Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS PADA AGGEGATE


ANAK DAN REMAJA

DOSEN PENGAJAR :

Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Amalia Putri Abuba 70300118008
2. Muthmainnah 70300118014
3. Riski Amalia 70300118030
4. Sunarti 70300118041
5. Ismayanti 70300118043
6. Maulinda 70300118054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
PERIODE 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya lah
kami dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam tak lupa juga kami haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta
pengikut beliau dari dahulu, sekarang, hingga hari akhir. Ucapan terima kasih tak lupa
kami ucapkan kepada Ibu Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Komunitas 2 yang telah memberikan bimbingan serta
pengajaran kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam
menyelesaikan makalah ini tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pembacanya, Karena itu kami mohon kritik serta saran yang membangun agar dalam
pembuatan makalah kedepannya bisa menjadi lebih baik

Samata, 7 Maret 2021

Kelompok 7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KESEHATAN KOMUNITAS

KASUS

Kelurahan X merupakan wilayah binaan puskesmas A yang terdiri atas 8 RW dan 40


RT. Masing-masing RW memiliki 4 sampai 7 RT. Berdasarkan survey yang dilakukan
oleh puskesmas diketahui RW. 06 merupakan salah satu RW di kelurahan X yang
merupakan wilayah terluar dari pusat pemerintahan kelurahan X. Berdasarkan
pengakjian yang dilajukan didapatkan jumlah anak dan remaha adalah 1236 jiwa yang
terdiri atas 45 % laki-laki dan 55 % perempuan dari rentang usia 7 tahun - 16 tahun.
RW 06 memiliki populasi penduduk terbanyak adalah usia anak dan remaja (usia
sekolah SD dan SPM). Survey kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas menunjukkan
masalah kesehatan pada usia remaja didapatkan gaya hidup tidak sehat seperti merokok,
sedentary, seks bebas. Hasil wawancara dengan warga, anak usia sekolah dasar dan
remaja di RW 06 sering mengadakan perkumpulan dan terdapat kurang lebih 8 kasus
pernikahan dini pada remaja akibat seks bebas, sehingga remaja di wilayah tersebut
memiliki perilaku berisiko.Menurut kader setempat, partisipasi warga masih kurang
dalam hal penangan masalah kesehatan terutama masalah kesehatan remaja. Karang
taruna di wilayah tersebut tidak aktif. Kondisi penduduk yang kebanyak berada pada
usia produktif mengakibatkan komunikasi antar warga juga kurang dan kegiatan
masyarakat juga kurang berjalan di wilayah ini. Selain kasus pernikahan dini diwilayah
RW 06 ditemukan juga masalah perilaku merokok khusunya pada anak usia sekolah
dibawah 10 tahun dan perilaku sendentari untuk sebagian anak-anak yang hanya
berdiam diri dirumah sehingga risiko obesitas dan penyakit tidak menular di usia dini
sangat mengancam para anak dan remaja.Kebijakan terkait perlindungan dan kesehatan
anak dan remaja di wilayah keluarahan X masih kurang, masing kurang sarana
pendukung untuk aktivitas anak dan remaja seperti lapangan olah raga, taman baca dan
kegiatan keagamaan seperti remaja mesjid masih kurang berjalan sehingga pergaulan
anak dan remaja diwilayah tersebut cenderung ke arah perlaku negatif. Posyandu remaja
masih belum berjalan di wilayah tersebut begitu pula untuk program PIK-R, PKPR
sehingga informasi kesehatan kepada anak dan remaja belum berjalan efektif. Warga
mengatakan bahwa mereka juga masih menjunjung nilai-nilai kebudayaan dan suku
mereka masig-masig. Serta komuikasi warga di dominasi oleh bahasa Indonesia dan
terdapat sebagian karyawan menggunakan bahasa daerah Makassar dan Bugis. Hasil
dari pengkajian didapatkan sebagian dari warga sangat memiliki nilai dan keyakinan
tinggi terhadap agamanya dan sebagian dari warga memiliki keyakinan dan nilai
religius yang biasa-biasa saja serta tidak secara teratur beribadah. Akan tetapi, semua
karyawan diketahui masih memiliki nilai-nilai keyakinan yang sangat kental terhadap
budaya tradisional mereka masing-masing. Sebagian besar warga keluraha X menganut
agama Islam. Keadaan ekonomi masyarakat RW. 06 berada di tingkat ekonomi
menengah ke bawah. Pendapatan rata-rata Rp. 800.000 – 2.000.000. Rata-rata pekerjaan
warga kebanyakan menjadi buruh bangunan, sebagian kecil bekerja kantoran dan
pedagang. Dari hasil wawancara bersama dengan salah satu warga keluharan X
sebagian besar dari karyawan menggunakan sepeda motor. Keamanan di wilayah
tersebut termasuk aman. Tidak terdapat tempat hiburan atau wisata apapun di RW 06
sehingga warga harus pergi jauh untuk mendapatkan tempat wisata. Dari hasil
berdasarkan wawancara bersama warga dan para kader setempat di kelurahaan X RW.
06 , anak usia sekolah dasar dan remaja di RW 06 sering mengadakan perkumpulan dan
terdapat kurang lebih 8 kasus pernikahan dini pada remaja akibat seks bebas, sehingga
remaja di wilayah tersebut memiliki perilaku berisiko sehingga partisipasi warga masih
kurang dalam hal penanganan masalah kesehatan terutama masalah kesehatan remaja.
Berdasarkan wawacara yang dilakukan kepada salah satu perawat di Posyandu remaja
masih belum berjalan di wilayah tersebut begitu pula untuk program PIK-R, PKPR
sehingga informasi kesehatan kepada anak dan remaja belum berjalan efektif.
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II
I. Pengkajian Keperawatan Berdasarkan Teori CAP
1. Data Inti Komunitas
Pengkajian data inti komunitas, diantaranya:
a. Sejarah
 Kelurahan X merupakan wilayah binaan puskesmas A yang terdiri
atas 8 RW dan 40 RT. Masing-masing RW memiliki 4 sampai 7
RT. Berdasarka survey yang dilakukan leh puskesmas diketahui
RW.
b. Demografi
 Berdasarkan pengkajian yang dilajukan didapatkan jumlah anak
dan remaja adalah 1236 jiwa yang terdiri atas 45% laki-laki dan
55% perempuan dari rentang usia 7 tahun – 16 tahun. Berikut
jumlah anak dan remaja di kelurahan X berdasarkan kelmpok
usianya.
Jenis Kelamin Usia Frekuensi Persentasi
Laki-laki 7-16 tahun 560 45%
Perempuan 7-16 tahun 676 55%
Total 1236 100%

Dari total jumlah anak dan remaja tersebut, didapatkan jumlah


anak laki-laki yang berusia 7-16 tahun sebanyak 560 anak dan
jumlah anak perempuan yang berusia 7-16 tahu sebanyak 676 anak.
 Berdasarkan survey yang dilakukan oleh puskesmas diketahui RW.
06 merupakan salah satu RW di kelurahan X yang merupakan
wilayah terluar dari pusat pemerintahan kelurahan X.
 Kondisi penduduk yang kebanyakan berada pada usia produktif
mengakibatkan komunikasi antar warga juga kurang dan kegiatan
masyarakat juga kurang berjalan di wilayah ini.
 Survey kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas menunjukkan
masalah kesehatan pada usia remaja didapatkan gaya hidup tidak
sehat seperti merokok, sedentary, seks bebas.
 Hasil wawancara dengan warga, anak usia sekolah dasar dan
remaja di RW 06 sering mengadakan perkumpulan dan terdapat
kurang lebih 8 kasus pernikahan dini pada remaja akibat seks
bebas, sehingga remaja di wilayah tersebut memiliki perilaku
berisiko.
c. Suku dan Kebudayaan
 Warga mengatakan bahwa mereka juga masih menjunjung nilai-
nilai kebudayaan dan suku mereka masig-masig. Serta komuikasi
warga di dominasi oleh bahasa Indonesia dan terdapat sebagian
karyawan menggunakan bahasa daerah Makassar dan Bugis.
d. Nilai dan Keyakinan
 Hasil dari pengkajian didapatkan sebagian dari warga sangat
memiliki nilai dan keyakinan tinggi terhadap agamanya dan
sebagian dari warga memiliki keyakinan dan nilai religius yang
biasa-biasa saja serta tidak secara teratur beribadah. Akan tetapi,
semua karyawan diketahui masih memiliki nilai-nilai keyakinan
yang sangat kental terhadap budaya tradisional mereka masing-
masing. Sebagian besar warga keluraha X menganut agama Islam.
2. Data Subsistem Komuoitas
Pengkajian data subsistem komunitas, diantaranya:
a. Lingkungan fisik
 Kondisi penduduk yang kebanyak berada pada usia produktif
mengakibatkan komunikasi antar warga juga kurang dan kegiatan
masyarakat juga kurang berjalan di wilayah ini.
 Karang taruna di wilayah tersebut tidak aktif.
 Menurut kader setempat, partisipasi warga masih kurang dalam hal
penangan masalah kesehatan terutama masalah kesehatan remaja.

 Selain kasus pernikahan dini diwilayah RW 06 ditemukan juga


masalah perilaku merokok khusunya pada anak usia sekolah
dibawah 10 tahun dan perilaku sendentari untuk sebagian anak-
anak yang hanya berdiam diri dirumah sehingga risiko obesitas
dan penyakit tidak menular di usia dini sangat mengancam para
anak dan remaja.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial

 Posyandu remaja masih belum berjalan di wilayah tersebut begitu


pula untuk program PIK-R, PKPR sehingga informasi kesehatan
kepada anak dan remaja belum berjalan efektif.
c. Ekonomi

 Keadaan ekonomi masyarakat RW. 06 berada di tingkat ekonomi


menengah ke bawah. Pendapatan rata-rata Rp. 800.000 – 2.000.000

 Rata-rata pekerjaan warga kebanyakan menjadi buruh bangunan,


sebagian kecil bekerja kantoran dan pedagang.

d. Transportasi dan keamanan

 Dari hasil wawancara bersama dengan salah satu warga keluharan


X sebagian besar dari karyawan menggunakan sepeda motor.
Keamanan di wilayah tersebut termasuk aman.

e. Politik dan pemerintahan


 Kebijakan terkait perlindungan dan kesehatan anak dan remaja di
wilayah keluarahan X masih kurang, masing kurang sarana
pendukung untuk aktivitas anak dan remaja seperti lapangan olah
raga, taman baca dan kegiatan keagamaan seperti remaja mesjid
masih kurang berjalan sehingga pergaulan anak dan remaja
diwilayah tersebut cenderung ke arah perilaku negatif.
f. Komunikasi
 Komuikasi warga di dominasi oleh bahasa Indonesia dan terdapat
sebagian karyawan menggunakan bahasa daerah Makassar dan
Bugis.
 Kondisi penduduk yang kebanyak berada pada usia produktif
mengakibatkan komunikasi antar warga juga kurang dan kegiatan
masyarakat juga kurang berjalan di wilayah ini.
g. Pendidikan
 RW 06 memiliki populasi penduduk terbanyak adalah usia anak
dan remaja usia sekolah SD dan SMP.
h. Rekreasi
 Tidak terdapat tempat hiburan atau wisata apapun di RW 06
sehingga warga harus pergi jauh untuk mendapatkan tempat
wisata.
3. Data Persepsi
a. Persepsi masyarakat
 Berdasarkan wawancara bersama warga dan para kader setempat di
kelurahaan X RW. 06 , anak usia sekolah dasar dan remaja di RW
06 sering mengadakan perkumpulan dan terdapat kurang lebih 8
kasus pernikahan dini pada remaja akibat seks bebas, sehingga
remaja di wilayah tersebut memiliki perilaku berisiko sehingga
partisipasi warga masih kurang dalam hal penanganan masalah
kesehatan terutama masalah kesehatan remaja.
b. Persepsi perawat

 Berdasarkan wawacara yang dilakukan kepada salah satu perawat


di Posyandu remaja masih belum berjalan di wilayah tersebut
begitu pula untuk program PIK-R, PKPR sehingga informasi
kesehatan kepada anak dan remaja belum berjalan efektif.
ANALISA DATA

No Data Masalah
.
1. Data Subjektif Defisit Kesehatan
Wawancara: Komunitas
 Berdasarkan wawancara bersama warga dan para
kader setempat di kelurahaan X RW. 06 , anak usia
sekolah dasar dan remaja di RW 06 sering
mengadakan perkumpulan dan terdapat kurang
lebih 8 kasus pernikahan dini pada remaja akibat
seks bebas, sehingga remaja di wilayah tersebut
memiliki perilaku berisiko sehingga partisipasi
warga masih kurang dalam hal penanganan
masalah kesehatan terutama masalah kesehatan
remaja.
Data Objektif
Observasi:

 Kondisi penduduk yang kebanyak berada pada usia


produktif mengakibatkan komunikasi antar warga
juga kurang dan kegiatan masyarakat juga kurang
berjalan di wilayah ini. Selain kasus pernikahan dini
diwilayah RW 06 ditemukan juga masalah perilaku
merokok khusunya pada anak usia sekolah dibawah
10 tahun dan perilaku sendentari untuk sebagian
anak-anak yang hanya berdiam diri dirumah
sehingga risiko obesitas dan penyakit tidak menular
di usia dini sangat mengancam para anak dan
remaja.

 Berdasarkan survey yang dilakukan oleh puskesmas


diketahui RW. 06 merupakan salah satu RW di
kelurahan X yang merupakan wilayah terluar dari
pusat pemerintahan kelurahan X.
Angket:
 Survey kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas
menunjukkan masalah kesehatan pada usia remaja
didapatkan gaya hidup tidak sehat seperti
merokok, sedentary, seks bebas.
Pemeriksaan Kesehatan: -
2. Data Subjektif Pemeliharaan
Wawancara : Kesehatan Tidak

 Berdasarkan wawacara yang dilakukan kepada Efektif

salah satu perawat di Posyandu remaja masih


belum berjalan di wilayah tersebut begitu pula
untuk program PIK-R, PKPR sehingga informasi
kesehatan kepada anak dan remaja belum berjalan
efektif.
Data Objektif
Observasi :
 Karang taruna di wilayah tersebut tidak aktif.
 Kebijakan terkait perlindungan dan kesehatan
anak dan remaja di wilayah keluarahan X masih
kurang, masing kurang sarana pendukung untuk
aktivitas anak dan remaja seperti lapangan olah
raga, taman baca dan kegiatan keagamaan seperti
remaja mesjid masih kurang berjalan sehingga
pergaulan anak dan remaja diwilayah tersebut
cenderung ke arah perlaku negatif.
Angket: -
Pemeriksaan Kesehatan: -
II. Diagnosa Keperawatan Komunitas
SKORING MASALAH KOMUNITAS
No Diagnosa Pentingnya Pengaruh Peningkatan Tingkatan Total
Keperawatan Masalah Positif untuk Kualitas Semua Skor
Komunitas untuk di Masyarakat Hidup jika Masalah
(Masalah) Selesaikan jika Masalah Masalah di dari Level 1
(1: di Selesaikan Selesaikan sampai 6
Rendah, 2: (0: Tidak (1: Rendah, (1: Kurang
Sedang, 3: Berpengaruh, 2: Sedang, Penting, 6:
Tinggi) 1: Rendah, 2: 3: Tinggi) Sangat
Sedang, 3: Penting)
Tinggi)
1. Defisit kesehatan 3 (tinggi) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 6 (sangat 15
Komunitas penting)
2. Pemeliharaan 2 (sedang) 2 (sedang) 2 (sedang) 4 (penting) 10
kesehatan tidak
efektif

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

No. Diagnosa Keperawatan Skor


1. Defisit kesehatan Komunitas (D.0110) 14
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0003) 10
III. Perencanaan Keperawatan Komunitas

No Data Diagnosa Kriteria Evaluasi Intervensi


Keperawatan (Outcome)
1. Data Subektif Defisit Pencegahan primer Pencegahan primer
Wawancara : kesehatan (PPNI, 2019): (PPNI, 2018):
 Berdasarkan wawancara Komunitas Setelah dilakukan I.14584 Surveilens
bersama warga dan para (D.0110) intervensi Komunitas
kader setempat di (PPNI, 2017) keperawatan selama 1  Kumpulkan data
kelurahaan X RW. 06 , x 60 menit srebanyak yang berkaitan
anak usia sekolah dasar 3 kali pertemuan dengan kejadian
dan remaja di RW 06 maka status kesehatan kesehatan
sering mengadakan komunitas meningkat dimasyarakat
perkumpulan dan terdapat dengan kriteria hasil  Tetapkan
kurang lebih 8 kasus  Ketersediaan frekuensi
pernikahan dini pada program promosi pengumpulan
remaja akibat seks bebas, kesehatan dan analisis data
sehingga remaja di meningkat : 3-5  Libatkan
wilayah tersebut memiliki  Partisipasi dalam berperan aktif
perilaku berisiko sehingga program dalam
partisipasi warga masih kesehatan pengembangan
kurang dalam hal komunitas program
penanganan masalah meningkat : 3-5 dimasyarakat
kesehatan terutama  Pemantauan terkait dengan
masalah kesehatan remaja. standar kesehatan pengumpulan
Data Objektif komunitas data masyarakat
Observasi: meningkat : 3-5 dan
 Kondisi penduduk yang Pencegahan pelaporannya
kebanyak berada pada usia sekunder :  Ajarkan
produktif mengakibatkan Setelah dilakukan mengenai
komunikasi antar warga intervensi pentingnya
juga kurang dan kegiatan keperawatan selama 1 tindak lanjut
masyarakat juga kurang x 60 menit sebanyak pengobatan

berjalan di wilayah ini. 2 kali pertemuan penyakit

Selain kasus pernikahan maka status koping menular

dini diwilayah RW 06 komunitas membaik Pencegahan

ditemukan juga masalah dengan kriteria hasil sekunder :

perilaku merokok khusunya  Keberdayaan I.12435 Edukasi

pada anak usia sekolah komunitas perilaku upaya

dibawah 10 tahun dan membaik : 3-5 kesehatan

perilaku sendentari untuk  Partisipasi  Sediakan materi


sebagian anak-anak yang masyarakat dan media
hanya berdiam diri dirumah membaik : 3-5 pendidikan
sehingga risiko obesitas dan  Insiden masalah kesehatan
penyakit tidak menular di kesehatan dalam  Gunakan
usia dini sangat mengancam komunitas pendekatan
para anak dan remaja. menurun : 3-5 promosi

 Berdasarkan survey yang  Tingkat kejadian kesehatan

dilakukan oleh puskesmas penyakit menurun dengan

diketahui RW. 06 : 3-5 memperhatikan

merupakan salah satu RW Pencegahan tersier : pengaruh dan

di kelurahan X yang Setelah dilakukan hambatan dari

merupakan wilayah terluar intervensi lingkungan,

dari pusat pemerintahan keperawatan selama 1 sosial serta

kelurahan X. x 60 menit sebanyak budaya

Angket: 3 kali pertemuan  Jelaskan

 Survey kesehatan yang maka ketahanan penanganan

dilakukan oleh puskesmas komunitas meningkat masalah

menunjukkan masalah dengan kriteria hasil kesehatan

kesehatan pada usia remaja  Keberlanjutan  Anjurkan

didapatkan gaya hidup pelayanan rutin menggunakan

tidak sehat seperti komunitas fasilitas


meningkat :3-5 kesehatan
merokok, sedentary, seks  Ketersediaan  Ajarkan
bebas. pelayanan menentukan
Pemeriksaan Kesehatan: - kesehatan perilaku spesifik
meningkat : 3-5 yang akan
diubah
 Ajarkan
pencarian dan
penggunaan
sistem fasilitas
pelayanan
kesehatan
Pencegahan tersier :
I.14548
Pengembangan
kesehatan masyaralat
 Identifikasi
pemimpin/tokoh
dalam
masyarakat
 Libatkan
anggota
masyarakat
untuk
meningkatkan
kesadaran
terhadap isu dan
masalah
kesehatan yang
dihadapi
 Libatkan
masyarakat
dalam
musyawarah
untuk
mendefinisikan
isu kesehatan
dan
mengembangkan
rencana kerja
 Libatkan
anggota
masyarakat
dalam
mengembangkan
jaringan
kesehatan
2. Data Subjektif Pemeliharaan Pencegahan primer Pencegahan primer
Wawancara : kesehatan tidak (PPNI, 2019): (PPNI, 2018):

 Berdasarkan wawacara yang efektif Setelah dilakukan I.12383 Edukasi

dilakukan kepada salah satu (D.0003) intervensi kesehatan

perawat di Posyandu remaja (PPNI, 2017) keperawatan selama 1  Identifikasi

masih belum berjalan di x 60 menit sebanyak kesiapan dan

wilayah tersebut begitu pula 3 kali pertemuan kemampuan

untuk program PIK-R, maka perilaku menerima

PKPR sehingga informasi kesehatan membaik informasi

kesehatan kepada anak dan dengan kriteria hasil  Sediakan materi


remaja belum berjalan  Kemampuan dan media
efektif. melakukan pendidikan
Data Objektif tindakan kesehatan
Observasi : pencegahan  Jelaskan faktor
 Karang taruna di wilayah masalah risiko yang dapat
tersebut tidak aktif. kesehatan mempengaruhi
 Kebijakan terkait meningkat : 3-5 kesehatan
perlindungan dan kesehatan  Kemampuan I.12435 Edukasi
anak dan remaja di wilayah peningkatan perilaku upaya
keluarahan X masih kurang, kesehatan kesehatan
masing kurang sarana meningkat : 3-5  Sediakan materi
pendukung untuk aktivitas  Pencapaian dan media
anak dan remaja seperti pengendalian pendidikan
lapangan olah raga, taman kesehatan kesehatan
baca dan kegiatan meningkat : 3-5  Anjurkan
keagamaan seperti remaja Pencegahan menggunakan
mesjid masih kurang sekunder : fasilitas kesehatan
berjalan sehingga pergaulan Setelah dilakukan  Ajarkan
anak dan remaja diwilayah intervensi menentukan
tersebut cenderung ke arah keperawatan selama 1 perilaku spesifik
perlaku negatif. x 60 menit sebanyak yang akan diubah
Angket: - 1 kali pertemuan  Ajarkan pencarian
Pemeriksaan Kesehatan: - maka tingkat dan penggunaan
kepatuhan meningkat sistem fasilitas
dengan kriteria hasil pelayanan
 Verbalisasi kesehatan
kemauan Pencegahan
mematuhi sekunder :
program I.09282 Kontrak
perawatan atau perilaku positif
pengobatan  Identifikasi
meningkat : 3-5 hambatan dalam
 Verbalisasi menerapkan
mengikuti perilaku positif
anjuran  Fasilitasi
meningkat : 3-5 pembuatan
 Perilaku kontrak tertulis
mengikuti  Diskusikan
program perilaku kesehatan
perawatan/pengo yang ingin diubah
batan membaik :  Diskusikan
3-5 pengembangan
 Perilaku rencana perilaku
menjalankan positif
anjuran Pencegahan tersier :
membaik : 3-5 I.12461 Konsultasi
Pencegahan tersier :  Identifikasi
Setelah dilakukan masalah yang
intervensi menjadi fokus
keperawatan selama 1 konsultasi
x 60 menit sebanyak  Jelaskan masalah
3 kali pertemuan yang sedang
maka pemeliharaan dihadapi pasien
kesehatan meningkat  Anjurkan
dengan kriteria hasil meningkatkan
 Menunjukkan kemandirian
pemahaman menyelesaikan
perilaku sehat masalah
meningkat : 3-5  Jelaskan
 Kemampuan keuntungan dan
menjalankan kerugian
perilaku sehat masing-masing
meningkat : 3-5 solusi
 Perilaku mencari
bantuan
meningkat : 3-5
INTEGRASI NILAI-NILAI KEISLAMAN

Pengembangan Kesehatan Mental Melalui Ibadah dapat dijelaskan melalui salah satu
penelitian berjudul Efektivitas pelaksanaan ibadah dalam upaya mencapai kesehatan
mental. (Lubis, Sati, Adhinda, Yulianirta, & Hidayat, 2019)

Hasil penelitian tersebut menunjukkan pengaruh pelaksanaan ibadah dalam konteks


agama Islam, seperti shalat berjamaah, berdzikir, membaca Al-Qur’an, biasanya
dilaksanakan di tempat ibadah, seperti Mesjid, Mushola, dan Surau. Mesjid merupakan
pusat ibadah, dalam pengertian luas mencakup kegiatan muamalat atau sosial. Dengan
melaksanakan ibadah keislaman tersebut, anak dan remaja meningkatkan kesehatan
mental mereka khususnya untuk membentuk kecerdasan sosial dengan lingkungan.
(Lubis, Sati, Adhinda, Yulianirta, & Hidayat, 2019)

Sementara itu, Syaikh Hakim Mu’inuddin Chisyti (dalam Lubis, B. H., & Nashori, F.,
2002) menerangkan bahwa apabila ibadah shalat dikerjakan dengan menerima delapan
posisi tubuh (arkan) secara terpisah dan membaca masing-masing ayat Al-Qur’an pada
masing-masing postur (sikap tubuh) akan meningkatkan efek kesehatan. (Lubis, Sati,
Adhinda, Yulianirta, & Hidayat, 2019)

Ibadah keislaman yang meningkatkan kesehatan mental, moral, dan perilaku, memacu
perkembangan kecerdasan emosional pada anak dan remaja. Berkaitan dengan hal itu,
peran orang tua dalam perkembangan emosional anak sangat dibutuhkan agar fungsi
pengawasan dan motivasi berjalan baik karena orang tualah yang dapat mendampingi
dan mengembangkan kecerdasan anak semaksimal mungkin. Perkembangan anak, dan
khususnya remaja pada aspek perkembangan emosionalnya tercapai dengan baik dan
sempurna (Tambak, S., & Helman, H., 2017) apabila orang tua melaksanakan fungsi
pendampingan yang maksimal. (Lubis, Sati, Adhinda, Yulianirta, & Hidayat, 2019)

Anak dan remaja perlu untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah swt. karena remaja yang belum mempunyai pendirian, mereka sangat
mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar dan masih suka mengikuti gaya hidup orang
lain yang tidak selalu positif. Jadi, dengan meningkatkan ibadah keislaman maka remaja
bisa mengembangkan kesehatan mental dan potensi lainnya. (Lubis, Sati, Adhinda,
Yulianirta, & Hidayat, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, L. T., Sati, L., Adhinda, N. N., Yulianirta, H., & Hidayat, B. (2019).
Peningkatan kesehatan mental anak dan remaja melalui ibadah keislaman
improving children and adolescent mental hygiene through islamic worship. 16(2),
120–129.
PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar Intervensi Keperwatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia;
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
LAMPIRAN
A. Format Penilaian Askep
Kelompok :7
No. Aspek yang di Nilai Bobot Nilai Nilai
1. Analisis kasus pada pengkajian diuraikan dengan
jelas menggunakan data yang tepat pada kasus 20
sesuai format pengkajian
2. Analisa masalah dan skoring masalah kesehatan
komunitas dilakukan dengan analisis yang tajam 15
disesuaikan dengan kasus dan referensi
3. Prioritas masalah (skoring) dan diagnose
keperawatan komunitas ditetapkan dengan baik dan 20
benar
4. Rencana keperawatan disusun mengacu pada
tahapan pencapaian tujuan umum yang berorientasi
20
pada 3 level pencegahan primer, sekunder, dan
tersier
5. Rencana keperawatan yang dipilih sesuai untuk
15
penyelesaian masalah
6. Asuhan keperawatan disusun menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan 5
format yang diberikan
7. Pengumpulan laporan tepat waktu 5
Total Nilai 100

Catatan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………
…...
………………………………………………………………………………………...

Tanggal Pelaksanaan :
Dosen Pembimbing : Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Nama Mahasiswa :
1. Amalia Putri Abuba Paraf:
2. Muthmainnah
3. Riski Amalia
4. Sunarti
5. Ismayanti
6. Maulinda

B. Format Penilaian Presentasi


Topik Presentasi : Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada
Aggregate Anak dan Remaja
Kelompok :7
No. Penilaian Bobot Nilai Nilai
1. Kualitas tampilan dari PPT 10
2. Penyaji memperkenalkan diri dan mengemukakan
10
tujuan presentasi dengan jelas
3. Penyaji menjelaskan isi atau konsep dari masalah
15
dengan jelas dan tepat
4. Penyaji menyimpulkan isi atau konsep setelah
15
presentasi
5. Penyaji mampu mengelola waktu presentasi dan
10
diskusi dengan tepat
6. Penyaji menggunakan media dan metode
10
presentasi dan diskusi dengan tepat
7. Penyaji mampu memaparkan masalah dengan
15
tepat
8. Penyaji mampu menghidupkan suasana diskusi
15
yang kondusif dan aktif
Total Nilai 100

Catatan:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Tanggal Presentasi :
Dosen Pengampu : Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Tanda Tangan :

Nama Anggota Kelompok :


1. Amalia Putri Abuba
2. Muthmainnah
3. Riski Amalia
4. Sunarti
5. Ismayanti
6. Maulinda

Anda mungkin juga menyukai