Anda di halaman 1dari 5

TRANSKULTURAL NURSING PENYEBARAN DIARE DIACARA ADAT RAMBU

SOLO’DI MADA PANDEMI COVID-19


(KASUS DIARE)

Disusun oleh:
Nama:Samsinta kala’tiku
Nim:19021

YAYASAN KASIH BUNDA KALALEMBANG


AKADEMI KEPERAWATAN LAKIPADADA RANTEPAO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TANA TORAJA
2021/2022
1. TINJAUAN KASUS
Dalam proses pesta adat atau dalam prosesi upacara yang berlangsung, banyak
orang dari luar daerah bahkan dari luar kota yang berkumpul dalam suatu tempat acara itu
berlangsung. Dalam hal ini dapat terjadi berbagai macam kontak fisik, baik dari kontak
fisik saat bersalaman atau pada saat berbincang-bincang dengan sanak saudara dari luar
kota atau dari luar daerah. Saat seseorang berinteraksi dengan orang lain, maka bisa saja
terjadi pertukaran microorganisme dari orang lain yang dapat menyebabkan suatu
penyakit atau injuri. Masalah yang sering muncul pada kasus ini adalah DIARE. Diare
bisa disebabkan karena sanisitas kebersihan lingkungan yang tidak memadai, seperti
makanan yang terinfeksi kuman dan bakteri yang kemudian masuk ke dalam tubuh
sehingga menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
Budaya adalah suatu identitas dan komunnitas suatu daerah yang dibangun dari
kesepakatan social dalam kkelompok masyarakat tertentu. Budaya dapat mengambarkan
kepribadian suatu bangsa sehingga budaya dapat menjadikan ukuran budaya bagi suatu
peradaban manusia.
2. TINJAUAN TEORI
Menurut World Health Organisation (WHO), Penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali
atau lebih dari sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang
berdarah, penyakit ini paling sering di jumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun
pertama kehidupan dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat.
Penyakit diare masih menjadi suatu permasalahan kesehatan di Negara
berkembang seperti diindonesia. Sebenarnya diare dapat digolongkan sebagai penyakit
yang ringan, akan tetapi jika terjadi mendadak perawatan yang diberikan tidak tepat maka
akan berdampak fatal di Indonesia penyakit diare merupakan penyakit endermis yang
berpotensi KLB yang bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini biasanya menyerang bayi
dan balita, jika tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan kematian.
3. FAKTOR PENJAMU
Factor lain yang bisa menyebbabkan diare khususnya di sekitaran lokasi pesta yang
sanitasi lingkungannya kurang baik, sehingga banyak serangga yang mebawa kuman dan
verus dari kotoran-kotoran yang sebelumnya dihinggapi oleh serangga tersebut. Factor
penjamu dapat meningkatkan insiden diare dan lamanya diare seperti:
a. Tidak mendapat ASI ekslusif.
b. Kurang asupan gizi yang baik.
c. Campak.
d. Imunodefisiensi/imunosupresi.
e. Lebih banyak terjadi pada anaki-anak karena pada anak-anak system pertahanan
tubuhnya masih rendah.
4. LINGKUNGAN
Dalam acara pesta rambu tuka’ banyak orang yang berkumpul dalam area pesta
adat tersebut. Otomatis kebersihan lingkungan tidak akan terjaga dengan baik. Banyak
orang yang tidaj sadar bahawa tidak semua orag hadir pada acara itu adalah orang-orang
yang dalam keadaan sehat, bisa saja dari mereka sedang menggalami berbagai macam
penyakit yang bisa menular. Selain itu sanitasi lingkungan dari tempat acara tersebut bisa
saja kurang baik dimana tempat itu menjadi tempat penyembelihan hewan-hewan seperti
babi atau kkerbau yang mana darah yang tercecer ditanah bisa menjadi sumber
mikroorganisme yang bisa memicu penyakit menular.

5. CARA PENULARAN
Cara penularan diare adalah melalui feses penderita diare, akibat kontaminasi
kuman-kuman tersebut kuman pada feses dapat mengontaminasi tangan, makanan air,
perkembangan makan,hingga akhirnya masuk kedalam saluran cerna orang lain melalui
mulut. Ujung- ujungnya penularan diare dari satu orang ke orang lain tidak bisa dihindari
lagi.

6. CARA PENCEGAHAN
a. Rajin mencuci tangan,terutama sebelum dan setelah makan,setelah menyentuh daging
yang belum dimasak, sehabis dari toilet atau setelah bersih dan batuk. Bersihkan tangan
dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
b. Mengosumsi makanan yang sudah dimasak,hindari memakan buah-buahan atau sayuran
mentah yang tidak dipotong sendiri.
c. Minum air matang

7. Hubungan penyakit diare dengan paradigm kesehatan


Paradigma kesehatan lingkungan menyatakan, kontaminasi yang terjadi pada
makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan dan minuman menjadi media bagi
suatu penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut
penyakit bawaan makanan (food bornae disease).
Penyakit ditularkan melalui makanan yang dapat berakibat ringan dan berat
bahkan berujung pada kematian, diantara diakibatkan oleh penerapan higienen sanitasi
makanan dan kesehatan lingkungan yang kurang baik. Menurut Wold Health
Organization (WHO) penyakit yang disebabkan oleh foodborne dan waterborne disease
salah satunya penyakit diare yang mengakibatkan korban sedikitnya 2 juta jiwa.
8. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN
a. Factor teknologi
Masyarakat dengaan mudah bisa mengaksese berbagai informasi seputar diare di
berbagai sumber di internet untuk mendapatkan informasi serta pengetahuan baru
untuk dapat menghindari berbagai macam sumber penyakit diare.
b. Faktor agama dan falsafah hidup
Kaji apakah klien menganggap penyakit diare sebagai kutukan atau justrus sebagai
cobaan dari Tuhan menurut aagama yang dianutnya.
c. Factor social
Kaji hubungan klien dengan orang sekitar dalam hal hidup bersosialisasi.
d. Nilai budaya dan gaya hidup
Kaji bagaimana perilaku budaya klien dalam kehidupannya sehari-hari
e. Factor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Kaji kartu kesehatan yang akan digunakan dalam proses pengobatan.

f. Factor ekonomi
Kaji factor ekonomi atau bagaimana keadaan ekonomi klien, darimana mendapat
biaya yang akan digunakan unntuk berobat di fasilitas kesehatan
g. Factor pendidikan
Kaji pendidikan klien untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien.

2. DIAGNOSA

Diagnose yang sering muncul pada kasus DIARE adalah seperti:


a. Kekurangan volume cairan
b. Ketidakseimbangan nutrisi
c. Kerusakan integritas kulit
d. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi
e. Resiko syok

3. INTERVENSI
a. Anjurkan klien menggunakan obat anti diare
b. Pertahankan catatan input dan output cairan
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jumlah nutrisi.
e. Monitor suhu dan pernafasan.

4. EVALUASI
a. Diare pada pasien teratasi
b. Pasien tidak kekurangan cairan
c. Pasien tidak terjadi infeksi
d. Nutrisi pasien terpenuhi
e. Tidak terjadi syok pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai