Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP

PERKEMBANGAN ANAK USIA REMAJA

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


FERRY EFENDI, S.Kep.Ns., M.Sc., PhD

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 / AJ 1

1. NADELA AQIELA FADIA HAYA (132235002)


2. HANDRIANUS VIANEY (132235051)
3. RISKA ANINDYA NOVIANTI (132235060)
4. AYU MAULIDATUN NISA (132235012)
5. ROKHMATUS LAILA (132235004)
6. JIHAN NOVITA PERMATA SARI (132235008)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023/2024
i
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Remaja”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi pembaca terutama yang
berkecimpung di dunia pendidikan.

Surabaya, 26 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
2.1 Konsep Keluarga....................................................................................................
2.1.1 Definisi.........................................................................................................
2.1.2 Struktur Keluarga.........................................................................................
2.1.3 Fungsi Keluarga...........................................................................................
2.1.4 Tujuan Keperawatan Keluarga.....................................................................
2.1.5 Tahap Perkembangan Keluarga...................................................................
2.2 Konsep Anak Usia Remaja...................................................................................
2.2.1 Definisi.......................................................................................................
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja..................................................
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak..............
2.2.4 Tugas Perkembangan Anak Usia Remaja..................................................
2.2.5 Program Pemerintah Untuk Kesehatan Anak Usia Remaja.......................
2.3 Isu dan Trend Problem Remaja di Indonesia........................................................
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...............................................................
2.4.1 Pengkajian..................................................................................................
2.4.2 Diagnosis Keperawatan..............................................................................
2.4.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................
2.4.4 Implementasi Keperawatan........................................................................
2.4.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................

iii
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................
3.1 Pengkajian............................................................................................................
3.2 Analisa Data.........................................................................................................
3.3 Rumusan Diagnosis Keperawatan........................................................................
3.4 Skoring Prioritas...................................................................................................
3.5 Intervensi Keperawatan........................................................................................
3.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.............................................................
BAB IV PENUTUP....................................................................................................
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tahap perkembangan keluarga kelima adalah tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia remaja. Masa transisi atau peralihan dari masa
anak- anak menuju ke masa dewasa. Pada masa pertumbuhan atau masa
remaja terjadi perubahan pada aspek perkembangannya, meliputi
perkembangan dari aspek fisik, kognitif, kepribadian dan sosial.
Karakteristik masa remaja disebut “krisis identitas” dimana individu
memutuskan siapa dia, apa yang dilakukan pada dirinya dalam hidupnya.
Masa remaja sangat peka terhadap stress, frustasi karena anak usia remaja
sedang mencari jati diri (Sartika, D., & Iskandar, I. 2023).
Usia remaja ditentukan berdasarkan kecenderungannya WHO
berkisar antara 10 hingga 19 tahun sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI
No.25 Tahun 2014 kata para remaja itu sementara itu, orang-orang berusia
10 hingga 18 tahun Menurut BKKBN (2015), remaja adalah seseorang
berusia antara 10 dan 24 tahun dengan status belum menikah. Perkembangan
remaja meliputi perkembangan biologis seperti perkembangan otak dan
hormon, kognisi, psikososial, mental dan emosional (Jahja, 2015).
Pada tahun 2022, hampir seperempat (24,00%) atau terdapat 65,82
juta jiwa penduduk Indonesia di kelompok umur antar 16-30 disebut sebagai
pemuda. Namun berdasarkan kelompok umurnya, pemuda Indonesia berada
di kelompok umur 19-24 tahun (40,10%).
Masa transisi usia remaja tidak dianggap sebagai anak-anak dan
belum dapat diklasifikasikan dewasa. Anak muda ingin mencoba banyak hal
baru untuk dibuktikan sendiri. Coba berbagai hal yang beresiko antara lain
menggunakan alkohol, narkoba, mempunyai pacar, perilaku seksual,
memiliki kelompok teman sebaya dan Berbeda pendapat dari orang tua
(Olfah, Y., Siswati, T., & Syamsul, F. 2021).
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja yaitu
menyetarakan kebebasan dan tanggung jawab saat menjadi dewasa dan

1
mandiri, keluarga memfokuskan hubungan perkawainan kembali, orang tua
dan anak memiliki komunikasi secara terbuka, anak usia remaja
mendapatkan perhatian, dan orang tua memberikan kebebasan pada anak
dengan usia remaja dalan batasan bertanggung jawab (Fau, P., &
Simatupang, M. Y., 2023).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari konsep keluarga?
2. Apa pengertian dari konsep anak usia remaja?
3. Bagaimana isu dan trend problem remaja di Indonesia?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga?
5. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan tahapan
perkembangan remaja?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan keluarga dengan
tahapan perkembangan remaja
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian dari konsep keluarga
2. Menjelaskan pengertian dari konsep anak usia remaja
3. Menjelaskan isu dan trend problem remaja di Indonesia
4. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan keluarga
5. Menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan tahapan
perkembangan remaja

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi
Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan
berdasarkan hukum dan undang-undang perkawinan yang sah hidup
bersama dalam keterikatan aturan dari keluarga. Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari
keluarga (Friedman, 2013).

2.1.2 Struktur Keluarga


Menurut Bakri (2017) mengungkapkan bahwa struktur dalam
keluarga terbagi menjadi empat yaitu pola komunikasi keluarga,
struktur peran, struktur kekuatan, dan nilai-nilai keluarga. Struktur ini
berdasarkan pada pengorganisasian dalam keluarga, baik dari sisi
perilaku maupun pola hubungan antara anggota kelompok, sehingga
dapat membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga.
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga dapat menjadi salah satu tolak
ukur kebahagiaan sebuah keluarga. Pola interaksi yang berfungsi
dalam keluarga memiliki karakteristik.
1) Terbuka, jujur, berpikiran positif dan selalu berupaya
menyelesaikan konflik keluarga
2) Komunikasi berkualitas antara pembicara dan pendengar.
Dalam pola komunikasi, hal ini biasa disebut dengan
stimulus–respon.
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan dalam keluarga.

3
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan keluarga menggambarkan adanya kekuasan atau
kekuatan dalam sebuah keluarga yang digunakan untuk
mengendalikan dan mempengaruhi perilaku anggota keluarga ke
arah positif, baik dari sisi perilaku maupun kesehatan.
d. Nilai-nilai dalam kehidupan keluarga
Nilai-nilai dalam keluarga akan terus berkembang mengikuti
anggotanya. Perpaduan antara nilai yang dibentuk keluarga itu
sendiri dengan nilai warisan yang dibawa oleh anggota keluarga
inilah yang kemudian melahirkan nilai-nilai baru bagi keluarga.

2.1.3 Fungsi Keluarga


Friedman dalam Bakri (2017) mengelompokkan fungsi pokok
keluarga dalam lima poin yaitu :
a. Fungsi reproduksi keluarga
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan sebuah keluarga.
b. Fungsi sosial keluarga
Merupakan fungsi yang mengembangkan dan melatih anak untuk
hidup bersosial sebelum meninggalkan rumah dan berhubungan
dengan orang lain.
c. Fungsi afektif keluarga
Fungsi khusus ini hanya dapat diperoleh dalam keluarga,
komponen-komponen yang diperlukan dalam melaksanakan
fungsi afektif yaitu saling mendukung, menghormati, dan saling
asuh. Pengalaman di dalam keluarga ini akan mampu membentuk
perkembangan individu dan psikologis setiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi keluarga
Fungsi ekonomi keluarga meliputi keputusan rumah tangga,
pengelolaaan keuangan, pilihan asuransi, jumlah uang yang
digunakan perencanaan pensiun dan tabungan.

4
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi ini penting dalam mempertahankan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memilki produktivitas tinggi. Tugas-tugas
keluarga di bidang kesehatan yaitu :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga harus semakin waspada akan masalah kesehatan yang
semakin bervariasi akan tetapi tidak sampai mengekang berbagai
hal untuk anggota keluarganya.
2) Kemampuan keluarga memutuskan tindakan yang tepat bagi
keluarga
Mencari pertolongan untuk anggota keluarga yang sakit
merupakan salah satu peran keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan
tindakan yang tepat.
3) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap keluarga
yang sakit
Keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah
perawatan keluarga baik peralatan, obat-obatan maupun
pengetahuan kesehatan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
dapat dikaitkan dengan keaktifan keluarga dalam merawat
pasien, dan cara keluarga mencari pertolongan serta tingkat
pengetahuan keluarga tentang perawatan yang diperlukan pasien.
4) Kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan keluarga
untuk menjamin kesehatan keluarga
Yaitu tentang cara keluarga menjaga lingkungan agar bisa
dijadikan sebagai pendukung kesehatan keluarga. Untuk itu,
keluarga perlu mengetahui tentang sumber yang dimiliki sekitar
lingkungan rumah.
5) Kemampuan keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan
Pada masyarakat tradisional, keluarga yang sakit memiliki
kecenderungan untuk enggan pergi ke pusat pelayanan kesehatan
yang sudah disediakan pemerintah dengan pertimbangan biaya

5
yang dikeluarkan. Akan tetapi saat ini, pemerintah telah membuat
program penjaminan kesehatan masyarakat sehingga masalah
biaya bisa diatasi.

2.1.4 Tujuan Keperawatan Keluarga


Ada dua jenis tujuan dalam keperawatan keluarga yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus.
1. Tujuan keperawatan keluarga secara keseluruhan adalah
kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
2. Tujuan khusus keperawatan keluarga adalah membantu keluarga
menyelesaikan tugas menjaga kesehatan keluarga dan menangani
masalah kesehatan berikut ini. Tanggung jawab perawatan
kesehatan keluarga meliputi :
a) Cari tahu tentang masalah kesehatan setiap anggota keluarga
b) Membuat keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat
bagi anggota keluarga
c) Memberikan perawatan yang tepat bagi anggota keluarga yang
sakit dan tidak mampu merawat dirinya sendiri karena sakit
atau masa muda.
d) Menjaga suasana dalam ruangan yang bermanfaat bagi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan medis

2.1.5 Tahapan Perkembangan Keluarga


Menurut Duval Viadion & Betan dalam Bakri (2017), membagi
keluarga ke dalam 8 tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga Baru (Barganning Family)
Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga
melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas
perkembangan antara lain :

6
1) Membina hubungan intim yang memuaskan di dalam keluarga
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan
kelompok sosial.
3) Membuat berbagai kesempatan untuk mencapai tujuan
bersama, termasuk dalam hal merencanakan anak, persiapan
menjadi orangtua, dan mencari pengetahuan prenatal care.
b. Keluarga dengan Anak Pertama 30 Bulan (Child Bearing)
Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi pasangan
suami istri yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia
kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul konflik yang
dipicu kecemburuan pasangan akan perhatian yang lebih ditujukan
kepada anggota keluarga baru. Adapun tugas perkembangan pada
tahap ini yaitu :
1) Mempersiapkan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga
3) Mempertahankan keharmonisan pasangan suami istri, berbagi
peran dan tanggung jawab, juga mempersiapkan biaya untuk
anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun
hingga 5 tahun. Adapun tugas perkembangan yang harus
dilakukan ialah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
2) Membantu anak bersosialisasi dengan lingkungan
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
4) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
5) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam ataupun
luar keluarga.
6) Mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan, dan
anak.

7
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi
tumbang anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)


Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah
dasar sampai memasuki awal masa remaja. Dalam hal ini,
sosialisasi anak semakin melebar. Tidak hanya di lingkungan
rumah melainkan juga di sekolah dan lingkungan yang lebih luas
lagi. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah, dan lingkungan lebih luas.
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya
kehidupan, dan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Pada perkembangan tahap remaja ini orangtua perlu memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggungjawab. Hal ini
mengingat bahwa remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi. Ia ingin mengatur kehidupannya sendiri
tetapi masih membutuhkan bimbingan. Oleh sebab itu,
komunikasi antar orangtua dan anak harus terus dijaga. Selain itu,
beberapa peraturan juga sudah mulai diterapkan untuk
memberikan batasan tertentu tetapi masih dalam batas wajar,
misalnya dengan membatasi jam malam dan lain sebagainya.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung
jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi.
2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua.

8
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)


Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah,
artinya keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai
mandiri. Dalam hal ini, orangtua mesti merelakan anak untuk
pergi jauh dari rumahnya demi tujuan tertentu. Adapun tugas
perkembangan pada tahap ini antara lain :
1) Membantu dan mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
2) Menjaga keharmonisan dengan pasangan
3) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
4) Bersiap mengurusi keluarga besar (orangtua pasangan)
memasuki masa tua
5) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah.
g. Keluarga Usia Pertengahan
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah
dan salah satu pasangan bersiap negatif atau meninggal. Tugas
perkembangan keluarganya yaitu :
1) Menjaga kesehatan individu dan pasangan.
2) Meningkatkan keharmonisan dengan pasangan, anak, dan
teman sebanya
3) Mempersiapkan masa tua.
h. Keluarga Lanjut Usia
Masa usia lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia.
Maka tugas perkembangan dalam masa ini yaitu beradaptasi
dengan perubahan kehilangan pasangan, kawan, ataupun saudara.
Selain itu melakukan “life review” juga penting, di samping tetap
mempertahankan kedamaian rumah, menjaga kesehatan, dan
mempersiapkan kematian. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini yaitu :

9
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang
saling menyenangkan pasangannya.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan
pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
3) Mempertahankan keakraban pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga
4) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

3.2 Konsep Anak Usia Remaja


2.2.1 Definisi
Menurut beberapa ahli rentang usia remaja ialah 10 tahun
hingga 21 tahun. Remaja adalah fase peralihan dari anak anak menuju
dewasa. Pertumbuhan pada remaja terjadi secara serentak seperti
perkembangan fisik, kreatif, kognitif, sosial dan bahasa. Respon yang
terjadi pada setiap tahap perkembangan anak berubah dari waktu ke
waktu karena kedewasaan, lingkungan, reaksi dari orang lain di
sekitarnya atau bimbingan orang tua (Diananda, 2019).

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja


1) Pertumbuhan remaja menurut Yusuf dkk (2021)
a. Perubahan fisik pada remaja
Perubahan yang terjadi pada tubuh pria pada masa remaja
ditandai dengan pertambahan tinggi badan, bahu melebar, dan
dada membesar. Paling sering, pertumbuhan ini terjadi pada
remaja berusia antara 13 dan 15,5 tahun. Pada masa ini,
perubahan fisik dapat diamati pada remaja adalah panggul
menjadi lebih lebar dan tebal, dada mengembang. Percepatan
pertumbuhan remaja biasanya terjadi antara usia 11 dan 13,5
tahun.
b. Perubahan jaringan tubuh
Anak laki-laki akan mengembangkan otot sementara anak
perempuan akan melihat lebih banyak penambahan lemak. Hal

10
ini akan membedakan karakteristik otot, tulang, dan jaringan
adiposa antara pria dan wanita.

c. Perubahan seksual
Pubertas pada anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal
dibandingkan pada anak laki-laki. Perkembangan seksual
wanita ditandai dengan menstruasi bulanan yang teratur,
perkembangan payudara, dan tumbuhnya rambut di ketiak
dan sekitar organ vital. Pada pria, tanda-tanda perkembangan
seksual ditandai dengan mimpi basah (spermaturia),
tumbuhnya jakun, tumbuhnya kumis, tumbuhnya bulu pada
ketiak dan sekitarnya, organ vital, dan pembesaran laring
(pelebaran saluran vokal).
d. Perubahan fisiologis
Ada sejumlah tanda perubahan psikologis yang dialami pria
dan wanita saat beranjak remaja yaitu penurunan denyut
jantung dan suhu basal, peningkatan tekanan darah sistolik,
peningkatan volume pernapasan, dan suhu tubuh.
2) Perkembangan Anak Usia Remaja
Menurut Erford dan Mayorga dalam Yusuf dkk (2021), fase
remaja dibagi menjadi beberapa fase yaitu :
a. Fase remaja awal (usia 12-14 tahun)
Selama tahap ini anak-anak sering kali mulai tumbuh lebih
cepat dan mengalami tahap awal pubertas baik anak laki-laki
maupun perempuan akan mengalami pertumbuhan fisik yang
signifikan dan minat seksual yang meningkat. Secara kognitif
remaja pada tahap ini sudah mulai mengalami peningkatan
minat intelektual, memiliki pemikiran yang konkrit seperti
mulai mencari kebenaran dari suatu hal baik atau buruk dan
sebagainya. Selain itu pada tahap ini remaja mulai
memusatkan pemikiran mereka pada diri sendiri atau

11
egosentrisme dengan bentuk memperhatikan penampilan dan
merasa seolah-olah mereka selalu dinilai oleh teman
sebayanya. Hal ini yang menyebabkan kebanyakan anak
remaja menganggap penting semua pemikiran dan penilaian
orang tentang dirinya.
b. Fase remaja pertengahan (usia 15-17 tahun)
Perubahan fisik dari pubertas berlanjut selama masa remaja
pertengahan. Pada anak laki-laki perubahan suara akan mulai
terjadi dimana suara akan terdengar lebih berat dan munculnya
jerawat di wajah, sedangkan pada anak perempuan mulai
mengalami menstruasi yang teratur. Pada usia ini remaja juga
mulai tertarik dengan lawan jenis, mereka juga mulai
mengeksplorasi identitas seksual mereka yang bisa saja
membuat stress jika tidak mendapatkan dukungan dari teman
sebaya, keluarga atau komunitas. Perkembangan kognitif pada
fase ini juga semakin matang, tetapi cara berpikir masih
belum sematang pemikiran orang dewasa.
c. Fase Remaja Akhir atau Dewasa Muda (Usia 18-24 tahun)
Memasuki fase ini pada umumnya fisik telah berkembang
secara maksimal. Secara kognitif remaja akhir juga telah
memiliki kemampuan berpikir yang lebih matang, lebih fokus
pada masa depan serta mampu membuat keputusan
berdasarkan harapan dan cita-cita mereka. Dalam hal
persahabatan, hubungan keluarga dan percintaan, remaja akhir
biasanya akan lebih stabil. Mereka dapat menentukan dengan
siapa meminta nasihat atau mendiskusikan topik tertentu
secara dewasa.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak


a. Teori Nativisme
Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer yang berpendapat
bahwa perkembangan manusia telah ditentukan oleh faktor-faktor

12
nativius yaitu faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir.
Menurut aliran ini pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan seseorang. Dengan pemahaman aliran nativisme,
maka setiap pendidikan dan perkembangan manusia bertujuan
untuk menemukan bakat terpendam yang dimiliki, mengasah
kompetensi diri sehingga menjadi ahli, memotivasi tiap individu
untuk menentukan sebuah pilihan.
b. Teori Empirisme
Teori ini dikemukakan oleh Jhon Locke yang menjadikan
pengalaman sebagai proses yang menentukan perkembangan
seorang individu. Empirisme berpendirian bahwa semua
pengetahuan diperoleh lewat indra dan memandang keturunan
atau pembawaan tidak memiliki peranan.
c. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan dari kedua teori di atas yang
dikemukakan oleh William Stern dimana baik pembawaan
maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang
penting dalam perkembangan individu. Teori konvergensi
mengakui bahwa manusia lahir dengan membawa bakat dan
potensi-potensi dasar yang dapat dikembangkan. Proses
perkembangan sangat tergantung pada lingkungan masyarakat dan
sekolah (Aqib, 2021).

2.2.4 Tugas Perkembangan Anak Usia Remaja


Tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1981) dalam
Yusuf dkk (2021) meliputi :
1. Menerima fisiknya sendiri dan keberagaman kualitas misalnya
kecantikan, keberfungsian, dan keutuhan.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur yang
mempunyai otoritas misalnya mengembangkan sikap respek
terhadap orang tua dan orang lain.

13
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal baik
lisan maupun tulisan.
4. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara
wajar.
5. Menemukan role model yang dijadikan pusat identifikasinya.
6. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuan diri.
7. Memperoleh self control atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip
atau falsafah hidup.
8. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri yakni sikap
dan perilaku yang kekanak-kanakan.
9. Bertingkah laku penuh tanggungjawab secara sosial.
10. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan bagi warga negara.
11. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)
12. Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup
berkeluarga dengan meyakini pernikahan merupakan satu-
satunya cara untuk menghalalkan hubungan seksual antara pria
dan wanita.
13. Mengamalkan ajaran agama yanag dianut.

2.2.5 Program Pemerintah Untuk Kesehatan Anak Usia Remaja


Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) merupakan
program pemerintah yang ditujukan untuk melayani kesehatan
remaja. Program ini diampu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Dalam
praktiknya di lapangan, program PKPR ini dijalankan oleh Puskesmas
serta sekolah-sekolah (Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai, 2017).
PKPR ini memberikan pelayanan mulai dari kesehatan
masyarakat seperti preventif, promotif, dan kesehatan perorangan
dengan pelayanan kuratif, hingga rehabilitatif, pelayanan yang
diberikan pun beragam, mulai dari penyuluhan dengan memberikan

14
informasi serta edukasi, konseling, melatih keterampilan untuk hidup
sehat, hingga pelayanan klinis. PKPR ini menjadi penting dalam
mendukung UKM dan UKP untuk menjamin kesehatan serta kualitas
hidup remaja (Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai, 2017).
`

3.3 Isu dan Trend Problem Remaja di Indonesia


Supriyanto (2018) dalam Yusuf dkk (2021) menjelaskan bahwa
masalah-masalah umum yang sering dihadapi oleh remaja yang berkaitan
dengan aktivitas akademik adalah :
a. Motivasi belajar rendah, yang dipengaruhi oleh empat faktor yaitu cita-
cita remaja itu sendiri, kemampuan, kondisi fisik dan psikologis, serta
kondisi lingkungan.
b. Menunda tugas sekolah atau sering disebut prokrastinasi akademik
adalah tindakan penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang
berhubungan dengan tugas akademik.
c. Sikap dan kebiasaan belajar yang tidak adekuat seperti tidak mempunyai
jadwal belajar yang teratur, tidak mengoptimalkan sumber daya di
sekolah, dan lain sebagainya.
d. Sulit membagi waktu yakni kesulktan remaja membagi waktu antara
belajar dengan kegiatan lain diluar belajar.
Selain masalah yang berhubungan dengan akademik, masalah lain
yang sering dialami oleh remaja adalah masalah kesehatan reproduksi
diantaranya :
a. Seks bebas
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan, memperoleh hasil
sebanyak 63% remaja sudah melakukan seks bebas bersama dengan
orang yang belum sah menjadi pasangannya. Fenomena ini juga
mendorong munculnya kehamilan di luar nikah yang semakin

15
meningkat. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017, bahwa 2% remaja wanita dan 8% remaja
pria berusia 15-24 tahun, telah melakukan hubungan seks sebelum
menikah, bahkan 11% di antaranya mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan, kehamilan diluar nikah.
b. Aborsi
Tulisan Editor Kompas.com (16 Februari 2019) mengungkapkan jumlah
kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta, 30 %
diantaranya dilakukan oleh para remaja.
Masalah moral lain yang ditemui pada usia remaja yang sangat
berpengaruh pada perkembangan remaja itu sendiri adalah :
a. Narkoba dan Minuman Keras (MIRAS)
Pada tahun 2021, menurut Survei Nasional Penggunaan Narkoba dan
Kesehatan (NSDUH), sekitar 20,9% remaja berusia 14 hingga 15 tahun
dilaporkan minum setidaknya 1 minuman sepanjang hidup mereka.
b. Perundungan (Bullying)
Menurut Yusuf dkk (2021), perundungan adalah tindakan agresif atau
kekerasan, bernada intimidasi atau mengancam yang sengaja dilakukan
seseorang atau kelompok orang untuk menyakiti orang lain yang
dipandang lemah secara berulang-ulang baik dalam bentuk verbal, fisik,
psikis, dan cyber sehingga korban mengalami penderitaan, trauma atau
ketidakberdayaan. Perundungan atau bullying itu sendiri mempunyai tiga
ciri utama yaitu penyalahgunaan kekuatan dalam berhubungan dengan
orang lain, berlangsung secara terus menerus atau berulang-ulang, dan
tindakannya menyebabkan bahaya atau menyakitkan orang lain.

3.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


2.4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian digunakan sebagai tahap untuk menggali
informasi kesehatan anggota keluarga dalam keluarga (Renteng &
Simak, 2021). Tahap atau langkah penting dalam proses keperawatan
untuk melakukan interaksi pertama dengan keluarga dan menentukan

16
kesehatan seluruh anggota keluarga (Kemenkes RI, 2016). Secara
garis besar terdapat data dasar yang dipergunakan dalam mengkaji
status keluarga yaitu :
1. Struktur dan karakteristik keluarga
2. Sosial, ekonomi, dan budaya
3. Faktor lingkungan
4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga
5. Psikososial keluarga
Komponen pengkajian keluarga terdiri atas beberapa kategori
pertanyaan. Pengkajian keluarga berfokus membahas model
pengkajian menurut Friedman yaitu :
1. Data umum yang terdiri dari :
a. Nama kepala keluarga
b. Anggota keluarga
c. Alamat keluarga
d. Tipe keluarga
e. Latar belakang kebudayaan, suku, bahasa yang digunakan,
tempat tinggal bersifat heterogen atau homogen, kebiasaan yang
berkaitan dengan budaya
f. Agama, aktivitas keagamaan
g. Status kelas sosial yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, dan
pendapatan
2. Tahap perkembangan keluarga
Perawat akan menilai tahap perkembangan keluarga saat ini
dengan anak pertama sebagai kuncinya. Tahap perkembangan
keluarga ada 8 yaitu :
Tahap 1 : keluarga baru menikah
Tahap 2 : keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan
Tahap 3 : keluarga dengan anak usia prasekolah berusia 2,5-6 tahun
Tahap 4 : keluarga dengan anak usia sekolah yaitu 7-13 tahun
Tahap 5 : keluarga dengan anak remaja yaitu berusia 13-20 tahun

17
Tahap 6 : keluarga melepaskan anak dewasa muda meninggalkan
rumah
Tahap 7 : keluarga orang tua paruh baya
Tahap 8 : keluarga lansia
3. Tugas perkembangan keluarga dan riwayat keluarga
Perawat melakukan pengkajian terkait hal ini sudah terpenuhi atau
belum terpenuhi. Tugas perkembangan berdasarkan tahapan
perkembangan keluarga. Riwayat keluarga terdiri keluarga inti
ataupun riwayat keluarga sebelumnya.
2.4.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat
rencana, melakukan implementasi, dan evaluasi (Widagdo, 2016).
Menurut Mubarak (2012) dalam (Febrianti, 2018), diagnosis
keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang
bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan
kemampuan, dan sumber daya keluarga.
1. Problem atau masalah (P) : Masalah yang mungkin muncul
2. Etiology atau penyebab (E) : Penyebab dari diagnose keperawatan
pada asuhan keperawatan keluarga berfokus pada 5 tugas
kesehatan keluarga yang meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan yang tepat.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil
pengkajian.

18
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga
dengan anak remaja sehat menurut SDKI tahun 2017 yaitu :
1. Resiko berat badan berlebih berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0031).
2. Resiko gangguan perkembangan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0107).
3. Resiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0108).
Perawat bersama keluarga dapat menyusun dan menentukan
prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan skala
perhitungan yang dapat dilihat pada tabel :
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Tidak sehat 3
1
b. Ancaman Kesehatan 2
c. Krisis atau keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah yang dapat diubah
a. Dengan mudah 2
2
b. Hanya Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensial masalah dapat dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah
a. Masalah berat, harus segera ditangani 2
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
c. Masalah tidak dirasaka 0

Keterangan :
Rumus Perhitungan Skoring

19
Skoring
-X Bobot = Hasil
Angka Tertinggi

2.4.3 Intervensi Keperawatan


Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan
berbagai pengetahuan dan keterampilan, diantaranya pengetahuan
tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien,
batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya,
kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan,
menulis tujuan, serta memilih dan membuat strategi keperawatan
yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan
serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat
kesehatan lain.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
perencanaan keperawatan keluarga adalah berikut ini :
1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
2. Rencana keperawatan harus realistik.
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah
instansi kesehatan.
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
Adapun tujuan dari perencanaan keperawatan keluarga sebagai
berikut :
1. Alat komunikasi antarperawat dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga.
2. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang
diberikan pada keluarga.
3. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman
bagi perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta
melakukan evaluasi.
4. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau
kelompok.

20
5. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi Kesehatan
lainnya.
6. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan.
7. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
8. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam
melakukan evaluasi keperawatan keluarga.

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi


. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Resiko berat
Setelah dilakukan (I.03097)
badan berlebih tindakan 1. Identifikasi kondisi
berhubungan keperawatan kesehatan pasien
dengan selama …x… jam yang dapat
ketidakmampuan keluarga memengaruhi berat
keluarga memahami tentang badan
mengenal perawatan anggota 2. Hitung berat badan
masalah keluarga dalam ideal pasien
kesehatan mengatasi resiko 3. Fasilitasi
(D.0031) berat badan menentukan target
berlebih berat badan realistis
Kriteria hasil : 4. Jelaskan Faktor
1. Berat badan risiko berat badan
membaik berlebih
2. Tebal lipatan 5. Jelaskan hubungan
kulit membaik antara asupan
3. Indeks massa makanan, aktivitas
tubuh membaik fisik, dan
(L.05038) penambahan berat
badan
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Identifikasi tahap
gangguan tindakan perkembangan
perkembangan keperawatan Remaja
berhubungan selama …x… jam 2. Tingkatkan personal
dengan klien dan keluarga hygiene dan
ketidakmampuan mampu mengatasi penampilan diri
keluarga resiko gangguan 3. Fasilitasi rasa
mengenal perkembangan tanggung jawab
masalah Kriteria hasil : pada diri dan orang

21
kesehatan 1. Perilaku sesuai lain
(D.0107) usia meningkat 4. Jelaskan
2. Kemampuan perkembangan
melakukan normal remaja
perawatan diri 5. Ajarkan untuk
meningkat mengenali masalah
(L.10101) kesehatan dan
penyimpangan pada
masa remaja
(I.03141)
3. Resiko Setelah dilakukan 1. Identifikasi
gangguan tindakan kesiapan dan
pertumbuhan keperawatan kemampuan
berhubungan selama …x… jam menerima informasi
dengan klien dan keluarga 2. Sediakan materi dan
ketidakmampuan dapat mengatasi media pendidikan
keluarga resiko gangguan kesehatan
mengenal pertumbuhan 3. Berikan kesempatan
masalah Kriteria hasil : untuk bertanya
kesehatan 1. Berat badan 4. Jelaskan kebutuhan
(E.0108) sesuai usia gizi seimbang pada
2. Tinggi badan anak reamaja
sesuai usia 5. Jelaskan pemberian
makanan
mengandung
vitamin D dan zat
besi pada masa
pubertas
6. Anjurkan
menghindari
makanan yang tidak
sehat
7. Ajarkan PHBS
( I.12396 )

2.4.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan adalah tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi tindakan keperawatan yang
telah direncanakan. Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien dari

22
masalah status kesehatan yang dihadapi menuju status kesehatan yang
optimal. Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari intervensi
keperawatan yang mencakup perawatan langsung atau tidak langsung
(Purwanto, 2013).
Implementasi keperawatan merupakan bentuk realisasi dari
intervensi keperawatan yang mencakup perawatan langsung atau tidak
langsung. Perawatan langsung adalah tindakan yang diberikan secara
langsung kepada pasien. Pada perawatan langsung perawat harus
berinteraksi dengan pasien (Prabowo, 2019).

2.4.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan salah satu tahapan dari proses keperawatan
dan merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh dari diagnosis
keperawatan, rencana intervensi keperawatan dan implementasi sudah
berhasil dicapai. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor kesalahan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis,
perencanaan dan implementasi intervensi. Pada tahap ini dilakukan
kegiatan untuk menentukan apakah rencana keperawatan dan apakah
bisa dilanjutkan atau tidak, merevisi, atau bisa juga dihentikan
(Prabowo, 2019).

23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
STUDI KASUS
Tn. E (50 th) suami dari Ny.N (40 th) mempunyai dua orang anak,
An.W (14 th) laki-laki kelas 2 SMP. Dan anak ke dua, An. S (6th)
perempuan kelas 1 SD. Ny. N mengatakan bahwa, An.W sering ketahuan
merokok di rumah. An. W juga jarang di rumah dan sering bermain
dengan teman-temannya di luar. Ny. N mengatakan beliau seorang
wirausaha dan suaminya pengusaha aluminium, jadi hanya di rumah
waktu pagi sebelum bekerja dan sore hari ketika pulang kerja. Oleh karena
itu, An. W jarang dapat perhatian dari orang tua. Karena
kurangnya perhatian orang tua kepada anak, Ny. N mengatakan seringkali
muncul konflik antara orang tua dan An. W karena anak menginginkan
kebebasan untuk melakukan aktivitasnya.
Masalah lain, Ny. N mengatakan sangat mengatur (otoriter) dalam
mendidik anaknya karena pendidikan sangat diprioritaskan oleh Ny N.
Meskipun Ny. N waktu untuk anak tidak penuh 24 jam untuk menemani anak
memantau perkembanganya, namun Ny. N tetap memantau belajar An. W.
Kadang ibu memarahi An. W ketika An. W tidak mau belajar atau nilai
peringkatnya menurun. Ny. N juga tidak segan-segan marah ketika An. W
sering bermain keluar dengan teman-temanya, kadang kalau An. W
membangkang Ny. N bisa memukulnya. Ny. N mengatakan “sikap ibu seperti itu
karena ibu takut An. W terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena
sepengetahuan ibu, usia remaja adalah penentu masa depanya nanti”. Karena
sikap Ny. N yang seperti itu, penerimaan An. W dia merasa terkekang. An. W
mengatakan “saya jarang mendapatkan perhatian dari orang tua, giliran di rumah
bisanya hanya marah-marah terus, aku merasa terkekang tidak bisa
mengembangkan diriku dengan bebas, aku sudah remaja punya otonomi.
Kalau itu semua terdukung, aku akan bisa menjadi anak yang sesuai
dengan keinginan orang tua”. Oleh karena itu, An. W berperilaku sebaliknya
dari harapan orang tua seperti menjadi nakal, jarang belajar, dan sering
keluar rumah bersama teman-temanya.

24
3.1 Pengkajian

Nama Puskesmas - No. Register -


Nama Perawat R Tanggal 20 September 2023
Pengkajian
DATA KELUARGA
Nama Kepala Tn. E (50 tahun) Bahasa sehari- Jawa & Indonesia
Keluarga hari
Alamat Rumah & Tambak Madu 4/28 Yankes terdekat, Puskesmas Tambak
Telp Jarak Rejo
Pekerjaan Pengusaha Aluminium Alat transportasi Motor
Agama & Suku Islam & Jawa Status Kelas Menengah
Sosial
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub Umu JK Suku Pendi Pekerja Status TTV Status
o. dgn r dikan an Saat Gizi (TD, N, S, Imunis
KK Terak Ini (TB, P) asi
hir BB, Dasar
BMI)
1. Tn. E Sua 50 L Jawa SMA Pengu- TB : TD : Hepatiti
mi tahun saha 165 cm 130/90 s B 2x,
Alumi- BB : 70 mmHg DPT 3x,
nium kg N : 82 Polio
x/mnt 4x,
S : 36,5 OC Campak
RR : 1x
21x/mnt
2. Ny. N Istri 40 P Jawa SMA Wirau- TB : TD : Hepatiti
tahun saha 153 cm 120/85 s B 2x,
BB : 60 mmHg DPT 3x,
kg N : 80 Polio
x/mnt 4x,
S : 36,5 OC Campak
RR : 1x
20x/mnt
3. An. W Anak 14 L Jawa SMP Pelajar TB : TD : Hepatiti
tahun 160 cm 125/80 s B 2x,
BB : 53 mmHg DPT 3x,
kg N : 85 Polio
x/mnt 4x,
S : 36,8 OC Campak
RR : 1x
20x/mnt

25
4. An. S Anak 7 P Jawa SD Pelajar TB : TD : Hepatiti
tahun 117 cm, 110/65 s B 2x,
BB : mmHg DPT 3x,
19 kg N : 78 Polio
x/mnt 4x,
S : 36,5 OC Campak
RR : 1x
19x/mnt
LANJUTAN
N Alat Bantu/ Status Kesehatan Saat ini Riwayat
Nama
o. Protesa Penyakit/ Alergi
1. - Saat ini Tn. M.F dalam -
Tn. E
keadaan sehat, tidak ada
keluhan apapun
2. Ny. N - Saat ini Ny. N dalam -
keadaan sehat, tidak ada
keluhan apapun
3. An. W - An. W mengatakan sesak
Ny. N mengatakan sejak
hilang timbul disertai
5 hari yang lalu An. W
batuk (terkadang)
sering mengalami sesak
sehingga dadanya terasa
berat. Namun, sesak
sering hilang timbul,
batuk terkadang muncul
terutama pada malam
dan pagi hari, ketika
tidur nafas anak sering
terdengar suara ngik
(mengi).

4. An. S - Saat ini An. S dalam keadaan


-
sehat, tidak ada keluhan
apapun

Analisis Masalah Kesehatan Individu : An. W dalam 5 hari yang lalu


mengalami sesak hilang timbul disertai batuk (terkadang).

26
GENOGRAM KELUARGA TN. E

Keterangan :

: Laki-laki masih hidup

: Perempuan masih hidup

+ : Meninggal
: Menikah

------ : Tinggal dalam satu rumah

: Klien

27
I. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap Perkembangan Klg Saat Ini : Dilihat dari anak pertama yang sudah
menginjak masa remaja, tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
remaja
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tidak
Dapat Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan : Keluarga belum mampu merawat
kesehatan fisik anggota keluarganya.
Penjelasan : Ketika terdapat keluarga yang sakit Tn. E tidak dapat
meluangkan waktu untuk merawat anggota keluarganya karena sibuk
bekerja.

II. STRUKTUR KELUARGA


Pola Komunikasi : Baik
Disfungsional
Penjelasan : Pola komunikasi baik, dimana saat Tn. E
pulang kerumah atau dihari libur ia selalu membantu Ny.N dalam
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Peran Dalam Keluarga : Ada Masalah Tidak Ada
Masalah
Penjelasan : Tn. E sebagai kepala keluarga bekerja
sebagai pengusaha aluminium mencari nafkah untuk membiayai
keluarga. P e r a n t e r h a d a p t a n g g u n g j a w a b n y a y a n g k u r a n g
d a r i Ny. N sebagai wirausaha akibat kesibukan Ny. N dengan
pekerjaannya. Sehingga tanggung jawab untuk memantau tumbuh
kembang anak sesuai pertambahan usia anak kurang diperhatikan dan
berdampak terhadap perilaku anak yang menjadi kurang perhatian dan
kasih sayang.
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada
Konflik

Penjelasan : Nilai yang dianut dalam keluarga


berdasarkan kepercayaan yang dianut yaitu islam dan tidak ada
konflik nilai yang terjadi. Begitu juga dengan nilai dan norma yang
berlaku dimasyarakat juga menjadi pedoman dalam ketentuan

28
keluarga dan masing-masing keluarga wajib untuk mentaatinya,
seperti tidak boleh pulang malam, memakai pakaian yang sopan
baik didalam maupun luar rumah, dan juga menjaga perilaku
yang tidak menyimpang. Namun, dilihat dari segi hak dan
kewajiban yang seharusnya didapatkan anak, anak kurang
mendapatkan itu dikarenakan kesibukan ke dua orangtuanya dalam
pekerjaannya.

III. FUNGSI KELUARGA


Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Penjelasan : Adanya saling perhatian antara keluarga
seperti mengingatkan makan, membawakan bekal makanan dan saling
menjaga satu sama lain.
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Penjelasan : Jika terdapat masalah dalam keluarga,
dalam pengambilan keputusan Tn. E langsung bersikap tegas
mendiskusikan dan segera mencari solusi bersama-sama. Tn. E dan Ny.
N tahu akan tanggung jawabnya yang kurang dalam mengasuh
anak, oleh karena itu setiap ada waktu senggang mereka berusaha
untuk mencurahkan waktu senggangnya untuk anak-anak.
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
Penjelasan : Tn. E sebagai kepala keluarga bekerja
sebagai pengusaha aluminium untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

IV. POLA KOPING KELUARGA


Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : Khawatir dan cemas dengan An. W
akan pertumbuhan dan perkembangan yang seharusnya sangat
butuh pengawasan dari orang tua. Akibat orang tua yang sibuk
dengan pekerjaanya, An. W sering terlihat merokok dirumah dan
sering keluyuran ketika orang tua tidak dirumah.

29
DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
□ Kondisi Rumah □ Jika ada Bunifas, Persalinan
Type rumah : permanen/semi permanen* ditolong oleh tenaga kesehatan :
Lantai : Ya/ Tidak*
tanah/plester/keramik,lainnya…. □ Jika ada bayi, Memberi ASI
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* ekslusif : Ya/Tidak*
□ Jika ada balita, Menimbang balita
□ Ventilasi : tiap bln: Ya/Tidak*
Baik (10-15% dari luas lantai): Ya/Tidak* □ Menggunakan air bersih untuk makan
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* &
Penjelasan ; tipe rumah Tn. E permanen minum:
dengan lantai berkeramik, kepemilikan Ya/ Tidak*
rumah atas nama Tn.E ventilasi baik dan Keluarga Tn. E menggunakan air
dibuka setiap pagi hari untuk ventilasi udara PDAM yang direbus untuk minum
dan masak.
Pencahayaan Rumah :
Baik/ Tidak* □ Menggunakan air bersih untuk
Pencahayaan rumah baik, pada malam hari kebersihan diri:
terdapat 1 lampu di setiap ruangan untuk Ya/ Tidak*
menerangi rumah sedangkan pada siang hari Keluarga Tn. E menggunakan air dari
PDAM untuk mandi.
rumah mendapatkan cahaya dari sinar
matahari yang masuk melalui jendela Mencuci tangan dengan air bersih & sabun
:
□ Saluran Buang Ya/Tidak*
Limbah : Keluarga Tn. E tidak selalu melakukan
Tertutup/terbuka* cuci tangan dengan sabun, menggunakan
sabun hanya ketika selesai makan.
Pembuangan limbah keluarga Tn. E
tertutup dengan baik. □ Melakukan pembuangan
sampah pada tempatnya :
Air Bersih : Ya/ Tidak*
Sumber air bersih: sumur/PDAM/sungai/lain- Tn. E mengatakan keluarga membuang
lain*, sampah di bak sampah
sebutkan
Kualitas air: baik □ Menjaga lingkungan rumah
Sumber air bersih keluarga Tn. E tampak bersih Ya/tidak
menggunakan PDAM dan kualitas airnya Rumah Tn. E tampak bersih. Ny. N
bersih (tidak berbau) dan dalam keadaan mengatakan rumahnya setiap pagi dan
baik. sore selalu disapu dan di pel 1x/2 hari

30
□ Mengkonsumsi lauk dan pauk
□ Jamban Memenuhi tiap hari : Ya/ Tidak*
Syarat : Kepemilikan jamban : Keluarga Tn. E Makan 3 X dalam 1 Hari,
ya/tidak* Menunya ada Nasi, Sayur dan Lauk,
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* terkadang di tambah buah buahan
Jarak septic tank dengan sumber air :
Keluarga tidak memiliki sumber air (sumur) □ Menggunakan jamban sehat :
yang dekat dengan septic tank Ya/ Tidak*
Keluarga selalu memebrsihkan jamban 1
□ Tempat Sampah: minggu 3 kali agar jamban tetap sehat
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak*
Jenis : Tertutup/Terbuka * □ Memberantas jentik di
Tempat sampah berada di dalam dan luar rumah sekali seminggu :
rumah. Ya/ Tidak* (menguras,
mengubur, menutup)
□ Rasio Luas Bangunan Rumah Tidak ditemukan adanya jentik nyamuk di
dengan Jumlah bak air kamar mandi. Tn. E selalu
Anggota Keluarga (8m2/orang) membersihkan bak penampung air
Ya/Tidak * Luas rumah 80m2 yang
seminggu sekali
dihuni oleh 4 anggota keluarga yaitu
Tn. E, Ny. N, An. W, dan An. S.
□ Makan buah dan sayur setiap
hari : Ya/ Tidak*
Keluarga Tn. E Makan sayur setiap hari
dan untuk buah tidak setiap hari

□ Melakukan aktivitas fisik setiap hari :


Ya/
Tidak*
Aktivitas keluarga Tn. M sehari-hari
bekerja sebagai pengusaha aluminium,
Ny. N sebagai wwirausaha, An. W dan
An. S bersekolah. Jarang dan hampir tidak
pernah berolahraga.

31
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
□ Ada  Tidak karena, Jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. E
langsung memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat rumahnya
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
□ Ya  Tidak , Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang dialami pada An. W
yaitu sesak yang hilang timbul sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman pada An. W
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya:
□ Ya  Tidak , An. W terlalu sering merokok (timbul akibat dari asap rokok).
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya :
□ Ya  Tidak, Keluarga mengatakan salah satu gejalanya yaitu sesak, batuk, suara napas
terdengar ngik (mengi) sehingga dada terasa nyeri.
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
□ Ya  Tidak, Apabila masalah tidak segera diobati maka akan menyebabkan gagal
napas atau henti jantung (kematian).
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
□ Keluarga  Tetangga  Kader  Tenaga kesehatan, yaitu kakek, nenek, paman,
bibi, tetangga, dan petugas pukesmas jika keluarga berkunjung.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
□ Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
□ Perlu berobat ke fasilitas yankes
□ Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan)
Ya  Tidak, Ny. N sudah memberi nasihat dan teguran kepada An. W

32
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
yang dialami anggota keluarganya :
□ Ya  Tidak, Keluarga berusaha membawa ke faskes terdekat untuk berobat
dan diberi pengobatan inhaler oleh dokter.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
□ Ya  Tidak, Saat dada terasa nyeri, keluarga memberi inhaler kepada An. W
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
□ Ya Tidak, Keluarga mengatakan sudah melarang untuk merokok, namun An.W
tidak menghiraukan.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
□ Ya  Tidak, Keluarga membuat suasana rumah menjadi nyaman dan udara yang
cukup agar dapat istirahat dengan nyenyak.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
□ Ya  Tidak, Keluarga membawa An. W berobat ke pukesmas terdekat

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
2. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian II : jika memenuhi
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai kriteria 1 s.d 5
anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara Kemandirian III : jika memenuhi
aktif kriteria 1 s.d 6
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kemandirian IV : Jika memenuhi
kriteria 1 s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

33
DENAH RUMAH KELUARGA Tn. E

34
Anggota Keluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik:
Lokasi - - Dada
Tipe - - Akut LEMBAR PENGKAJIAN INDIVIDU
Durasi - - Hilang
timbul
Intensitas - - Sedang
Distensi - - -
Status mental: 1 2 3 4 5 abdomen
Bingung - - - Colostomy - - -
Cemas - - - Diare - - -
Disorientasi - - - Konstipasi - - -
Depresi - - - Bising usus - - -
Menarik diri - - - Terpasang - - -
Sistem integumen: 1 2 3 4 5 Sonde
Sistem 1 2 3 4 5
Cianosis - - - persyaraf
Akral Dingin - - - an:
Diaporesis - - - Nyeri kepala - - -
Pusing - - -
Jaundice - - -
Tremor - - -
Luka - - -
Reflek - - -
Mukosa mulut - - - pupil
kering anisokor
Kapiler refil time - - - - - -
lebih 2 detik Paralisis :
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Lengan kiri/
Stridor - - -
Wheezing - - Ya Lengan
Ronchi - - - kanan/ Kaki
Akumulasi sputum - - Ya
kiri/
Sistem 1 2 3 4 5
perkemihan: Kaki kanan
Disuria - - - Anestesi daerah - - -
Hematuria - - - perifer
Frekuensi - - - Riwayat 1 2 3 4 5
Retensi - - -
pengoba
tan
Inkontinensia - - - Alergi Obat - - -
Sistem 1 2 3 4 5 Jenis obat yang
muskuloskeletal
Tonus otot kurang dikonsumsi Inhal
- - -
er
Paralisis - - -
Hemiparesis - - -
ROM kurang - - - PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gangg.Keseimb - - -
Sistem 1 2 3 4 5
pencernaan: Pemeriksa 1 2 3 4 5
Intake cairan kurang - - - an
Laborator
Mual/muntah - - - ium
Nyeri perut - - - GDP/2JPP/acak
Muntah darah - - - Asam Urat
Flatus - - - Cholesterol
Hb

35
3.2 Analisa Data

MASALAH
N KEMUNGKINAN
DATA ANALISA KEPERAWATAN
O PENYEBAB
KELUARGA
1. DS : Orang terdekat terlalu Penurunan Koping
- Ny N mengatakan An. fokus pada kondisi di Keluarga (D.0097)
W sering merokok dan luar lingkungan
keluar bersama keluarga
temannya di luar
- Ny. N mengatakan
ketika bekerja selalu
menitipkan anaknya
pada orang tuanya
untuk memantau.
DO :
- Orang tua An. W kerja
dari pagi-sore
- An. W sering pulang
malam dan langsung ke
kamar
- Terbatasnya
komunikasi orang tua
dan An. W
2 DS : Ketidakadekuatan Penampilan Peran
- Ny. N mengatakan support sistem tidak efektif
sangat tegas mengatur (D.0125)
dan mendidik anaknya.
- Ny. N mengatakan
sangat marah ketika
peringkat An. W turun.
- Ny. N mengatakan
pernah memukul An. W
ketika An. W
membangkang dan
dilarang bermain
keluar.

36
DO :
- An. W terlihat tertekan
- Strategi koping yang
diberikan orang tua
terhadap An. W terlihat
kurang efektif
- Orang tua An. W
kurang bertanggung
jawab menjalankan
peran yang dimiliki.
- Perilaku An. W tidak
sesuai dengan harapan
orang tua

3.3 Rumusan Diagnosis keperawatan


1. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan orang terdekat terlalu
fokus pada kondisi di luar lingkungan keluarga ditandai dengan
terbatasnya komunikasi (D.0097)
2. Penampilan peran tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
support sistem ditandai dengan dukungan sosial kurang, strategi koping
tidak efekif, dan harapan tidak terpenuhi (D.0125)

3.4 Skoring Prioritas


a. Diagnosis : Penurunan koping keluarga berhubungan dengan orang
terdekat terlalu fokus pada kondisi di luar lingkungan keluarga ditandai
dengan terbatasnya komunikasi (D.0097)
No Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
1. Sifat masalah Keluarga mengatakan
1. Wellness 3 khawatir karena
2. Aktual 3 kesibukan dalam
3. Resiko Tinggi 2 1 3/3 x 1 pekerjaanya An W
4. Potensial 1 akan terjerumus ke
dalam pergaulan
bebas.
2. Kemungkinan 2 2/2 x 2 Keluarga
masalah untuk menganggap kondisi
diubah An W bisa dirubah
1. Mudah 2 jika mampu

37
2. Sebagian 1 mengendalikan
3. Tidak dapat 0 perilaku
3. Potensial untuk Keluarga mengatakan
dicegah kondisi ini dapat
1. Tinggi 3 1 3/3 x 1 dicegah apabila An.W
2. Cukup 2 patuh terhadap
3. Rendah 1 perintah orang tua.
4. Menonjolnya Keluarga sepakat
masalah untuk mengatasi
1. Segera 2 masalah An W
2. Tidak perlu 1 1 dengan lebih efektif
3. Tidak 0 2/2 x 1 untuk membagi
dirasakan waktu dengan An W
agar tidak berdampak
berat dikemudian
hari.
TOTAL 5

b. Diagnosis : Penampilan peran tidak efektif berhubungan dengan


ketidakadekuatan support sistem ditandai dengan dukungan sosial
kurang, strategi koping tidak efekif,dan harapan tidak terpenuhi
(D.0125)
No Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
1. Sifat masalah An W membangkang
1. Wellness 3 karena kurang
2. Aktual 3 1 2/3 x 1 perhatian dari orang
3. Resiko Tinggi 2 tua.
4. Potensial 1
2. Kemungkinan Keluarga merasa
masalah untuk bingung menghadapi
diubah An W,Keluarga
2
1. Mudah mendidik secara tegas
1 2 ½x2
2. Sebagian karena takut An W
0
3. Tidak dapat terjerumus dalam
pergaulan remaja
bebas
3. Potensial untuk Keluarga memantau
dicegah belajar An W ketika
1. Tinggi 3 1 3/3 x 1 ada waktu luang dan
2. Cukup 2 memarahinya ketika

38
3. Rendah 1 tidak mau belajar.
4. Menonjolnya An W menerima
masalah sikap orang tuanya
1. Segera 2 1 yang sangat sibuk
2. Tidak perlu 1 dan protektif
3. Tidak dirasakan 0 2/2 x 1 kepadanya tetapi
perilaku An W
semakin menyimpang
dan tidak sesuai
harapan orang tua.
TOTAL 3,6

Prioritas Diagnosis Keperawatan


1. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan orang terdekat terlalu
fokus pada kondisi di luar lingkungan keluarga ditandai dengan
terbatasnya komunikasi(D.0097)
2. Penampilan peran tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
support sistem ditandai dengan dukungan sosial kurang, strategi koping
tidak efekif, dan harapan tidak terpenuhi. (D.0125)

3.5 Intervensi Keperawatan

Diagnosis Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana


No. Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standart Tindakan
Keluarga
1. Penurunan Setelah Setelah Verbal Keluarga Dukungan
koping dilakukan dilakukan dapat : Koping
keluarga kunjungan implementa 1.Menjelask Keluarga
berhubungan dalam si 2x24 jam an tahap (I.09260)
dengan orang waktu 1 diharapkan pertumbuhan
terdekat minggu keluarga dan Observasi :
terlalu fokus diharapkan dapat perkembang - Identifikasi
pada kondisi status meningkatk an sesuai respon
di luar koping an masalah usia anak. emosional
lingkungan keluarga koping 2.Mengetahu terhadap
keluarga membaik keluarga i dampak kondisi saat ini
ditandai dengan dengan kurangnya - Identifikasi
dengan kriteria kriteria perhatian beban

39
terbatasnya hasil : hasil : orang tua prognosis
komunikasi terhadap secara
1. Perilaku1. Mampu
(D.0097) perilaku psikologis
mengabaik mengenal
anak. - Identifikasi
an masalah
3.Menjelask kesesuaian
keluarga koping
an dampak harapan
menurun yang terjadi
pergaulan
(5) 2.Menguta
bebas Terapeutik :
makan
2.Komuni remaja. - Dengarkan
kebutuhan
kasi Antar masalah,
anak akan
Keluarga perasaan, dan
masa
Membaik pertanyaan
depannya
(1) keluarga
dan
-Terima nilai-
(L.09088) 3.Memenuh
nilai keluarga
i hak akan
dengan cara
kasih
yang tidak
sayang dan
menghakimi
perhatian
-Fasilitasi
pengungkapan
perasaan antara
anggota
keluarg
-Fasilitasi
penggambilan
keputusan
dalam
merencanakan
perawatan
jangka panjang
-Fasilitasi
anggota
keluarga dalam
mengidentifika
si dan
menyelesaikan
konflik
-Hargai dan
dukung
mekanisme
koping adaptif

40
yang
digunakan

Edukasi :
-Anjurkan
menjalin
hubungan yang
memiliki
kepentingan
dan tujuan
yang sama

2. Penampilan Setelah Setelah Verbal Keluarga Dukungan


peran tidak dilakukan dilakukan dapat : Penampilan
efektif kunjungan implementa 1.Menjelask Peran (I.13478)
berhubungan dalam si dalam an bentuk
dengan waktu 1 waktu 2x24 dukungan Observasi :
ketidakadekua minggu jam sosial yang -Identifikasi
tan support diharapkan diharapkan sesuai berbagai peran
sistem penampila keluarga terhadap dan periode
ditandai n peran dapat anak usia transisi sesuai
dengan membaik meningkatk remaja. tingkat
dukungan dengan an perkembangan
2.Mengetahu
sosial kurang, kriteria penampilan -Identifikasi
i strategi
strategi koping hasil : peran peran yang ada
mendidik
tidak efekif, membaik dalam keluarga
1. anak yang
dan harapan dengan -Identifikasi
Dukungan benar di usia
tidak kriteria adanya peran
sosial remaja
terpenuhi. hasil : yang tidak
meningkat
(D.0125) terpenuhi.
(5) 1.Mampu
2. Strategi memberika
Terapeutik :
koping n dukungan
-Fasilitasi
yang sosial
adaptasi peran
efektif kepada
keluarga
meningkat anak
terhadap
(5) 2.Mampu
perubahan peran
meningkatk
3.Verbalis yang tidak
an strategi
asi diinginkan.
koping
harapan -Fasilitasi
keluarga
terpenuhi diskusi tentang
dan
meningka peran orang tua
3. Keluarga

41
t (5) mampu -Fasilitasi
mengerti diskusi tentang
(L.13119)
sikap adaptasi peran
mendidik saat anak
anak yang meninggalkan
benar di rumah.
usia remaja -Fasilitasi
diskusi harapan
dengan keluarga
dalam peran
timbal balik

Edukasi :
-Diskusikan
perilaku yang
dibutuhkan
untuk
pengembangan
peran
-Diskusikan
strategi positif
untuk
mengelola
perubahan
peran.

3.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Diagnosa Hari/


Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi
Keluarga
1. Penurunan Kamis Dukungan Koping Keluarga S:
Koping 21/09/2023 (I.09260) - An W mengatakan
Keluarga 15.00 orang tuanya hanya
berhubungan Observasi : memberikan waktu
dengan - Mengidentifikasi respon untuknya pada malam
orang emosional terhadap kondisi hari saja
terdekat saat ini - Keluarga
terlalu fokus Hasil : keluarga kesal dengan mengatakan An W
pada kondisi perilaku An. W yang sering masih acuh jika diberi
di luar merokok dan pergi keluar

42
lingkungan rumah nasihat
keluarga - Mengidentifikasi beban
ditandai prognosis secara psikologis O:
dengan Hasil : mencatat beberapa - Keluarga masih
terbatasnya beban yang memperberat terlihat kesal dengan
komunikasi masalah keluarga. perilaku An W yang
(D.0097) - Mengidentifikasi kesesuaian suka keluar malam
harapan - Keluarga masih
Hasil : Harapan orang tua bingung mengatur
tidak sesuai dengan perilaku waktu untuk An W
An. W karena sibuk bekerja

Terapeutik : A : Masalah Belum


- Mendengarkan masalah, Teratasi
perasaan, dan pertanyaan
keluarga P : Intervensi
Hasil : keluarga mengatakan dilanjutkan
sedih dengan perilaku An. W, - Dukungan Koping
dan bertanya bagaimana Keluarga (I.09260)
menyikapinya
- Terima nilai-nilai keluarga
dengan cara yang tidak
menghakimi
Hasil : Memberi motivasi agar
keluarga lebih percaya diri
untuk menyelesaikan masalah
- Memfasilitasi pengungkapan
perasaan antara anggota
keluarga
Hasil : Keluarga dan An. W
sangat antusias saat sesi
berdiskusi dan saling
mengungkapkan perasaan.
- Memfasilitasi penggambilan
keputusan dalam
merencanakan perawatan
jangka panjang
Hasil : Memberikan pilihan
dan penjelasan solusi yang
akan dijalankan oleh keluarga.
- Mefasilitasi anggota
keluarga dalam

43
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik
Hasil : membantu menemukan
titik tengah dari permasalahan
keluarga dengan An W
- Menghargai dan dukung
mekanisme koping adaptif
yang digunakan
Hasil : Menerima, menghargai
dan memberikan motivasi
pendapat yang diutarakan oleh
keluarga dan An W

Edukasi :
- Menganjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang
sama
Hasil : Menetapkan tujuan
keluarga dengan An W yakni
untuk keharmonisan keluarga
dan masa depan An W.
2. Penampilan Kamis Dukungan Penampilan S:
peran tidak 21/09/2023 Peran (I.13478) - Keluarga
efektif 16.00 mengatakan sudah
berhubungan Observasi : mengerti jika An W
dengan - Mengidentifikasi berbagai mulai remaja dan
ketidakadekua peran dan periode transisi perlu pendampingan
tan support sesuai tingkat perkembangan lebih
sistem Hasil : Keluarga mengetahui - Keluarga
ditandai An W sudah beranjak remaja mengatakan masih
dengan dan orangtua sebagai bingung cara
dukungan pendamping agar An W tidak memberi kebebasan
sosial kurang, salah pergaulan. pada An W
strategi - Mengidentifikasi peran yang - Harapan orang tua
koping tidak ada dalam keluarga terhadap An W belum
efekif, dan Hasil : Keluarga mengatakan sesuai
harapan tidak selalu mendidik anaknya
terpenuhi. tetapi An W selalu A : Masalah belum
(D.0125) cengkal/tidak nurut teratasi
- Mengidentifikasi adanya P : Intervensi
peran yang tidak terpenuhi.

44
Hasil : An W mengatakan jika Dilanjutkan
jarang mendapat waktu dan (Dukungan
perhatian dari orang tua penampilan peran)

Terapeutik :
- Memfasilitasi diskusi
tentang peran orang tua
Hasil : memberi pengertian
peran orang tua terhadap anak
usia remaja
- Memfasilitasi diskusi
tentang adaptasi peran saat
anak meninggalkan rumah.
Hasil : Keluarga bertanya
edukasi tentang cara memberi
kebebasan anak dengan
pantauan.
- Memfasilitasi diskusi
harapan dengan keluarga
dalam peran timbal balik
Hasil : Keluarga dan An W
berdiskusi harapan yang
diinginkan dari masing-
masing

Edukasi :
- Mendiskusikan perilaku
yang dibutuhkan untuk
pengembangan peran
Hasil : Keluarga bertanya
bagaimana strategi untuk
mengubah perilaku An W

3. Penurunan Jumat Dukungan Koping Keluarga S:


Koping 22/09/2023 (I.09260) - An. W mengatakan
Keluarga 18.00 orang tuanya
berhubungan Observasi : mengajaknya sarapan
dengan orang - Mengidentifikasi respon pagi dan makan
terdekat emosional terhadap kondisi malam bersama dan
terlalu fokus saat ini meluangkan waktu
pada kondisi Hasil : keluarga sudah bisa untuk weekend keluar
di luar mengerti dengan perilaku An. - Keluarga

45
lingkungan W yang sering merokok dan mengatakan An W
keluarga pergi keluar rumah mulai memperhatikan
ditandai - Mengidentifikasi kesesuaian jika diberi nasihat
dengan harapan
terbatasnya Hasil : Harapan orang tua dan O:
komunikasi An W keduanya bisa saling - Keluarga terlihat
(D.0097) memahami setelah berdiskusi lebih percaya diri
untuk menasehati dan
Terapeutik : menyelesaikan
- Mendengarkan masalah, masalah An W
perasaan, dan pertanyaan - Keluarga sudah
keluarga mulai bisa mengatur
Hasil : keluarga mengatakan jadwal bersama An W
merasa tenang karena An W
sudah mau mendengarkan A: Masalah Teratasi
orang tuanya
- Menerima nilai-nilai P : Intervensi
keluarga dengan cara yang dihentikan
tidak menghakimi
Hasil : Keluarga merasa
termotivasi dan lebih percaya
diri terhadap penyelesaian
masalah
- Memfasilitasi pengungkapan
perasaan antara anggota
keluarga
Hasil : Keluarga dan An W
sangat antusias saat sesi
berdiskusi dan saling
mengungkapkan perasaan.
- Memfasilitasi penggambilan
keputusan dalam
merencanakan perawatan
jangka panjang
Hasil : keluarga sudah
mencoba mempraktekkan
solusi yang diberikan.
- Memfasilitasi anggota
keluarga dalam
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik
Hasil : permasalahan keluarga

46
dan An W sedikit menemukan
penyelesaian
- Menghargai dan Mendukung
mekanisme koping adaptif
yang digunakan
Hasil : Menerima, menghargai
dan memberikan motivasi
pendapat yang diutarakan oleh
keluarga dan An W

Edukasi :
- Menganjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang
sama
Hasil : Menetapkan tujuan
keluarga dengan An W yakni
untuk keharmonisan keluarga
dan masa depan An W.

4. Penampilan Jumat Dukungan Penampilan


peran tidak 22/09/2023 Peran (I.13478)
- Keluarga mengatakan
efektif 18.00
sudah mencoba
berhubungan Observasi :
mendidik An W
dengan - Mengidentifikasi berbagai
memulai dengan
ketidakadekua peran dan periode transisi
komunikasi tidak
tan support sesuai tingkat perkembangan
menggunakan
sistem Hasil : Keluarga mengetahui
kekerasan.
ditandai An W sudah beranjak remaja
dengan dan orangtua sebagai - keluarga sudah
dukungan pendamping agar An W tidak memahami perannya
sosial kurang, salah pergaulan. dengan An W yang
strategi - Mengidentifikasi peran yang beranjak remaja yang
koping tidak ada dalam keluarga butuh pendampingan
efekif, dan Hasil : Keluarga mengatakan extra
harapan tidak sudah mencoba mendidik An
terpenuhi. W memulai dengan O:
(D.0125) komunikasi tidak - Keluarga dan An W
menggunakan kekerasan. sudah berdiskusi
- Mengidentifikasi adanya harapan yang
peran yang tidak terpenuhi. diinginkan dari
Hasil : An W mengatakan jika masing-masing

47
orang tua sedikit mulai
berubah mengajaknya makan
A: Masalah teratasi
bersama diluar
P : Intervensi
Terapeutik : Dihentikan
- Memfasilitasi diskusi
tentang peran orang tua
Hasil : keluarga memahami
perannya dengan An W yang
beranjak remaja
- Memfasilitasi diskusi
tentang adaptasi peran saat
anak meninggalkan rumah.
Hasil : keluarga tidak
melarang An W pergi kerumah
tetapi memberi pengertian
kalau tidak boleh pulang
malam dan jujur ke orang tua
- Memfasilitasi diskusi
harapan dengan keluarga
dalam peran timbal balik
Hasil : Keluarga dan An W
berdiskusi harapan yang
diinginkan dari masing-
masing

Edukasi :
- Mendiskusikan perilaku
yang dibutuhkan untuk
pengembangan peran
Hasil : Keluarga menerapkan
strategi untuk mendidik An W
dengan memberikan banyak
waktu untuk berkomunikasi
dan sering menemaninya di
rumah.

48
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju ke masa dewasa. Pada masa pertumbuhan atau masa remaja terjadi
perubahan pada aspek perkembangannya, meliputi perkembangan dari aspek
fisik, kognitif, kepribadian dan sosial (Sartika, D., & Iskandar, I. 2023).
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja yaitu menyetarakan
kebebasan dan tanggung jawab saat menjadi dewasa dan mandiri, orang tua
dan anak memiliki komunikasi secara terbuka. (Fau, P., & Simatupang, M.
Y., 2023). Asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia
remaja dilakukan bertujuan untuk membantu keluarga dalam merawat anak
remaja dan keluarga dapat mengenal lebih mengenai masalah masalah
kesehatan pada remaja.

4.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan, serta wawasan dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga dengan anak remaja.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Diharapkan agar selalu menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan
dalam bidang keperawatan khususnya penatalaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remaja. Diharapkan tenaga kesehatan
dapat berkesinambungan melakukan pendidikan kesehatan terhadap
keluarga dengan anak remaja.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan intervensi yang telah diberikan
dalam merawat anak remaja dan keluarga dapat mengenal lebih
mengenai masalah masalah kesehatan pada remaja.

49
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Yusuf. 2021. Pengertian Heuristik, Metode dan Tahapan. Yogyakarta.


Amita Diananda. 2019. Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal Istigna.
1 (1): pp. 117.
Aqib, Zainal. 2021. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontektual
(Inovatif). Bandung: CV Yrama Widya.
Badan Narkotika Nasional. 2021. Profil Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia. Diakses pada 26 Septemper 2023, dari Profil - Badan Narkotika
Nasional RI (bnn.go.id).
Bakri, M.H. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka
Mahardika.
Fabanyo, R. A., Momot, S. L., & Mustamu, A. C. 2023. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga (Family Nursing Care). Penerbit NEM.
Fau, P., & Simatupang, M.Y. 2023. Asuhan Keperawatan Keluarga: Teori dan
Aplikasi. Penerbit P4I.
Febrianti, S. 2018. Gambaran Upaya Remaja Putri dalam Mengatasi Dismenorea
di SMK YBKP3 Tarogong Kidul Garut Tahun 2016. Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat.
Friedman, M.M. 2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan
Praktek (5th ed.). Jakarta: EGC.
Kholifah, Siti Nur dan Wahyu Widagdo. 2016. Keperawatan Keluarga dan
Komunitas. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Olfah, Y., Siswati, T., & Syamsul, F. 2021. Modul Kesehatan Mental Remaja
pada Masa Pandemi Covid-19.
Prabowo, T. 2019. Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Manajemen
Keperawatan.
Purwanto, E. 2013. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Health and
Pyhisical Education, hal. 25.
Renteng, S., & Simak, V. F. 2021. Keperawatan Keluarga. Tohar Media.

50
Sartika, D., & Iskandar, I. 2023. Pengaruh Hubungan Keluarga dan Lingkungan
Sosial Terhadap Pencegahan Penggunaan Napza Pada Remaja di
Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar. Jurnal Ilmu Kesehatan dan
Keperawatan. 1 (3): pp. 108-119.
Suprajitno. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Yustikarini, D.Z. 2021. Implementasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) Sebagai Bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Perorangan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

51

Anda mungkin juga menyukai