Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERSPEKTIF KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh :
KELOMPOK II

1. Amelia P Samalle NPM : 1420119104


2. Aisa Samatuak NPM : 1420119103
3. Adelin Lesiella NPM : 1420119101
4. Bedsy Ruhukail NPM : 1420119109
5. Cindy Joktery NPM : 1420119111
6. Wa eka Safitri NPM : 14201191

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna
memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang “PERSPEKTIF
KEPERAWATAN KELUARGA ”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita
sebagai mahasiswa Akper dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen
pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun
kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Kairatu, 6 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Identitas Klien
3.2 Alasan Masuk
3.3 Faktor Predisposisi
3.4 Pemeriksaan Fisik
3.5 Psikososial
3.6 Mekanisme Koping
3.7. Masalah Psikososial dan Lingkungan
3.8 . Aspek Medik
3.9 . Analisa data
3. 10. Masalah Keperawatan
3. 11. Pohon Masalah
3. 12. Prioritas Diagnosa Keperawatan
3.13. Intervensi Keperawatan
3. 14. Implementasi dan Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh
dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada
setiap situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam
proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai
dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam
memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Perspektif Keperawatan Pada Keluarga?
1.3. Tujuan
Untuk Mengetahui Perspektif Keperawatan Pada Keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keluarga


Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
2.2 Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
2.4 Pengkajian Keluarga
2.4.1 Pengkajian Keluarga
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu
perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan
keluarga yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui wawancara,
observasi vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
dan measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll). (Susanto, 2012).
1. Pengumpulan data.
Jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan sehari-hari
1) Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur/istirahat
dan bangun sesuai kemampuan setiap anggota? Apakah terdapat waktu
setiap siang untuk istirahat sebentar? Apakah anggota keluarga tidur
bersama-sama?)
2) Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang terlihat
terlalu gemuk, terlalu kurus?)
3) Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga memakai
waktu senggang? Apakah penggunaan waktu senggang cocok dengan
jenis kelamin dan usia individu? Apakah ada anggota keluarga yang
hiburannya sangat memakan waktunya? Bila ada, apa dampaknya
terhadap keluarga? Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama?)

b. Faktor sosial-budaya-ekonomi
1) Penghasilan dan pengeluaran
2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah
bekerja.
3) Sumber penghasilan.
4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang
bekerja.
5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan,
pakaian, dan perumahan.
6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.
7) Jam kerja ayah dan ibu
8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang
digunakan.

c. Faktor lingkungan
1) Perumahan
a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)
b) Pengaturan kamar tidur
c) Kelengkapan perabotan rumah tangga
d) Serangga dan binatang pengerat
e) Adanya bahaya kecelakaan
f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak
g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat diminum?)
h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi syarat?)
i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)
j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)
k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek rumahan, daerah
kumuh, dll
l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
m)Fasilitas transportasi dan komunikasi

d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:


1) Riwayat kesehatan setiap anggota
2) Penyakit yang pernah diderita
3) Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)
4) Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit
5) Status imunisasi anak
6) Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit
7) Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama atau
berbeda untuk setiap anggota keluarga?
8) Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?
9) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan
pelayanan yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap
pelayanan petugas kesehatan?
10) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan
atau tidak?

Setiap keluarga mempunyai cara sendiri untuk menghadapi dan mengatasi


situasi merreka. Tipe data lain yang dikumpulkan pada tahap penjajahan kedua
menggambarkan sampai mana keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan
yang berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang/tidak sehat, atau krisis
yang dialami oleh keluarga itu pada waktu tahap penjajahan pertama.data ini
menggambarkan ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan.
Perhatian utama perawat pada tahap penjajahan kedua adalah penentuan
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan untuk menghadapi
masalah kesehatan. (Zaidin Ali, 2010)

Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara. Berikut ini


adalah metode pengumpulan data yang digunakan:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek fisik,
mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat, agama, lingkungan,
dan sebagainya
b. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara langsung
bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau benda lain (data
objektif).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik,
misalnya kehamilan, mata, telinga, tenggorokan, dll. (data objektif)
d. Studi dokumentsi
Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada, misalnya
catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat, literatur, catatan
pasien, dll. (data subjektif). Data yang perlu dikumpulkan dapat dilihat pada
lampiran 1.
Tabulasi data. Data yang ada disusun dalam tabel, grafik, genogram, gambar,
dan lain-lain untuk memudahkan proses analisis.
1. Analisis data. Setelah ditabulasi data langsung dapat dianalisis sengingga
menghasilkan satu kesimpulan tentang permasalahan yang ada. Hsil
analisis data juga memperlihatkan penyebab, tanda-tanda, dan pengaruh
masalah pada masa yang akan datang, dll.
2. Perumusan massalah. Dari analisis data ditemukan beberapa informasi
yang berguna untuk merumuskan maslah klien tersebut. Masalah adalah
kesenjangan yang terjadi dari apa yang “seharusnya” terjadi dan apa yang
“nyata” terjadi. Kesenjangan tersebut.

2.4.2 Analisa Data


Kegiatan yang dilakukan :
1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan, dengan
mempertimbangkan :
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan masalah dapat diatasi
3. Potensi pencegahannya
4. Persepsi keluarga terhadap masalah
3. Menetapkan diagnosis keperawatan
Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu diperhatikan
dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
a. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
1) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota keluarga
2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
3) Keadaan gizi anggota keluarga
4) Status imunisasi anggota keluarga
5) Kehamilan dan keluarga berencana (KB)
b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :Rumah, Sumber air
minum, Jamban keluarga, Tempat pembuangan air limbah, Pemanfaatan
pekarangan yang ada, dsb.
4. Karakteristik keluarga : Sifat-sifat keluarga, Dinamika dalam keluarga,
Komunikasi dalam keluarga, Interaksi antar anggota keluarga, Kesanggupan
keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga, Kebiasaan dan
nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

2.4.3 Perumusan Masalah


Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil
didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisiskonsep, teori, prinsip dan standart yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisis, sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga. Disamping itu, keputusan dapat diambil setelah perawat
dan keluarga, atau antar perawat itu sendiri melakukan diskusi-diskusi untuk
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang
ada pada keluarga.
Dalam menetapkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, perawat
selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan, serta
berbagai alasan dari ketidamampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
keluarga dalam bidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Untuk dapat
mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas
dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi.
3.2 Saran
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menentukan Diagnosis Keperawatan :
1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat
2. Bersifat aktual atau potensial
3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Makhfudli, (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai