DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 / AJ 1
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Remaja”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca terutama yang
berkecimpung di dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
2.1 Konsep Keluarga....................................................................................................
2.1.1 Definisi.........................................................................................................
2.1.2 Struktur Keluarga.........................................................................................
2.1.3 Fungsi Keluarga...........................................................................................
2.1.4 Tujuan Keperawatan Keluarga.....................................................................
2.1.5 Tahap Perkembangan Keluarga...................................................................
2.2 Konsep Anak Usia Remaja...................................................................................
2.2.1 Definisi.......................................................................................................
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja..................................................
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak..............
2.2.4 Tugas Perkembangan Anak Usia Remaja..................................................
2.2.5 Program Pemerintah Untuk Kesehatan Anak Usia Remaja.......................
2.3 Isu dan Trend Problem Remaja di Indonesia........................................................
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...............................................................
2.4.1 Pengkajian..................................................................................................
2.4.2 Diagnosis Keperawatan..............................................................................
2.4.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................
2.4.4 Implementasi Keperawatan........................................................................
2.4.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................
iii
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................
3.1 Pengkajian............................................................................................................
3.2 Analisa Data.........................................................................................................
3.3 Rumusan Diagnosis Keperawatan........................................................................
3.4 Skoring Prioritas...................................................................................................
3.5 Intervensi Keperawatan........................................................................................
3.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.............................................................
BAB IV PENUTUP....................................................................................................
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
mandiri, keluarga memfokuskan hubungan perkawainan kembali, orang tua
dan anak memiliki komunikasi secara terbuka, anak usia remaja
mendapatkan perhatian, dan orang tua memberikan kebebasan pada anak
dengan usia remaja dalan batasan bertanggung jawab (Fau, P., &
Simatupang, M. Y., 2023).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan keluarga dengan
tahapan perkembangan remaja
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian dari konsep keluarga
2. Menjelaskan pengertian dari konsep anak usia remaja
3. Menjelaskan isu dan trend problem remaja di Indonesia
4. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan keluarga
5. Menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan tahapan
perkembangan remaja
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan keluarga menggambarkan adanya kekuasan atau
kekuatan dalam sebuah keluarga yang digunakan untuk
mengendalikan dan mempengaruhi perilaku anggota keluarga ke
arah positif, baik dari sisi perilaku maupun kesehatan.
d. Nilai-nilai dalam kehidupan keluarga
Nilai-nilai dalam keluarga akan terus berkembang mengikuti
anggotanya. Perpaduan antara nilai yang dibentuk keluarga itu
sendiri dengan nilai warisan yang dibawa oleh anggota keluarga
inilah yang kemudian melahirkan nilai-nilai baru bagi keluarga.
4
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi ini penting dalam mempertahankan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memilki produktivitas tinggi. Tugas-tugas
keluarga di bidang kesehatan yaitu :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga harus semakin waspada akan masalah kesehatan yang
semakin bervariasi akan tetapi tidak sampai mengekang berbagai
hal untuk anggota keluarganya.
2) Kemampuan keluarga memutuskan tindakan yang tepat bagi
keluarga
Mencari pertolongan untuk anggota keluarga yang sakit
merupakan salah satu peran keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan
tindakan yang tepat.
3) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap keluarga
yang sakit
Keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah
perawatan keluarga baik peralatan, obat-obatan maupun
pengetahuan kesehatan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
dapat dikaitkan dengan keaktifan keluarga dalam merawat
pasien, dan cara keluarga mencari pertolongan serta tingkat
pengetahuan keluarga tentang perawatan yang diperlukan pasien.
4) Kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan keluarga
untuk menjamin kesehatan keluarga
Yaitu tentang cara keluarga menjaga lingkungan agar bisa
dijadikan sebagai pendukung kesehatan keluarga. Untuk itu,
keluarga perlu mengetahui tentang sumber yang dimiliki sekitar
lingkungan rumah.
5) Kemampuan keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan
Pada masyarakat tradisional, keluarga yang sakit memiliki
kecenderungan untuk enggan pergi ke pusat pelayanan kesehatan
yang sudah disediakan pemerintah dengan pertimbangan biaya
5
yang dikeluarkan. Akan tetapi saat ini, pemerintah telah membuat
program penjaminan kesehatan masyarakat sehingga masalah
biaya bisa diatasi.
6
1) Membina hubungan intim yang memuaskan di dalam keluarga
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan
kelompok sosial.
3) Membuat berbagai kesempatan untuk mencapai tujuan
bersama, termasuk dalam hal merencanakan anak, persiapan
menjadi orangtua, dan mencari pengetahuan prenatal care.
b. Keluarga dengan Anak Pertama 30 Bulan (Child Bearing)
Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi pasangan
suami istri yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia
kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul konflik yang
dipicu kecemburuan pasangan akan perhatian yang lebih ditujukan
kepada anggota keluarga baru. Adapun tugas perkembangan pada
tahap ini yaitu :
1) Mempersiapkan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga
3) Mempertahankan keharmonisan pasangan suami istri, berbagi
peran dan tanggung jawab, juga mempersiapkan biaya untuk
anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun
hingga 5 tahun. Adapun tugas perkembangan yang harus
dilakukan ialah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
2) Membantu anak bersosialisasi dengan lingkungan
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
4) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
5) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam ataupun
luar keluarga.
6) Mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan, dan
anak.
7
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi
tumbang anak.
8
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang keluarga.
9
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang
saling menyenangkan pasangannya.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan
pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
3) Mempertahankan keakraban pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga
4) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
10
ini akan membedakan karakteristik otot, tulang, dan jaringan
adiposa antara pria dan wanita.
c. Perubahan seksual
Pubertas pada anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal
dibandingkan pada anak laki-laki. Perkembangan seksual
wanita ditandai dengan menstruasi bulanan yang teratur,
perkembangan payudara, dan tumbuhnya rambut di ketiak
dan sekitar organ vital. Pada pria, tanda-tanda perkembangan
seksual ditandai dengan mimpi basah (spermaturia),
tumbuhnya jakun, tumbuhnya kumis, tumbuhnya bulu pada
ketiak dan sekitarnya, organ vital, dan pembesaran laring
(pelebaran saluran vokal).
d. Perubahan fisiologis
Ada sejumlah tanda perubahan psikologis yang dialami pria
dan wanita saat beranjak remaja yaitu penurunan denyut
jantung dan suhu basal, peningkatan tekanan darah sistolik,
peningkatan volume pernapasan, dan suhu tubuh.
2) Perkembangan Anak Usia Remaja
Menurut Erford dan Mayorga dalam Yusuf dkk (2021), fase
remaja dibagi menjadi beberapa fase yaitu :
a. Fase remaja awal (usia 12-14 tahun)
Selama tahap ini anak-anak sering kali mulai tumbuh lebih
cepat dan mengalami tahap awal pubertas baik anak laki-laki
maupun perempuan akan mengalami pertumbuhan fisik yang
signifikan dan minat seksual yang meningkat. Secara kognitif
remaja pada tahap ini sudah mulai mengalami peningkatan
minat intelektual, memiliki pemikiran yang konkrit seperti
mulai mencari kebenaran dari suatu hal baik atau buruk dan
sebagainya. Selain itu pada tahap ini remaja mulai
memusatkan pemikiran mereka pada diri sendiri atau
11
egosentrisme dengan bentuk memperhatikan penampilan dan
merasa seolah-olah mereka selalu dinilai oleh teman
sebayanya. Hal ini yang menyebabkan kebanyakan anak
remaja menganggap penting semua pemikiran dan penilaian
orang tentang dirinya.
b. Fase remaja pertengahan (usia 15-17 tahun)
Perubahan fisik dari pubertas berlanjut selama masa remaja
pertengahan. Pada anak laki-laki perubahan suara akan mulai
terjadi dimana suara akan terdengar lebih berat dan munculnya
jerawat di wajah, sedangkan pada anak perempuan mulai
mengalami menstruasi yang teratur. Pada usia ini remaja juga
mulai tertarik dengan lawan jenis, mereka juga mulai
mengeksplorasi identitas seksual mereka yang bisa saja
membuat stress jika tidak mendapatkan dukungan dari teman
sebaya, keluarga atau komunitas. Perkembangan kognitif pada
fase ini juga semakin matang, tetapi cara berpikir masih
belum sematang pemikiran orang dewasa.
c. Fase Remaja Akhir atau Dewasa Muda (Usia 18-24 tahun)
Memasuki fase ini pada umumnya fisik telah berkembang
secara maksimal. Secara kognitif remaja akhir juga telah
memiliki kemampuan berpikir yang lebih matang, lebih fokus
pada masa depan serta mampu membuat keputusan
berdasarkan harapan dan cita-cita mereka. Dalam hal
persahabatan, hubungan keluarga dan percintaan, remaja akhir
biasanya akan lebih stabil. Mereka dapat menentukan dengan
siapa meminta nasihat atau mendiskusikan topik tertentu
secara dewasa.
12
nativius yaitu faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir.
Menurut aliran ini pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan seseorang. Dengan pemahaman aliran nativisme,
maka setiap pendidikan dan perkembangan manusia bertujuan
untuk menemukan bakat terpendam yang dimiliki, mengasah
kompetensi diri sehingga menjadi ahli, memotivasi tiap individu
untuk menentukan sebuah pilihan.
b. Teori Empirisme
Teori ini dikemukakan oleh Jhon Locke yang menjadikan
pengalaman sebagai proses yang menentukan perkembangan
seorang individu. Empirisme berpendirian bahwa semua
pengetahuan diperoleh lewat indra dan memandang keturunan
atau pembawaan tidak memiliki peranan.
c. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan dari kedua teori di atas yang
dikemukakan oleh William Stern dimana baik pembawaan
maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang
penting dalam perkembangan individu. Teori konvergensi
mengakui bahwa manusia lahir dengan membawa bakat dan
potensi-potensi dasar yang dapat dikembangkan. Proses
perkembangan sangat tergantung pada lingkungan masyarakat dan
sekolah (Aqib, 2021).
13
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal baik
lisan maupun tulisan.
4. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara
wajar.
5. Menemukan role model yang dijadikan pusat identifikasinya.
6. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuan diri.
7. Memperoleh self control atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip
atau falsafah hidup.
8. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri yakni sikap
dan perilaku yang kekanak-kanakan.
9. Bertingkah laku penuh tanggungjawab secara sosial.
10. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan bagi warga negara.
11. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)
12. Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup
berkeluarga dengan meyakini pernikahan merupakan satu-
satunya cara untuk menghalalkan hubungan seksual antara pria
dan wanita.
13. Mengamalkan ajaran agama yanag dianut.
14
informasi serta edukasi, konseling, melatih keterampilan untuk hidup
sehat, hingga pelayanan klinis. PKPR ini menjadi penting dalam
mendukung UKM dan UKP untuk menjamin kesehatan serta kualitas
hidup remaja (Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai, 2017).
`
15
meningkat. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017, bahwa 2% remaja wanita dan 8% remaja
pria berusia 15-24 tahun, telah melakukan hubungan seks sebelum
menikah, bahkan 11% di antaranya mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan, kehamilan diluar nikah.
b. Aborsi
Tulisan Editor Kompas.com (16 Februari 2019) mengungkapkan jumlah
kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta, 30 %
diantaranya dilakukan oleh para remaja.
Masalah moral lain yang ditemui pada usia remaja yang sangat
berpengaruh pada perkembangan remaja itu sendiri adalah :
a. Narkoba dan Minuman Keras (MIRAS)
Pada tahun 2021, menurut Survei Nasional Penggunaan Narkoba dan
Kesehatan (NSDUH), sekitar 20,9% remaja berusia 14 hingga 15 tahun
dilaporkan minum setidaknya 1 minuman sepanjang hidup mereka.
b. Perundungan (Bullying)
Menurut Yusuf dkk (2021), perundungan adalah tindakan agresif atau
kekerasan, bernada intimidasi atau mengancam yang sengaja dilakukan
seseorang atau kelompok orang untuk menyakiti orang lain yang
dipandang lemah secara berulang-ulang baik dalam bentuk verbal, fisik,
psikis, dan cyber sehingga korban mengalami penderitaan, trauma atau
ketidakberdayaan. Perundungan atau bullying itu sendiri mempunyai tiga
ciri utama yaitu penyalahgunaan kekuatan dalam berhubungan dengan
orang lain, berlangsung secara terus menerus atau berulang-ulang, dan
tindakannya menyebabkan bahaya atau menyakitkan orang lain.
16
kesehatan seluruh anggota keluarga (Kemenkes RI, 2016). Secara
garis besar terdapat data dasar yang dipergunakan dalam mengkaji
status keluarga yaitu :
1. Struktur dan karakteristik keluarga
2. Sosial, ekonomi, dan budaya
3. Faktor lingkungan
4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga
5. Psikososial keluarga
Komponen pengkajian keluarga terdiri atas beberapa kategori
pertanyaan. Pengkajian keluarga berfokus membahas model
pengkajian menurut Friedman yaitu :
1. Data umum yang terdiri dari :
a. Nama kepala keluarga
b. Anggota keluarga
c. Alamat keluarga
d. Tipe keluarga
e. Latar belakang kebudayaan, suku, bahasa yang digunakan,
tempat tinggal bersifat heterogen atau homogen, kebiasaan yang
berkaitan dengan budaya
f. Agama, aktivitas keagamaan
g. Status kelas sosial yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, dan
pendapatan
2. Tahap perkembangan keluarga
Perawat akan menilai tahap perkembangan keluarga saat ini
dengan anak pertama sebagai kuncinya. Tahap perkembangan
keluarga ada 8 yaitu :
Tahap 1 : keluarga baru menikah
Tahap 2 : keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan
Tahap 3 : keluarga dengan anak usia prasekolah berusia 2,5-6 tahun
Tahap 4 : keluarga dengan anak usia sekolah yaitu 7-13 tahun
Tahap 5 : keluarga dengan anak remaja yaitu berusia 13-20 tahun
17
Tahap 6 : keluarga melepaskan anak dewasa muda meninggalkan
rumah
Tahap 7 : keluarga orang tua paruh baya
Tahap 8 : keluarga lansia
3. Tugas perkembangan keluarga dan riwayat keluarga
Perawat melakukan pengkajian terkait hal ini sudah terpenuhi atau
belum terpenuhi. Tugas perkembangan berdasarkan tahapan
perkembangan keluarga. Riwayat keluarga terdiri keluarga inti
ataupun riwayat keluarga sebelumnya.
2.4.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat
rencana, melakukan implementasi, dan evaluasi (Widagdo, 2016).
Menurut Mubarak (2012) dalam (Febrianti, 2018), diagnosis
keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang
bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan
kemampuan, dan sumber daya keluarga.
1. Problem atau masalah (P) : Masalah yang mungkin muncul
2. Etiology atau penyebab (E) : Penyebab dari diagnose keperawatan
pada asuhan keperawatan keluarga berfokus pada 5 tugas
kesehatan keluarga yang meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan yang tepat.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil
pengkajian.
18
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga
dengan anak remaja sehat menurut SDKI tahun 2017 yaitu :
1. Resiko berat badan berlebih berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0031).
2. Resiko gangguan perkembangan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0107).
3. Resiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0108).
Perawat bersama keluarga dapat menyusun dan menentukan
prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan skala
perhitungan yang dapat dilihat pada tabel :
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Tidak sehat 3
1
b. Ancaman Kesehatan 2
c. Krisis atau keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah yang dapat diubah
a. Dengan mudah 2
2
b. Hanya Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensial masalah dapat dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah
a. Masalah berat, harus segera ditangani 2
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
c. Masalah tidak dirasaka 0
Keterangan :
Rumus Perhitungan Skoring
19
Skoring
-X Bobot = Hasil
Angka Tertinggi
20
5. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi Kesehatan
lainnya.
6. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan.
7. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
8. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam
melakukan evaluasi keperawatan keluarga.
21
kesehatan 1. Perilaku sesuai lain
(D.0107) usia meningkat 4. Jelaskan
2. Kemampuan perkembangan
melakukan normal remaja
perawatan diri 5. Ajarkan untuk
meningkat mengenali masalah
(L.10101) kesehatan dan
penyimpangan pada
masa remaja
(I.03141)
3. Resiko Setelah dilakukan 1. Identifikasi
gangguan tindakan kesiapan dan
pertumbuhan keperawatan kemampuan
berhubungan selama …x… jam menerima informasi
dengan klien dan keluarga 2. Sediakan materi dan
ketidakmampuan dapat mengatasi media pendidikan
keluarga resiko gangguan kesehatan
mengenal pertumbuhan 3. Berikan kesempatan
masalah Kriteria hasil : untuk bertanya
kesehatan 1. Berat badan 4. Jelaskan kebutuhan
(E.0108) sesuai usia gizi seimbang pada
2. Tinggi badan anak reamaja
sesuai usia 5. Jelaskan pemberian
makanan
mengandung
vitamin D dan zat
besi pada masa
pubertas
6. Anjurkan
menghindari
makanan yang tidak
sehat
7. Ajarkan PHBS
( I.12396 )
22
masalah status kesehatan yang dihadapi menuju status kesehatan yang
optimal. Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari intervensi
keperawatan yang mencakup perawatan langsung atau tidak langsung
(Purwanto, 2013).
Implementasi keperawatan merupakan bentuk realisasi dari
intervensi keperawatan yang mencakup perawatan langsung atau tidak
langsung. Perawatan langsung adalah tindakan yang diberikan secara
langsung kepada pasien. Pada perawatan langsung perawat harus
berinteraksi dengan pasien (Prabowo, 2019).
23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
STUDI KASUS
Tn. E (50 th) suami dari Ny.N (40 th) mempunyai dua orang anak,
An.W (14 th) laki-laki kelas 2 SMP. Dan anak ke dua, An. S (6th)
perempuan kelas 1 SD. Ny. N mengatakan bahwa, An.W sering ketahuan
merokok di rumah. An. W juga jarang di rumah dan sering bermain
dengan teman-temannya di luar. Ny. N mengatakan beliau seorang
wirausaha dan suaminya pengusaha aluminium, jadi hanya di rumah
waktu pagi sebelum bekerja dan sore hari ketika pulang kerja. Oleh karena
itu, An. W jarang dapat perhatian dari orang tua. Karena
kurangnya perhatian orang tua kepada anak, Ny. N mengatakan seringkali
muncul konflik antara orang tua dan An. W karena anak menginginkan
kebebasan untuk melakukan aktivitasnya.
Masalah lain, Ny. N mengatakan sangat mengatur (otoriter) dalam
mendidik anaknya karena pendidikan sangat diprioritaskan oleh Ny N.
Meskipun Ny. N waktu untuk anak tidak penuh 24 jam untuk menemani anak
memantau perkembanganya, namun Ny. N tetap memantau belajar An. W.
Kadang ibu memarahi An. W ketika An. W tidak mau belajar atau nilai
peringkatnya menurun. Ny. N juga tidak segan-segan marah ketika An. W
sering bermain keluar dengan teman-temanya, kadang kalau An. W
membangkang Ny. N bisa memukulnya. Ny. N mengatakan “sikap ibu seperti itu
karena ibu takut An. W terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena
sepengetahuan ibu, usia remaja adalah penentu masa depanya nanti”. Karena
sikap Ny. N yang seperti itu, penerimaan An. W dia merasa terkekang. An. W
mengatakan “saya jarang mendapatkan perhatian dari orang tua, giliran di rumah
bisanya hanya marah-marah terus, aku merasa terkekang tidak bisa
mengembangkan diriku dengan bebas, aku sudah remaja punya otonomi.
Kalau itu semua terdukung, aku akan bisa menjadi anak yang sesuai
dengan keinginan orang tua”. Oleh karena itu, An. W berperilaku sebaliknya
dari harapan orang tua seperti menjadi nakal, jarang belajar, dan sering
keluar rumah bersama teman-temanya.
24
3.1 Pengkajian
25
4. An. S Anak 7 P Jawa SD Pelajar TB : TD : Hepatiti
tahun 117 cm, 110/65 s B 2x,
BB : mmHg DPT 3x,
19 kg N : 78 Polio
x/mnt 4x,
S : 36,5 OC Campak
RR : 1x
19x/mnt
LANJUTAN
N Alat Bantu/ Status Kesehatan Saat ini Riwayat
Nama
o. Protesa Penyakit/ Alergi
1. - Saat ini Tn. M.F dalam -
Tn. E
keadaan sehat, tidak ada
keluhan apapun
2. Ny. N - Saat ini Ny. N dalam -
keadaan sehat, tidak ada
keluhan apapun
3. An. W - An. W mengatakan sesak
Ny. N mengatakan sejak
hilang timbul disertai
5 hari yang lalu An. W
batuk (terkadang)
sering mengalami sesak
sehingga dadanya terasa
berat. Namun, sesak
sering hilang timbul,
batuk terkadang muncul
terutama pada malam
dan pagi hari, ketika
tidur nafas anak sering
terdengar suara ngik
(mengi).
26
GENOGRAM KELUARGA TN. E
Keterangan :
+ : Meninggal
: Menikah
: Klien
27
I. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap Perkembangan Klg Saat Ini : Dilihat dari anak pertama yang sudah
menginjak masa remaja, tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
remaja
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tidak
Dapat Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan : Keluarga belum mampu merawat
kesehatan fisik anggota keluarganya.
Penjelasan : Ketika terdapat keluarga yang sakit Tn. E tidak dapat
meluangkan waktu untuk merawat anggota keluarganya karena sibuk
bekerja.
28
keluarga dan masing-masing keluarga wajib untuk mentaatinya,
seperti tidak boleh pulang malam, memakai pakaian yang sopan
baik didalam maupun luar rumah, dan juga menjaga perilaku
yang tidak menyimpang. Namun, dilihat dari segi hak dan
kewajiban yang seharusnya didapatkan anak, anak kurang
mendapatkan itu dikarenakan kesibukan ke dua orangtuanya dalam
pekerjaannya.
29
DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
□ Kondisi Rumah □ Jika ada Bunifas, Persalinan
Type rumah : permanen/semi permanen* ditolong oleh tenaga kesehatan :
Lantai : Ya/ Tidak*
tanah/plester/keramik,lainnya…. □ Jika ada bayi, Memberi ASI
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* ekslusif : Ya/Tidak*
□ Jika ada balita, Menimbang balita
□ Ventilasi : tiap bln: Ya/Tidak*
Baik (10-15% dari luas lantai): Ya/Tidak* □ Menggunakan air bersih untuk makan
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* &
Penjelasan ; tipe rumah Tn. E permanen minum:
dengan lantai berkeramik, kepemilikan Ya/ Tidak*
rumah atas nama Tn.E ventilasi baik dan Keluarga Tn. E menggunakan air
dibuka setiap pagi hari untuk ventilasi udara PDAM yang direbus untuk minum
dan masak.
Pencahayaan Rumah :
Baik/ Tidak* □ Menggunakan air bersih untuk
Pencahayaan rumah baik, pada malam hari kebersihan diri:
terdapat 1 lampu di setiap ruangan untuk Ya/ Tidak*
menerangi rumah sedangkan pada siang hari Keluarga Tn. E menggunakan air dari
PDAM untuk mandi.
rumah mendapatkan cahaya dari sinar
matahari yang masuk melalui jendela Mencuci tangan dengan air bersih & sabun
:
□ Saluran Buang Ya/Tidak*
Limbah : Keluarga Tn. E tidak selalu melakukan
Tertutup/terbuka* cuci tangan dengan sabun, menggunakan
sabun hanya ketika selesai makan.
Pembuangan limbah keluarga Tn. E
tertutup dengan baik. □ Melakukan pembuangan
sampah pada tempatnya :
Air Bersih : Ya/ Tidak*
Sumber air bersih: sumur/PDAM/sungai/lain- Tn. E mengatakan keluarga membuang
lain*, sampah di bak sampah
sebutkan
Kualitas air: baik □ Menjaga lingkungan rumah
Sumber air bersih keluarga Tn. E tampak bersih Ya/tidak
menggunakan PDAM dan kualitas airnya Rumah Tn. E tampak bersih. Ny. N
bersih (tidak berbau) dan dalam keadaan mengatakan rumahnya setiap pagi dan
baik. sore selalu disapu dan di pel 1x/2 hari
30
□ Mengkonsumsi lauk dan pauk
□ Jamban Memenuhi tiap hari : Ya/ Tidak*
Syarat : Kepemilikan jamban : Keluarga Tn. E Makan 3 X dalam 1 Hari,
ya/tidak* Menunya ada Nasi, Sayur dan Lauk,
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* terkadang di tambah buah buahan
Jarak septic tank dengan sumber air :
Keluarga tidak memiliki sumber air (sumur) □ Menggunakan jamban sehat :
yang dekat dengan septic tank Ya/ Tidak*
Keluarga selalu memebrsihkan jamban 1
□ Tempat Sampah: minggu 3 kali agar jamban tetap sehat
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak*
Jenis : Tertutup/Terbuka * □ Memberantas jentik di
Tempat sampah berada di dalam dan luar rumah sekali seminggu :
rumah. Ya/ Tidak* (menguras,
mengubur, menutup)
□ Rasio Luas Bangunan Rumah Tidak ditemukan adanya jentik nyamuk di
dengan Jumlah bak air kamar mandi. Tn. E selalu
Anggota Keluarga (8m2/orang) membersihkan bak penampung air
Ya/Tidak * Luas rumah 80m2 yang
seminggu sekali
dihuni oleh 4 anggota keluarga yaitu
Tn. E, Ny. N, An. W, dan An. S.
□ Makan buah dan sayur setiap
hari : Ya/ Tidak*
Keluarga Tn. E Makan sayur setiap hari
dan untuk buah tidak setiap hari
31
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
□ Ada Tidak karena, Jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. E
langsung memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat rumahnya
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
□ Ya Tidak , Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang dialami pada An. W
yaitu sesak yang hilang timbul sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman pada An. W
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya:
□ Ya Tidak , An. W terlalu sering merokok (timbul akibat dari asap rokok).
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya :
□ Ya Tidak, Keluarga mengatakan salah satu gejalanya yaitu sesak, batuk, suara napas
terdengar ngik (mengi) sehingga dada terasa nyeri.
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
□ Ya Tidak, Apabila masalah tidak segera diobati maka akan menyebabkan gagal
napas atau henti jantung (kematian).
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
□ Keluarga Tetangga Kader Tenaga kesehatan, yaitu kakek, nenek, paman,
bibi, tetangga, dan petugas pukesmas jika keluarga berkunjung.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
□ Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
□ Perlu berobat ke fasilitas yankes
□ Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan)
Ya Tidak, Ny. N sudah memberi nasihat dan teguran kepada An. W
32
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
yang dialami anggota keluarganya :
□ Ya Tidak, Keluarga berusaha membawa ke faskes terdekat untuk berobat
dan diberi pengobatan inhaler oleh dokter.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
□ Ya Tidak, Saat dada terasa nyeri, keluarga memberi inhaler kepada An. W
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
□ Ya Tidak, Keluarga mengatakan sudah melarang untuk merokok, namun An.W
tidak menghiraukan.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
□ Ya Tidak, Keluarga membuat suasana rumah menjadi nyaman dan udara yang
cukup agar dapat istirahat dengan nyenyak.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
□ Ya Tidak, Keluarga membawa An. W berobat ke pukesmas terdekat
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
2. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian II : jika memenuhi
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai kriteria 1 s.d 5
anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara Kemandirian III : jika memenuhi
aktif kriteria 1 s.d 6
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kemandirian IV : Jika memenuhi
kriteria 1 s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
33
DENAH RUMAH KELUARGA Tn. E
34
Anggota Keluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik:
Lokasi - - Dada
Tipe - - Akut LEMBAR PENGKAJIAN INDIVIDU
Durasi - - Hilang
timbul
Intensitas - - Sedang
Distensi - - -
Status mental: 1 2 3 4 5 abdomen
Bingung - - - Colostomy - - -
Cemas - - - Diare - - -
Disorientasi - - - Konstipasi - - -
Depresi - - - Bising usus - - -
Menarik diri - - - Terpasang - - -
Sistem integumen: 1 2 3 4 5 Sonde
Sistem 1 2 3 4 5
Cianosis - - - persyaraf
Akral Dingin - - - an:
Diaporesis - - - Nyeri kepala - - -
Pusing - - -
Jaundice - - -
Tremor - - -
Luka - - -
Reflek - - -
Mukosa mulut - - - pupil
kering anisokor
Kapiler refil time - - - - - -
lebih 2 detik Paralisis :
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Lengan kiri/
Stridor - - -
Wheezing - - Ya Lengan
Ronchi - - - kanan/ Kaki
Akumulasi sputum - - Ya
kiri/
Sistem 1 2 3 4 5
perkemihan: Kaki kanan
Disuria - - - Anestesi daerah - - -
Hematuria - - - perifer
Frekuensi - - - Riwayat 1 2 3 4 5
Retensi - - -
pengoba
tan
Inkontinensia - - - Alergi Obat - - -
Sistem 1 2 3 4 5 Jenis obat yang
muskuloskeletal
Tonus otot kurang dikonsumsi Inhal
- - -
er
Paralisis - - -
Hemiparesis - - -
ROM kurang - - - PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gangg.Keseimb - - -
Sistem 1 2 3 4 5
pencernaan: Pemeriksa 1 2 3 4 5
Intake cairan kurang - - - an
Laborator
Mual/muntah - - - ium
Nyeri perut - - - GDP/2JPP/acak
Muntah darah - - - Asam Urat
Flatus - - - Cholesterol
Hb
35
3.2 Analisa Data
MASALAH
N KEMUNGKINAN
DATA ANALISA KEPERAWATAN
O PENYEBAB
KELUARGA
1. DS : Orang terdekat terlalu Penurunan Koping
- Ny N mengatakan An. fokus pada kondisi di Keluarga (D.0097)
W sering merokok dan luar lingkungan
keluar bersama keluarga
temannya di luar
- Ny. N mengatakan
ketika bekerja selalu
menitipkan anaknya
pada orang tuanya
untuk memantau.
DO :
- Orang tua An. W kerja
dari pagi-sore
- An. W sering pulang
malam dan langsung ke
kamar
- Terbatasnya
komunikasi orang tua
dan An. W
2 DS : Ketidakadekuatan Penampilan Peran
- Ny. N mengatakan support sistem tidak efektif
sangat tegas mengatur (D.0125)
dan mendidik anaknya.
- Ny. N mengatakan
sangat marah ketika
peringkat An. W turun.
- Ny. N mengatakan
pernah memukul An. W
ketika An. W
membangkang dan
dilarang bermain
keluar.
36
DO :
- An. W terlihat tertekan
- Strategi koping yang
diberikan orang tua
terhadap An. W terlihat
kurang efektif
- Orang tua An. W
kurang bertanggung
jawab menjalankan
peran yang dimiliki.
- Perilaku An. W tidak
sesuai dengan harapan
orang tua
37
2. Sebagian 1 mengendalikan
3. Tidak dapat 0 perilaku
3. Potensial untuk Keluarga mengatakan
dicegah kondisi ini dapat
1. Tinggi 3 1 3/3 x 1 dicegah apabila An.W
2. Cukup 2 patuh terhadap
3. Rendah 1 perintah orang tua.
4. Menonjolnya Keluarga sepakat
masalah untuk mengatasi
1. Segera 2 masalah An W
2. Tidak perlu 1 1 dengan lebih efektif
3. Tidak 0 2/2 x 1 untuk membagi
dirasakan waktu dengan An W
agar tidak berdampak
berat dikemudian
hari.
TOTAL 5
38
3. Rendah 1 tidak mau belajar.
4. Menonjolnya An W menerima
masalah sikap orang tuanya
1. Segera 2 1 yang sangat sibuk
2. Tidak perlu 1 dan protektif
3. Tidak dirasakan 0 2/2 x 1 kepadanya tetapi
perilaku An W
semakin menyimpang
dan tidak sesuai
harapan orang tua.
TOTAL 3,6
39
terbatasnya hasil : hasil : orang tua prognosis
komunikasi terhadap secara
1. Perilaku1. Mampu
(D.0097) perilaku psikologis
mengabaik mengenal
anak. - Identifikasi
an masalah
3.Menjelask kesesuaian
keluarga koping
an dampak harapan
menurun yang terjadi
pergaulan
(5) 2.Menguta
bebas Terapeutik :
makan
2.Komuni remaja. - Dengarkan
kebutuhan
kasi Antar masalah,
anak akan
Keluarga perasaan, dan
masa
Membaik pertanyaan
depannya
(1) keluarga
dan
-Terima nilai-
(L.09088) 3.Memenuh
nilai keluarga
i hak akan
dengan cara
kasih
yang tidak
sayang dan
menghakimi
perhatian
-Fasilitasi
pengungkapan
perasaan antara
anggota
keluarg
-Fasilitasi
penggambilan
keputusan
dalam
merencanakan
perawatan
jangka panjang
-Fasilitasi
anggota
keluarga dalam
mengidentifika
si dan
menyelesaikan
konflik
-Hargai dan
dukung
mekanisme
koping adaptif
40
yang
digunakan
Edukasi :
-Anjurkan
menjalin
hubungan yang
memiliki
kepentingan
dan tujuan
yang sama
41
t (5) mampu -Fasilitasi
mengerti diskusi tentang
(L.13119)
sikap adaptasi peran
mendidik saat anak
anak yang meninggalkan
benar di rumah.
usia remaja -Fasilitasi
diskusi harapan
dengan keluarga
dalam peran
timbal balik
Edukasi :
-Diskusikan
perilaku yang
dibutuhkan
untuk
pengembangan
peran
-Diskusikan
strategi positif
untuk
mengelola
perubahan
peran.
42
lingkungan rumah nasihat
keluarga - Mengidentifikasi beban
ditandai prognosis secara psikologis O:
dengan Hasil : mencatat beberapa - Keluarga masih
terbatasnya beban yang memperberat terlihat kesal dengan
komunikasi masalah keluarga. perilaku An W yang
(D.0097) - Mengidentifikasi kesesuaian suka keluar malam
harapan - Keluarga masih
Hasil : Harapan orang tua bingung mengatur
tidak sesuai dengan perilaku waktu untuk An W
An. W karena sibuk bekerja
43
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik
Hasil : membantu menemukan
titik tengah dari permasalahan
keluarga dengan An W
- Menghargai dan dukung
mekanisme koping adaptif
yang digunakan
Hasil : Menerima, menghargai
dan memberikan motivasi
pendapat yang diutarakan oleh
keluarga dan An W
Edukasi :
- Menganjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang
sama
Hasil : Menetapkan tujuan
keluarga dengan An W yakni
untuk keharmonisan keluarga
dan masa depan An W.
2. Penampilan Kamis Dukungan Penampilan S:
peran tidak 21/09/2023 Peran (I.13478) - Keluarga
efektif 16.00 mengatakan sudah
berhubungan Observasi : mengerti jika An W
dengan - Mengidentifikasi berbagai mulai remaja dan
ketidakadekua peran dan periode transisi perlu pendampingan
tan support sesuai tingkat perkembangan lebih
sistem Hasil : Keluarga mengetahui - Keluarga
ditandai An W sudah beranjak remaja mengatakan masih
dengan dan orangtua sebagai bingung cara
dukungan pendamping agar An W tidak memberi kebebasan
sosial kurang, salah pergaulan. pada An W
strategi - Mengidentifikasi peran yang - Harapan orang tua
koping tidak ada dalam keluarga terhadap An W belum
efekif, dan Hasil : Keluarga mengatakan sesuai
harapan tidak selalu mendidik anaknya
terpenuhi. tetapi An W selalu A : Masalah belum
(D.0125) cengkal/tidak nurut teratasi
- Mengidentifikasi adanya P : Intervensi
peran yang tidak terpenuhi.
44
Hasil : An W mengatakan jika Dilanjutkan
jarang mendapat waktu dan (Dukungan
perhatian dari orang tua penampilan peran)
Terapeutik :
- Memfasilitasi diskusi
tentang peran orang tua
Hasil : memberi pengertian
peran orang tua terhadap anak
usia remaja
- Memfasilitasi diskusi
tentang adaptasi peran saat
anak meninggalkan rumah.
Hasil : Keluarga bertanya
edukasi tentang cara memberi
kebebasan anak dengan
pantauan.
- Memfasilitasi diskusi
harapan dengan keluarga
dalam peran timbal balik
Hasil : Keluarga dan An W
berdiskusi harapan yang
diinginkan dari masing-
masing
Edukasi :
- Mendiskusikan perilaku
yang dibutuhkan untuk
pengembangan peran
Hasil : Keluarga bertanya
bagaimana strategi untuk
mengubah perilaku An W
45
lingkungan W yang sering merokok dan mengatakan An W
keluarga pergi keluar rumah mulai memperhatikan
ditandai - Mengidentifikasi kesesuaian jika diberi nasihat
dengan harapan
terbatasnya Hasil : Harapan orang tua dan O:
komunikasi An W keduanya bisa saling - Keluarga terlihat
(D.0097) memahami setelah berdiskusi lebih percaya diri
untuk menasehati dan
Terapeutik : menyelesaikan
- Mendengarkan masalah, masalah An W
perasaan, dan pertanyaan - Keluarga sudah
keluarga mulai bisa mengatur
Hasil : keluarga mengatakan jadwal bersama An W
merasa tenang karena An W
sudah mau mendengarkan A: Masalah Teratasi
orang tuanya
- Menerima nilai-nilai P : Intervensi
keluarga dengan cara yang dihentikan
tidak menghakimi
Hasil : Keluarga merasa
termotivasi dan lebih percaya
diri terhadap penyelesaian
masalah
- Memfasilitasi pengungkapan
perasaan antara anggota
keluarga
Hasil : Keluarga dan An W
sangat antusias saat sesi
berdiskusi dan saling
mengungkapkan perasaan.
- Memfasilitasi penggambilan
keputusan dalam
merencanakan perawatan
jangka panjang
Hasil : keluarga sudah
mencoba mempraktekkan
solusi yang diberikan.
- Memfasilitasi anggota
keluarga dalam
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik
Hasil : permasalahan keluarga
46
dan An W sedikit menemukan
penyelesaian
- Menghargai dan Mendukung
mekanisme koping adaptif
yang digunakan
Hasil : Menerima, menghargai
dan memberikan motivasi
pendapat yang diutarakan oleh
keluarga dan An W
Edukasi :
- Menganjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang
sama
Hasil : Menetapkan tujuan
keluarga dengan An W yakni
untuk keharmonisan keluarga
dan masa depan An W.
47
orang tua sedikit mulai
berubah mengajaknya makan
A: Masalah teratasi
bersama diluar
P : Intervensi
Terapeutik : Dihentikan
- Memfasilitasi diskusi
tentang peran orang tua
Hasil : keluarga memahami
perannya dengan An W yang
beranjak remaja
- Memfasilitasi diskusi
tentang adaptasi peran saat
anak meninggalkan rumah.
Hasil : keluarga tidak
melarang An W pergi kerumah
tetapi memberi pengertian
kalau tidak boleh pulang
malam dan jujur ke orang tua
- Memfasilitasi diskusi
harapan dengan keluarga
dalam peran timbal balik
Hasil : Keluarga dan An W
berdiskusi harapan yang
diinginkan dari masing-
masing
Edukasi :
- Mendiskusikan perilaku
yang dibutuhkan untuk
pengembangan peran
Hasil : Keluarga menerapkan
strategi untuk mendidik An W
dengan memberikan banyak
waktu untuk berkomunikasi
dan sering menemaninya di
rumah.
48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju ke masa dewasa. Pada masa pertumbuhan atau masa remaja terjadi
perubahan pada aspek perkembangannya, meliputi perkembangan dari aspek
fisik, kognitif, kepribadian dan sosial (Sartika, D., & Iskandar, I. 2023).
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja yaitu menyetarakan
kebebasan dan tanggung jawab saat menjadi dewasa dan mandiri, orang tua
dan anak memiliki komunikasi secara terbuka. (Fau, P., & Simatupang, M.
Y., 2023). Asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia
remaja dilakukan bertujuan untuk membantu keluarga dalam merawat anak
remaja dan keluarga dapat mengenal lebih mengenai masalah masalah
kesehatan pada remaja.
4.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan, serta wawasan dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga dengan anak remaja.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Diharapkan agar selalu menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan
dalam bidang keperawatan khususnya penatalaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remaja. Diharapkan tenaga kesehatan
dapat berkesinambungan melakukan pendidikan kesehatan terhadap
keluarga dengan anak remaja.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan intervensi yang telah diberikan
dalam merawat anak remaja dan keluarga dapat mengenal lebih
mengenai masalah masalah kesehatan pada remaja.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Sartika, D., & Iskandar, I. 2023. Pengaruh Hubungan Keluarga dan Lingkungan
Sosial Terhadap Pencegahan Penggunaan Napza Pada Remaja di
Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar. Jurnal Ilmu Kesehatan dan
Keperawatan. 1 (3): pp. 108-119.
Suprajitno. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Yustikarini, D.Z. 2021. Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) Sebagai Bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Perorangan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
51