Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYAKIT DIARE

Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim,

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penyakit Diare” dengan
baik.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
dan kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak,
sebagai masukan bagi kami dan dijadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Terima Kasih.

Makassar, 3 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Diare..............................................................................................................3

B. Riwayat Alamiah Penyakit Diare....................................................................................3

C. Pencegahan Penyakit Diare.............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau

parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit menular sering juga

disebut penyakit infeksi karena penyakit ini diderita melalui infeksi virus, bakteri, atau

parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media seperti udara, jarum suntik,

transfusi darah, tempat makan atau minum, dan lain sebagainya. Penyakit menular

menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Penyebabnya munculnya penyakit

baru (new emerging disease) dan munculnya kembali penyakit menular yang lama (re-

emerging disease) membuat Indonesia menanggung beban berlebih dalam

penanggulangan penyakit (triple burden disease) (Andika, dkk, 2022).

Kejadiaan penyakit diare erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sekitar tempat

tinggal dan perilaku masyarakat. Di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit diare

masih menjadi permasalahan utama masyarakat. Kejadian diare tidak hanya

menyebabkan gizi kurang namun juga mampu menimbulkan kematian dan kejadian laur

biasa (KLB) (Melvani dkk, 2019).

Penyakit diare di Indonesia merupakan penyakit endemis dan juga merupakan

penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2016 terjadi 3

kali KLB diare yang tersebar di 3 provinsi, 3 kabupaten, dengan jumlah penderita 198

orang dan kematian 6 orang (CFR 3,04%) (Kemenkes RI, 2017). Laporan Ditjen PP-PL

Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2015 menunjukan bahwa setiap tahun terjadi

KLB diare di Indonesia dengan frekuensi kasus diare yang fluktuatif. Di Sulawesi selatan

sendiri, Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan diare tertinggi (13.689-28.908) yaitu

Kabupaten/Kota Makassar, Gowa, Bulukumba, Takalar, Pangkep, dan Luwu Utara,

1
sedangkan terendah (2,679-6.398) yaitu Kabupaten Selayar, Sinjai, Maros, Barru, Luwu,

Tana Toraja, dan Kota Parepare (Rahmadana, 2020). Melihat data sebaran diare yang

masih tinggi di Sulawesi Selatan, maka makalah ini disusun untuk mengetahui lebih

lanjut mengenai penyakit flu burung.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit diare?

2. Bagaimana riwayat alamiah penyakit diare?

3. Bagaimana pencegahan penyakit diare?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu penyakit diare.

2. Untuk mengetahui bagaimana riwayat alamiah penyakit diare.

3. Untuk bagaimana pencegahan penyakit diare.

2
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Penyakit Diare

Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti

biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan

frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus

lebih dari 4 kali/hari (Selviana et al., 2017). Tingginya angka kejadian diare disebabkan

oleh banyak faktor diantaranya makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat

kebersihan yang buruk, infeksi virus dan bakteri (Rahmah et al., 2016).

Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah

lima tahun dan mengakibatkan kematian sekitar 525.000 anak setiap tahunnya. Diare

dapat berlangsung beberapa hari dan dapat mengakibatkan dehidrasi air dan garam yang

diperlukan untuk bertahan hidup. Di masa lalu, bagi kebanyakan orang, dehidrasi berat

dan kehilangan cairan adalah penyebab utama kematian. Sekarang, penyebab lain seperti

infeksi bakteri septik kemungkinan akan menyebabkan peningkatan proporsi kematian

terkait diare. Anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki kekebalan yang terganggu

serta orang yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) paling berisiko

mengalami diare yang mengancam jiwa (WHO, 2017).

B. Riwayat Alamiah Penyakit Diare

Penyakit didefinisikan sebagai suatu pola respons yang diberikan oleh organisme

hidup terhadap beberapa bentuk invasi benda asing atau terhadap cedera, yang

mengakibatkan berubahnya fungsi normal organisme tersebut. Lebih jauh lagi

didefinisikan sebagai suatu keadaan abnormal saat tubuh tidak dapat merespon atau

menjalankan fungsi normalnya. Maka penyakit timbul sebenarnya akibat dari


3
beroperasinya berbagai faktor baik dari agen, induk semang, dan lingkungan. Setiap

penyakit memiliki perjalanan alamiahnya sendiri jika tidak diganggu dengan intervensi

medis atau jika penyakit dibiarkan sampai melengkapi perjalanannya. Proses suatu

penyakit dimulai dari seorang yang rentan terhadap penyakit dan diserang oleh agent

patogen yang cukup virulen untuk menimbulkan penyakit (Budiman, 2016).

