Anda di halaman 1dari 10

TRANSKULTURAL NERSING PENYEBARAN HEPATITIS DI ACARA RAMBU SOLO DI MASA

PANDEMI

NAMA : ANDI TENDRY


NIM : 19003

YAYASAN KASIH BUNDA KALALEMBANG


AKADEMI KEPERAWATAN LAKIPADADA RANTEPAO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TANA TORAJA
2021/2022
1. TINJAUAN KASUS
Dalam proses pesta adat atau dalam prosesi upacara yang berlangsung, banyak
orang dari luar daerah bahkan dari luar kota yang berkumpul dalam suatu tempat
acara itu berlangsung. Dalam hal ini dapat terjadi berbagai macam kontak fisik, baik
dari kontak fisik saat bersalaman atau pada saat berbincang-bincang dengan sanak
saudara dari luar kota atau dari luar daerah. Saat seseorang berinteraksi dengan
orang lain, maka bisa saja terjadi pertukaran microorganisme dari orang lain yang
dapat menyebabkan suatu penyakit atau injuri. Masalah yang sering muncul pada
kasus ini adalah Hepatitis. Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis
bisa disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi atau penyakit
lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu,
atau penyakit autoimun. Jika disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis bisa menular.

2. TINJAUAN TEORI
World Health Organization (WHO) tahun 2016 virus hepatitis disebabkan oleh
lima virus berbeda dengan transmisi yang terjadi baik melalui makanan atau air
yang terkontaminasi (hepatitis A dan E) atau melalui paparan darah atau cairan
tubuh (hepatitis B, C dan D). Infeksi virus hepatitis membunuh sekitar 1,45 juta
orang per tahun. Sekitar 90% kematian disebabkan oleh infeksi HBV kronis dan
HCV yang menyebabkan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler.

3. FAKTOR PENYEBAB
Penyebab Hepatitis
Hepatitis bisa disebabkan oleh beragam kondisi dan penyakit. Namun, penyebab
yang paling sering adalah infeksi virus. Berikut adalah beberapa jenis hepatitis yang
disebabkan oleh infeksi virus:
a) Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A ditularkan
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses penderita hepatitis A
yang mengandung virus hepatitis A.
b) Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita hepatitis B.
Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan
vagina, dan air mani.
c) Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C juga ditularkan
melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat berhubungan seksual tanpa
kondom atau menggunakan jarum suntik bekas penderita hepatitis C. Jika ibu hamil
menderita hepatitis C, bayinya dapat tertular penyakit ini saat melewati jalan lahir
ketika persalinan.
d) Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan
jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa bersifat serius. Virus hepatitis D tidak
bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
e) Hepatitis E
Hepatitis E disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah
menular pada lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk. Salah satunya melalui
kontaminasinya pada sumber air.

4. LINGKUNGAN
Dalam acara pesta rambu tuka’ banyak orang yang berkumpul dalam area pesta
adat tersebut. Otomatis kebersihan lingkungan tidak akan terjaga dengan baik.
Banyak orang yang tidaj sadar bahawa tidak semua orag hadir pada acara itu adalah
orang-orang yang dalam keadaan sehat, bisa saja dari mereka sedang menggalami
berbagai macam penyakit yang bisa menular. Selain itu sanitasi lingkungan dari
tempat acara tersebut bisa saja kurang baik dimana tempat itu menjadi tempat
penyembelihan hewan-hewan seperti babi atau kkerbau yang mana darah yang
tercecer ditanah bisa menjadi sumber mikroorganisme yang bisa memicu penyakit
menular.

5. CARA PENULARAN
Dapat menyebar melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk
darah, keringat, air mata, air liur, air mani, cairan Miss V, darah menstruasi, dan ASI
dari orang yang terinfeksi.

6. CARA PENCEGAHAN

 Cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun, terutama setelah beraktivitas di luar
ruangan dan sebelum makan.
 Lakukan hubungan seks yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom dan
tidak bergonta-ganti pasangan.
 Hindari berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti sikat gigi atau handuk,
termasuk juga peralatan makan.
 Jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara
teratur, dan beristirahat yang cukup.
 Jangan mengonsumsi alkohol dan NAPZA.
 Hindari mengonsumsi makanan yang belum dimasak hingga matang dan air minum
yang tidak terjamin kebersihannya atau belum direbus hingga mendidih.
 Lakukan vaksinasi hepatitis sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter

7. PENGKAJIAN
1) PENGKAJIAN
A. Factor teknologi
Masyarakat dengaan mudah bisa mengaksese berbagai informasi seputar
diare di berbagai sumber di internet untuk mendapatkan informasi serta
pengetahuan baru untuk dapat menghindari berbagai macam sumber
penyakit HEPATITIS
B. Faktor agama dan falsafah hidup
Kaji apakah klien menganggap penyakit diare sebagai kutukan atau justrus
sebagai cobaan dari Tuhan menurut aagama yang dianutnya.
C. Factor social
Kaji hubungan klien dengan orang sekitar dalam hal hidup bersosialisasi.
D. Nilai budaya dan gaya hidup
Kaji bagaimana perilaku budaya klien dalam kehidupannya sehari-hari
E. Factor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Kaji kartu kesehatan yang akan digunakan dalam proses pengobatan.
F. Factor ekonomi
Kaji factor ekonomi atau bagaimana keadaan ekonomi klien, darimana
mendapat biaya yang akan digunakan unntuk berobat di fasilitas
kesehatan
G. Factor pendidikan
Kaji pendidikan klien untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien.

2) DIAGNOSA
 Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadapt inflamasi hepar.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d perasaan tidak nyaman di kuadran
kanan atas, gangguan absorbs dan metabolism
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolic karena
anoreksia, mual, muntah
 Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena
porta.
 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksingen.
 Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi
hati dan terinfeksi virus hepatitis
 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d
gangguan metabolism kaborhidrat lemak dan
protein, kurang penerimaan terhadap diagnostic
dan asupan diet yang tepat (Nurarif, 2015)

3) INTERVENSI
 Perawatan demam
 Manajemen gangguan makan
 Pemberian analgetik
 Terapi aktivitas
 Manajemen pengobatan
 Management hiperglikemia

4) EVALUASI
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan,
membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan
mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan

ETIKA MORAL DALAM KEPERAWATAN


DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDI TENDRI
NIM : 19003

YAYASAN KASIH BUNDA KALALEMBANG


AKADEMI KEPERAWATAN LAKIPADADA RANTEPAO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TANA TORAJA
2021/2022

ETIKA MORAL DALAM KEPERAWATAN


A. PENGERTIAN ETIKA

Etika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Ethos”, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti
“Kebiasaan”. Model perilaku” atau standar yang di harapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang
mempengaruhi perilaku.(Dra.Hj.MINIM)

Etika adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas standar moral dan penilaian. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John dari Damaskus (abad ke-7 Masehi) menempatkan
etika dalam studi filsafat praktis.

Etika dimulai ketika orang merenungkan unsur pendapat etis spontan kami. Kebutuhan untuk
refleksi bahwa kita akan merasa, sebagian karena kita opini etis tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain. Hal ini diperlukan untuk etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang harus
dilakukan oleh manusia. Metodologis, tidak setiap hal dapat dikatakan hakim bertindak sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis dan sistematis dalam melakukan refleksi. Itu sebabnya
etika adalah ilmu.

B. PENGERTIAN ETIK

Kata “etik” ini bersumber pada kata dalam bahasa Ingeris : “ethic” yang juga berasal dari bahasa
Latin (Yunani kuno) “ethikos”. “Etik” (ethic) adalah kata benda (nounce), sedangkan “etis” (ethical)
adalah kata sifat (ajective). Istilah “etik” lebih terkait dengan moral, benar atau salah dan juga
hukum. Definisi etik yang paling umum adalah “prinsip-prinsip yang dipegang teguh” (“rules of
conducts”) dalam bekerja, melaksanakan tugas dan kewajiban. Oleh karena itu, semua profesi yang
terkait dengan pelayanan masyarakat dan dengan kepentingan umum  sudah memiliki apa yang
disebut “kode etik profesi”. Kode etik profesi mengatur tentang apa yang wajib atau harus dan yang
dilarang dilakukan oleh mereka yang menjalani profesi itu.

Kata “etika” sebenarnya juga mendekati “etik” tetapi aturan dan konsekwensi tidak sekeras
“etik”. Etika lebih menjelaskan tentang “pantas” dan tidaknya suatu tindakan atau sikap.
“Hukuman” untuk pelanggarannya pun tidak seberat pelanggaran terhadap etik. Mungkin hanya
bersifat cemoohan terbuka atau diam diam.

C. PENGERTIAN MORAL
Moral merupakan hasil ciptaan yang dihasilkan dari unsur kebudayaan dan agama. Moral
berkaitan erat dengan nilai- nilai yang diajarkan agama. Kaitannya dengan kebudayaan, dimana
setiap budaya memiliki acuan moral yang berbeda-beda berdasarkan sistem nilai sosial yang berlaku
dan dikonstruksikan sejak lama.

Moral menjadi acuan secara hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam
bersosialisasi maupun berinteraksi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa saling menghormati dan
menghargai antar sesama.

Secara mendasar, moral bersumber dari nilai tentang sesuatu kebaikan, yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk tindakan seseorang. Sehingga suatu moral dapat melekat erat dengan
nilai dari perilaku tersebut. Di dalam kehidupan, tidak ada perilaku seseorang yang terlepas dari
peranan nilai.

Proses penyadaran moral dalam kehidupan berjalan secara berangsur-angsur, dimulai melalui
interaksi sosial pada lingkungannya dengan terdapatnya berbagai larangan, perintah, ancaman atau
bahkan celaan, serta adanya sebab- akibat yang timbul dari perbuatan seseorang mungkin dapat
meliputi sesuatu yang menyenangkan atau mungkin yang mengecewakan.

Pada realitas sosial, masyarakat menyadari setiap tindakan atau perbuatan yang dilakukan itu
pasti memiliki dampak pada kehidupan. Sehingga dalam hal ini, pentingnya berpedoman pada moral
dalam berinteraksi dengan orang lain di sekitar.

D. PENGERTIAN NILAI

Kata nilai dalam bahasa Inggris disebut value, sedangkan dalam bahasa latin disebut valere.
Secara bahasa, nilai dapat diartikan sebagai harga. Namun lebih dari itu, pengertian nilai bisa
dijabarkan lebih luas dan berkaitan dengan sesuatu yang berharga dalam kehidupan manusia.

Secara umum, pengertian nilai adalah suatu gagasan yang menunjuk pada hal hal yang
dianggap berharga dalam kehidupan manusia, yaitu tentang apa yang dianggap baik, layak, pantas,
benar, penting, indah, dan dikehendaki oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

E. PENGERTIAN NORMA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang
mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Di mana sebagai panduan, tatanan, dan pengendali
tingkah laku yang sesuai.

Norma biasanya berlaku dalam lingkungan masyarakat dengan aturan tak tertulis, tetapi
secara sadar masyarakat mematuhinya. Ada berbagai macam-macam norma diantaranya, norma
agama, norma kesopanan, norma hukum, dan norma kesusilaan.

F. PENGERTIAN ADAT

Istilah Hukum Adat pertama kali diperkenalkan secara ilmiah oleh Prof. Dr. C Snouck Hurgronje,
Kemudian pada tahun 1893, Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje dalam bukunya yang berjudul "De
Atjehers" menyebutkan istilah hukum adat sebagai "adat recht" (bahasa Belanda) yaitu untuk
memberi nama pada satu sistem pengendalian sosial (social control) yang hidup dalam Masyarakat
Indonesia.

Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.

G. PENGERTIAN SUSILA

Susila berasal dari kata “su” dan “sila”. Su adalah awalan yang berarti amat baik, atau sangat baik,
mulia, dan indah. Sedangkan kata sila berarti tingkah laku atau kelakuan. Jadi Susila berarti tingkah
laku atau kelakuan yang baik atau mulia yang harus menjadi pedoman hidup manusia. Manusia
adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu manusia mempunyai kemauan
dan kehendak yang mendorong ia berbuat baik dan bertindak. Berbuat yang baik (Susila) yang
selaras dengan ajaran agama atau dharma adalah cermin dari manusia yang Susila. Manusia Susila
adalah manusia yang memiliki budhi pekerti tinggi yang bisa diterima oleh lingkungan di mana orang
itu berada.

H. PENERTIAN HUKUM

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukum adalah peraturan atau adat yang secara
resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Hukum adalah
peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan mengatur tingkah laku manusia
untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan mencegah terjadinya kekacauan. Setiap negara mempunyai
aturan-aturan hukum tersendiri yang berbeda dengan negara lain, termasuk Indonesia.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara hukum, sesuai dengan bunyi pasal 1 ayat 3 UUD
1945. Itu artinya, setiap warga negara wajib untuk mematuhi hukum dan aturan yang berlaku di
Indonesia. Hukum adalah peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan mengatur
tingkah laku manusia untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan mencegah terjadinya kekacauan.
Setiap negara mempunyai aturan-aturan hukum tersendiri yang berbeda dengan negara lain,
termasuk Indonesia.

PERBANDINGAN

a. ETIKA

Lebih mengarah pada perilaku dan bermasyarakat, berupa hal yang harus dilakukan dan hal-hal
yang harus di hindari.

b. ETIK (KATA BENDA)

Lebih terkait dengan dengan moral benar atau salah satu tata cara dalam masyarakat untuk
memelihara hubungan yang berkaitan dengan sesame.
c. MORAL

Lebih mengacu pada prinsip benar dan salaah atau tata cara dalam masyarakat untuk
memelihara hubungan yang baik dengan sesame.

d. NILAI

Cara pandang atau keyakinan seseorang untuk menilai hal yang benar atau salah.

e. NORMA

Lebih mengacu pada aturan dalam masyarakat yang sifatnya mengikat masyarakat.

f. ADAT

Yaitu peraturan dalam kegiatan yang lahir dari masyarakat yang bergantung pada suku.

g. SUSILA

Lebih mengarah pada sifat local individu dan menyatakan ukuran dalam bentuk perbuatan.

h. HUKUM

Lebih bersifat objektif, mengikat masyarakat, adanya sanksi dan dibuat dalam bentuktertulis.

Anda mungkin juga menyukai