KELAS 2.2
KELOMPOK IV
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
"Asuhan Keperawatan Jiwa" mata kuliah Komunikasi di Politeknik
Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 2
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Keperawatan HDR.................................................................. 3
2.2 Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial................................................... 32
2.3 Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan.... .............................. 46
2.4 Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri.............................. 70
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
B. Etiologi
1. Terpapar situasi traumatis
2. Kegagalan berulang
3. Kurangnya pengakuan dari orang lain
4. Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan
5. Gangguan psikiatri
6. Penguatan negatif berulang
7. Ketidaksesuaian budaya
C. Klasifikasi
Harga Diri Rendah Kronis
Harga Diri Rendah Situasional
D. Manifestasi Klinis
Gejala dan Tanda Mayor
A. Subjektif
1. Menilai diri negatif (misalnya tidak berguna, tidak
tertolong)
2. Rasa malu
3. Merasa tidak mampu melakukan apapun
4. Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
5. Mersa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
6. Melebih lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
7. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
B. Objektif
2. Berjalan menunduk
A. Subjektif
1. Merasa sulit berkonsentrasi
2. Sulit tidur
3. Mengungkapkan keputus asaan
B. Objektif
1. Kontak mata kurang
2. Lesu dan tidak bergairah
3. Berbicara pelan dan ririh
4. Pasif
5. Perilaku tidak asertif
6. Mencari penguatan secara berlebihan
7. Bergatung pada pendapat orang lain
8. Sulit membuat keputisan sering kali meencari
penegasan
F. Patofisiologi
Proses terjadinya harga diri rendah dimulai dari akibat factor
predisposisi yang diantaranya pengalaman kanak-kanak yang merupakan
factor kontribusi pada gangguan konsep diri, arah yang tidak menerima
kasih sayang, individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan
kehidupan akan gagal menerima tanggung jawab untuk diri sendiri,
penolakan orang tua harapan realistis. Selain factor predisposisi factor
presipitasi juga salah satu penyebab terjadinya harga diri rendah yang
diantaranya pola asuhan anak yang tidak cepat atau dituruti, kesalahan dan
kegagalan berulang kali, cita-cita yang tidak dapat dicapai, gagal
bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
G. Pathways
Penyakit Kronis
Gangguan Psikiatri
1. Pengkajian Keperawatan
Format pengkajian bersumber dari Modul Praktikum Keperawatan Jiwa, 2017.
I. Identitas Klien
Ruang rawat :…………… Tgl Rawat : ………………….
Inisial : …………..(L/P) No. RM : ………………….
Umur : ………….. Status : ………………….
Pekerjaan …………… Pendidikan : ………………….
IV. Fisik
1. Tanda vital : TD :……..N:…….. S:…….. P:………
2. Ukuran : TB: ………… BB:……… (turun/naik)
3. Keluhan fisik (ya/tidak)
Jelaskan:
Masalah Keperawatan :
V. Psikososial
1. Genogram :
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh :
b. Identitas Diri :
c. Peran :
d. Ideal Diri :
e. Harga Diri :
Masalah Keperawatan
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Masalah Keperawatan :
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
b. Kegiatan ibadah :
Masalah Keperawatan :
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Apatis ( ) Kasar
( ) Lambat ( ) Gagap ( ) Membisu
( ) Inkoherensi ( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
3. Aktivitas motoric
( ) Lesu ( ) Gelisah ( ) TIK ( ) Tremor
( ) Tegang ( ) Agitasi ( ) Grimasem ( ) Kompulsif
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Alam perasaan
( ) Sedih ( ) Putus asa ( ) Gembira berlebihan
( ) Ketakutan ( ) Kuatir
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
5. Afek/ emosi
( ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
7. Persepsi
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidupan
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
8. Proses pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan / preservarasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
9. Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Hipokondria ( ) Ide yang terkait
( ) Phobia ( ) Dipersonalisasi ( ) Pikiran magis
Waham
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistic ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Control pikir
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
11. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini ( ) Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Diagnosa multiaxial :
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis
3. Rencana Keperawatan
12. Diskusikan
bersama keluarga
untuk menetapkan
harapan dan 13. Untuk memberikan
batasan yang jelas perasaan dihargai.
14. Fasilitasi
lingkungan dan
aktivitas yang
meningkatkan diri.
15. Untuk memberikan
edukasi.
Edukasi
dimiliki
17. Anjurkan
mempertahankan 18. Untuk meningkatkan
harga diri
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang lain
19. Untuk mengetahui
18. Anjurkan
membuka diri perilaku yang baik
terhadap kritik dan buruk yang
dilakukan.
negatif
20. Untuk meningkatkan
19. Anjurkan rasa percaya diri.
mengavalu\asi
prilaku
21. Untuk meningkat
persepsi diri.
20. Ajarkan cara
mengatasi bullyng
22. Untuk berpikir
positif.
21. Latih peningkatan
tanggung jawab 23. Untuk berpikir dan
untuk diri sendiri berperilaku positif.
B. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan klien sering mengamuk tanpa sebab.
C.Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah mengalami gangguan jiwa kurang lebih 3 tahun yang lalu,
pernah rawat jalan di RSJ Bangli.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien sering mengamuk tanpa sebab, klien sulit tidur, ngomong sendiri,
ketawa sendiri, klien mendengarkan suara-suara dan muncul gejala waham.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan di keluarga pasien tidak ada yang mengalami
riwayat gangguan psikiatri
Faktor Predisposisi
Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? (ya/tidak)
Pengobatan sebelumnya? (berhasil/kurang berhasil/tidak berhasil)
Penolakan dari lingkungan : (ya / tidak)
Jelaskan :
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
( ya/tidak)
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (ya/tidak)
Fisik
Tanda vital : TD :130/90 mmHg, .N:98 x/menit S:36,70c , RR:
20x/menit
Ukuran : TB:160cm, BB:50kg (turun/naik)
Keluhan fisik (ya/tidak)
Tidak ada
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
Psikososial
5. Genogram :
Pasien Orang
Terdekat
Jelaskan : pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Kronis
6. Konsep Diri
Citra Tubuh :tampak pasien kotor dan berantakan
Identitas Diri : : di kelurga pasien sebagai anak pertama
Peran : di kelurga pasien sebagai anak pertama
Ideal Diri : tampak badan pasien kurus
Harga Diri : pasien tidak bisa berinteraksi dengan orang lain
Masalah Keperawatan
Harga Diri Rendah
7. Hubungan Sosial
Orang yang berarti : pasien mengatakan dekat dengan ayahnya
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :pasien jarang
dan hampir tidak pernah bersosialisasi
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : hambatan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
8. Spiritual
Nilai dan keyakinan: pasien menganut agama hindu
Kegiatan ibadah :keluarga pasien mengatakan pasien sembahyang
pada hari tertentu
9. Status Mental
Penampilan (tidak rapi / penggunaan pakaian tidak sesuai/ cara pakaian
tidak seperti biasanya)
Jelaskan :penampilan pasien tidak rapi
10. Pembicaraan
( ) Cepat (v ) Apatis ( ) Kasar
( ) Lambat ( ) Gagap ( ) Membisu
( ) Inkoherensi ( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
15. Persepsi
( ) Pendengaran ( v ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidupan
19. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( v ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini ( ) Konfabulasi
D. ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Penyebab
DO : Klien tampak
menunduk saat berjalan
dan tampak enggan
melakukan hal yang baru
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
No
No. Tanggal Dx. Tindakan Evaluasi TT
Kep
1 23/12/2019 1 1. Memonitor tingkat harga DS : Pasien
10.00 diri setiap waktu,sesuai mengatakan bersedia
kebutuhan DO : Pasien tampak
kooperatif
10.05 2.
Memotivasi menerima DS : Pasien
tantangan atau hal baru mengatakan mau
mencoba hal baru
DO : Pasien tampak
10.15 3. kooperatif
Mendiskusikan pernyataan DS : Pasien
tentang harga diri. mengatakan bersedia
4. DO : Pasien tampak
10.20 Mediskusikan kepercayaan kooperatif
terhadap penilaian diri. DS : Pasien
mengatakan akan
5. lebih percaya diri
Menjelaskan kepada DO : Pasien tampak
10.40 keluarga pentingnya kooperatif
dukungan dalam DS : Keluarga
perkembangan konsep mengatakan akan
positif dari pasien. lebih memperhatikan
kondisi klien
DO : keluarga tampak
kooperatif
6.
DS : Pasien
Melatih peningkatan
mengatakan akan
tanggung jawab untuk
11.00 melakukannya
diri sendiri.
DO : Pasien tampak
7.
kooperatif
Melatih cara berpikir dan
12.00 berperilaku positif. DS : Pasien
8. mengatakan bersedia
Mengkolaborasikan dengan untuk melakukannya
14.00 tim untuk pemberian DO : Pasien tampak
terapi. kooperatif
DS : Pasien
mengatakan bersedia
untuk diberikan terapi
DO : Pasien tampak
diberikan terapi obat
yaitu Benzodiazepine
24/12/2019 1. DS : Pasien
08.00 diri setiap waktu,sesuai mengatakan bersedia
kebutuhan. saat dilakukan
tindakan
DO : perilaku
mengamuk menuruun,
gelisah menurun
08.10 2. DS : Pasien
tantangan atau hal baru. mengatakan akan
mencoba untuk
melakukannya
DO : Pasien tampak
kooperatif
3.
08.15
tentang harga diri.
DS : Pasien
mengatakan bersedia
saat diajak diskusi
DO : Pasien tampak
kooperatif
4.
08.20 terhadap penilaian diri. DS : Pasien
mengatakan bersedia
saat diskusi
DO : Pasien tampak
kooperatif
5.
keluarga pentingnya
dukungan dalam
08.30 DS : Keluarga pasien
perkembangan konsep
mengatakan akan
positif dari pasien.
mendukung pasien
untuk
penyembuhannya
DO : Keluarga pasien
6.
tampak kooperatif
tanggung jawab untuk
diri sendiri.
08.40 DS : Pasien
mengatakan akan
mencoba untuk
melakukannya
DO : Pasien tampak
7.
kooperatif
berperilaku positif.
09.00 DS : Pasien
mengatakan akan
mencoba untuk
melakukannya
DO : Pasien tampak
8. kooperatif
tim untuk pemberian
terapi.
14.00 DS : Pasien
mengatakan bersedia
diberikan terapi
DO : Pasien tampak
diberikan terapi obat
yaitu Benzodiazepine
EVALUASI
Tanggal Evaluasi TT
23/12/2019 S :
O:
A : Tujuan Tercapai
P:-
Rentang Respon
B. Penyebab
a. Keterlambatan perkembangan
b. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
c. Ketidaksesuaian minat dengan dengan tahap perkembangan
d. Ketidaksesuaian nilai –nilai dengan norma
e. Ketidaksesuaian prilaku sosial dengan norma
f. Perubahan penampilan fisik
g. Perubahan status mental
C. Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda mayor
1. Subjektif
a. Merasa ingin sendirian
b. Merasa tidak aman di tempat umum atau lingkungan
2. Objektif
a. Menarik diri
b. Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain
A. Subjektif
a. Merasa berbeda dengan orang lain
b. Merasa asyik dengan pikiran sendiri
c. Merasa tidak mempunyai tujuan hidup
B. Objektif
a. Efek datar
b. Efek sedih
c. Riwayat ditolak
d. Menunjukan permusuhan
e. Tidak mampu memenuhi harapan hidup
f. Kndisi difabel
g. Tindakan tidak berarti
h. Tidak ada kontak mata
i. Perkembangan terlambat
j. Tidak bergairah/lesu
D. Komplikasi
E. Patopsikologi
Individu yang mengalami Isolasi Sosial sering kali beranggapan
bahwa sumber/penyebab Isolasi sosial itu berasal dari lingkunganya.
Padahalnya rangsangan primer adalah kebutuhan perlindungan diri secara
psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan rasa bersalah, marah,
sepi dan takut dengan orang yang dicintai, tidak dapat dikatakan segala
sesuatu yang dapat mengancam harga diri (self estreem) dan kebutuhan
keluarga dapat meningkatkan kecemasan. Untuk dapat mengatasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan ansietas diperlukan suatu mekanisme
koping yang adekuat. Sumber-sumber koping meliputi ekonomi,
kemampuan menyelesaikan masalah, tekhnik pertahanan, dukungan sosial
dan motivasi. Sumber koping sebagai model ekonomi dapat membantu
seseorang mengintregrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan
mengadopsi strategi koping yang berhasil. Semua orang walaupun
terganggu prilakunya tetap mempunyai beberapa kelebihan personal yang
mungkin meliputi: aktivitas keluarga, hobi, seni, kesehatan dan perawatan
diri, pekerjaan kecerdasan dan hubungan interpersonal. Dukungan sosial
dari peningkatan respon psikofisiologis yang adaptif, motifasi berasal dari
dukungan keluarga ataupun individu sendiri sangat penting untuk
meningkatkan kepercayaan diri pada individu (Stuart & Sundeen, 1998)
F. PATHWAYS
Gangguan Psikiatrik
Isolasi Sosial
Isolasi Sosial
H. Perencanaan Keperawatan
10. Lat
ih mengekspresikan
marah dengan tepat
DO:
- Pasien tampak lemah dan
tidak bersemangat
PERENCANAAN
Diagnosa Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional
Keperawat hasil
an
Isolasi Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama
sosial tindakan Promosi Sosialisasi Promosi Sosialisasi
keperawatan selama Observasi 1. Untuk
2x24 jam diharapkan 1. Identifikasi kemampuan mengetahui
Keterlibatan sosial melakukan interaksi kemampuan
diri meningkat dengan orang lain pasien dalam
kriteria hasil : berinteraksi
2. Identifikasi hambatan
Luaran Utama 2. Untuk
melakukan interaksi
(keterlibatan sosial) mengetahui
dengan orang lain
1. Minat interaksi hambatan pasien
meningkat Terapeutik dalam
2. Verbalisasi berinteraksi
3.Motivasi kesabaran
isolasi menurun
dalam mengembangkan
3. Perilaku menarik 3. Untuk
suatu hubungan
diri menurun meningkatkan
4. Verbalisasi kesabaran pasien
perasaan berbeda 4.Motivasi berpartisipasi dalam
dengan orang dalam aktivitas baru dan mengembangkan
lain menurun kegiatan kelompok suatu hubungan
5. Prilaku 4. Untuk
5.Motivasi berinteraksi di
bermusuhan meningkatkan
luar lingkungan
menurun partisipasi pasien
(misl.jalan-jalan,ke took
6. Kontak mata dalam
buku)
membaik melakukan
DS : -
DO : Pasien tampak memilih
5 08.40 1 menyendiri
Menganjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
DS : -
bertahap
DO : Pasien tampak enggan
1 16/04/2019 berbagi dengan orang lain
10.00 1
Menganjurkan berbagi
DS : Pasien mengatakan sudah
pengalaman dengan orang
mulai mampu berinteraksi
lain
2 10.15 1 walau masih malu
DO : Pasien tampak memulai
interaksi
Mengidentifikasi DS : Pasien mengatakan mau
kemampuan melakukan melakukan aktivitas dengan
3 1 interaksi dengan orang lain orang lain
11.00 DO : Pasien tampak mulai
melakukan aktivitas
Memotivasi berpartisipasi
dalam aktivitas baru dan DS : -
5 11.30 1 DS : -
DO : Pasien tampak sudah
mulai melakukan interaksi
Memberikan umpan balik
dengan orang lain
positif pada setiap
DS : -
peningkatan kemampuan
DO : Pasien tampak sudah mau
berbagi dengan orang lain
(terbuka)
Menganjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
Menganjurkan berbagi
pengalaman dengan oran
EVALUASI
Tanggal Evaluasi TT
5. Pohon Masalah
Gangguan Perilaku
Perilaku Kekerasan
Mengancam
Alasan Masuk
Faktor Predisposisi
Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? (ya/tidak)
Pengobatan sebelumnya? (berhasil/kurang berhasil/tidak berhasil)
Penolakan dari lingkungan : (ya / tidak)
Jelaskan :
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
( ya/tidak)
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (ya/tidak)
Fisik
Tanda vital : TD :……..N:…….. S:…….. P:………
Ukuran : TB: ………… BB:……… (turun/naik)
Keluhan fisik (ya/tidak)
Jelaskan:
Masalah Keperawatan :
Psikososial
Genogram :
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Konsep Diri
Citra Tubuh :
Identitas Diri :
Peran :
Ideal Diri :
Harga Diri :
Masalah Keperawatan
Hubungan Sosial
Orang yang berarti :
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Masalah Keperawatan :
Spiritual
Nilai dan keyakinan:
Kegiatan ibadah :
Masalah Keperawatan :
Status Mental
Penampilan (tidak rapi / penggunaan pakaian tidak sesuai/ cara pakaian
tidak seperti biasanya)
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Apatis ( ) Kasar
( ) Lambat ( ) Gagap ( ) Membisu
( ) Inkoherensi ( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Aktivitas motoric
( ) Lesu ( ) Gelisah ( ) TIK ( ) Tremor
( ) Tegang ( ) Agitasi ( ) Grimasem ( ) Kompulsif
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Alam perasaan
( ) Sedih ( ) Putus asa ( ) Gembira berlebihan
( ) Ketakutan ( ) Kuatir
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Afek/ emosi
( ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Persepsi
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidupan
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Proses pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan / preservarasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Hipokondria ( ) Ide yang terkait
( ) Phobia ( ) Dipersonalisasi ( ) Pikiran magis
Waham
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistic ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Control pikir
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Tingkat kesadaran
( ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi
( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini ( ) Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Kemampuan penilaian
( ) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alcohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Relaksasi lambat berlebih
( ) Teknik relokasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) Menghindar
( ) Olahraga ( ) Mencederai diri
( ) lainnya ( ) lainnya
Alasan :
Masalah keperawatan :
Aspek Medik
- Diagnosa medic :
- Diagnosa multiaxial :
3. Rencana Keperawatan
Edukasi
63
- S = 36,5 O /C
- R = 20x/menit
2. BB = 57 kg
TB = 168 cm
1. Genogram
Ket.
2. Konsep diri
a. Citra Tubuh : Pasien mengatakan bahwa ia menyukai
semua yang ada pada dirinya termasuk semua anggota
tubuhnya.
b. Identitas : Pasien mengatkan bahwa ia merupakan anak ke
empat dari empat bersaudara dan mampu menyebutkan
nama, umur dan alamatnya.
c. Peran : Pasien mengatakan belum menikah dan tidak
pernah bersekolah.
d. Ideal diri : Pasien mengatakan bahwa ia ingin segera pulang
dan bertemu dengan keluarganya.
64
e. Harga diri : Pasien mengatakan ia cukup berinteraksi
dengan teman-temannya tidak ada perasaan malu yang
dirasakannya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti atau terdekat : Pasien mengatakan
bahwa ia dekat dengan ayahnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat :
Pasien mengatakan ia mau bersosialisasi dengan orang lain
ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak
ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Pasien memeluk agama hindu dan
percaya akan adanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
b. Kegiatan Ibadah : Pasien mengatakan trisandya di kamar
jika ingat.
65
7. Persepsi : Pasien tidak mengalami gangguan persepsi seperti tidak
mendengar suara, melihat bayangan, serta gangguan persepsi
sensori lainnya.
8. Proses Pikir : Pembicaraan pada pasien kooperatif sehingga sampai
pada tujuan pembicaraan.
9. Isi Pikir : Pasien mengatakan selalu berpikir untuk bisa cepat
pulang karena dirinya khawatir.
10. Tingkat Kesadaran : Saat pengkajian pasien tampak cukup
kooperatif dapat membedakan tempat, waktu, dan orang. Pasien
dalam kondisi kesadaran yang baik (CM).
11. Memori : Pasien mampu mengingat kejadian dimasa lalu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Pasien mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan, konsentrasi pasien tampak cukup baik
dan pasien mampu berhitung dari 1-10.
13. Kemampuan penilaian : Pasien mampu mengambil keputusan
sederhana, saat ditanya apa yang dilakukan setelah makan pasien
menjawab, mencuci piring dan menggosok gigi.
14. Daya Tilik Diri : Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RSJ
sebelumnya, ingin cepat pulang, dan tidak merasa sakit.
66
Pasien mengatakan sering minum alkohol, mengamuk, dan sering di
jalan meminta-minta uang. Saat ini pasien menjadi perokok aktif.
ANALISA DATA
67
Ruang : Sri Kresna
Nama Pasien : Tn.D
No. Register : 037533
No Data Etiologi Symptom
DS : Perilaku Gangguan Perilaku
Kekerasan
Pasien Mengatakan
sering bersuara keras
Perilaku Kekerasan
DO :
Pasien tampak merusak
lingkungan _________________
| |
Suara Keras Merusak Lingkungan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
68
Ruang : Sri Kresna
Nama Pasien : Tn. D
No. Register : 037533
PERENCANAAN
69
A. PRIORITAS MASALAH
No
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan *Intervensi utama :
intervensi keperawatan Manajemen perilaku
selama 3 x 24 jam maka
diharapkan kontrol diri Observasi 1. Agar pasien dapat
meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi mengendalikan
hasil : harapan untuk perilakunya
1. Perilaku merusak mengendalikan
lingkungan sekitar perilaku
menurun.
Terapeutik
2. Suara keras
1. Agar pasien dapat
menurun 1. Tingkatkan
beraktivitas dengan
aktivitas fisik
baik
sesuai kemampuan
2. Untuk memberi
2. Batasi jumlah
kenyamanan bagi
pengunjung
pasien
3. Berbicara dengan
3. Agar pasien dapat
nada rendah dan
memahami dengan
tenang
baik
Edukasi
1. Agar keluarga
1. Informasikan
pasien mengetahui
keluarga bahwa
apa peran
keluarga sebagai
pentingnya bagi
dasar pembentukan
pasien
kognitif
IMPLEMENTASI
70
No
Tanggal Implementasi Respon Paraf
Dx
1. Rabu, 8 Ds : -
Januari 1. MengIdentifikasi harapan Do: Pasien
2020 untuk mengendalikan tampak marah
Pukul perilaku
08.00
Ds : -
2. Meningkatkan aktivitas
Pukul Do : Pasien
fisik sesuai kemampuan
10.00 tampak
mengepalkan
tangan
Pukul Ds:Pasien
12.00 mengatakan kesal
4. Berbicara dengan nada
Do : Pasien
rendah dan tenang
tampak jutek
Pukul
13.00 Ds : -
5. Menginformasikan Do : Keluarga
keluarga bahwa keluarga pasien tampak
Kamis, 9 sebagai dasar pembentukan kooperatif
Januari kognitif
2020
Pukul
08.00 Ds : -
Do : Pasien
1. MengIdentifikasi harapan
09.00 untuk mengendalikan perilaku tampak lebih
tenang.
Ds : -
Do : Pasien
2. Meningkatkan aktivitas fisik tampak
09.15 sesuai kemampuan beraktivitas
71
dengan baik
09.20 Ds : Pasien
mengatakan
senang dijenguk
3. Membatasi jumlah
keluarganya.
pengunjung
10.00 Do : Pasien
tampak bercerita
dengan
keluarganya
Ds : -
Jumat, 10 4. Berbicara dengan nada Do : Pasien
Januari rendah dan tenang tampak tenang
2020
Pukul
08.00 Ds : -
08.10 5. Menginformasikan keluarga Do : Keluarga
bahwa keluarga sebagai dasar pasien tampak
pembentukan kognitif kooperatif
08.15
Ds : -
1. MengIdentifikasi harapan Do : Pasien sudah
untuk mengendalikan perilaku
bisa
10.00 mengendalikan
perilakunya.
72
dirinya senang di
jenguk dan
ditemani
keluarganya.
Do : Pasien
tampak
berbincang
dengan
keluarganya.
Evaluasi
Ruang : Sri Kresna
Nama Pasien : Tn.D
No. Register : 037533
No
Tanggal Evaluasi Paraf
Dx
A : Masalah Teratasi
P : Pulangkan pasien
73
2.4 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT
PERAWATAN DIRI
2.4.1 TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Defisit Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
didalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
hidupnya,kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi
kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan dirinya (Aziz R., 2011).
Defisit perawatan diri adalah tidak mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri. (SDKI,2017)
B. Etiologi
1). Gangguan muskuloskeletal
2). Gangguan neuromuskuler
3). Kelemahan
4). Gangguan psikologis dan atau psikotik
5). Penurunan motivasi/minat.
C. Klasifikasi
Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri
74
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri
D. Manifestasi Klinis
75
h) Gangguan amnestik
i) Skizofernia dan gangguan psikotik lain
j) Fungsi penilaian terganggu.
F. Pohon Masalah
Depresi
Gangguan Psikologis
G. Pengkajian
1. Identitas klien
Biasanya meliputi nama klien ( idntitas ), umur, jenis, kelamin, agama,
alamat lengkap, tanggal masuk, No. MR, penanggung jawab, keluarga
yang bisa dihubungi.
2. Alasan masuk
76
Biasanya klien mengkritik diri sendiri, pearasaan tidak mampu,
pandangan hidup pesimis, tidak menerima pujian, penurunan
produktifitas, penolakan terhadap kemampuan diri, kurang
memprhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
berkurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
bicara lambat dengan nada bicara lemah.
3. Factor predisposisi
Biasanya penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab yang personal, ketergantungan
pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
4. Fisik
a. Tekanan darah : biasanya tekanan darah normal
b. Pernapasan : biasnaya pernapasan normal
c. Nadi : biasanya nadinya normal
d. Suhu : biasanya suhnya normal
5. Psikososial
Biasanya klien mengalami Defisit perawatan diri cenderung menarik
diri dari lingkungan sekitar,biasanya klien bersepsi terhadap
dirinya,biasanya klien memiliki rasa frustasi tidak mampu melakukan
peran nya seperti orang normal lainnya,biasanya pandangan dan
keyakinan klien defisit perawatan diri terhadap gangguan jiwa sesuai
dengan budaya dan agama yg dianut,biasanya klien tidak medekatkan
diri dengan yang maha kuasa.
6. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
Observasi,frekuensi,jumlah,variasi,macam(suka/tidak
suka/pantangan)dan cara makan. Observasi kemampuan klien
dalam menyiapakan dan membersihkan alat makan .
b. BAB/BAK
Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK,pergi menggunakan
dan membersihkan wec dan merapikan pakaian nya.
77
c. Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat
gigi, cuci rambut,gunting kuku,,observasi kebersihan tubuh.
d. Istirahat dan tidur
Observasi lama dan waktu tidur siang/tidur malam,persiapan
sebelum tidur seperti:menyikat gigi,cuci kaki dan berdo, kegiatan
sesudah tidur,seperti:merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka dan
menyikat gigi.
e. Penggunaan obat
f. Observasi penggunaan obat:frekuensi,jenis,dosis,waktu,dan cara
pemberiaan,serta reaksi obat.
7. Mekanisme koping
a. Koping adaptif
1) Bicara pada orang lain
2) Mampu menyelesaikan masalah
3) Teknik relaksasi
4) Aktifitas kontruksi
5) Olah raga dan lain lain
b. Koping maladaptive
1) Minum alcohol
2) Reaksi lambat/berlebihan
3) Bekerja berlebihan
4) Menghindar
5) Mencederai diri
H. Diagnosa keperawatan dan Intervensi
78
Rencana Keperawatan
79
4. Kemampuan ke 6. Damingi dalam melakukan 5. Agar klien tamak bersih
toilet (BAB/BAK) perawatan diri samai mandiri 6. Agar klien semakin bisa
meningkat 7. Fasilitasi untuk menerima keadaan melakukan erawatan diri
5. Verbalisasi ketergantungan 7. Agar klien tidak ketergantungan
keinginan 8. Fasilitasi kemandirian, bantu jika 8. Untuk menumbuhkan sika
melakukan tidak mamu melakukan erawatan keercayaan diri klien
perawatan diri diri 9. Agar klien lebih bisa melakukan
meningkat 9. Jadwalkan rutinitas perawatan diri erawatan dirisesuai dengan
6. Minat melakukan kebutuhannya
Edukasi
perawat diri
Edukasi
meningkat 10. Anjurkan melakukan perawatan diri
7. Mempertahankan secara secara konsisten sesuai 10. Agar klien semakin percaya diri.
kebersihan diri kemamuan
meningkat
8. Mempertahankan
kebersihan mulut
meningkat
80
2.4.2 TINJAUAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA PASIEN Tn.A
DENGAN DEPRESI
DI RUANG NAKULA UPTD RSJ DINKES PROVINSI BALI
PADA TANGGAL 20-22 JANUARI 2020
1. Pengkajian Keperawatan
Format pengkajian bersumber dari Modul Praktikum Keperawatan Jiwa, 2017.
Identitas Klien
Ruang rawat :Ruang Nakula Tgl Rawat : 9 Desember 2019
Inisial : Tn.A (L) No. RM : 2345633
Umur : 28 Status : Belum menikah
Pekerjaan :- Pendidikan : SMA
Agama : Hindu
Alasan Masuk
Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Bangli diantar oleh keluarga dengan keluhan depresi
tidak mau keluar kamar sejak 3 hari yang lalu dan dia berbicara acuh tak acuh,
mengurung diri, tidak mau melakukan perawatan diri, tidak mau mandi.
Faktor Predisposisi
Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? (ya/tidak)
Tidak,
Pengobatan sebelumnya? (berhasil/kurang berhasil/tidak berhasil)
Pasien tidak pernah menjalani pengobatan sebelumnya
Penolakan dari lingkungan : (ya / tidak)
Jelaskan : Ya, pasien pernah mengalami bullying.
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Tidak
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Ya, pasien pernah di bullying saat kecil.
81
Fisik
Tanda vital : TD :110/80mmHg. N:82x/menit S : 36.5oC
Ukuran : TB: 163 BB:55 RR : 20x/menit
Masalah Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Psikososial
Genogram :
Jelaskan :
82
Pasien mengatakan ia tinggal bersama keluarganya. Pasien mengatakan ia anak ke 2
dan memiliki saudara hidup 1, meninggal 1 pasien mengatakan paling dekat dengan
ayahnya.
Konsep Diri
Citra Tubuh : Pasien merasa tidak percaya diri dengan apa yang dimilikinya.
Hubungan Sosial
Orang yang berarti : tidak menanggaapi
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : tidak peduli dengan keadaan
di masyarakat
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak mampu berkomunikasi
dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Spiritual
Nilai dan keyakinan: Pasien mengatakan ia memluk agama hindu
Kegiatan ibadah : pasien mengatakan tri sandya jika ingat
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Status Mental
83
Penampilan (tidak rapi / penggunaan pakaian tidak sesuai/ cara pakaian tidak seperti
biasanya)
Jelaskan : Tidak rapi, pasien tidak bisa merawat diri seperti biasanya.
Pembicaraan
( ) Cepat (v ) Apatis ( ) Kasar
( ) Lambat ( ) Gagap ( ) Membisu
( ) Inkoherensi ( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : Pasien tampak tidak merespon pembicaraan, kadang – kadang mau ,
kadang – kadang tidak.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Aktivitas motoric
( ) Lesu (v ) Gelisah ( ) TIK ( ) Tremor
( ) Tegang ( ) Agitasi ( ) Grimasem ( ) Kompulsif
Jelaskan : Pasien tampak gelisah
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Alam perasaan
( ) Sedih ( v ) Putus asa ( ) Gembira berlebihan
( ) Ketakutan ( ) Kuatir
Jelaskan : Pasien tampak putus asa
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Afek/ emosi
( ) Datar ( ) Tumpul ( v ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : Pasien tampak labil dengan emosinya
Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri
Persepsi
( ) Pendengaran ( v ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidupan
Jelaskan : Persepsi pasien lebih menafsirkan melalui penglihatan
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Proses pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( v ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of ideas ( ) Blocking
( ) Pengulangan pembicaraan / preservarasi
Jelaskan : Pasien tampak kehilangan asosiasi dalam proses berpikirnya
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Hipokondria ( ) Ide yang terkait
( v ) Phobia ( ) Dipersonalisasi ( ) Pikiran magis
Waham
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran (v) Curiga
( ) Nihilistic ( ) Sisip pikir ( ) Siar pikir ( ) Control pikir
Jelaskan : Pasien tampak phobia dan selalu merasa curiga
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Tingkat kesadaran
( v ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi
85
( v ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan : Penurunan kesadaran yang membuat pasien tidak mengingat waktu dan
tidak dapat mengenali keadaan sekitar
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Memori
( v ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini ( ) Konfabulasi
Jelaskan : Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Kemampuan penilaian
(v ) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan : Pasien mengalami gangguan ringan
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
Nutrisi :
- Apakah anda puas dengan pola makan : ( v ) ya ( ) tidak
- Apakah anda memisahkan diri : ( v ) ya ( ) tidak
- Frekwensi makan perhari : 2 kali sehari
- Frekwensi kudapan perhari :
- Nafsu makan : meningkat
- BB : 50
- Diet khusus : tidak
Tidur
- Apakah ada masalah? (v ) ya ( ) tidak
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? : ( ) ya
(v ) tidak
- Apakah ada kebiasaan tidur siang ? ( ) ya ( v) tidak
- Apa yang menolong anda untuk tidur? ( ) Ya (v ) tidak
- Waktu tidur malam? (v ) ya ( ) tidak
Kemampuan klien dalam
- Mengantisipasi kebutuhan sendiri? : (v ) ya ( ) tidak
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : ( ) ya
( v ) tidak
87
- Mengatur penggunaan obat : ( v ) ya ( ) tidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan ( follow up) : ( v ) ya ( )tidak
Klien memiliki system pendukung
Keluarga : (v ) ya ( ) tidak
Teman sejawat : (v ) ya ( ) tidak
Professional/terapis : ( v ) ya ( ) tidak
Kelompok social : (v ) ya ( ) tidak
Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi : ( )ya
(v ) tidak
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri
Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alcohol
(v ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Relaksasi lambat berlebih
( ) Teknik relokasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif (v ) Menghindar
( ) Olahraga ( ) Mencederai diri
( ) lainnya ( ) lainnya
Alasan :
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
88
- Masalah lainnya (v)
Aspek Medik
- Diagnosa medic : Depresi
- Diagnosa multiaxial :
ANALISA DATA
89
NO Data Etiologi Symptom
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit keperawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis dan atau psikotik
90
dibuktikan dengan menolak melakukan perawatan diri, tidak mampu mandi, mengenakan
pakaian,makan,ketoilet, berhias secara mandiri, minat melakukan perawatan diri kurang
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
Dx
1 Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Identifikasi 1.Untuk
selama 2x 24 jam kebiasaan aktivitas mengidentifikasi
diharapkan pearawatan perawatan diri kebiasaan aktivitas
diri meningkat dengan sesuai usia perawatan diri sesuai
kriteria hasil : usia
1. Kemampuan mandi 2. Identifikasi 2. Agar klien tetap
meningkat kebutuhan alat melakukan
2. Kemampuan bantu kebersihan perawatan diri yang
mengenakan diri, berakaian, bersih
pakaian berhias dan
3. Minat melakukan makanan
perawat diri Teraiotik
meningkat
3. Siapkan 3. Untuk menunjang
keperluan keputuhan
pribadi (msl. perawatan diri
parfum, sikat pasien
gigi, dan sabun
4. Agar klien lebih
mandi)
bisa melakukan
4. Jadwalkan
erawatan dirisesuai
rutinitas
91
perawatan diri dengan
kebutuhannya.
Edukasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Tanggal Implementasi Respon paraf
Dx
1. Senin 1. mengidentifikasi kebiasaan Ds : -
20 aktivitas perawatan diri sesuai usia
92
januari
2020
Do : Pasien tampak
Pukul kotor
09.00
Do : Pasien tampak
kooperatif
3. menyiapkan keperluan pribadi
5. Menganjurkan melakukan
Ds : -
perawatan diri secara secara
konsisten sesuai kemamuan.
Pukul
Do : Pasien tampak
15.00 kooperatif
93
Pukul Do :pasien sudah
08.00 2. mengidentifikasi kebutuhan tampak lebih bersih
alat bantu kebersihan diri,
08.10 berpakaian, berhias dan Ds : -
makanan Do : pasien tampak
3. menyiapkan keperluan kooperatif
EVALUASI
No Tanggal Evaluasi Paraf
Dx
1 Rabu S : Pasien tampak sudah bersih
22
januari
O : Kemampuan merawat diri meningkat
2020
94
A : Masalah teratasi
Pukul
09.00
P : Pulangkan pasien
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Asuhan keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners
melalui kerjasama yang bersifat kalaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan
lain, dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holisik sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya dalam berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan kelompok.
95
3.2 Saran
Supaya dapat berguna bagi mahasiswa khususnya dalam mata kuliah jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Isolasi, G., Menarik, S., Di, D., Rsj, A., Surakarta, D., & Publikasi, N. (2015). Asuhan
keperawatan jiwa pada tn.s dengan gangguan isolasi sosial: menarik diri di ruang arjuna rsj
daerah surakarta naskah publikasi.
Tim Pokja PPNI.2017.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta:DPP PPNI
96