Anda di halaman 1dari 44

1

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


MAHASISWA APLIKASI PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

HASIL PENGKAJIAN PADA AGREGAT LANSIA


DENGAN RISIKO JATUH DI KELURAHAN SRENGSENG SAWAH

I. INTI (CORE)
1. Data Demografi
Hasil pengkajian menunjukkan data umum sebagai berikut; jumlah rukun
warga (RW): 19, jumlah rukun tetangga (RT): 156. Jumlah penduduk: 81.960
jiwa (laki-laki= 31.380 dan perempuan 50.583). Kepadatan penduduk 6.757
jiwa/km. Jumlah pra lansia dan lansia: 6607 jiwa (April 2015). Demografi
fokus agregat lansia dengan gangguan keseimbangan tubuh sebesar (n=46).
Berikut akan disajikan distribusi lansia sesuai demografi fokus.

Tabel 2.13 Distribusi Frekwensi Demografi lansia di Kelurahan Srengseng


Sawah Tahun 2015(n=46)

Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total


Jenis Laki-laki 8 17,4
100%
Kelamin Perempuan 38 82,6
Usia Rerata:70,26 tahun
Betawi 29 63,1
Sunda 3 6,5
Suku 100%
Jawa 11 23,9
Lainnya 3 6,5
Sumber: Survey Mahasiswa UI, 2015

Berdasarkan tabel 2.13 nampak bahwa frekuensi responden terbanyak berjenis


kelamin perempuan, usia rerata 70,26 tahun dan suku Betawi.
2. Statistik Vital
Berdasarkan hasil wawancara beberapa lansia mengatakan pernah jatuh
sebelumnya, terdapat 1 orang lansia yang mengalami jatuh dan patah tulang
pada bulan oktober 2015. Beberapa lansia melaporkan gangguan penglihatan.

Universitas Indonesia
2

Beberapa lansia mengeluh mengalami kelemahan otot dan nyeri sendi. Ada
lansia yang mengalami cacat pada bagian tangan akibat jatuh. Beberapa lansia
mengatakan takut terjadi jatuh berulang dan mudah lupa. Sedangkan
berdasarkan hasil winshield survey diperoleh bahwa beberapa lansia
menggunakan alat bantu jalan dan nampak bungkuk. Hasil observasi
menunjukkan risiko jatuh: tinggi: 76,1%, gangguan keseimbangan tubuh:
76,1%, Rerata time up and go : 13,66 detik (normalnya <12 detik).

Sedangkan hasil survey dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.14 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan statistik Vital di


Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)

Variabel Kategori Frekuensi Persentase


Nyeri sendi, otot dan tulang 39 84,8%
Tulang keropos/ osteoporosis 17 37%
Hipotensi/tekanan darah
rendah 3 6,5%
Keluhan
fisik 3 bulan Sering sempoyongan 27 58,7%
terakhir Pernah Jatuh 18 39,1%
Pernah cedera 2 4,3%
Penglihatan kabur 23 50%
Sulit berjalan 22 47,8%
Sering lupa 25 54,3%
Keluhan Sulit tidur 1 2,2%
psikologis 3
bulan Merasa sedih, kesepian/
berduka 1 2,2%
terakhir
Merasa putus asa 3 6,5%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.14 ditemukan bahwa keluhan fisik terbanyak 3 bulan


terakhir adalah nyeri sendi, otot dan tulang. Sedangkan keluhan psikologis
terbanyak yaitu sering lupa sebanyak 54,3%.
3. Nilai dan Keyakinan
Berikut ini akan dijelaskan mengenai nilai dan keyakinan lansia di kelurahan
Srengseng Sawah (n=46).

Universitas Indonesia
3

Tabel 2.15 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan agama di Kelurahan


Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)

No Agama Frekuensi Persentase


Islam 46 100%
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

II. Sub Sistem


1. Lingkungan
Lingkungan di Kelurahan Srengseng Sawah adalah lingkungan yang padat,
dimana tiap rumah saling berdempetan/menyambung. Rata-rata rumah
penduduk terbuat dari semen dan beratap asbes. Beberapa rumah lansia
memiliki tangga.

Tabel 2.16 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan lingkungan di


Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)

No Lingkungan Frekuensi Persentase


1 Risiko tinggi 13 28,3%
2 Risiko rendah 33 71,7%
Jumlah 46 100
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.16, lebih banyak lansia yang memiliki lingkungan yang
berisiko rendah.
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Kelurahan Sukatani terdapat fasilitas kesehatan dan pelayanan sosial. Sarana
kesehatan dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM):
a. Puskesmas : 1 buah
b. Poliklinik : 3 buah
c. Kader kesehatan : 169 orang
d. Posbindu : 19 buah (3 yang aktif)
e. Posyandu : 33 buah

Universitas Indonesia
4

Tabel 2.17 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan penggunaan


sarana pelayanan kesehatan di Kelurahan Srengseng Sawah Tahun
2015(n=46)

No Penggunaan Sarana Yankes Frekuensi Persentase (%)


1 Rumah Sakit 34 73,9
2 Puskesmas 9 19,6
3 Posbindu 1 2,2
4 Klinik Swasta 3 6,6
5 Pengobatan alternatif 2 4,4
6 Lainnya 1 2,2
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.17, lansia lebih banyak menggunakan Rumah sakit


sebagai tempat berobat.

Tabel 2.18 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan jaminan


kesehatan yang digunakan saat ini di Kelurahan Srengseng Sawah
Tahun 2015(n=46)

No Jaminan Kesehatan Frekuensi Persentase


yang digunakan
1 KJS 27 58,7
2 BPJS 4 8,7
3 Lainnya 15 32,6
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.18, lebih banyak lansia yang menggunakan KJS


sebagai jaminan kesehatan.
3. Ekonomi
Tabel 2.19 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan penghasilan di
Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)

No Penghasilan Frekuensi Persentase


1 < Rp.2.700.000 43 93,5
2 ≥ Rp.2.700.000 3 6,5
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Universitas Indonesia
5

Berdasarkan tabel 2.19, lebih banyak lansia yag berpenghasilan <


Rp.2.700.000.

Tabel 2.20 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan pekerjaan KK


di Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)

No Pekerjaan KK Frekuensi Persentase


1 Bekerja 25 53
2 Tidak bekerja 21 47
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.20 lebih banyak kepala keluarga yang bekerja (53%).

Tabel 2.21 Distribusi Frekwensi KK yang menyisihkan penghasilan


untuk kebutuhan lansia di Kelurahan Srengseng Sawah
Tahun 2015(n=46)

No Pengahasilan disihkan untuk Frekuensi Persentase


lansia
1 Ya 22 48
2 Tidak 24 52
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.21, lebih banyak keluarga yang tidak menyisihkan


penghasilan untuk kebutuhan lansia.

Tabel 2.22 Distribusi Frekwensi KK yang mengatakan lansia sebagai


beban bagi keluarga di Kelurahan Srengseng Sawah
Tahun 2015(n=46)

No Lansia sebagai beban keluarga Frekuensi Persentase


1 Ya 2 4,3
2 Tidak 44 95,7
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015
Berdasarkan tabel 2.22, lebih banyak keluarga yang yang mengatakan bahwa
lansia bukan meruakan beban bagi keluarga.

Universitas Indonesia
6

4. Transportasi
Jarak terjauh ke puskesmas adalah 3 KM. Rata-rata waktu tempuh adalah 10-
15 menit. Transportasi dari kelurahan Srengseng Sawah, baik menggunakan
alat transportasi (berupa mobil, motor). Jalan-jalan terbuat dari semen, aspal,
dan paving block.Namun ada juga jalan-jalan berupa gang yang cukup sempit
yang hanya dapat dilalui kendaraan beroda dua.

Tabel 2.23 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan transportasi


yang digunakan ke tempat yankes di Kelurahan Srengseng Sawah
Tahun 2015(n=46)

NoTransportasi yang digunakan


Frekuensi Persentase
ke tempat pelayanan kesehatan
1 Kendaraan Pribadi 25 54,3
2 Angkutan Umum 21 45,7
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.23, lebih banyak lansia yang menggunakan kendaraan


pribadi ke tempat pelayanan kesehatan.
5. Politik dan Pemerintahan
Permasalahan lansia memang belum menjadi perhatian pemerintah terutama
masalah gangguan keseimbangan. Namun dengan bertambahnya usia harapan
hidup tentu masalah lansia harus menjadi perhatian. Belum ada peraturan
maupun program pemerintah dalam upaya pencegahan gangguan
keseimbangan pada lansia di kelurahan Srengseng Sawah.
6. Komunikasi
Media komunikasi yang sering dijumpai adalah koran, TV yang dimiliki oleh
hampir semua warga. Ada juga telepon umum dan telepon pribadi berupa
handphone.

Universitas Indonesia
7

Tabel 2.24 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan informasi


kesehatan yang pernah diperoleh di Kelurahan Srengseng Sawah
Tahun 2015(n=46)

No Pernah memperoleh Informasi Frekuensi Persentase


kesehatan
1 Ya 36 78
2 Tidak 10 22
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.24, lebih banyak yang pernah memperoleh informasi


kesehatan.

Tabel 2.25 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan sumber


informasi tentang kesehatan di Kelurahan Srengseng Sawah
Tahun 2015(n=46)

No Sumber informasi tentang


Frekuensi Persentase
kesehatan
1 TV/radio 35 76
2 Koran/majalah 25 54
3 Tenaga kesehatan 8 17
4 Lainnya 2 4
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.25, lebih banyak lansia yang mendapatkan informasi


kesehatan dari TV dan radio.
7. Pendidikan
Tabel 2.26 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan tingkat
pendidikan di Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)
No Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase
1 Tidak sekolah 15 9,1
2 SD 20 39,4
3 SMP 6 12,1
4 SMA 4 36,4
5 Perguruan tinggi 1 3,0
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015
Berdasarkan tabel 2.26, lebih banyak lansia yang berpendidkan SD (39,4%).

Universitas Indonesia
8

8. Rekreasi
Kegiatan rekreasi merupakan kegiatan yang dapat mengurangi stres. Kegiatan
ini dapat dilakukan di kelurahan Srengseng Sawah karena dekat dengan
tempat wisata seperti Setu Babakan. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas
lansia di luar rumah. Namun beberapa lansia mengatakan tidak pernah
berekreasi. Karena aktivitas fisik kurang dilakukan maka bebrapa lansia
mengatakan dibantu oleh keluarga.

Tabel 2.27 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan pemanfaatan


sarana rekreasi di Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)

No Pemanfaatan sarana Frekuensi Persentase


rekreasi
1 Sering 25 54
2 Jarang 18 39
3 Tidak pernah 3 7
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.27, sebagian besar lansia yang memanfaatkan fasilitas


rekreasi.

Tabel 2.28 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan kegiatan di


waktu luang di Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)

No Kegiatan di waktu luang Frekuensi Persentase


1 Di rumah 44 96
2 Ke rumah keluarga 6 13
3 Berkumpul dengan teman 2 4
4 Lainnya 7 15
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.27, lebih lansia yang hanya di rumah saja pada waktu
luang.

Tabel 2.28 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan kegiatan


olahraga atau senam di Kelurahan Srengseng Sawah Tahun
2015(n=46)
No Kegiatan olahraga atau Frekuensi Persentase

Universitas Indonesia
9

senam
1Sering 6 13
2Jarang 5 11
3Tidak pernah/lainnya 35 76
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.28, sebagian besar (76%) lansia yang tidak pernah
berolahraga.

III.Persepsi
Berikut ini akan ditampilkan pandangan lansia tentang penyakit, pengetahuan,
sikap dan ketrampilan lansia tentang gangguan keseimbangan tubuh.

Tabel 2.29 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan pandangan


lansia tentang penyakit di Kelurahan Srengseng Sawah Tahun
2015(n=46)
No Pandangan lansia tentang penyakit Frekuensi Persentase
1 Penyakit dari Tuhan 11 24
2 Penyakit karena tua 42 91
3 Penyakit karena kebiasaan kurang 14 30
baik
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.29, lebih banyak lansia yang memandang bahwa penyakit
adalah akibat penuaan (91%).
Tabel 2.30 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan pengetahuan di
Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
1 Kurang 25 55
2 Baik 21 45
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.30, lebih lansia yang pengetahuannya kurang.


Tabel 2.31 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan sikap di
Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)
No Sikap Frekuensi Persentase

Universitas Indonesia
10

1 Kurang 30 65,2
2 Baik 16 34,8
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.31, lebih banyak lansia yang sikapnya kurang.

Tabel 2.32 Distribusi Frekwensi Lansia Berdasarkan keterampilan di


Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2015(n=46)
No Keterampilan Frekuensi Persentase
1 Kurang 31 68
2 Baik 15 32
Jumlah 46 100%
Sumber : Survey Mahasiswa FIK UI Tahun 2015

Berdasarkan tabel 2.32, lebih banyak lansia yang kurang terampil.

Mengetahui, Jakarta Selatan, Oktober 2015


Pembimbing Mahasiswa

Dr. Astuti Yuni Nursasi, S.Kp, MN Yoga Kertapati


NPM. 1406523566

ANALISIS DATA
MASALAH PADA AGREGAT LANSIA DENGAN RISIKO JATUH
DI KELURAHAN SRENGSENG SAWAH

Universitas Indonesia
11

Data Masalah
Data Subjektif: Risiko jatuh pada
1. Beberapa orang lansia yang mengalami jatuh mengatakan lansia di
terjadi patah tulang pada bulan oktober 2015 kelurahan
2. Beberapa lansia melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh Srengseng
anggota keluarga Sawah
Data Objektif:
1. Pengetahuan kurang tentang gangguan keseimbangan dan
risiko jatuh (55%)
2. Sikap kurang tentang gangguan keseimbangan dan risiko
jatuh (65,2%)
3. Keterampilan kurang dalam perawatan gangguan
keseimbangan dan risiko jatuh (68,5%)
4. Lingkungan berisiko tinggi:28,3%
5. Jenis kelamin Perempuan :82,6% (perempuan berisiko tinggi
jatuh dibanding laki-laki)
6. Pernah jatuh: 39,1% (faktor risiko)
7. Darah rendah: 6,5% (faktor risiko)
8. Tulang keropos: 37% (faktor risiko)
9. Penglihatan kabur: 50% (faktor risiko)
10. Sering sempoyongan 58,7% (faktor risiko)
11. Sulit berjalan 47, 8 % (faktor risiko)
12. Nyeris sendi, otot dan tulang: 84,8% (faktor risiko)
13. Tidak pernah senam/olahraga: 60,9%, jarang olahraga :
30,4% (faktor risiko)
14. Usia rerata 70,26 tahun (usia 65 tahun ke atas berisiko
tinggi)
15. Beberapa lansia nampak bungkuk (faktor risiko)
16. Beberapa rumah lansia yang memiliki tangga (faktor risiko)
17. Risiko jatuh: tinggi: 76,1%
18. Gangguan keseimbangan tubuh: 76,1 %
19. Rerata time up and go : 13,66 detik (normalnya <12 detik).

Data Subjektif: Risiko sindrom


1. Beberapa lansia melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh kelemahan
anggota keluarga lansia di
2. Beberapa lansia mengatakan mudah lupa kelurahan
3. Beberapa lansia mengeluh mengalami kelemahan otot dan Srengseng
nyeri sendi sawah
Data Objektif:
1. Lingkungan berisiko tinggi:28,3%
2. Pernah jatuh: 39,1%
3. Darah rendah: 6,5%
4. Tulang keropos: 37%
5. Penglihatan kabur: 50%
6. Sering sempoyongan 58,7%
7. Sulit berjalan 47, 8 %

Universitas Indonesia
12

8. Nyeris sendi, otot dan tulang: 84,8%


9. Tidak pernah senam/olahraga: 60,9%, jarang olahraga :
30,4%
10. Tidak pernah memanfaatkan saran rekreasi 30,4%
11. Kegiatan di waktu luang hanya di rumah saja : 15,2 %
12. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari: 32,6%
13. Usia rerata 70,26 tahun
14. Beberapa lansia nampak bungkuk
15. Risiko jatuh: tinggi: 76,1%
16. Gangguan keseimbangan tubuh: 76,1
17. Rerata time up and go : 13,66 detik (normalnya <12 detik).

Data Subjektif: Ketidak


1. Posyandu lansia di kelurahan srengseng sawah hanya 3 buah efektifan
2. Beberapa lansia melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh pemeliharaan
anggota keluarga kesehatan pada
Data Objektif: lansiadi
1. Pengetahuan kurang tentang gangguan keseimbangan dan kelurahan
risiko jatuh (55%) Srengseng
2. Sikap kurang tentang gangguan keseimbangan dan risiko Sawah
jatuh (65,2%)
3. Keterampilan kurang dalam perawatan gangguan
keseimbangan dan risiko jatuh (60,5%)
4. olahraga: 60,9%, jarang olahraga : 30,4%
5. Tidak pernah memanfaatkan saran rekreasi 30,4%
6. Kegiatan di waktu luang hanya di rumah saja : 15,2 %
7. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari: 32,6%
8. 8,7% tidak pernah mendapatkan informasi kesehatan
9. Infokes dari petugas kesehatan hanya 2,2 %

Data Subjektif: Gangguan


1. Pada lansia yang mengalami fraktur karena terjatuh pada mobilitas fisik
bulan oktober 2015 pada lansia di
2. Ada lansia yang mengalami cacat pada bagian tangan akibat kelurahan
jatuh Srengseng
3. Beberapa lansia mengatakan takut terjadi jatuh berulang Sawah
Data Objektif:
1. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari: 32,6%
2. Beberapa lansia nampak bungkuk
3. Beberapa rumah lansia yang memiliki tangga
4. Beberapa lansia tampak kesulitan berjalan dan bungkuk
5. Gangguan keseimbangan tubuh: 76,1
6. Rerata time up and go : 13,66 detik (normalnya <12 detik).

Universitas Indonesia
13

NURSING CARE PLAN (NCP) : DATA, DIAGNOSIS, NOC, NIC, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEGIATAN “GeLaS BeRJaSa” (Gerakan Lansia Sehat dan Bebas dari Jatuh di Masa Tua)
di Wilayah RW 2 Kelurahan Srengseng Sawah

Diagnosis Keperawatan NOC NIC


No Data Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
Kode Diagnosis Kode Kriteria Hasil Kode Intervensi
1. Subyektif: Level 1: Prevensi Primer Prevensi Primer
1. Beberapa orang lansia Domain 11 Setelah dilakukan Level 1:
mengatakan mengalami Safety/ Protection intervensi pada Domain 3 Behavioral
jatuh dan patah tulang Level 2: kelompok lansia, Level 2:
pada bulan oktober Class 2 risiko jatuh pada Class S Patient Education
2015 Physical Injury lansia berkurang Level 3:
2. Dua dari 10 lansia Level 3: dengan kriteria Intervention
mengatakan melakukan Diagnosis: hasil: 5510 Pendidikan Kesehatan
aktifitas sehari-hari 00155 Risiko Jatuh pada (hal 210)
dibantu oleh anggota lansia di Level 1: 1. Menargetkan
keluarga Kelurahan Domain 4 kelompok risiko tinggi
3. Empat dari 10 lansia Srengseng Sawah Health (lansia) mendapatkan
mengatakan takut jatuh (hal 384) Knowledge and manfaat lebih dari
4. Dua lansia mengatakan Behaviour pendidikan kesehatan
mengalami cacat pada Level 2: 2. Mengidentifikasi
lengan dan tangan Class S faktor internal dan
akibat jatuh Health eksternal yang dapat
Knowledge meningkatkan dan
Obyektif: Level 3: mengurangi motivasi
1. Pengetahuan Outcome untuk berperilaku
kurang tentang 1909 Perilaku sehat
gangguan pencegahan 3. Mengidentifikasi
keseimbangan dan jatuh (hal 216) riwayat sosial-kultural
risiko jatuh (55%) 190903 1. Menempatkan perilaku kesehatan
2. Sikap kurang penghalang komunitas
tentang gangguan untuk 4. Mendampingi dan
keseimbangan dan mencegah memotivasi kelompok

Universitas Indonesia
14

risiko jatuh (65,2%) jatuh lansia/ komunitas


3. Keterampilan 190905 2. Menyediakan dalam memahami
kurang dalam pegangan keyakinan dan nilai
perawatan gangguan tangan yang kesehatan
keseimbangan dan dibutuhkan 5. Mengidentifikasi
risiko jatuh (68,5%) oleh lansia karakter dari populasi
4. Lingkungan 190915 3. Meletakkan target (lansia)
berisiko tinggi:28,3% barang yang sehingga memudahkan
5. Jenis kelamin mudah dalam melakukan
Perempuan :82,6% dijangkau strategi pembelajaran
(perempuan berisiko oleh lansia 6. Memprioritaskan
tinggi jatuh dibanding 190914 4. Lantai kamar kebutuhan
laki-laki) mandi tidak berdasarkan
6. Pernah jatuh: licin kebutuhan kelompok
39,1% (faktor risiko) 190910 5. Menggunakan (lansia), kemampuan
7. Darah rendah: alas kaki yang perawat, sumber yang
6,5% (faktor risiko) tepat dan tersedia (sarana,
8. Tulang keropos: aman prasarana), kader/
37% (faktor risiko) 190901 6. Menggunakan tokoh masyarakat
9. Penglihatan alat bantu yang bisa mendukung
kabur: 50% (faktor berjalan yang keberhasilan program
risiko) benar pada 7. Memformulasikan
10. Sering lansia tujuan program
sempoyongan 58,7% 190918 7. Menggunakan pendidikan kesehatan
(faktor risiko) alat bantu 8. Mengidentifikasi
11. Sulit berjalan 47, penglihatan sumber (tim/ personil,
8 % (faktor risiko) 190902 8. Menyediakan ruang, alat, keuangan)
12. Nyeris sendi, otot alat bantu untuk mendukung
dan tulang: 84,8% mobilisasi program
(faktor risiko) 190919 9. Memperhatik 9. Melakukan strategi
13. Tidak pernah an prosedur dan memilih tempat
senam/olahraga: berpindah yang kondusif dan
60,9%, jarang dengan benar representatif bagi
olahraga : 30,4% 190922 10.Menyediakan peserta (lansia)

Universitas Indonesia
15

(faktor risiko) penerangan 10.Membuat materi


14. Usia rerata 70,26 yang pendidikan sesuai
tahun (usia 65 tahun ke memadai dengan level target
atas berisiko tinggi) 190909 11.Menggunakan populasi (lansia)
15. Beberapa lansia tanjakan atau 11.Melakukan presentasi
nampak bungkuk tangga fokus dan singkat,
(faktor risiko) dengan aman menjelaskan
16. Beberapa rumah 190906 12.Merapikan kepentingan topik di
lansia yang memiliki barang awal dan akhir
tangga (faktor risiko) berserakan, presentasi (materi
17. Risiko jatuh: tumpahan dari risiko jatuh)
tinggi: 76,1% lantai 12.Menggunakan bantuan
18. Gangguan 190908 13.Menata kelompok pendukung,
keseimbangan tubuh: permukaan kader dalam
76,1 % lantai agar mengimplementasikan
19. Rerata time up tidak licin program
and go : 13,66 detik 190911 14.Menyesuaika 13.Menggunakan diskusi
(normalnya <12 detik). n ketinggian kelompok dan role
toilet play dengan tujuan
190912 15.Menyesuaika meningkatkan
n ketinggian pemahaman,
tempat duduk kepercayaan, perilaku
190913 16.Menyesuaika dan nilai
n ketinggian 14.Menggunakan
tempat tidur demonstrasi latihan
190916 17.Melakukan untuk meningkatkan
kebiasan kemampuan
istirahat yang psikomotorik lansia
cukup 15.Menngunakan sarana
190917 18.Menggunakan pendukung yang
alat pelindung atraktif (laptop, sound,
diri saat video interaktif dan
mengambil teknologi lainnya)
barang 16.Meningkatkan

Universitas Indonesia
16

dukungan kader dan


kelompok pendukung
dalam memodifikasi
perilaku kesehatan
17.Mengembangkan
kepentingan pola
kesehatan seperti:
istirahat, aktivitas dan
olahraga
18.Menggunakan variasi
strategi dan intervensi
pada program
pendidikan kesehatan
19.Mengukur
kemampuan dan
pengetahuan peserta
(lansia)
20.Merencanakanstrategi
implementasi untuk
mengukur program
dan biaya yang efektif
dalam memberikan
pendidikan kesehatan,
menggunakan data
pendukung untuk
memperkuat program
yang efektif
21.Melakukan advokasi
kepada pemegang
kebijakan terkait
program yang bisa
memberikan manfaat
22.Membuat program
kebijakan yang

Universitas Indonesia
17

bermanfaat bagi
peserta (lansia) dan
bisa dipraktikkan
secara langsung dalam
melakukan gaya hidup
sehat

Prevensi Prevensi Sekunder


Sekunder Level 1:
Setelah dilakukan Domain 4 Safety
intervensi pada Level 2:
kelompok lansia, Class V Risk
risiko jatuh pada Management
lansia berkurang Level 3:
dengan kriteria Outcome
hasil: 6520 Health Screening d (hal
213)
Level 1: 1. Lakukan skrining
Domain 4 (risiko jatuh) pada
Health populasi target (lansia)
Knowledge & 2. Informasikan layanan
Behaviour skrining untuk
Level 2: meningkatkan
Class Q perhatian publik
Healt Behaviour (lansia)
Level 3: 3. Sediakan akses yang
Outcome mudah untuk
1633 Partisipasi melakukan skrining
Latihan (hal (waktu, tempat)
214) 4. Jadwalkan sesuai
163301 1. Lansia kesepakatan untuk
merencanaka meningkatkan
n bentuk efisiensi
latihan yang 5. Gunakan instrumen

Universitas Indonesia
18

mendukung yang valid dan reliable


kesehatan dalam melakukan
163302 2. Mengidentifk skrining
asi kebutuhan 6. Lakukan berdasarkan
program rasional tujuan dari
latihan skrining (risiko jatuh)
163303 3. Merencanaka 7. Jalin kepercayaan dan
n tujuan privasi lansia
jangka 8. Lakukan prosedur
pendek yang nyaman saat
program melakukan skrining
latihan 9. Jelaskan riwayat
163304 4. Merencanaka penyakit, termasuk
n tujuan gambaran perilaku
jangka sehat, faktor risiko dan
panjang medikasi
program 10.Lakukan pengkajian
latihan fisik
163305 5. Mengatur 11.Ukur tanda vital
target tenda (tekanan darah, nadi,
vital (tensi, pernafasan), tinggi dan
nadi) berat badan
berdasarkan 12.Tunjukkan hasil
status skrining pada klien
kesehatan (lansia)
163306 6. Mencapai 13.Informasikan ke klien
target selama tindakan yang harus
latihan dilakukan setelah
163307 7. Menyeimban mengetahui hasilnya
gkan latihan 14.Arahkan klien untuk
sebagai melakukan tindakan
rutinitas selanjutnya sebagai
dalam kebutuhan yang harus
kehidupan dipenuhi (latihan

Universitas Indonesia
19

sehari-hari keseimbangan, chair


163308 8. Berpartisipasi yoga)
dalam latihan 15.Lakukan follow up
secara rutin kepada klien yang
163309 9. Menunjukkan memiliki risiko jatuh
latihan yang
benar Level 1:
163312 10.Menunjukkan Domain 1 Physiological:
latihan di Basic
tempat yang Level 2:
aman Class A Activity and
163313 11.Menggunakan Exercise Management
strategi Level 3:
pencegahan Intervention:
terhadap 0222 Terapi Latihan
cedera fisik Keseimbangan (hal 184)
163314 12.Menggunakan 1. Indentifikasi
alat dengan kemampuan klien
benar (lansia) untuk
163315 13.Menggunakan berpartisipasi dalam
alat pelindung latihan keseimbangan
163316 14.Melakukan 2. Evaluasi fungsi
pemanasan sensori (penglihatan
163317 15.Melakukan dan pendengaran)
pendinginan 3. Berikan kesempatan
163318 16.Pantau untuk berdiskusi
tekanan darah terkait faktor yang
dan nadi membuat ketakutan
163319 17.Pantau terhadap kejadian
pernafasan jatuh pada lansia
163320 18.Pantau 4. Berikan lingkungan
perkembanga yang aman selama
n melakukan latihan
163322 19.Latihan bisa keseimbangan

Universitas Indonesia
20

meningkatkan 5. Instruksikan kepada


kekuatan lansia pentingnya
163323 20.Latihan bisa melakukan latihan
meningkatkan keseimbangan secara
fleksibilitas rutin
163324 21.Latihan bisa 6. Instruksikan kepada
meningkatkan lansia latihan
keseimbangan keseimbangan
163326 22.Latihan (contoh: berdiri satu
bervariasi kaki, berbalik arah,
chair yoga, pemanasan dan
latihan lainnya)
keseimbangan 7. Dampingi saat latihan
163329 23.Menggunakan penguatan otot dan
strategi yang program terapi
menarik berjalan
dalam latihan 8. Berikan informasi
163330 24.Keseimbanga sebagai terapi
n cairan alternatif seperti Yoga
terjaga dan Tai Chi
163331 25.Keseimbanga 9. Dampingi lansia saat
n kebutuhan melakukan latihan dan
kalori sesuai pengukuran
program ketercapaian
latihan 10.Informasikan kepada
163332 26.Menggunakan lansia tentang
personal bagaimana cara untuk
support memposisikan tubuh
system saat berjalan,
163333 27.Menggunakan berpindah dan latihan
sumber yang secara rutin dapat
ada di meningkatkan
komunitas keseimbangan selama
163334 28.Melakukan latihan dan aktivitas

Universitas Indonesia
21

pemeriksaan sehari-hari
pada 11.Dampingi lansia
pelayanan melakukan latihan
kesehatan dengan diawali
sebagai pemanasan, posisi
kebutuhan tidur, duduk atau
berdiri
Level 1: 12.Dampingi lansia untuk
Domain 1 latihan berdiri dari
Functional Health tempat duduk dan
Level2: sebaliknya tanpa
Class C menggunakan tangan
Mobility 13.Dampingi lansia saat
Level 3: latihan memiringkan
Outcome tubuh baik posisi
0202 Keseimbangan berdiri ataupun duduk
020202 1. Mampu 14.Dampingi lansia
mengatur melakukan praktik
keseimbangan berdiri dengan mata
saat duduk tertutup diawali
tanpa dengan waktu pendek
sandaran dan bertahap
020212 2. Mampu 15.Pantau respon lansia
mengatur saat melakukan latihan
keseimbangan keseimbangan
saat berdiri 16.Kaitkan dengan
dari posisi pengkajian rumah
duduk untuk
020201 3. Mampu mengidektifikasi
menjaga lingkungan dan
keseimbangan perilaku berbahaya
saat berdiri yang menyebabkan
020203 4. Mampu jatuh
menjaga

Universitas Indonesia
22

keseimbangan Level 1: Domain 4


saat berjalan Safety
020209 5. Mampu Level 2: Class V
menjaga Risk Management
keseimbangan Level 3: Intervention
saat berdiri 6490 Pencegahan Jatuh (hal
dengan satu 188)
kaki 1. Mengidentifikasi
020210 6. Mampu karakteristik
menjaga lingkungan yang
keseimbangan menyebabkan risiko
saat berdiri jatuh
dan berganti 2. Menyediakan alaat
satu kaki bantu berjalan
020213 7. Mampu (walker, kruk dan
menjaga lainnya)
keseimbangan 3. Mengajarkan kepada
saat memutar lansia penggunaan alat
tubuh 360 bantu yang tepat
derajat 4. Merawat alat bantu
020211 8. Postur tubuh berjalan lansia
5. Menyediakan kursi,
tempat tidur yang
aman dan tidak
bergeser
6. Menempatkan barang
yang mudah dijangkau
oleh lansia
7. Menyediakan toilet
dengan ketinggian
yang mudah dijangkau
oleh lansia
8. Menyediakan kursi
dengan ketinggian

Universitas Indonesia
23

yang mudah dijangkau


oleh lansia (ada
sandaran dan
pegangan tangan)
9. Menyediakan tempat
tidur dengan
ketinggian yang
mudah dijangkau
lansia
10.Menyediakan
pegangan tangan di
ruangan
11.Menyediakan alat
bantu komunikasi saat
lansia membutuhkan
bantuan (bel, alarm
dan lainnya)
12.Menyediakan
penerangan yang
memadai
13.Memodifikasi pintu
rumah yang tepat
untuk lansia
14.Menghindari adanya
barang yang
berantakan pada lantai
15.Menghindari lantai
yang licin
16.Menyediakan sandal
antislip
17.Memodifikasi lantai
rumah antislip
18.Memodifikasi lantai
kamar mandi antislip

Universitas Indonesia
24

19.Menata rumah
sehingga laansia
mudah melakukan
mobilisasi
20.Menyarankan untuk
meningkatkan
keamanan rumah

Prevensi Tersier Prevensi Tersier


Setelah dilakukan Level 1:
intervensi pada Domain 4 Safety
kelompok lansia, Level 2:
risiko jatuh pada Class V Risk
lansia berkurang Management
dengan kriteria Level 3:
hasil: Intervension
6486 Manajemen
Level 1: Lingkungan: Keamanan
Domain 4 (hal 179)
Health 1. Identifikan kebutuhan
Knowledge & keamanan sesuai
Behaviour kondisi klien (lansia)
Level 2: berdasarkan tingkat
Class T Risk fungsi fisik dan
Control & Safety kognitif, riwayat masa
Level 3: lalu dan perilaku
Outcome: 2. Identifikasi bahaya di
1910 Lingkungan lingkungan (fisik,
Rumah Aman biologis, kimia)
(hal 460) 3. Jauhkan bahaya dari
191027 - Pencahayaan lingkungan (jika
eksterior memungkinkan)
191028 - Pencahayaan 4. Modifikasi lingkungan
interior untuk mengurangi

Universitas Indonesia
25

191030 - Kebersihan bahaya dan risiko


rumah (jatuh)
191032 - Ruang untuk 5. Berikan alat yang
bergerak aman adaptif bagi lansia
191002 - Terdapat (alat berjalan dan
pegangan pegangan, jika
tangan di memungkinkan) untuk
dalam rumah meningkatkan
191040 - Akses mudah keamanan pada lansia
ke kamar di lingkungan
mandi 6. Pantau lingkungan
191008 - Akses mudah untuk merubah status
dijangkau kemanan
dalam 7. Lakukan program
mengambil skrining rumah untuk
barang lingkungan yang
191012 - Rumah bebas berbahaya
dari material 8. Berikan pendidikan
berbahaya pada kaderm keluarga
191013 - Penataan dan kelompok lansia
perabotan terkait lingkungan
rumah tangga yang berbahaya (yang
yang menyebabkan jatuh)
mengurangi
risiko jatuh

2 Subyektif: Level 1: Prevensi Primer Prevensi Primer


1. Posyandu lansia di Domain 1 Setelah dilakukan Level 1:
kelurahan Srengseng Health Promotion intervensi pada Domain 1 Physiological:
Sawah hanya 3 buah Level 2: kelompok lansia, Basic
2. Beberapa lansia Class 2 pemeliharaan Level 2:
mengatakan melakukan Health kesehatan pada Class A Activity and
aktifitas sehari-hari Management lansia lebih Exercise Management
dibantu oleh anggota Level 3: efektif kriteria Level 3:

Universitas Indonesia
26

keluarga Diagnosis: hasil: Intervension


3. Beberapa lansia 00099 Ketidakefektifan 0200 Promosi Latihan (hal
mengatakan jarang Pemeliharaan Level 1: 182)
bahkan tidak pernah Kesehatan (hal Domain 4 Health 1. Nilai keyakinan
mengikuti kegiatan 146) Knowledge & individu terkait
senam/ olahraga Behaviour kesehatan dan latihan
Level 2: fisik
Obyektif: Class Q Health 2. Gali pengalaman
1. Pengetahuan Behaviour latihan lansia
kurang tentang Level 3: 3. Tentukan motivasi
gangguan Outcome: individu untuk
keseimbangan dan 1602 Perilaku memulai/ melanjutkan
risiko jatuh (55%) Mempromosika program latihan
2. Sikap kurang n Kesehatan (hal 4. Gali hambatan untuk
tentang gangguan 247) melakukan latihan
keseimbangan dan 160201 1. Terhindarnya 5. Bantu individu untuk
risiko jatuh (65,2%) perilaku yang memulai atau
3. Keterampilan menyebabkan melanjutkan latihan
kurang dalam faktor risiko 6. Dampingi lansia
perawatan gangguan 160202 2. Terpantaunya dalam
keseimbangan dan lingkungan mengidentifikasi role
risiko jatuh (60,5%) yang berisiko model positif untuk
4. Olahraga: 60,9%, 160203 3. Terpantaunya kelanjutan program
jarang olahraga : 30,4% perilaku latihan
5. Tidak pernah individu yang 7. Dampingi lansia untuk
memanfaatkan saran berisiko mengembangkan
rekreasi 30,4% 160221 4. Seimbangnya sebuah persetujuan
6. Kegiatan di aktivitas dan program latihan sesuai
waktu luang hanya di istirahat kebutuhan yang
rumah saja : 15,2 % 160222 5. Pola tidur ditemukan
7. Sulit melakukan adekuat 8. Dampingi lansia
aktivitas sehari-hari: 160205 6. Digunakanny dalam membuat tujuan
32,6% a teknik untuk jangka pendek dan
8. 8,7% tidak mengurangi jangka panjang dari

Universitas Indonesia
27

pernah mendapatkan stres program latihan


informasi kesehatan 160206 7. Terjaganya 9. Dampingi lansia
9. Infokes dari hubungan dalam membuat
petugas kesehatan sosial jadwal rutin untuk
hanya 2,2 % 160207 8. Terlihatnya latihan setiap minggu
rutinitas 10.Tunjukkan aktivitas
berperilaku latihan pada lansia
sehat 11.Libatkan keluarga
160208 9. Adanya dalam perencanaan
dukungan dan kelanjutan
kebijakan program latihan
untuk 12.Informasikan pada
kesehatan lansia tentang manfaat
publik kesehatan dan efek
160209 10.Terpakainya fisiologis dari latihan
sumber 13.Arahkan pada lansia
keuangan tentang tipe dan jenis
untuk latihan sesuai tingkat
promosi dari kesehatan
kesehatan 14.Arahkan lansia terkait
160210 11.Adanya frekuensi, durasi dan
dukungan intensitas program
sosial untuk latihan
promosi 15.Pantau
kesehatan perkembangaan lansia
(risiko jatuh) dalam beraktivitas
160213 12.Adanya dalam program latihan
skrining 16.Dampingi lansia
kesehatan dalam menyiapkan
160214 13.Mengikuti dan melanjutkan
diet sehat grafik perkembangan/
160223 14.Minum 8 jadwal berkala
gelas air 17.Arahkan lansia terkait
mineral sehari kondisi terjamin

Universitas Indonesia
28

160224 15.Rutin dengan melakukan


melakukan pemanasan dan
check up pendinginan setiap
160215 16.Adanya latihan
strategi untuk 18.Ajarka lansia teknik
mengontrol menghindari cedera
berat badan saat latihan
160216 17.Adanya 19.Ajarkan individu
jadwal untuk menggunakan
latihan/ teknik bernafas untuk
olahraga rutin memaksimalkan
160217 18.Terhindarnya oksigen selama latihan
penyakit yang fisik
bersifat 20.Tunjukkan jadwal
infeksi yang meningkatkan
160225 19.Terhindarnya motivasi lansia
dari paparan 21.Pantau respon lansia
perokok saat program latihan
160218 20.Terhindarnya 22.Berikan umpan balik
alkohol positif sebagai
160219 21.Terhindarnya dukungan pada lansia
tembakau
160220 22.Terhindarnya
pemakaian
obat terlarang

Prevensi Prevensi Sekunder


Sekunder Level 1:
Setelah dilakukan Domain 4
intervensi pada Safety
kelompok lansia, Level 2:
pemeliharaan Class V
kesehatan pada Risk Management
lansia lebih Level 3:

Universitas Indonesia
29

efektif kriteria Intervention


hasil: 6680 Vital Signs Monitoring
(hal 413)
Level 1: 1. Pantau tekanan darah,
Domain 2 nadi, suhu tubuh, dan
Physiologic status pernafasan
Health 2. Catat perkembangan
Level 2: tekanan darah
Class I 3. Pantau tekanan darah
Metabolic saat lansia tidur,
Regulation duduk dan berdiri
Level 3: sebelum dan sesudah
Outcome berubah posisi
0802 Tanda-tanda 4. Pantau tekanan darah,
vital (hal 550) nadi dan pernafasan
080201 1. Suhu tubuh sebelum, selama dan
normal setelah aktivitas/
(36,7oC – latihan
37,5 oC) 5. Pantau denyut dan
080202 2. Nadi normal kualitas nadi
(60 – 100 x/ 6. Pantau ritme dan
menit) denyut jantung
080204 3. Pernafasan 7. Pantau suara jantung
normal (16 – 8. Pantau ritme dan
24 x/ menit) pernafasan
080205 4. Tekanan (kedalaman dan
darah normal simetris)
(sesuai 9. Pantau suara paru
standar) 10.Pantau
080211 5. Nafas dalam ketidaknormalan pola
normal nafas (cheyne stokes,
kusmaul, biot, apnea
dll)
11.Pantau warna kulit,

Universitas Indonesia
30

Level 1: suhu dan kelembaban


Domain 4 12.Pantau adanya sianosis
Health 13.Pantau adanya
Knowledge & takikardi, bradikardi
Behaviour dan penurunan
Level 2: tekanan darah sistolik
Class T Risk 14.Identifikasi
Control & Safety kemungkinan faktor
Level 3: yang menyebabkan
Outcome: perubahan tanda vital
1908 Deteksi Risiko 15.Cek secara teratur
(hal 457) keakuratan instrumen
190801 1. Teridentifikas yang digunakan untuk
inya tanda pemeriksaan pada
dan gejala lansia
sebagai
indikasi risiko Level 1:
190802 2. Identifikasi Domain 7 Community
potensi risiko Level 2:
kesehatan Class d Community Risk
190803 3. Diketahuinya Management
validasi risiko Level 3:
190805 4. Terjadwalnya Intervension
skrining yang 6484 Manajemen
direkomendas Lingkungan: Komunitas
ikan secara (hal 178)
rutin 1. Lakukan skrining
190806 5. Teridentifikas untuk risiko kesehatan
i pengetahuan dari lingkungan
dari riwayat 2. Partisipasi dalam
komunitas melakukan kerjasama
190807 6. Terjadwal tim multidisiplin untuk
pengetahuan mengidentifikasi
terbaru di ancaman keamanan di

Universitas Indonesia
31

komunitas komunitas/
190809 7. Digunakanny masyarakat
a sumber (khususnya lansia)
sebagai 3. Pantasu status yang
sarana berisiko terhadap
informasi kesehatan
terkait risiko 4. Partisipasi di program
190813 8. Terpantaunya komunitas sesuai
perubahan risiko yang ditemukan
pada status 5. Berkolaborasi dalam
kesehatan menyusun aksi
umum program komunitas
190810 9. Digunakanny 6. Promosi kebijakan
a sarana pemerintah terkait
pelayanan faktor risiko
kesehatan 7. Berkoordinasi dengan
sebagai pelayanan untuk
kebutuhan memberikan jaminan
190812 10.Adanya kepada komunitas dan
informasi kelompok berisiko
tentang (lansia)
perubahan 8. Masukkan program
pada pendidikan pada target
rekomendasi kelompok risiko
kesehatan (lansia)

Level 1: Level 1:
Domain 7 Domain 4 Safety
Community Level 2:
Health Class V Risk
Level 2: Management
Class BB Level 3:
Community Intervension
Well-Being 6610 Identifikasi Risiko d (hal

Universitas Indonesia
32

Level 3: 329)
Outcome 1. Review riwayat masa
2701 Status lalu dan dokumen
Kesehatan sebagai dasar atau
Komunitas (hal catatan medis,
170) diagnosis keperawatan
270115 1. Status dan treatment
kesehatan 2. Cocokkan data
lansia terdahulu dengan hasil
270101 2. Partisipasi pengkajian dan
dalam pengukuran
pelayanan 3. Tentukan ketersediaan
preventive dan kualitas sumber
care (psikologis, keuangan,
270102 3. Prevalensi tingkat pengetahuan,
program keluarga, sosial dan
promosi komunitas)
kesehatan 4. Identifikasi agen yang
270103 4. Prevalensi menyebabkan
program peningkatan faktor
preventif risiko
kesehatan 5. Kelola keakuratan
270107 5. Rerata catatan dan statistik
berpartisipasi 6. Identifikasi faktor
dalam biologis, lingkungan
program dan perilaku dan
kesehatan hubungannya
komunitas 7. Tentukan tingkat
270110 6. Menjadi fungsional pada lansia
anggota 8. Tentukan kebutuhan
asuransi dasar manusia pada
270117 7. Adanya lansia
standar 9. Tentukan sumber
kesehatan komunitas sebagai

Universitas Indonesia
33

lingkungan jaminan untuk


270125 8. Rerata kehiduan dasar dan
penyakit kebutuhan kesehatan
kronis 10.Tentukan kesesuaian
270121 9. Rerata cedera tindakan medis dan
270128 10.Tersedia intervensi
standar keperawatan
kesehatan 11.Perencanaan fokus
untuk pada pengurangan
pengukuran faktor risiko
kesehatan dan 12.Tentukan kriteria dan
evaluasi prioritas untuk
270129 11.Terpantaunya mengurangi faktor
standar risiko (tingkat
kesehatan antusiasme dan
untuk motivasi, efektifitas,
pengukuran kemudahan)
kesehatan dan 13.Diskusikan dan
evaluasi rencanakan aktivitas
270130 12.Tersajinya yang mengurangi
demografi faktor risiko (jatuh)
kesehatan dengan kelompok
dalam (lansia)
rencana 14.Implementasikan
keperawatan aktivitas yang
dan evaluasi mengurangi faktor
risiko (jatuh)
Level 1:
Domain 7
Community
Health
Level 2:
Class CC
Community

Universitas Indonesia
34

Health Protection
Level 3:
Outcome
2807 Efektifitas
Skrining
Kesehatan
Komunitas (hal
169)
280701 1. Teridentifikas
inya
prevalensi
kondisi risiko
tinggi di
populasi
(lansia)
280702 2. Teridentifikas
i dari kondisi
yang bisa
memberikan
manfaat,
deteksi dini
dan treatment
280703 3. Terseleksi
fokus skrining
fokus pada
deteksi dini
280708 4. Pendidikan
anggota
penting saat
skrining
280711 5. Identifikasi
sumber yang
dibutuhkan
saat skrining

Universitas Indonesia
35

280714 6. Identifikasi
dampak
budaya dari
skrining
280716 7. Adanya
ketentuan
skrining
untuk kondisi
prevalensi di
komunitas
280721 8. Adanya
ketentuan
skrining
untuk lansia
280722 9. Adanya
mekanisme
follow up
280723 10.Adanya
mekanisme
rujukan
280724 11.Adanya
dukungan dari
annggota
masyarakat
yang
berpengaruh/
tokoh
masyarakat
280725 12.Rata-rata
populasi
target
berpartisipasi
dalam
skrining

Universitas Indonesia
36

Prevensi Tersier Prevensi Tersier


Setelah dilakukan Level 1:
intervensi pada Domain 7 Community
kelompok lansia, Level 2:
pemeliharaan Class c Community
kesehatan pada Health Promotion
lansia lebih Level 3:
efektif kriteria 8500 Intervension
hasil: Pengembangan
Kesehatan Komunitas
Level 1: (hal 129)
Domain 3 1. Identifikasi
Psychosocial konsentrasi
Health kesehatan, kekuatan,
Level 2: dan prioritas dengan
Class P partner komunitas
Social Interaction 2. Tersedianya
Level 3: kesempatan untuk
Outcome partisipasi dari semua
1504 Dukungan segmen dari
Sosial (hal 518) komunitas
150408 1. Tersedianya 3. Anggota masyarakat
bantuan yang terdampingi dalam
adekuat dari meningkatkan
orang lain perhatian terhadap
150401 2. Tersedianya masalah kesehatan
dana iuran 4. Implementasi
saat terfasilitasi dan
dibutuhkan adanya revisi
150412 3. Pendampinga perencanaan
n dari orang 5. Anggota masyarakat
lain terdampingi dengan
150402 4. Tersedianya pengembaangan
waktu dari sumber

Universitas Indonesia
37

orang lain 6. Peningkatan


150403 5. Tersedianya dukungan jaringan
tenaga dari komunitas
orang lain 7. Identifikasi dan
150404 6. Tersedia membentuk
informasi dari pemimpin komunitas
orang lain yang potensial/ kader
150405 7. Tersedia 8. Kuatkan hubungan
pendampinga kepada kelompok
n emosional lansia untuk diskusi
dari orang 9. Bangun komitmen
lain kepada komunitas
150406 8. Hubungan dengan
saling percaya mendemonstrasikan
150407 9. Seseorang partisipan dalam
yang sadar mempengaruhi
saling kehidupan individu
membutuhkan
150409 10.Adanya Level 1:
sistem Domain 7 Community
jaringan Level 2:
sosial Class c Community
150410 11.Adanya Health Promotion
dukungan Level 3:
kontak sosial Intervension
150411 12.Jaringan 8700 Pengembangan
sosial stabil Program (hal 313)
1. Dampingi kelompok
Level 1: lansia/ komunitas
Domain 7 dalam
Community mengidentifikasi
Health kebutuhan/ masalah
Level 2: kesehatan yang
Class CC signifikan

Universitas Indonesia
38

Community 2. Prioritaskan
Health Protection kebutuhan kesehatan
Level 3: berdasarkan masalah
Outcome: yang teridentifikasi
2808 Efektifitas 3. Ajarkan anggota
Program dalam melakukan
Komunitas (hal proses perencanaan
173) 4. Identifikasi
280801 1. Konsistensi pendekatan alternatif
tujuan terkait biaya,
program kebutuhan sumber,
dengan kemudahan, dan
pengkajiaan aktivitas yang didapat
komunitas 5. Pilih pendekatan yang
280802 2. Terccapainya paling sesuai
tujuan 6. Kembangkan tujuan
program dan kriteria hasil
280803 3. Konsistensi berdasarkan
dari konten kebutuhan dan
dari tujuan masalah
program 7. Gambarkan metode,
280804 4. Konsistensi aktivitas, dan waktu
dari metode untuk implementasi
dengan tujuan 8. Rencanakan untuk
program evaluasi program
280805 5. Kualitas 9. Dapatkan penerimaan
metode program dari
program kelompok lansia
280806 6. Adanya 10.Libatkan personil
jadwal untuk untuk implementasi
aktivitas dan memanajemen
program program
280807 7. Informasi 11.Siapkan sarana dan
terencana prasarana

Universitas Indonesia
39

untuk 12.Gambarkan program


program untuk ditujukan untuk
280808 8. Rerata mendukung kelompok
partisipasi lansia
dalam 13.Fasilitasi usulan
program program dari
280809 9. Berkurangnya masyarakat/ kelompok
target risiko lansia
kesehatan 14.Pantau perkembangan
untuk program implementasi
partisipan 15.Evaluasi program
(lansia) untuk relevansi,
280810 10.Mengembang efisiensi dan
kan status efektifitas
kesehatan 16.Modifikasi program
partisipan
(lansia) Level 1:
280811 11.Adanya Domain 3 Behavioral
sumber Level 2:
keuangan Class R
untuk Coping Assistance
program Level 3:
280812 12.Personil Intervension
dalam 5430 Kelompok Pendukung
program (hal 362)
terkualifikasi 1. Tentukan tingkat dan
280813 13.Dukungan kesesuaian dari klien/
tujuan kelompok lansia
program dari sebagai sistem
data pendukung
280814 14.Analisis 2. Gunakan kelompok
manfaat dan pendukung selama
keuntungan masa transisi untuk
program membantu kelompok

Universitas Indonesia
40

dukungan lansia menyesuaikan


280815 15.Pengukuran dengan gaya hidup
tujuan baru
program 3. Tentukan tujuan dari
280816 16.Partisipan kelompok dan proses
puas dengan kelompok bersifat
program alami
280817 17.Anggota 4. Tentukan lokasi yang
masyarakat paling sesuai untuk
puas dengan pertemuan
program 5. Klarifikasi kemudahan
280818 18.Dukungan tujuan dari kelompok
dari tokoh dan tanggung jawab
masyarakat kader
280819 19.Rencana 6. Pilih anggota yang
keberlanjutan berkontribusi dan
kesuksesan memberikan manfaat
program dari interaksi
kelompok
7. Monitor dan aktif
dalam melakukan
motivasi kepada
anggota kelompok
8. Jaga hubungan positif
untuk merubah
perilaku
9. Buat kelompok
pendukung aktif
10.Dampingi kelompok
pendukung untuk
mengembangkan dan
menyelesaikan
masalah pada lansia

Universitas Indonesia
41

RENCANA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN INDIKATOR HASIL KEGIATAN


No Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Hasil PJ
1 Pendidikan kesehatan 1. Meningkatkan pengetahuan 1. Lansia 60 tahun ke 1. Dihadiri oleh lansia yang berusia 60 tahun Yoga Kertapati
mengenai gangguan lansia mengenai penanganan atas yang memiliki ke atas dan memiliki risiko jatuh baik
keseimbangan dan risiko jatuh dan pencegahan terhadap gangguan rendah maupun tinggi
pada lansia gangguan keseimbangan dan keseimbangan dan 2. Dihadiri oleh kader lansia
risiko jatuh (definisi, risiko jatuh (risiko 3. 75 % peserta dapat menjawab pertanyaan
penyebab, dampak, faktor rendah dan tinggi) perawat dengan benar tentang terkait
risiko dll) 2. Kader lansia penanganan dan pencegahan risiko jatuh
2. Lansia termotivasi untuk 4. 75 % antusias dalam menerima materi
mengubah faktor risiko yang terkait penanganan dan pencegahan risiko
dapat menyebabkan jatuh
gangguan keseimbangan dan 5. Peserta antusias dalam demonstrasi
risiko jatuh seperti aktivitas penanganan risiko jatuh
dan latihan keseimbangan

2 Skrining Keseimbangan 1. Teridentifikasi lansia yang 1. Lansia 1. Lansia antusias dalam melakukan skrining Yoga Kertapati
Tubuh dan Risiko Jatuh memiliki risiki rendah dan 2. Lansia memahami maksud skrining dan
risiko tinggi terhadap tindak lanjut dari hasil skrining
kejadian jatuh
3 Latihan Chair Yoga 1. Meningkatkan keterampilan 1. Lansia 1. Dihadiri oleh lansia yang memiliki risiko Yoga Kertapati
lansia dalam melakukan 2. Kader lansia rendah dan tinggi terhadap kejadian jatuh
latihan rutin 2. Dihadiri oleh kader lansia
2. Memberikan kekuatan pada
3. 75 % lansia mampu mendemonstrasikan
otot
gerakan latihan chair yoga secara

Universitas Indonesia
42

No Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Hasil PJ


3. Memperbaiki pernafasan berurutan
4. Meningkatkan fleksibilitas 4. Lansia antusias untuk melakukan latihan
5. Membantu meningkatkan chair yoga di rumah secara mandiri
keseimbangan tubuh
4 Latihan Keseimbangan 1. Meningkatkan kemampuan 1. Lansia 1. Dihadiri oleh lansia Yoga Kertapati
lansia dalam menjaga 2. Kader lansia 2. Dihadiri oleh kader lansia
keseimbangan tubuh 3. 75 % lansia mampu mendemonstrasikan
2. Membantu memperbaiki
gerakan latihan keseimbangan secara
gaya berjalan pada lansia
3. Meningkatkan kekuatan otot berurutan
kaki 4. Lansia antusias untuk melakukan latihan
keseimbangan di rumah secara mandiri
5 Latihan tambahan Spiritual 1. Membantu lansia dalam 1. Lansia 1. Dihadiri oleh lansia Yoga Kertapati
Emotional Freedom meningkatkan keyakinan 2. Kader lansia 2. Dihadiri oleh kader lansia
Technique (SEFT) spiritualitas 3. 75 % lansia mampu
2. Membantu lansia dalam
mendemonstrasikan latihan SEFT secara
mengurangi stres dan
gangguan pola tidur (salah berurutan
satu faktor penyebab risiko 4. Lansia antusias untuk melakukan
jatuh) latihan SEFT di rumah secara mandiri

PLAN OF ACTION/ JADWAL IMPLEMENTASI KEGIATAN “GeLaS BeRJaSa”

Universitas Indonesia
43

(Gerakan Lansia Sehat dan Bebas dari Jatuh di Masa Tua) di Wilayah RW 2 Kelurahan Srengseng Sawah

Pelaksanaan
No. Kegiatan Kriteria Evaluasi
Waktu Tempat Metode Instrumen
1. Pendidikan kesehatan mengenai Selasa Tempat Ceramah, Pre Tes dan Pos
gangguan keseimbangan dan risiko 01 Des 2015 Posyandu diskusi, Tes
jatuh pada lansia Pukul 10.00 RW 2 demonstrasi
2. Skrining Keseimbangan Tubuh dan Selasa Tempat Pengukuran Format Timed
Risiko Jatuh 01 Des 2015 Posyandu Timed Up and Up and Go Test
Pukul 10.00 RW 2 Go Test dan
TTV
3. Latihan Chair Yoga Selasa Tempat Demonstrasi Modul panduan
08 Des 2015 Posyandu dan diskusi latihan dan
Pukul 10.00 RW 2 lembar
observasi
4. Latihan Keseimbangan Selasa Tempat Demonstrasi Modul panduan
15 Des 2015 Posyandu dan diskusi latihan dan
Pukul 10.00 RW 2 lembar
observasi
5. Latihan tambahan Spiritual Minggu Tempat Demonstrasi Modul panduan
Emotional Freedom Technique 13 Des 2015 Posyandu dan diskusi latihan dan
(SEFT) Pukul 15.30 RW 2 lembar
observasi
6 Penyebaran Leaflet dan modul Insidentil Tempat Door to door
tentang risiko jatuh dan latihan wilayah
keseimbangan Kelurahan
RENCANA ANGGGARAN DANA KEGIATAN

Universitas Indonesia
44

KOMPONEN JUMLAH
NO KEGIATAN ITEM HARGA SATUAN TOTAL BIAYA
1 ATK Paket Rp 300.000.00 Rp 300.000.00
2 Konsumsi
Snack 100 Rp 5.500.00 Rp 550.000.00
Air mineral 10 Rp 25.000.00 Rp 250.000.00
3 Media Kegiatan
a. Modul Risiko
jatuh 50 Rp 20.000.00 Rp 1.000.000.00
b. Lembar Balik Paket Rp 150.000.00 Rp 150.000.00
c. Video Paket Rp 200.000.00 Rp 200.000.00
d. Leafleat Paket Rp 200.000.00 Rp 200.000.00
e. Sewa Kamera Paket Rp 200.000.00 Rp 200.000.00
f. Alat peraga Paket Rp 100.000.00 Rp 100.000.00
4 Biaya tak terduga Paket Rp 300.000.00 Rp 300.000.00
5 Transport Paket Rp 250.000.00 Rp 250.000.00
  TOTAL BIAYA Rp 3.500.000.00

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai