Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (PENGKAJIAN KELUARGA)

ANALISA DATA PENYUSUNAN DIAGNOSA KEPERAWATAN (SKORING)

Disusun Oleh :

Kelompok 7 Keperawatan 5A

1. Cindy Claudya Putri 1914201001


2. Frisca Helvira Sukma 1914201017
3. Mita Angkana Putri 1914201021
4. Muthia Helmi 1914201022

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Tomi Jepisa, M. Kep

PROGRAM PENDIDIKAN S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKes ALIFAH PADANG

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga,
tugas ini dapat diselesaikan. Tanpa pertolonganya mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga (Pengkajian) serta Analisa Data Penyusunan Diagnosa Keperawatan”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga yang
telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman–teman atau
pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,dan
semoga adanya tugas ini allah swt senantiasa meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah
untuk semuannya.

Wassalamualaikum ,Wr.Wb

Padang, 16 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................................


B. Tujuan Penulisan ...............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................................
A. Pengkajian .........................................................................................................
B. Analisa Data .......................................................................................................
C. Diagnosis Keluarga ............................................................................................
D. Skoring Keluarga...............................................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Mubarak (2011), suatu kumpulan beberapa individu baik dua atau lebih
yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan,
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain serta masing-masing
berperan dalam menciptakan dan mempertahankan suatu kehidupan disebut keluarga.
Selain itu, keluarga juga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab keluarga
sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat (Mubarak & Chayatin, 2011).
Keluarga bisa sebagai kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri. Oleh sebab itu, ketika keluarga menghadapi masalah tersebut adalah indivdu
yang berperan penting dalam keluarga disamping dengan bantuan dari individu lain
yang memiliki profesi dalam berperan mengatasi masalah contohnya keperawatan
dalam keluarga.
Dengan demikian peran perawat keluarga juga memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif. Perawat keluarga juga memiliki peran untuk
memandirikan keluarga dan merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga
mampu menjalakan fungsi dan tugas kesehatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengkajian keluarga secara umum
2. Untuk mengetahui analisa data keluarga berdasarkan skenario
3. Untuk mengetahui diagnosa keluarga yang ditemukan pada skenario
4. Untuk mengetahui cara menghitug skoring keluarga
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data
dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah.
a. Struktur dan karakteristik keluarga;
b. Sosial, ekonomi dan budaya ;
c. Faktor lingkungan;
d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga;
e. Psikososial keluarga.
Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.
1. Data Umum
1) Nama kepala keluarga, umur, alamat dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga dan
genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).
2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku bangsa
keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan
kesehatan.
1) Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga.
2) Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah
lingkungan yangsecara etnik bersifat homogen).
3) Kegiatan-kegiatan social bidaya, rekreasi dan pendidikan. Apakah
kegiatan- kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya
keluarga.
4) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional ataupun
modern.
5) Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah).
6) Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah
keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau mempunyai kepercayaan
tradisional dalam bidang kesehatan.
4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat memengaruhi kesehatan seperti:
1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan
beragamanya;
2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasikeagamaan;
3) Agama yang dianut oleh keluarga;
4) Kepercayaan – kepercayaan dan nilai – nilai keagamaan yang dianut
dalam kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupu anggota
keluarga lainnya. Selain itu, status ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga seperti:
1) Jumlah pendapatan per bulan;
2) Sumber-sumber pendapatan per bulan;
3) Jumlah pengeluaran per bulan;
4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga;
5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu
luang atau senggang keluarga

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap
kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga
melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga
adalah mengkaji riwayat kesehatankeluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti
perceraian, kematian dan keluarga yang hilang.
4) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang
tua dari kedua orang tua.

3. Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,
kontrak atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau
menyewa rumah untuk tempat tinggal.
2) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior.
Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu,
kamar tidur); penggunaan- penggunaan kamar tersebut; dan
bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan
perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah, susunan, dan
kondisi bangunan tempat tinggal. Termasuk perasaan-perasaan
subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya. Apakah keluarga
menganggap rumahnya memadai bagi mereka.
3) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah
ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran.
4) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk
5) Kamar tidur, bagimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai
bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka, hubungan
dan kebutuhan-kebutuhankhusus mereka lainnya.
6) Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga
kecil (khususnya di dalam), dan masalah-masalah sanitasi yang
disebabkan binatang-binatang peliharaan lainnya seperti ayam,
kambing, kerbau dan hewan peliharaan lainnya.
7) Pengaturan privasi. Bagimana dengan perasaan keluarga terhadap
pengaturan privasi rumah mereka memadai atau tidak. Termasuk
bahaya-bahaya terhadapkeamanan rumah atau lingkungan.
8) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah
mereka.
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
1) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa.
2) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan industri
kecil,agraris).
3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, dalam
perbaikan ataulainnya).
4) Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara
penanganan sampahdan lainnya.
5) Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah (kebisingan,
polusi air danudara).
6) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut.
7) Kelas social dan karakteristik etnik penghuni.
8) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam
lingkungan dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan keadaan
gawat darurat, kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
9) Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah
mudah diaksesdan bagimana kondisinya.
10) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut.
11) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, pasar, wartel dan lainnya.
12) Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut
dapat di akses (jarak, kecocokan, jam pemberangkatan dan lainnya)
untuk keluarga/komunitas.
13) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah
ada masalah nyang serius seperti tidak aman dan ancaman serius
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal di
daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah
tempat tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulankeluarga yang ada.
e) Sistem pendukung keluarga meliputi:
1) Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis;
2) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun swasta
/LSM;
3) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga.

4. Struktur Keluarga
a. Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk pesan
yang disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara langsung
atau tidak, pesan emosional (positif atau negatif), frekuensi dan kualitas
komunikasi yang berlangsung. Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga
untuk didiskusikan.
b. Sturktur kekuatan keluarga
1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang
memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambil keputusan
dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan
kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.
2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuatkeputusan.
c. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga,
baik secaraformal maupun informal.
1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga
(gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan peran masing-
masing) dan apakah adakonflik peran dalam keluarga.
2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa yang
memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana peran
tersebut dilaksanakan secarakonsisten.
3) Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam menjalankan
peran di keluarga, apakah status social memengaruhi pembagian
peran keluarga, apakah budaya masyarakat, bagaimana agama
memengaruhi pembagian peran keluarga, apakah peran yang
dijalankan sesuai tahap perkembangannya, bagaimana masalah
kesehatan memengaruhi peran keluarga, adakah peran baru,
bagaimana anggota keluarga menerima peran baru, respons
keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau hilangnya peran,
serta apakah ada konflik akibat peran.
d. Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok
atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa
penting nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut secara sadar atau tidak,
apakah konflik nilai yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas
sosial keluarga, bagaimana latar belakang budaya yang memengaruhi
nilai-nilai keluarga, serta bagimana nilai-nilai keluarga memengaruhi status
kesehatan keluarga.

5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
1) Pola kebutuhan keluarga. Apakah anggota keluarga merasakan
kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orang tua mampu
menggambarkan kebutuhan mereka, bagimana psikologis
keluarganya, apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang
dipercaya dalam keluarga, apakah dalam keluarga saling
menghormati satu sama lainnya, dan apakah setiap anggota keluarga
sensitive terhadap persoalan individu.
2) Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
3) Keterpisahan dan keterikatan. Bagaimana keluarga menghadapi
keterpisahan dengan anggota keluarga lain, apakah keluarga merasa
adanya keterikatan yang erat antara anggota keluarga satu dengan
anggota keluarga yang lain.
b) Fungsi sosialisasi.
1) Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga.
2) Apakah saling ketergantungan.
3) Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi
sosialisasi.
4) Adakah faktor social budaya yang memengaruhi pola-pola
membesarkan anak.
5) Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak.
6) Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk
bermain sesuaidengan tahap perkembangannya.
7) Apakah ada peralatan atau permainan yang cocok dengan usianya.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan
terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat
sakit. Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut.
Mengenai masalah kesehatan. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta
dari masalah kesehatan meliputi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab
serta yang memengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah.
1) Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat atau sakit bagi anggota
Keyakinan, nilai dan perilaku keluarga
2) Nilai yang dianut terkait kesehatan
3) Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai tersebut
4) Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung
peningkatankesehatan
5) Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit
keluarga.
 Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda dan
gejala pada anggotakeluarga yang sakit.
 Sumber-sumber informasi yang diperoleh keluarga dalam
kesehatan.
 Masalah kesehatan yang dianggap serius dalam keluarga
dan tindakan apayang diambil.
6) Praktik diet keluarga
 Pengetahuan keluarga tentang makanan yang bergizi.
 Riwayat pola makan keluarga.
 Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan. Keluarga
menyiapkan makanan dengan digoreng, direbus, dipanggang,
dimasak, atau disajikanmentah.
 Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari dan cara
menyimpannya.
 Bagaimana jadwal makan keluarga (utama dan selingan).
 Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan, belanja dan menyiapkan makanan.
 Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga,
kecukupan, adakah kesulitan tidur dan di mana tempat
keluarga tidur.
7) Latihan dan rekreasi
 Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga
secara aktif sangatdiperlukan bagi kesehatan.
 Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik anggota
keluarga.
 Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau
rekreasi.
 Mengambil keputusan mengenai keputusan yang tepat. Sejauh
mana keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah
yang dialami, takut akibat dari tindakan penyakit,
mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan,
dapatkah menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan, serta mendapat informasi
yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
8) Kebiasaaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
 Kebiasaan penggunaan alcohol, tembakau dan kopi.
 Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep
atau denganresep.
 Kebiasaan keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka
waktu lamadan menggunakan kembali.
 Kebiasaan menyimpan obat dan memberi label.
9) Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
 Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status
kesehatan.
 Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau
penyakit.
 Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal
kesehatankeluarga.
 Pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan pada
anggota keluargayang sakit.
10) Cara-cara pencegahan penyakit
 Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit.
 Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan.
 Status imunisai keluarga pada bayi, balita dan ibu hamil.
11) Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan.
 Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis perawatan kesehatan.
 Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan.
 Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayan
kesehatan.
12) Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan riwayat penyakit genetic dan penyakit keluarga pada masa
lalu dan masa sekarang separti diabetes mellitus, penyakit jantung,
hipertensi, kanker, stroke dan arthritis reumatis, penyakit gagal
ginjal, tiroid, asma, alergi, penyakit-penyakit darah, dan lain-lain.
13) Sumber keuangan
Bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya kesehatan dan
asuransi kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Memelihara
lingkungan rumah yang sehat, keuntungan/manfaat pemeliharaan
lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antaranggota keluarga pada praktik lingkungan.
Apakah saat ini keluarga terpapar oleh polusi udara, air atau
kebisingan dari lingkungan tempat tinggalnya, apa yang dilakukan
keluarga untuk mencegah penyakit, siapa orang yang berperan
membuat keputusan terkait masalah keluarga, serta bagaimana
pengetahuan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit.
Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat,
apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
14) Pelayanan kesehatan darurat
 Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan
darurat terdekat.
 Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau
pelayanan kesehatandarurat.
 Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan
darurat.
15) Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan.
 Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah.
 Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk
mencapai fasilitaspelayanan kesehatan.
 Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya
antara transportasi dengan tempat fasilitas pelayanan
kesehatan.
d) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
serta metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
guna meningkatkan status kesehatan keluarga.

6. Stress dan Koping Keluarga


a) Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b) Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, mengkaji
sejauh manakeluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
d) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan
keluarga bilamenghadapi permasalahan.
e) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakankeluarga bila menghadapi permasalahan.

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.

8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian ini, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugaskesehatan yang ada.

B. Analisa Data
Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan
pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan dengan
memilih data-data yang ada, sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu diagnosis
keperawatan. adapun tiga norma yang perlu diperhatikan oleh perawat.
1. Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga.
2. Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan
3. Karakteristik keluarga
Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat. Selanjutnya dengan masalah tersebut perawat dapat
menyusun rencana asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi.
Masalah-masalah yang telah dirumuskan terkadang tidak mungkin dapat diatasi
sekaligus. Oleh karena itu, diperlukan suatu prioritas masalah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga.
2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga.
3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga.
4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving.
5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

C. Diagnosis keluarga
Adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang
diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Diagnosis keperawatan
keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi
keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat actual, risiko maupun sejahtera dimana
perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan sumber
daya keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem
atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal
dengan PES.
1. Problem atau masalah (P)
2. Etiology atau penyebab (E)
3. Sign atau tanda (S)
Tipologi dari diagnosis keperawatan,
a. Diagnosis actual (terjadi defisist atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada
diagnosis keperawatan actual, factor yang berhubungan merupakan
etiologi, atau factor penunjang lain yang telah memengaruhi perubahan
status kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori, yaitu :
1. Patofisiologi (biologi atau psikologi)
2. Tindakan yang berhubungan
3. Situasional (lingkungan, personal)
4. Maturasional
Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis
keperawatan keluarga adalah adanya:
a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan
persepsi)
b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
c) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur
atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik financial,
fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik, dan psikologis).
b. Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi
tanda tersebut dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera
mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan.
Factor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan risiko tinggi
memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau
kelompok. Factor ini membedakan klien atau kelompok risiko tinggi dari
yang lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai risiko.
c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak
mencakup factor-faktor yang berhubungan.Perawat dapat memperkirakan
kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan ke arah yang lebih
baik. Daftar diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan NANDA tahun
1995 adalah sebagai berikut.
a) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
1. Kerusakan penatalksanaan pemeliharaan rumah (hygiene
lingkungan)
2. Risiko terhadap cedera
3. Risiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
b) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah sruktur komunikasi.
Komunikasikeluarga disfungsional.
c) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran.
1. Berduka dan antisipasi
2. Berduka disfungsional
3. Isolasi social
4. Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang
yang sakit terhadapkeluarga)
5. Potensial peningkatan menjadi orang tua
6. Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
7. Perubahan penampilan peran
8. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
9. Gangguan citra tubuh
d) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif.
1. Perubahan proses keluarga
2. Perubahan menjadi orang tua
3. Potensial peningkatan menjadi orang tua
4. Berduka yang diantisipasi
5. Koping keluarga tidak efektif, menurun
6. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
7. Risiko terhadap tindakan kekerasan
e) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi social.
1. Perubahan proses keluarga
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan
3. Konflik peran orang tua
4. Perubahan menjadi orang tua
5. Potensial peningkatan menjadi orang tua
6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
7. Perubahan pemeliharaan kesehatan
8. Kurang pengetahuan
9. Isolasi social
10. Kerusakan interaksi social
11. Risiko terhadap tindakan kekerasan
12. Ketidakpatuhan
13. Gangguan identitas diri
f) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan
2. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
3. Perilaku mencari pertolongan kesehatan
4. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau
pengobatan keluarga
5. Risiko terhadap penularan penyakit
g) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping
1. Potensial peningkatan koping keluarga
2. Koping keluarga tidak efektif, menurun
3. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
4. Risiko terhadap tindakan kekerasan

D. Skoring Keluarga
Setelah data dianalalisis kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu
masalah. Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki oleh
keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat ditangani
sekaligus. Oleh karena itu, perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas
masalah kesehatan keluarga.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan proses scoring sebagai berikut.
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
 Tidak/kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 2 1
 Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1 2
 Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat dicegah
 Tinggi 3
 Cukup 2 1
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera 2
ditangani
 Ada masalah, tetapi tidak perlu 1 1
segera ditagani
 Masalah tidak dirasakan 0

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara


berikut ini
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat
2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan
bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan
seluruh bobot
= jumlah skor yang diperoleh x bobot
Jumlah skor tertinggi
Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah
a. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan
tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh
keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot paling sedikit atau
rendah karena factor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi
keluarga untuk mengatasi masalahnya dengan baik.
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada
tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
1. Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk
menanganimasalah
2. Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik,
keuangan,tenaga
3. Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu
4. Sumber-sumber dari masyarakat, misalnya dalam bentuk fasilitas
kesehatan,organisasi masyarakat, dan dukungan social masyarakat
c. Potensi masyarakat bila dicegah
Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau
dicegah. Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
criteria potensial masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut
1. Kepelikan dari masalah
Berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosis penyakit atau
kemungkinanmengubah masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut
makin sedikit kemungkinan mengubah atau mencegah sehingga makin
kecil potensi masalah yang akan timbul
2. Lamanya masalah
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut.
Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi
masalah bila dicegah
3. Adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan
Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi
masalah biladicegah.
d. Menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya
masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan
dalam memberikan skor pada criteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga
menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus
diberi skor yang tertinggi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter tiap
individu yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas dan fungsinya
sendiri, dimana keluarga bukan hanya berfungsi sebagai membentuk suatu keturunan
akan tetapi keluarga mempunyai fungsi ekonomi, psikologi, dan pendidikan.
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah
satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
Jadi, yang dibutuhkan dalam menangani masalah ini selain peran dari keluarga
diperlukan juga profesi yang bekerja dalam kesehatan keluarga, contohnya saja teori
dalam keperawatan keluarga. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan
tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian
keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga meningkat
diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapatmengetahui dan memahami proses asuhan keperawatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Sudiharto.(2007) .AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatanTra
nskultural. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai