Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT STRES


KERJA PERAWAT DI IGD RS X TAHUN 2023

Usulan Penelitian Untuk Strata S-1

Oleh :

Erlinda Putri
1914201110

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) terus bertambah tiap

tahunnya. Peningkatan terjadi sekitar 30% di seluruh IGD rumah sakit dunia

menurut Bashkin et al, (2015) dalam (Deviantony, 2017). Data kunjungan masuk

pasien ke IGD Indonesia adalah 4.402.205 pasien (13%) dari total seluruh

kunjungan di rumah sakit umum (Menteri Kesehatan RI, 2009). Data rata-rata

kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 2.000 pasien per hari, sedangkan di IGD

mencapai 90-120 pasien per hari (Deviantony, 2017).

beban kerja perawat di IGD tergolong berat, karena dalam melakukan

kegiatannya harus secara cermat, cepat, dan tepat. Dalam waktu yang bersamaan

perawat harus selalu waspada terhadap kedatangan pasien gawat maupun darurat

yang harus diselamatkan jiwanya (Linda, 2018). Banyaknya tuntutan kerja dan

pelayanan yang bersifat segera dapat membuat perawat IGD rentan mengalami

stres kerja (Linda, 2018).

Penelitian tentang stres perawat IGD yang dilakukan di Malaysia oleh

Lexshimi (2007 dalam Purwaningsih, 2013), yang hasilnya menunjukkan 100%

perawat yang menjadi responden mengatakan pernah mengalami stres selama

bertugas di ruang IGD. Menurut American National Association for

Occupational menempatkan kejadian stres kerja pada perawat berada diurutan

paling atas pada empat puluh pertama kasus stres kerja. Tingginya angka
kejadian stres kerja pada perawat juga terlihat di Indonesia (Purwaningsih, 2013).

Stres merupakan hal yang menjadi bagian dari kehidupan manusia, dimana tubuh

memberikan respon terhadap lingkungan yang dapat mengintrospeksi diri kita

yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap

hidup (Ambarwati, 2014). Namun, apabila stres kerja pada perawat tidak dikelola

dengan baik, maka akan berdampak pada menurunnya prestasi kerja, kinerja,

kepuasan kerja perawat, dan dapat membahayakan pasien (Linda, 2018).

Ashar Sunyoto Munandar (2008) dalam Atmaji (2011) menyatakan bahwa

stres yang dialami tenaga kerja sebagai hasil atau akibat lain dari proses bekerja,

yang dapat berkembang menjadikan tenaga kerja sakit fisik dan mental, sehingga

tidak dapat bekerja lagi secara optimal. Stres kerja merupakan reaksi yang

merugikan terhadap tekanan yang berlebihan atau tuntutan di tempat kerja dan

stres kerja juga merupakan respon psikologis individu terhadap tuntutan di

tempat kerjanya (Spears, 2008 dalam Aiska, 2014). Stres kerja perawat dapat

disimpulkan sebagai kondisi yang dirasa tidak menyenangkan dari interaksi

perawat dengan pekerjaannya yang dapat menyebabkan ketegangan dilingkungan

kerja (Linda, 2018).

Setyaningsih (2017) mengasumsikan gejala stres kerja dapat berupa tanda-

tanda berikut ini : (a). Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit kepala,

sulit buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal,

punggung terasa sakit, otot-otot pada bahu dan leher terasa tegang, keringat

berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi, dan kehilangan energi;
(b). Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif,

gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis

dan depresi, gugup, agresif, dan mudah bermusuhan serta mudah menyerang, dan

kelesuan mental; (c). Intelektual, yaitu mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat

menurun, sulit untuk konsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya

dipenuhi satu pikiran saja. d. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang

lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang

lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata

kasar, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.

Beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau catatan tentang hasil

pekerjaan yang dapat menunjukkan volume yang dihasilkan oleh sejumlah

pegawai dalam suatu bagian tertentu (Purwaningsih, 2013). Untuk

memperkirakan beban kerja keperawatan pada suatu unit tertentu, manajer harus

mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi beban kerja diantaranya

(Kaplan & Sadock, 2006): 1) Berapa banyak pasien yang dimasukan ke unit

perhari, perbulan atau tahun 2) Kondisi pasien di unit tersebut 3) Rata-rata pasien

menginap 4) Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan

dibutuhkan oleh masing-masing pasien 5) Frekuensi masing-masing tindakan

keperawatan yang harus dilakukan 6) Rata-rata waktu yang diperlukan untuk

pelaksanaan masing-masing tindakan keperawatan langsung dan tidak langsung

Berbagai situasi dan tuntutan kerja yang dialami dapat menjadi sumber potensial

terjadinya stres (Linda, 2018).


Menurut Fauzan (2017) permasalahanpermasalahan yang dapat

menimbulkan stress dalam bekerja diantaranya tidak terdapat keseimbangan

antara perawat dengan pasien, dalam hal ini jumlah tempat tidur sebagai

perbandingannya. Sehingga perawat merasa kelelahan, yang semakin lama hal

tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya stres yang dialami dalam bekerja

(Fauzan, 2017).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan

yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah, apakah faktor-faktor

yang berhubungan dengan tingkat stres kerja perawat di IGD rs x tahun 2023 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres

kerja perawat di IGD rs x tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi stres kerja pada perawat di

instalasi gawat darurat di rs x tahun 2023.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor-faktor stres kerja

perawat di IGD rs x tahun 2023


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti/ Manfaat Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan peneliti agar peneliti dapat memberikan yang lebih baik untuk

kedepannya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan

pemikiran kritis lainnya terhadap penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan stress kerja perawat di instalasi gawat darurat di rs

x tahun 2023.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan informasi

bagi institusi Pendidikan khususnya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah

Padang. Sebagai pengembangan ilmu keperawatan dan sebagai bahan

masukan untuk mahasiswa menambah wawasan tentang faktor - faktor stress

kerja perawat dalam di instalasi gawat darurat.

4. Bagi Tempat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengatasi faktor-faktor yang berhubungan dengan stress

kerja pada perawat di ruang instalasi gawat darurat.


E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang faktor – faktor yang berhubungan

dengan stress kerja dan kinerja perawat di instalasi gawat darurat. Dimana

variabel dependen yaitu kinerja perawat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

januari – agustus 2023 . Tempat penelitian di ruang IGD rs x. Dalam

pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Sedangkan untuk analisis

data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji statistik chi-

square pada tingkat kemaknaan alpha 0,05.

Anda mungkin juga menyukai