1 Pengumpulan Data
3.1.1 Management Approach
1. Perencanaan
a. Visi dan Misi, SAK, SOP
Ruang Angsoka 2 merupakan Instalasi Kanker Terpadu mengikuti
Visi Misi RSUP Sanglah yang mengacu pada Sasaran Strategi
Kementrian RI, sebagai berikut
a) Visi RSUP Sanglah Denpasar
Menjadi Rumah Sakit Unggul dan Mandiri di tahun 2024
b) Misi RSUP Sanglah Denpasar
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna
2. Menyelenggarakan Pendidikan Terintegrasi dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya
3. Menyelenggarakan Penelitian kesehatan berbasis rumah sakit
4. Menciptakan Tata kelola RS yang baik
5. Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan
pemangku kepentingan terkait
c) Sasaran Strategi Kementerian Kesehatan:
1. Meningkatnya promosi kesehatan dan penyehatan masyarakat
2. Meningkatnya pencegahan dan pengelolaan faktor risiko
penyakit dan kedaruratan kesehatan masyarakat
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
4. Meningkatnya pemenuhan SDM sesuai standar
5. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu kefarmasian dan
alat kesehatan
6. Meningkatnya pengelolaan sisinfo menuju digitalisasi
7. Mantapnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
Kepala Ruangan
Inventaris
PA 1 PA 2 PA 3 PA 4
a. Pelatihan BHD
b. Pelatihan PPI
c. Pelatihan APAR
d. Pelatihan BTLS
e. Pelatihan Penatalaksanaan Ekstravasasi
f. Pelatihan Penatalaksanaan Kemoterapi
g. Pelatihan Penatalaksanaan KMB
h. Pelatihan Perawatan Luka
i. Pelatihan Perawatan Luka Kanker
j. Pelatihan Perawatan Trakeostomi
k. Pelatihan Perawatan Paliative Care
l. Pelatihan Perawatan Komplementer Terapi
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 17 Maret
2021, ditemukan kelemahan pada Sumber Daya Manusia, dimana
sebagian besar perawat berlatar belakang pendidikan DIII Keperawatan
yang bekerja di Ruang Angsoka II. Dari sekian jumlah perawat yang ada,
masih terdapat perawat yang belum mengikuti pelatihan-pelatihan yang
berhubungan dengan kesehatan dan keperawatan guna menunjang
keberhasilan penerapan program keperawatan.
b. Tingkat Kebutuhan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Tingkat ketergantungan pasien di ruang Angsoka II dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem
yaitu: total care, parsial care, minimal care. Berdasarkan pengkajian
tanggal 16 Maret – 27 Maret 2020, didapatkan hasil perhitungan
kebutuhan tenaga menurut tingkat ketergantungan pasien dapat dijabarkan
pengklasifikasian menurut Douglas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8.
Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Klasifikasi Pasien
Minimal Partial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari adalah : 14
orang + 2 orang struktural (kepala ruangan, wakil ruangan) + 4 orang
lepas dinas = 20 orang
¿ (52+12+14=78 hari )
× 20
287
¿ 5,43
¿ 5 orang
(Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar) x jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
4) Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan di Angsoka 2
selama ini pernah dilakukan tindakan pendelegasian. Pendelegasian yang
pernah dilakukan di Ruang Angsoka 2 yaitu pendelegasian terencana
maupun incidental. Pendelegasian terencana yang pernah dilakukan seperti
pendelegasian tugas dari Kepala Ruangan kepada PP umtuk melakukan
supervise kepada PA. Sedangkan pendelegasian incidental yang pernah
dilakukan di Ruang Angsoka 2 yaitu seperti pada saat kepala ruangan
berhalangan untuk hadir maka tugas yang didapatkannya pada saat itu
didelegasikan kepada wakil kepala ruangan Angsoka 2. Dalam pelaksanaan
pendelegasian di Ruang Angsoka 2 biasanya hanya disampaikan secara lisan
dan jarang didokumentasikan secara tertulis.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan dimana pelaksanaan
pendelegasian di ruangan Angsoka 2 sudah dilakukan mengacu pada
pedoman MPKP tetapi belum maksimal, dimana pendelegasian dilakukan
secara lisan dan penulisan dokumentasi belum dilakukan secara
berkelanjutan.
4. Pengendalian
1) Jumlah Kunjungan
Ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah merupakan ruang rawat khusus untuk kemoterapi.
Menurut data periode Februari 2021 terdapat 10 besar penyakit yang di rawat di ruang
Angsoka 2, diantaranya : Ca mamae, KNF, Ca cervik, Ca recti, Ca ovarium, Ca buli, Ca
colon, MBC, Ca Paru, Oateosarcoma. Hasil pengkajian wawancara pada tanggal 16 Maret
2021 didapatkan hasil bahwa kunjungan pada bulan Januari sebanyak 210 dan Februari 194
kunjungan.
2) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase pemakaian tempat tidur pada waktu
tertentu yang didefinisikan sebagai jumlah tempat tidur yang terpakai untuk perawatan
pasien di dalam ruangan terhadap jumlah tempat tidur yang tersedia. Standar nilai BOR
menurut Barber Johnson adalah 75% - 85% (standar internasional), sedangkan menurut
standar nilai Depkes RI adlaah 60% - 85%.
Berdasarkan hasil pengkajian (tanggal 16 Maret 2021) diperoleh bahwa di Ruang
Angsoka 2 sudah dilakukan perhitungan BOR dan beban kerja perawat secara rutin setiap
harinya. Di Ruangan Angsoka 2 RSUP Sanglah, perhitungan BOR dilakukan oleh Kepala
Ruangan. Berdasarkan hasil pengkajian (tanggal 16 Maret 2021) didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur Ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah yaitu 39 tempat tidur dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 10.
BOR Ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah Januari- Februari 2021
Melihat dari pencapaian BOR pada Ruang Angsoka 2 didapatkan dari bulan Januari-
Februari 2021 adalah 86,02 % dan 97,71 % yaitu berada dalam posisi diatas standar
Nasional dengan 39 tempat tidur. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan TT yang ada
untuk perawatan pasien tergolong tinggi sehingga beban kerja tenaga kesehatan di ruang
Angsoka 2 lebih berat
Tabel 13.
Urutan Penyakit Terbanyak di Ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah
Pada Bulan Februari 2021
2. Uraian Tugas
Dari data yang didapatkan di ruang Angsoka II, masing-masing petugas (kepala
instalasi, kepala sub instalasi, penanggung jawab, perawat primer, perawat associate dan
cleaning service) memiliki tugas masing-masing dan sudah ada buku pedoman mengenai
uraian tugas dari masing – masing perawat. Dari data yang didapatkan di ruang Angsoka
II, masing-masing petugas (kepala instalasi, kepala sub instalasi, penanggung jawab,
perawat primer, perawat associate dan cleaning service) memiliki tugas masing-masing dan
sudah ada buku pedoman mengenai uraian tugas dari masing – masing perawat. Dilihat
dari segi pelaksanaan tugas di ruang Angsoka II berkaitan dengan peran tugas masing-
masing karu, katim dan pelaksana di dalam managemen MPKP belum secara 100%
terlaksana sesuai dengan pedoman MPKP.
Kepala Instalasi
Uraian Tugas :
1. Menyusun Rencana Kerja Instalasi Kanker Terpadu, sesuai dengan Rencana Strategi
(Renstra) dan Rencana Bisnis dan Anggaran RSUP Sanglah Denpasar.
2. Menyusun Tata Cara Kerja di lingkungan Instalasi Kanker Terpadu, yang meliputi
cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas serta bimbingan pelaksanaannya.
3. Menyiapkan data usulan Program dan Anggaran Instalasi Kanker Terpadu.
4. Menyiapkan data usulan kebutuhan tenaga pada Instalasi Kanker Terpadu.
5. Menyiapkan data usulan kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas Instalasi Kanker
Terpadu.
6. Menyiapkan data kebutuhan pemeliharaan sarana, prasaranadan fasilitas Instalasi
Kanker Terpadu.
7. Menyiapkan data kebutuhan pendidikan, pelatihan serta penelitian dan pengembangan
Instalasi Kanker Terpadu.
8. Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai Instalansi Kanker Terpadu.
9. Menyusun Standar Prosedur Operasional di Instalasi Kanker Terpadu.
10. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan di lingkungan Instalasi Kanker
Terpadu.
Hasil Kerja :
1. Rencana kerja Instalasi Kanker Terpadu.
2. Tata cara kerja Instalasi Kanker Terpadu.
3. Usulan program dan anggaran Instalasi Kanker Terpadu.
4. Data usulan kebutuhan tenaga Instalasi Kanker Terpadu.
5. Data usulan kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas di Instalasi Kanker Terpadu.
6. Data usulan pemeliharaan sarana, prasarana dan fasilitas di Instalasi Kanker Terpadu.
7. Data usulan kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di
Instalasi Kanker Terpadu.
8. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Instalasi Kanker Terpadu.
9. Rancangan usulan Standar Prosedur Operasional (SOP) Instalasi Kanker Terpadu.
10. Laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan radioterapi, pemantauan dan pengawasan
kegiatan di lingkungan Instalasi Kanker Terpadu.
11. Laporan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggaan di Instalasi Kanker Terpadu.
Kepala Sub - Sub Instalasi Radioterapi
Uraian Tugas :
1. Menyusun Tata Cara Kerja di lingkungan Sub – Sub Instalasi Radioterapi, yang
meliputi cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas serta bimbingan
pelaksanaannya.
2. Menyiapkan data usulan Program dan Anggaran Sub – Sub Instalasi Radioterapi.
3. Menyiapkan data usulan kebutuhan tenaga pada Sub – Sub Instalasi Radioterapi.
4. Menyiapkan data usulan kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas Sub Instalasi
Radioterapi.
5. Menyiapkan data kebutuhan pemelihara sarana, prasarana dan fasilitas Sub Instalasi
Radioterapi.
6. Menyiapkan data kebutuhan pendidikan, pelatihan serta penelitian dan pengembangan
Sub Instalasi Radioterapi.
7. Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai Sub Instalasi Radioterapi.
8. Menyusun Standar Prosedur Operasional di Sub Instalasi Radioterapi
9. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan di lingkungan Sub Instalasi
Radioterapi.
Hasil Kerja :
1. Tata cara kerja Sub – Sub Instalasi Radioterapi.
2. Usulan program dan anggaran Sub Instalasi Radioterapi.
3. Data usulan kebutuhan tenaga Sub Instalasi Radioterapi.
4. Data usulan kebutuhan saranna, prasaran dan fasilitas di Sub Instalasi Radioterapi.
5. Data usulan pemeliharaan sarana, prasarana dan fasilitas di Sub Instalasi Radioterapi
6. Data usulan kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di
Sub Instalasi Radioterapi.
7. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Sub Instalasi Radioterapi.
8. Rancangan usulan Standar Prosedur Operasional (SOP) Sub Instalasi Radioterapi.
9. Laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan radioterapi, pemantauan dan pengawasan
kegiatan di lingkungan Sub Instalasi Radioterapi.
10. Laporan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggaan di Sub Instalasi Radioterapi
Penanggung Jawab
1. Koordinasi hasil laporan (masalah) ke kepala Instalasi dan Ka Sub Instalasi.
2. Melakukan supervise ruangan ( kebersihan, keamanan, kegiatan pelayanan).
3. Memantau dan merencanakan kebutuhan sarana, fasilitas dan tenaga medis,
keperawatan dan non medis.
4. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada staf.
5. Melakukan penilaian pelaksanaan dan penerapan etika keperawatan.
6. Mengatur tenaga sesuai dengan beban kerja.
7. Mensosialisasikan kebijakan pimpinan.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan.
9. Melakukan pengkajian masukan / usulan staf.
10. Melakukan rekapitulasi dan pelaporan kegiatan rutin dan esendetil.
Perawat Primer
1. Bertugas pada pagi hari (sesuai situasi ruangan).
2. Bersama PA menerima operan tugas jaga dari PA yang tugas jaga malam.
3. Bersama PA melakukan konfirmasi/supervise tentang kondisi pasien segera setelah
operan tugas jaga setiap pasien.
4. Bersama PA melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir tugas, dilakukan setelah
selesai operantugas jaga malam.
5. Melakukan pre conference dengan semua PA yang ada dalam grupnya pada setiap awal
dinas pagi.
6. Membagi tugas / pasien kepada PA sesuai kemampuan dan beban kerja.
7. Melakukan pengkajian, menentapkan masalah/ diagnosa dan perencanaan keperawatan
kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan.
8. Memonitor dan membimbing tugas PA.
9. Membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien.
10. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep yang dilakukan oleh PA yang ada
di bawah tanggung jawabnya.
11. Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam
perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan.
12. Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir
tugas jaga dari PA untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya.
13. Memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup / yang akan merawat selama pasien
dirawat kepada pasien/ keluarga baru.
14. Mendelegasikan tugas kepada PA yang ada dalam satu grup / yang akan merawat
selama pasien dirawat kepada pasien/ keluarga baru.
15. Mendelegasikan tugas kepada PA pada S/M/HL.
16. Melaksanakan pendelegasian tugas Ka Ru bila pagi hari tidak bertugas.
17. Menyelenggarakan diskusi kasus/ conference dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap
minggu sekali.
18. Menyelenggarakan diskusi kasus/ conference dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap
minggu sekali.
19. Menyelenggarakan diskusi kasus / conference dalam pertemuan rutin keperawatan
diruangan minimal sebulan sekali.
20. Menyelenggarakan diskusi kasusu / conference sesuai prosedur.
21. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas.
Perawat Associate
1. Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang dalam
satu grup.
2. Melakukan konfirmasi/ supervise tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan
tugas jaga.
3. Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal tugas pagi.
4. Melaksanakna asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
dan ada bukti di status keperawatan.
5. Menerima keluhan pasien / keluarga dan berusaha untuk mengatasinya.
6. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
7. Melakukan evalusai asuhan keperawatan setiap akhir tugas pada semua pasien dan
melaporkan kondisi / perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
kepada PP.
8. Bila PA tidak ada wajib mengenalkan PA yang ada dalam satu grup yang akan
memberikan asuhan keperawtan pada jaga berikutnya kepada paien / keluarga baru.
9. Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada S/M/HL.
10. Berkordinasi dengan KaRu/Dokter/ tim kesehatan lain bila ada masalah pasien pada
S/M/HL.
11. Mengikuti diskusi kasus/ conference dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap minggu
sekali.
12. Mengikuti diskusi kasus/ conference dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan.
13. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA.
Cleaning Service
1. Menmbersihkan, menyapu, mengepel seluruh ruangan.
2. Memilah sampah medis dan non medis.
3. Mengangkut dan membuang sampah sesuai jenisnya.
4. Menyiapkan dan membersihkan tempat sampah.
5. Mengganti dan menyiapkan alat/ bahan.
3. Sentralisasi Obat
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan bahwa semua perawat di
Ruang Angsoka II sudah menerapkan tentang pengadaan sentralisasi obat. Saat ini
sistem penyimpanan obat yang dilakukan di ruang Angsoka II adalah penanggung
jawab penglolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Perawat/ pos memberikan resep ke depo,
kemudian dari pihak depo menyiapkan obat dan perawat / pos menerima obat. Obat
yang telah diserahkan selanjutnya dicek kembali apakah obat yang telah diterima
sesuai dengan obat yang telah diresepkan. Kemudian obat simpan oleh perawat dalam
sentralisasi obat yang sudah lengkap berisi identitas pasien (Nama, no RM dan tanggal
lahir pasien).
Kajian teori :
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaannya sepenuhnya kepada perawat.
Tujuan dilakukannya sentralisasi obat adaalah mampu mengelola obat pasien,
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam prinsip 6B + 1W, meningkatkan
kepuasaan klien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan, meningkatkan
kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat, dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap kepatuhan terapi. Obat oral dan
obat luar sebaiknya disimpan dengan tempat terpisah dan obat yang diterima dicatat
dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan (Nursalam, 2014).
Pelaksanaan di ruangan :
Berdasarkan pengamatan di Ruang Angsoka II, obat yang telah diresepkan oleh
dokter kemudian perawat/ pos menyerahkan resep tersebut ke depo untuk menyiapkan
obat yang diperlukan oleh pasien setelah obat sudah diterima, perawat yang bertugas
mengecek kembali obat yang diberikan oleh depo. Tempat obat enteral dan parenteral
diletakkan di tempat yang berbeda dan di dalam tempat obat terdapat nama, nomor
RM dan tanggal lahir pasien.
Kendala :
Sentralisasi obat telah dilakukan dengan baik di Ruang Angsoka II berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan mengatakan
untuk tempat obat enteral dan parental sudah di tempatkan di tempat yang berbeda dan
sudah terdapat nama , nomor RM dan tanggal lahir pada tempat obat. Namun untuk
pengembalian obat pasien pulang dan meninggal belum optimal dikarenakan
keterbatasan jumlah SDM seperti beberapa obat yang langka , spuit dll di simpan di
tempat obat untuk kebutuhan mendesak pasien yang berada di ruangan.
4. Discharge planning
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada penanggung jawab di Ruang
Angsoka II RSUP Sanglah Denpasar dikatakan bahwa discharge planning sudah
dilakukan dengan baik. Pasien yang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter hanya
diberikan jadwal untuk kontrol kembali termasuk terapi obatnya dan mengajarkan pada
pasien yang harus dilakukan dan dihindari selama di rumah, serta hasil-hasil
pemeriksaan selama dirawat. Pemberian health education kepada pasien dan keluarga
pasien hanya dijelaskan secara lisan.
Kajian Teori :
Discharge planning adalah suatu proses yang digunakan untuk memutuskan apa
yang perlu pasien lakukan untuk dapat meningkatkan kesehatannya. Tujuan dari
dilakukan discharge planning sangat baik untuk kesembuhan dan pemulihan pasien
pasca pulang dari rumah sakit. Tujuan dari discharge planning adalah mengkaji
kebutuhan rencana pulang, mengidentifikasi masalah pasien, memprioritaskan masalah
pasien yang harus dilakukan dan dihindari selama di rumah, melakukan evaluasi pada
pasien selama diberikan penyuluhan.
Pelaksanaan di Ruangan:
Discharge planning di Ruang Angsoka II dilakukan pada pasien yang sudah
diperbolehkan pulang oleh dokter yang telah melakukan visite. Di ruang ini terdapat
lembar discharge planning pada rekam medis pasien sehingga dapat didokumentasikan.
Kendala:
Dicharge planning di Ruang Angsoka II dilakukan pada pasien yang sudah
diperbolehkan pulang oleh dokter yang telah melakukan visite. Pasien diberikan health
education mengenai obat yang harus dikonsumsi dengan dosis yang telah diresepkan,
makanan yang boleh dimakan, aktivitas fisik yang boleh dilakukan kemudian jadwal
kontrol, namun masih kurangnya sarana prasarana seperti leaflet yang diberikan untuk
pasien pulang.
Total 1 3,4
Threaten/Ancaman
1. Adanya tuntutan dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
professional.
2. Semakin tingginya 0,5 3 1,5
kesadaran masyarakat
akan kesehatan
Total 1 3
2 M2 (Material/Sarana dan
Prasarana) S-W
a. Internal Factor 3,5-1,8 =
(IFAS) 1,7
Strength :
1. Tersedia ruang 0,2 4 0,8
khusus untuk
menyimpan peralatan
dan obat-obatan
2. Terdapat lemari 0,1 3 0,3
khusus untuk
menyimpan lembar-
lembar dokumentasi
keperawatan
3. Pemilahan sampah 0,2 4 0,8
medis, nonmedis dan
sampah kemo sudah
optimal
4. Tersedia ruang ganti 0,1 2 0,2
dan ruang istirahat
untuk perawat
5. Pemberian label 0,1 3 0,3
sudah dilakukan
secara optimal
6. Tersedia nurse station 0,1 2 0,3
yang luas
7. Fasilitas ruangan 0,2 4 0,8
pasien yang memadai
Total 1 3,5
Weakness :
1. Tidak tersedianya 0,6 1 0,6
ruang isolasi khusus
untuk penyakit
menular
2. Terdapat nomer bed 0,4 3 1,2
yang kosong di
beberapa ruangan
Total 1 1,8
b. Eksternal Faktor
(EFAS) O-T
Oportunity : 3,6-2,5 =
1. Adanya rencana 0,6 4 2,4 1,1
pengadaan barang
setiap tahun
2. Adanya kesempatan 0,4 3 1,2
untuk mengganti
peralatan yang rusak
diluar rencana
tahunan dengan
bersurat terlebih
dahulu.
Total 1 3,6
Threaten :
1. Adanya tuntutan 0,5 3 1,5
tinggi dari
masyarakat untuk
melengkapi sarana
dan prasarana
2. Adanya beberapa 0,5 2 1
fasilitas yang
membutuhkan
perbaikan
Total 1 2,5
3 M3 (Method) MAKP
a. Internal Factor S-W
(IFAS) 3,5-2,4 =
Strength : 1,1
1. Memiliki standar 0,2 4 0,8
asuhan keperawatan
2. Adanya kemampuan 0,2 4 0,8
perawat untuk
memberi pendidikan
kesehatan untuk
pasien dan keluarga
3. Format dokumentasi 0,1 3 0,3
asuhan keperawatan,
catatan medis, dan
catatan perawatan
pasien diletakkan
dalam satu rekam
medis.
4. Terdapat SOP untuk 0,2 4 0,8
setiap tindakan
keperawatan
5. Sudah dilakukan 0,1 2 0,2
pengamatan kinerja
masing-masing PP.
6. Pelaksanaan timbang 0,2 3 0,6
terima dilaksanakan
secara optimal
menerapkan
komunikasi efektif
dengan teknik SBAR.
Total 1 3,5
Weakness :
1. Pelaksanaan ronde 0,4 3 1,2
keperawatan tidak
ditentukan selama
masa pandemi.
2. Adanya perawat 0,6 2 1,2
primer yang
merangkap menjadi
perawat associate
selama pandemic
Total 1 2,4
b. Eksternal Factor
(EFAS) O-T
Opportunity : 3,2-3 =
1. Adanya kepercayaan 0,2 4 0,8 0,2
dari pasien dan
masyarakat terhadap
rogram pelayanan
kesehatan di ruangan
2. Adanya penyuluhan 0,3 3 0,9
dari mahasiswa
praktek kepada
pasien 0,2 3 0,6
3. Adanya kerjasama
dengan institusi
pendidikan sehingga
dapat memberi
masukan terhadap
manajemen ruangan 0,3 3 0,9
4. Adanya kerjasama
dengan instansi
kesehatan dalam
meningkatkan proses
pengobatan
Total 1 3,2
Treaten :
1. Adanya persaingan 0,3 3 0,9
pemberian pelayanan
dengan RS Swasta
2. Adanya tuntutan dari 0,4 3 1,2
masyarakat yang
semakin tinggi akan
pelayanan yang
professional dan
cepat terutama saat
pandemi
3. Meningkatnya 0,3 3 0,9
kesadaran masyarakat
akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
perawat sebagai
pemberi asuhan
keperawatan
Total 1 3
4 M4 (Money)
a. Internal Factor S-W
(IFAS) 3,1-1 =
Strength : 2,1
1. Biaya rawat inap 0,4 4 1,6
lebih terjangkau
dibanding swasta
2. Pendanaan pelayanan 0,3 2 0,6
kesehatan,
pemeriksaan, dan
perawatan sudah
diatur sentra oleh
rumah sakit.
3. Adanya pemberian 0,3 3 0,9
jasa pelayanan
perawat
Total 1 3,1
Weakness :
1. Pendanaan untuk 1 1 1
ruangan Angsoka II
diatur oleh pusat
sehingga prosedur
pengadaan fasilitas
membutuhkan waktu
yang relatif lama
Total 1 1
b. Eksternal Factor
(EFAS) O-T
Opportunity : 3-1 = 2
1. Semakin 0,5 3 1,5
meningkatnya
kebutuhan pelayanan
kesehatan di
masyarakat
2. Adanya kerjasama 0,5 3 1,5
dengan pihak kedua
dalam pembayaran
pelayanan kesehatan
Total 1 3
Threaten :
1. Adanya 1 1 1
keterlambatan
pembayaran dari
pihak kedua
Total 1 1
5 M5 (Market)
a. Internal Factor
(IFAS) S-W
Strength : 3,4-0 =
1. Rumah Sakit Umum 0,3 4 1,2 3,4
Pusat Sanglah
merupakan rumah
sakit rujukan utama
yang memiliki
kelengkapan sarana
prasarana serta
petugas medis yg
memadai
2. Terdapat kuisioner 0,2 3 0,6
untuk mengkaji
tingkat kepuasan
pasien atau keluarga
sebagai salah satu
indicator mutu
pelayanan
3. Terdapat leaflet 0,2 2 0,4
mengenai RSUP
Sanglah
4. Ruang Angsoka II 0,3 4 1,2
merupakan ruangan
kanker terpadu yang
melayani pengobatan
kanker secara
professional
Total 1 3,4
Weakness : 1 0 0
-
Total 1 0
b. Eksternal Factor
(EFAS) : 0-T
Opportunity : 3-2 = 1
1. Adanya jaminan 0,5 3 1,5
kesehatan yang
dibiayai oleh
pemerintah
2. Adanya program 0,5 3 1,5
rujukan dari
pemerintah
Total 1 3
Threaten :
1. Adanya persaingan 1 2 2
dengan rumah sakit
dan klinik swasta
Total 1 2
Analisis kelebihan dan kekurangan 4 pilar
Total 1 3,7
Weakness :
1. Jumlah perawat 0,3 2 0,6
diruangan tidak
sebanding
dengan jumlah
pasien
2. Sebagian besar 0,2 3 0,6
perawat masih
berpendidikan
D3 Keperawatan
3. Pelaksanaan 0,3 3 0,9
timbang terima
belum dilakukan
secara maksimal
4. Pelaksanaan 0,2 3 0,6
supervisi belum
maksimal
Total 1 2,7
b. Eksternal Factor
(EFAS) O-P
Opportunity : 4-3 = 1
1. Perawat 0,5 4 2
berkesempatan
melanjutkan
pendidikan
2. Perawat 0,5 4 2
berkesempatan
mengikuti
pelatihan dan
seminar setiap
tahun
Total 1 4
Threaten :
1. Adanya tuntutan 0,5 3 1,5
dari masyarakat
mengenai
pelayanan yang
professional
2. Adanya 0,5 3 1,5
persaingan
dengan klinik dan
rumah sakit
swasta
Total 1 3
Compensatory Reward
a. Internal Factor S-W
(IFAS) 3,7-2 = 1,7
Strength :
1. Semua SDM 0,4 4 1,6
direkrut melalui
prosedur
rekrutmen
berdasarkan
kriteria yang
ditetapkan oleh
RSUP Sanglah
2. Kepala ruangan, 0,3 4 1,2
PP, PA diseleksi
jabatan sehingga
menemukan
orang yang tepat
3. Ruang Angsoka 0,3 3 0,9
memiliki kepala
ruangan dengan
latar belakang
pendidikan Ners,
4 PP, 15 PA, 1
inventaris, 1
billing, 2 ahli
gizi, 3 pramusaji,
1 farmasi klinis,
dan 2 CS
Total 1 3,7
Weakness :
1. Rekrutmen 1 2 2
perawat baru
tidak diadakan
secara rutin
Total 1 2
b. Eksternal Factor
(EFAS) O-T
Opportunity : 4-3 = 1
1. Adanya 1 4 4
perekrutan SDM
melalui seleksi
dengan kriterian
yang ditetapkan
RSUP Sanglah
yang
memungkinkan
perawat yg lulus
adalah
professional
Total 1 4
Threaten :
1. Adanya 1 3 3
persaingan
dengan klinik dan
rumah sakit
swasta
Total 1 3
Professional
Relationship S-W
a. Internal Factor 3,3-3 = 0,3
(IFAS)
Strength :
1. Perawat dan 0,3 4 1,2
dokter bekerja
sama dengan baik
dan menerapkan
komunikasi dua
arah
2. Dokter 0,2 3 0,6
melakukan visite
setiap pagi
3. Terdapat dokter 0,3 3 0,9
jaga yang dapat
dihubungi 24 jam
4. Pernah dilakukan 0,2 3 0,6
ronde
keperawatan
Total 1 3,3
Weakness :
1. Pelaksanaan 1 3 3
ronde
keperawatan
tidak dijadwalkan
selama pandemi
Total 1 3
b. Eksternal Factor
(EFAS) O-T
Opportunity : 3-3 = 0
1. dilakukannya 1 3 3
ronde
keperawatan di
ruangan saat ada
kasus yang
menarik
Total 1 3
Threaten :
1. adanya tuntutan 1 3 3
professionalitas
dari masyarakat
Total 1 3
Patient Care Delivery
a. Internal Factor S-W
(IFAS) 3,4-2,6 =
Strength : 0,8
1. Dokumentasi 0,2 3 0,6
keperawatan
secara lengkap
terdapat dalam
satu les pasien
2. Dokumentasi 0,2 3 0,6
keperawatan
dilakukan online
di SIMARS
3. Masing-masing 0,1 3 0,3
petugas di
Angsoka II
memiliki tugas
yang sudah ada
dalam buku
pedoman
4. Terdapat ruang 0,2 4 0,8
khusus untuk
penyimpanan
obat-obatan
5. Terdapat lembar 0,1 3 0,3
discharge
planning untuk
pasien pulang
6. Pasien pulang 0,2 4 0,8
diberi health
education, obat
pulang, dan
jadwal control
Total 1 3,4
Weakness :
1. Pelaksanaan 0,4 2 0,8
tugas perawat di
ruang Angsoka II
masih merangkap
karena
keterbatasan
jumlah perawat
selama pandemic
2. Pengembalian 0,3 3 0,9
obat pasien
pulang belum
maksimal
3. Pemberian health 0,3 3 0,9
education belum
maksimal kepada
pasien pulang
karena
keterbatasan
leaflet
Total 1 2,6
b. Eksternal Factor
(EFAS) O-T
Opportunity : 3-3 = 0
1. Adanya 1 3 3
mahasiswa
praktik yang
membantu
memberi
masukan
mengenai
menejemen
keperawatan
diruangan
Total 1 3
Threaten :
1. Adanya 0,5 3 1,5
persaingan
dengan klinik dan
rumah sakit
swasta
2. Pengetahuan 0,5 3 1,5
masyarakat yang
semakin
meningkat
mengenai
kesehatan
Total 1 3
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari analisis internal dan eksternal pada tabel diatas,
hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut :
Berdasarkan semua skor total tersebut, maka dapat digambarkan kuadran SWOT. Sebelum
menggambarkan kuadran, terlebih dahul harus menentukan titik koordinatnya. Untuk mencari
titik koordinatnta dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Jika digambarkan dalam koordinat kartesius, maka akan diperoleh diagram sebagai berikut :
x
13
12
Kuadran II 11 Kuadran I
(+,-) 10 (+,+)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
y
1 2 3 4 5 6 7
Kuadran II Kuadran IV
(-,-) (-,+)
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa ruang Angsoka II terletak di
kuadran I. Kuadran I merupakan situasi yang menguntungkan, karena rumah sakit atau
ruangan memiliki peluang dan kekuatan yang baik dan bisa dioptimalkan dengan cara
meminimalisir segala kelemahan dan ancaman.
Strategi yang digunakan adalah mendukung strategi agresif yang bertujuan untuk
melakukan program serta meminimalisir kelemahan yang berasal dari sumber daya
manusia (pekerja). Cara yang digunakan antara lain :
1. Meningkatkan mutu pelayanan dengan memperbaiki dan mengembangkan sarana dan
prasarana yang ada.
2. Mengadakan pelatihan yang dikhususkan untuk para perawat dan tenaga kerja
lainnya untuk memperbaiki kualitas SDM.
3. Meningkatkan keamanan pasien dan perawat.
4. Menetapkan kebijakan baru yang mendukung perkembangan rumah sakit.