien secara spintas, pasien mengalami
masalah keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
dengan keluhan batuk yang tidak bisa keluar

2) Penyajian Masalah (Nurse Station/Ruangan Presentasi)


a. Memberi salam dan memperkenalkan pasien: Pasien atas nama
Ny. S, Usia 48 tahun, BB 66 kg TB 155 cm, dengan diagnosa
medis Asma Bronkialis + HT, diagnosa keperawatan prioritas
adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d peningkatan
sputum
b. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien: riwayat
penyakit dahulu Ny. S memilki riwayat Hipertensi dan juga ada
riwayat alergi debu dan minuman dingin yang menyebabkan
pasien sesak dan batuk. Permasalahan yang menjadikan Ny. S
sebagai objek dilaksanakannya ronde keparawatan, diantaranya
beberapa permasalahan yang dialami Ny. S (keadaan pasien
pertama kali masuk ruangan dengan keadaan umum lemas
kesadaran compos mentis GCS E4V5M6, pasien mengeluh batuk
dan dahak tidak bisa keluar, sesak berkurang O2 nasal 3 lpm),
lama perawatan 2 hari.
c. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta menetapkan priorotas yang perlu
didiskusikan: masalah keperawatan pasien Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas, tindakan yang sudah dilakukan
menganjurkan pasien minum air hangat, melakukan terapi
nebulizer, yang perlu didiskusikan pengeluaran dahak dan
keadaan pasien yaitu diskusi keadaan pasien vital sign, riwayat
sakit pasien, dan fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak serta
penjelasan obat kepada pasien.
3) Validasi data (Bed Pasien)
a. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah
disampaikan dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan
keadaan pasien secara langsung dan melihat dokumentasi: PP
menjelaskan kepada tim dan bekerja sama dengan tim dalam
obeservasi kepada pasien
b. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut di bed pasien : bersama dokter jaga,
apoteker, fisioterapi, perawat konselor, karu, PP, pembimbing
akademik
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruang tentang masalah pasien: menjelasakan masalah
keperawatan pasien, melihat langsung keadaan pasien
3. Tahap Pasca Ronde (Nurse Station)
a. Melanjutkan diskusi dan masukan dari tim: masukan dari tim di
bahas kembali saat pasca ronde
b. Menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang telah ditetapkan yaitu sudah dilakukan
fisioterapi dada dan mengajarkan batuk efektif
c. Merekomendasikan intervensi keperawatan: tidak dilakukan
d. Penutup karu menutup kegiatan ronde keperawatan
9. Hasil Saran dari Tim Ronde RS Sido Waras
Hasil diskusi bersama beberapa konselor ( dokter jaga, Kasudiv P2,
Pembimbing Akademik, kabid keperawatan, bidang fisioterapi, farmasi),
didapatkan intervensi yang direkomendasikan adalah;
1) Usulan dari pembimbing akademik, penambahan data di RPD meliputi
kekambuhan, waktu kambuh, penyebab sesak + HT, pernah MRS,
intervensi health education berikan posisi fowler (untuk mengurangi
asma), serta anjuran kepada pasien untuk posisi fowler untuk
mengurangi sesak
2) Usulan dari Dokter jaga monitoring vital sign dan SPO2, serta diet
rendah protein seperti kedelai (tempe,tahu) karena memicu alergi
3) Usulan dari Consultan Instructure intervensi health education pada
mobilisasi untuk megurangi sesak.
4) Usulan dari PLT Kasie memberikan terapi nebulizer terlebih dahulu
untuk mengenceran dahak yang tidak bisa keluar, lalu intervensi
selanjunya mengajarkan fisioterapi dada (kleping), batuk efetif untuk
pengeluaran dahak.
5) Usulan dari fisioterapi pasien dianjurkan untuk rutin latihan nafas
dalam dan melakkan fisioterapi dada (kleping).
6) Usulan dari apoteker dengan health education intervensi kolaborasi
dengan tim medis lain untuk menjelaskan kegunaan obat dan aturan
minum obat.
10. Respon pasien terhadap pelaksanaan ronde keperawatan
Pelaksanaan ronde keperawatan terhadap Ny. S mendapatkan
tanggapan yang positif dari pasien. Pasien juga antusias dalam
menanyakan perkembangan keadaannya kepada tim tentang status
kesehatannya, serta pemahaman akan kondisinya sehingga semakin
melengkapi data saat proses diskusi dengan beberapa konselor
berlangsung. Pasien juga mengerti dengan apa yang disampaikan oleh para
konselor dari beberapa bidang medis tim ronde keperawatan, karena
setelah ditetapkan intervensi yang direkomendasikan, selanjutnya
dilakukan implementasi langsung kepada pasien. Sehingga semakin
memberikan pemahaman dari berbagai tim medis dan pasien serta
keluarga.
11. Hambatan
Hambatan yang dialami kelompok sebelum melaksanakannya ronde
keperawatan adalah pasien yang akan kami jadikan objek ronde
keperawatan sempat berganti karena pasien awal yang akan kami jadikan
objek pelaksanaan ronde keperawatan pulang. Tidak terdapat form ronde
keperawatan SPO dan Alur Ronde Keperawaran di RS Sido Waras
sehingga mahasiswa melakukan role play ronde keperawatan
menggunakan SPO sesuai teori literatur buku Manajemen Keperawatan
Nursalam tahun 2015 dalam pelaksanaannya, Tim ahli gizi tidak hadir
dalam pelaksanaan ronde keperawatan. Pada saat pre ronde dan
pelaksanaan awal ronde keperawatan keluarga pasien hadir sebentar
namun saat ditengah kegiatan ronde keperawatan keluarga pasien tidak
mengikuti kegiatan ronde keperawatan karena kurangnya tim penanggung
jawab ronde keperawatan mengikut sertakan secara optimal keluarga
dalam pelaksanaan ronde keperawatan, ruang yang digunakan untuk ronde
tidak sesuai seperti nurse station karena penanggung jawab ronde adalah
mahasiswa jadi penjelasan masalah dipaparkan ditempat presentasi bukan
di Nurse Station yang sesungguhnya seperti pada SPO.
12. Dukungan
Dari para TIM ronde keperawatan yang telah diundang dapat hadir
sebagian untuk mengikuti ronde keperawatan sehingga ronde keperawatan
dapat berjalan dengan lancar. Serta memberikan masukan di tiap tim
medis.
13. Solusi
Penanggung jawab ruangan membentuk tim ronde keperawatan agar
terlaksana MPKP diruangan dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif
dan afektif dan psikomotor perawat, menjalin kerja sama tim, menciptakan
komunitas keperawatan professional. Kepekaan dan cara berpikir kritis
perawat akan tumbuh dan terlatih melalui sesuatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata.,
Membentukan tim ronde dapat terjadi saat perawat dilibatkan dalam ronde
keperawatan, dimana staf diberdayakan pengetahuan dan keterampilannya.
Sehingga pada saat pelaksanaan ronde keperawatan perawat dapat
memberikan masukan dan saran demi peningkatan pelayanan keperawatan
dan merekomendasikan kepada pihak RS untuk dilakukan dan dijadwal
adanya kegiatan MPKP yaitu ronde keperawatan untuk meningkatkan
kepuasan pasien dalam pelayana serta dapat memberikan pelatihan MPKP
untuk dan segera membentuk SPO dengan kondisi sesuai yang ada
dirumah sakit dan dikolaborasi dengan melihat teori yang sudah ada.

4.5.5 Sentralisasi Obat


1. Implementasi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat, dimana seluruh obat yang
diberikan petugas farmasi kepada pasien akan diserahkan kepada perawat.
Sentralisasi obat dilakukan di Ruang Perawatan 2 RS Sido Waras di
daerah kelolaan tepatnya di ruang Gajah Mada 5 dan Gajah Mada 6
dengan jumlah tempat tidur 10 buah.
2. Persiapan
1) Prasarana yang disiapkan untuk menyimpan obat disiapkan, baik itu
lemari obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat.
2) Menyusun format serah terima obat, buku masuk obat, daftar
pemberian obat dan daftar sisa obat untuk pendokumentasian.
3) Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud
dan tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari
keluarga pasien melalui informed concent.
3. Pelaksanaan
1) Sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Perawatan 2 RS Sido Waras,
mulai tanggal 1 - 8 Mei 2019. Metode yang digunakan adalah
pendekatan secara langsung pada pasien dan keluarga pasien dengan
komunikasi terapeutik untuk meyakinkan klien agar bersedia
mengikuti pengelolaan sentralisasi obat.
2) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.
3) Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pada
lembar daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.
4) Pada waktu dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan
mahasiswa dinas shift berikutnya.

4. Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

DOKTER

PERAWAT RUANGAN YANG MENERIMA

FARMASI/APOTEK

*Lembar serah terima


obat

PP/PERAWAT YANG
MENERIMA

PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT
*Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
perawat
*Lembar serah terima
obat
*Lembar pemberian
obat

Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi

Gambar 4.13 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

5. Diagram Sentralisasi Obat


Object 23

Gambar 4.14 Diagram distribusi frekuensi sentralisasi obat di di Ruang


Gajah Mada RS Sido Waras.
Berdasarkan diagram diatas maka dapat dijelaskan pelaksanaan
sentralisasi obat mulai tanggal 1-8 Mei di Ruang Perawatan 2
menunjukkan hasil baik dengan rata rata 88 % dalam pelaksanaan
sentralisasi obat yang dilaksanakan sesuai standart oprasional
sentralisasi obat.
6. Hasil analisa
Berdasarkan diagram diatas untuk keseluruhan kegiatan sentalisasi
obat didapatkan skor rata-ratadidapatkan mahasiswa perawat yang
melakukan pencampuran obat sesuai SOP diruang kelolaan sebanyak
100 %.
Pada saat Injeksi intra vena didapatkan nilai rata-rata 96% yang
telah dilakukan sesuai dengan SOP. Pada pelaksanaan pengisian
inform concent saat dilakukan sentralisasi obat oleh perawat
mahasiswa didapatkan nilai rata-rata 88% dengan kategori baik,
Tindakan penjelasan sentralisasi obat mendapatkan nilai rata-rata 88%
dengan kategori baik, Tindakan pengisian obat oral oleh mahasiswa
mendapatkan nilai rata-rata 80% dengan kategori baik.
Tindakan pengisian formulir pengisian obat injeksi yang dilakukan
mahasiswa mendapatkan nilai rata-rata 84% dengan kategori baik.
Dan tindakan paraf pada inform concent yang dilakukan mahasiswa
mendapatkan nilai rata-rata 88% dengan kategori baik , sedangkan
pada tindakan permintaan para keluarga pasien pada saat setelah
injeksi yang dilakukan oleh mahasiswa mendapatkan nilai rata-rata 80
% dalam kategori baik.
7. Evaluasi Proses Role Play Sentralisasi Obat Tanggal 9 Mei 2019
Tabel 4.4 Evaluasi Proses Role Play Sentralisasi Obat Tanggal 9 Mei
2019
WAKTU KEGIATAN
1 11.30 – Proses pelaksanaanRole Play Sentralisasi Obat hanya
12.00 WIB saat penjelasan prosedur sentralisasi obat ke pasien/
keluarga pasien dan tanda tangan inform consent
- Persiapan
1.Katim mengucapkan salam dan melaporkan kegiatan
sentralisasi kepada Karu
2. Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral
dan injeksi
3. Katim menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan
4.Karu memeriksa kelengkapan administrasi
sentralisasi obat (meliputi :informed consent,
formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar
serah terima obat)
- Pelaksanaan
5. Katim menerima obat dari depo farmasi, dengan
model one day dose.
6. Katim melakukan pencatatan pada format
penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi :
a.   Identitas pasien
b.  Nama obat, dosis dan cara pemberiannya
c.   Jumlah obat yang diterima dari farmasi
d.  Jam dan nama penerima obat
7.  Katim dan anggota tim menjelaskan informed
consent sentralisasi obat
8.  Katim dan anggota tim Menyiapkan kartu serah
terima obat oral.
9.Katim memberikan penjelasan pada pasien dan
keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan,
manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan
kontra-indikasinya.
10. Katim dan anggota tim memberikan obat oral
kepada pasien sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
11. Anggota tim memberikan obat kepada pasien
dengan melibatkan keluarga.
12. Kemudian anggota tim menandatangani format
pemberian obat oral maupun injeksi serta
mengobservasi efek samping dari obat yang telah
diberikan.
13. Karu mengecek kembali kelengkapan
pendokumentasian sentralisasi obat
2 12.00 – Evaluasi dari pembimbing klinik
12.30 WIB 1) Sikap caring pada keluarga masih kurang
sehingga saat penjelasan prosedur sentralisasi
obat terkesan masih kaku dan kurang percaya
diri.
2) Mahasiswa lupa melakukan aspirasi saat
melakukan injeksi.
Evaluasi daripetugas farmasi
1) Harus Mengerti Batasan Penjelasan tentang obat
antara perawat dan farmasi
3 12.45 WIB Kegiatan role play Sentralisasi Obat berakhir

8. Evaluasi Hasil Sentralisasi Obat


1) Kegiatan dihadiri oleh Pembimbing RS Sido Waras, dan
Pembimbing Akademik.
2) Selama kegiatan setiap mahasiswa
3) Mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya masing –
masing.
4) Acara dimulai pada pukul 11.30 WIB dan selesai pada jam 12.45
WIB.
5) Kegiatan sentralisasi obat dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan rencana, hal ini ditandai dengan adanya surat persetujuan
untuk dilakukannya sentralisasi obat, pemberian obat yang tepat
waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat pasien, tepat obat
dan tepat pendokumentasian pada lembar observasi dan pemberian
obat, namun ada sedikit evaluasi dari cara pemberian obat pada
pasien yang masih kurang melakukan pendekatan pada pasien.
9. Hambatan
Pelaksanaan Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua
pasien yang dirawat di RS Sido Waras terutama pada daerah kelolaan
di ruang gajah Mada 5 dan 6, tetapi mahasiswa masih kurang paham
tentang alur sentralisasi obat yang sesuai dengan SOP.
10. Solusi
Melalakukan simulasi berulang untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas mahasiswa terhadap sentralisasi obat agar bisa menyamakan
persepsi antar mahasiswa untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan..

4.5.6 Discharge Planning


1. Persiapan
Persiapan untuk penerimaan pasien baru dari tanggal 01 - 08Mei 2019.
Persiapan yang dilakukan antara lain:
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai
pesanan
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan format pengkajian paien baru
5) Menyiapkan lembar tata tertib pasien,
keluarga dan pengunjung ruangan
2. Pelaksanaan
Discharge planning dilakukan saat pasien baru masuk, selama masa
perawatan dan akhir perawatan yaitu menjelang pasien pulang, dimulai
tanggal 01Mei sampai tanggal 08Mei 2019sebanyak 25 pasien. Adapun
prosedur pelaksanaan discharge planning selama tanggal 01 sampai 08
Mei 2019adalah sebagai berikut:
1) Perawat Primer menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2) Perawat Primer mengorientasikan pasien pada ruangan
3) Perawat Primer memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang
bertanggung jawab
4) Perawat Primer mengkaji kebutuhan pulang pasien saat pertama
dirawat.
5) Perawat Primer mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik
pasien baru kepada Perawat Pelaksana
6) Perawat Primer mendokumentasikan penerimaan pasien baru
7) Perawat Primer merencanakan dan melaksanakan discharge planning
selama masa perawatan berupa HE (Health Education) sesuai
kebutuhan dan masalah pasien.
8) Perawat Primer memberi HE (Health Education) pada pasien yang
akan pulang atau yang direncanakan pulang meliputi obat-obatan yang
masih diminum di rumah, diet, aktivitas, penyebab, tanda gejala dan
cara pencegahan penyakit, waktu dan tempat kontrol, hal-hal yang
perlu dibawa saat kontrol serta hal-hal yang perlu diperhatikan saat di
rumah.
9) Selain memberikan penjelasan secara lisan, Perawat Pelaksana juga
memberikan lembar perencanaan pulang, leaflet yang berisi tentang
penjelasan yang diperlukan serta perawat pelaksana juga mengajarkan
latihan gerak sesuai dengan kebutuhan pasien.
10) Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge planning maka
pasien dan keluarga menandatangani format discharge planning
sebagai bukti bahwa telah mendapatkan discharge planning dari
perawat.
3. Diagram Discharge Planning
Untuk discharge planning selama pelaksanaan MPKP dapat dilihat di
bawah ini dengan kriteria penilaian:
Baik : Jika sudah 3, belum 0
Cukup : Jika sudah 2, belum 1
Kurang : Jika sudah 1, Belum 2

Object 26

Gambar 4.15
Diagram Pelaksanaan Discharge Planning Tanggal 01-08 Mei
2019 di ruang unit keperawatan 2 RS Sido Waras Mojokerto

Dari hasil pendokumentasian yang telah dilakukan pada tanggal 01-


08 Mei 2019 di ruang unit keperawatan 2didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan Discharge Planning dalam kategori baik (56%) , kategori
cukup (44%), dan kategori kurang (0%). Pelaksanaan Discharge Planning
sudah dilakukan di awal pasien masuk ruangan, selama masa perawatan,
dan saat pasien akan pulang.
Object 29

Gambar 4.16 Diagram pemberia HE (Health Education) Discharge Planning


Tanggal 01-08 Mei 2019 di ruang unit keperawatan 2 RS Sido
Waras Mojokerto

Berdasarkan hasil pemberian Health Education pada pasien dan


keluarga di ruang perawatan unit 2 di RS SidoWaras Mojokerto bahwa
didapatkan materi yang lebih memahami adalah pelaksanaan cuci tangan
(84%), dan kurang memahami materi gerak aktif dan pasif (8%).
4. Pelaksanaan Rolle Play Discharge Planning
a. Persiapan
Persiapan discharge planning mulai dilaksanakan pada tanggal
01 Mei sampai tanggal 08 Mei 2019, persiapan yang di lakukan antara
lain :
1) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning
2) Menyiapkan proposal discharge planning, status pasien, lembar
discharge planning dan leaflet.
3) Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai
rencana pelaksanaan Discharge Planning.
4) Penanggung jawab mempersiapkan pasien dan tempat
dilaksanakannya discharge planning serta kelengkapan yang sudah
disusun.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai tanggal 01 sampai tanggal
08 Mei 2019. Dengan alur menerima pasien dari poli/igd, ruangan
menerima pasien dengan mengorientasikan ruangan, kemudian
dilakukan proses asuhan keperawatan mulai pengkajian, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Selanjutnya jika pasien rencana pulang
diberikan mulai HE (Health Education), diit yang diberikan serta
dijelaskan jadwal kontrol.
Kegiatan discharge planning (role play) yang dihadiri oleh
Pembimbing akademik, pembimbing ruangan dan keluarga pasien
dilaksanakan pada hari Sabtu, 04 Mei 2019 selama berjalannya proses
rawat inap, keluarga dibekali informasi pendidikan kesehatan tentang
Massa Intrabdomen dan Koma Hipoglikemi (tentang Manajemen
Nyeri). Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Perawat Primer merencanakan kegiatan Discharge Planning sesuai
kebutuhan pasien
2) Perawat Primer mempersiapkan kebutuhan Discharge Planning
kemudian dikomunikasikan kepada kepala ruangan
3) Kepala Ruang, Perawat Primer dan Perawat Pelaksana masuk ke
ruang perawatan paisen untuk melakukan discharge planning.
4) Perawat Primer menyampaikan HE (Health Education) pada pasien
dengan dibantu oleh Perawat Pelaksana dan mengikutsertakan
keluarga pasien.
5) Selain memberikan penjelasan secara lisan, Perawat Primer juga
memberikan lembar leaflet yang berisi tentang penjelasan yang
diperlukan.
5. Evaluasi Hasil Discharge Planning
1) Evaluasi Struktur discharge Planning, Kegiatan Roleplay Discharge
Planning dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 04 Mei 2019. Kegiatan
ini dilaksanakan oleh mahasiswa praktik profesi menajemen
keperawatan di ruang unit keperawatan 2RS Sido Waras.
2) Kegiatan ini dihadiri oleh Preseptor Akademik, kepala ruangan RS
Sido Waras
3) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai
tugasnya masing – masing.
4) Mahasiswa yang hadir dalam role play sebanyak 14 orang
5) Kegiatan role play dimulai pada pukul 12.00 WIB sampai selesai.
6) Materi yang disampaikan dalam proses pendidikan kesehatan
diantaranya Manajemen Nyeri
7) Evaluasi Hasil : Kegiatan berjalan dengan lancar, keluarga antusias
dan aktif dalam tanya jawab
6. Hambatan
Hambatan kegiatan role play Discharge Planning yaitu kurangnya
persiapan dan koordinasi antar mahasiswa yang memerankan Discharge
Planning sehingga terjadi kesalahpahaman tugas dari setiap peran,
dilakukan pengkajian secara menyeluruh sehingga Discharge Planning
hanya terfokus pada satu masalah yaitu nyeri, komunikasi kekeluarga
kurang optimal sehingga pasien dan keluarga kurang kooperatif.
7. Solusi
Sebelum melakukan discharge planning semua perlengkapan
dipersiapkan leaflet sesuai penyakit dan bagaimana cara perawatan di
rumah. Untuk mengatasi hal tersebut maka setiap hari setelah pemberian
pendidikan kesehatan, mahasiswa sebagai perawat associate setiap
pergantian jam dinas, mengevaluasi pemahaman dan hasil penerapan
keluarga terhadap pemberian HE yang sudah pernah disampaikan,
dilakukan pengkajian secara menyeluruh tentang masalah yang terjadi
untuk menentukan prioritas masalah, menjalin hubungan yang kooperatif
dengan pasien dan keluarga.
8. Dukungan
Saat melakukan Discharge Planning mahasiswa mendapatkan
dukungan dan masukan dari pembimbing ruangan sekaligus kepala ruang
Unit, dan pembimbing akademik Stikes Bina Sehat PPNI yang sangat
membantu mahasiswa dalam melakukan DischargePlanning.

4.5.7 Dokumentasi
1. Pelaksanaan Dokumentasi
Format dokumentasi yang digunakan adalah modifikasi dari format
yang digunakan di ruang Perawatan 2 dengan rekapan mahasiswa
manajemen profesi ners. Mahasiswa telah menyediakan format renpra
print out yang sudah disesuaikan dengan ruang Perawatan 2. Dalam
lembar evaluasi keperawatan kelompok menggunakan format SBAR.
Asuhan keperawatan didokumentasikan mulai dari pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi dan evaluasi.

2. Diagram Documentasi

Object 32

Gambar 4.17 Diagram distribusi frekuensi dokumentasi


keperawatan di ruang P2 RS. Sidowaras
Mojokerto
3. Hasil analisa
a. Hasil Pengkajian
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pengkajian 4%belum sesuai karena perbedaan kemampuan dari masing
– masing mahasiswa dalam memperoleh informasi, sedangkan 96%
sudah sesuai dari awal sampai akhir pelaksanaan MAKP, hal ini dapat
disebabkan karena persiapan mahasiswa untuk pengkajian sudah
cukup baik, dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara
mahasiswa yang berperan sebagai karu, PP dan PA sehingga dapat
saling mengingatkan dan melengkapi jika terdapat kekurangan pada
pengkajian.
b. Hasil analisa diagnosa keperawatan
Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan diagnosa
keperawatan 20% belum sesuai karena perbedaan kemampuan dari
masing – masing mahasiswa dalam memperoleh informasi, sedangkan
80% sudah sesuai dari awal sampai akhir pelaksanaan MAKP, hal ini
dapat disebabkan karena persiapan mahasiswa sudah baik, dan terdapat
komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan sebagai
karu, PP dan PA sehingga dapat saling mengingatkan dan melengkapi
jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
c. Hasil analisa intervensi
Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan intervensi
keperawatan 12% belum sesuai karena perbedaan kemampuan dari
masing – masing mahasiswa dalam memperoleh informasi, sedangkan
88% sudah sesuai, hal ini dapat disebabkan karena persiapan
mahasiswa untuk perencanaan keperawatan sudah baik, dan terdapat
komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan sebagai
karu, PP dan PA sehingga dapat saling mengingatkan dan melengkapi
jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
d. Hasil analisa implementasi
Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan tindakan
keperawatan 100% sudah sesuai, hal ini dapat disebabkan karena
persiapan mahasiswa sudah baik, dan terdapat komunikasi yang cukup
baik antara mahasiswa yang berperan sebagai karu, PP dan PA
sehingga dapat saling mengingatkan dan melengkapi jika terdapat
kekurangan pada dokumentasi.
e. Hasil analisa evaluasi
Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi 100% sudah
sesuai, hal ini dapat disebabkan karena persiapan mahasiswa sudah
baik, dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang
berperan sebagai karu, PP dan PA sehingga dapat saling mengingatkan
dan melengkapi jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.

4.6 M4 (MONEY)
a. Tabel perbadingan pasien umum dan BPJS
Tabel 4.5 Perbandingan pasien umum dan BPJS kelas 3 di Ruang unit
keperawatan 2 pada tanggal 01Mei 2019 sampai 08 Mei 2019
Jumlah UMU Prosentase BPJ Prosentase
Tanggal
Pasien M (%) S (%)
01Mei
7 1 14% 6 86%
2019
02Mei
6 1 17% 5 83%
2019
03Mei
7 1 14% 6 86%
2019
04Mei
9 0 0% 9 100%
2019
05Mei
7 0 0% 7 100%
2019
06Mei
10 0 0% 10 100%
2019
07Mei 10 0 0% 10 100%
2019
08Mei
10 1 10% 9 90%
2019
Rata-rata 7% 93%

Hasil observasi dari tanggal 01 Mei 2019 sampai 08 Mei


2019didapatkan data bahwa, sumber pembiayaan ruangan dan sistem
pembayaran Rawat inap di ruang unit keperawatan 2RS Sido Waras
berasal dari biaya sendiri untuk pasien umum rata-rata sebanyak 7 % dan
sebanyak 93% adalah pasien BPJS. Pembayaran pasien BPJS di sesuaikan
dengan diagnosa pasien dan cara pembayarannya di kasir (bila naik kelas
keperawatan,jika sesuai kelas maka tidak dilakukan pembayaran sama
sekali). Dan selama masa MPKP tidak ada pasien kelolaan yang naik
kelas, pembiayan sesuai kelas masing-masing.
Sedangkan pasien umum, tarif pembayaran terhitung perhari sesuai
dengan ketentuan tarif fasilitas keperawatan di Ruang unit keperawatan
2RS Sido Waras, dan pembayarannya melalui kasir rawat inap.Pendapatan
rumah sakit sebagian besar dari asuransi BPJS, yang diperoleh dari hasil
kerjasama dengan beberapa perusahaan dan instansi terkait.Selain itu
pendapatan didapatkan dari sewa lahan untuk kantin, parkir dan sewa
gedung.

4.7 M5 (MARKETING)
1. Tingkat kepuasan pasien
1) Implementasi
Berdasarkan hasil pengamatan tentang mutu pelayanan di Ruang unit
keperawatan 2RS. Sido Waras Mojokerto, keusioner yang disebar pada
tanggal 01-08 Mei 2019 dengan mengamati indikator mutu pelayanan
yang dilakukan oleh mahasiswa praktek manejemen keperawatan di ruang
unit keperawatan 2adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Kepuasan

Object 35

Gambar 4.18 Diagram distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien dalam tangible
di ruang P2 RS. Sido Waras Mojokerto

Berdasarkan hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien dengan point


Tangible dengan kerapian penampilan dokter sebanyak 3,28 , dan nilai
terendah dari fasilitas parkir sebanyak 2,44
Object 38

Gambar 4.19 Diagram distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien terhadap


informasi di ruang P2 RS. Sidowaras Mojokerto

Berdasarkan hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien dengan point


Assurance tertinggi pada penjelasan dokter terhadap penyakit pasien
sebanyak 3 dan nilai terendah dari peran perawat/bidan dalam menjelaskan
penyakit 2,84

Object 41

Gambar 4.20 Diagram distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien terhadap


kecepatan mahasiswa di ruang P2 RS. Sidowaras Mojokerto
Berdasarkan hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien dengan point
Responsive tertinggi pada kecepatan perawat/bidan dalam menanggapi
keluhan pasien sebanyak 3,24 dan nilai terendah dari kecepatan perawat /
bidan dalam menaggapi keluhan pasien 2,84

Object 44

Gambar 4.21 Diagram Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan di


Ruang unit keperawatan 2RS Sido Waras Mojokerto

Berdasarkan hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien dengan point


emphaty tertinggi pada kesabaran perawat dan bidan sebanyak 3,16, dan
nilai terendah dari perhatian dokter terhadap pasien dan keluarga 2,92.
Berdasarkan hasil data dari kuisioner Tingkat Kepuasan pasien yang
telah disebarkan pada 25 pasien dari 25 pasien kelolaan nilai tertinggi
sebanyak 17 pasien (70 %) merasa sangat puas terhadap pelayanan yang di
lakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners Praktek Manajemen di ruang unit
keperawatan 2pada tanggal 1 – 8 Mei 2019. Kepuasan pasien di dapatkan
dari hasil pernyataan pelayanan asuhan keperawatan serta keramahan yang
di berikan kepada pasien di dalam kuesioner.
2. Indikator penilaian mutu
1. Kejadian flebitis

Object 47

Gambar 1.22 Presentase Kejadian flebitis


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 01-08 Mei
2019 di Unit Perawatan 2 dari 25 pasien di dapatkan data dari 25 pasien
yang mengalami flebitis ada 5 pasien dengan presentase 20% dan 20
pasien tidak mengalami flebitis dengan presentase 80%.

2. Nyeri

Object 50

Gambar 4.23 Diagram Nyeri Ruang unit keperawatan 2RS Sido Waras
Object 53

Gambar 4.24 Diagram prosentase Nyeri Ruang unit keperawatan 2RS


Sido Waras

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 01 juli


sampai 08 Mei 2019 di ruang kelolaan pasien rawat inap didapatkan
pasien yang termasuk kategori nyeri ringan sebanyak 6 pasien (31,6%) dan
yang termasuk kategori nyeri sedang sebanyak 10 pasien (52,6%), kategori
berat sebanyak 3 pasien (15,8)
a. Solusi
Untuk mengatasi nyeri dilakukan tindakan keperawatan dengan
cara mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi serta kolaborasi dengan
tim medis dengan memberikan obat anti nyeri.

3. ALOS (Avarage Long Of Stay)


Tabel 4.6 Avarage Long Of Stay
No Kasus ∑ pasien Lama Perawatan
1 Dispepsia 4 3 hari
2 Vomiting 4 4 hari
3 Typoid fever 2 4 hari
4 Diabetes Melitus 4 4 hari
5 CVA 2 6 hari
6 Atrium Fibrilasi 1 5 hari
7 Hipertensi 3 3 hari
8 Dizzines + TTH 2 4 hari
9. Asma bronkhial 2 3 hari
10 Abdominal tumor 1 3 hari
Total 25 39 hari

ALOS = 39 = 3,9 dibulatkan menjadi 4 hari


10
Berdasarkan hasil observasi ALOS yang dilakukan di Ruang unit
keperawatan 2 didapatkan rata-rata pasien di rawat sebanyak 4 hari. Hal ini
mneunjukkan ALOS dalam kategori baik. Sedangkan menurut Depkes
(2005) standart ALOS yaitu selama 6-9 hari.

Object 56

Gambar 1.25 Diagram ALOS Berdasarkan lama hari rawat dibandingkan pasien
keluar masuk di Ruang Perawatan 2 di RS Sido Waras Mojokerto

Berdasarkan hasil observasi ALOS yang Menggunakan perhitungan


depkes yakni julmah hari rawat per hari dibagi dengan jumlah pasien keluar
( hidup/meninggal) di temukan hasil seperti dalam diagram dengan rata-rata
alos adalah 4 hari. Hal ini menunjukkan ALOS dalam kategori baik.
Sedangkan menurut Depkes (2005) standart ALOS yaitu selama 6-9 hari.
Perawatan paling lama pada kasus diatas adalah CVA selama 6 hari
4. Evaluasi M5
1. Hambatan
Tidak ada hambatan karena pengendalian mutu di ruangan UnitRS
Sido Waras sudah terlaksana dengan baik, hal tersebut dibuktikan
dengan minimalnya angka resiko flebitis dan nyeri
2. Dukungan
Baiknya mutu di ruangan Unit RS Sido Waras adalah hasil dari
dukungan dari Kepala Ruangan, Clinical Instructure, Pembimbing
Akademik dan teman – teman yang telah memberi masukan dan bekerja
sama dengan baik selama praktek manajemen. Hal yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil mutu yang baik adalah dengan cara mengecek gelang
pasien, mengecek tanggal pemasangan infus, membantu mobilisasi
pasien, dan mengkaji skala resiko jatuh setiap kali ada pasien baru.

Anda mungkin juga menyukai