Ada beberapa tahapan pada riwayat alamiah penyakit yaitu, tahap prepatogenesis

dan patogenesis. Dimana tahap patogenesis ini memiliki tahapan lagi yaitu tahap inkubasi,

tahap dini, tahap lanjut dan tahap akhir.

1. Tahap Pre-Patogenesis Penyakit Diare

Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit maupun virus,

diantaranya rotavirus, E.coli dan shigella. Penyebaran mikroorganisme ini dapat

terjadi melalui fecal dan oral. Pada tahap ini belum ditemukan tanda-tanda penyakit.

Bila daya tahan tubuh penjamu baik maka tubuh tidak terserang penyakit dan apabila

daya tahan tubuh penjamu lemah maka sangat mudah bagi virus untuk masuk dalam

tubuh.

2. Tahap Patogenesis Penyakit Diare

a. Tahap inkubasi

Virus masuk ke dalam tubuh dengan menginfeksi usus baik pada jeyenum,

ileum dan colon. Setelah virus menginfeksi usus, virus menembus sel dan

mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan memproduksi enterotoksin.

Masa inkubasi biasanya sekitar 2 – 4 hari, pasien sudah buang air besar lebih

dari 4 kali tetapi belum tampak gejala-gejala lain.

b. Tahap Dini

Tahap dini penyakit diare antara lain tubuh kehilangan cairan 5% dari berat

badan, kesadaran baik (somnolen), mata agak cekung, turgor kulit kurang dan

4
kekenyalan kulit normal, berak cair 1 – 2 kali sehari, lemah dan haus serta ubun-

ubun besar agak cekung.

c. Tahap Lanjut

Tahap lanjut penyakit diare memiliki ciri-ciri antara lain tubuh kehilangan

cairan lebih dari 5-10% berat badan, keadaan umum gelisah, perasaan haus

lebih tinggi, denyut nadi cepat dan pernapasan agak cepat, mata cekung, turgor

dan tonus otot agak berkurang, ubun-ubun besar cekung, kekenyalan kulit

sedikit kurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2 detik serta selaput lendir agak

kering.

d. Tahap Akhir

Tahap akhir penyakit diare memiliki ciri-ciri antara lain tubuh kehilangan cairan

lebih dari 10% berat badan, keadaan umum dan kesadaran koma atau apatis,

denyut nadi sangat cepat, pernapasan cepat dan dalam (kusmaull), ubun-ubun

besar sangat cekung, turgor/tonus sangat kurang serta selaput lendir kering

(asidosis).

Apabila mendapat penanganan yang baik maka pasien dapat sembuh sempurna

tetapi bila tahap akhir tidak mendapat penanganan yang baik maka dapat

mengancam jiwa (kematian).

C. Pencegahan Penyakit Diare

Ada tiga tingkatan pencegahan penyakit diare, pencegahan tingkatan pertama

(primary prevention), tingkatan kedua (secondary prevention), dan tingkatan ketiga

(tertiary prevention).

1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) dilakukan pada masa prepatogenesis

dengan tujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap diare, Tindakan yang

dilakukan yaitu, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat dan mencuci

5
tangan dengan sabun (Ariani, 2016). Cuci tangan pakai sabun merupakan

salah satu perilaku non-kesehatan yang berpengaruh terhadap status kesehatan balita.

Jari tangan adalah salah satu jalur masuknya virus, bakteri dan patogen penyebab diare

ke makanan. Dengan pola seperti ini, salah satu bentuk perilaku efektif dan efisien

dalam upaya pencegahan dan pencemaran adalah mencuci tangan (Astidya Paramita,

2011). Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan peningkatan status gizi

dan pemberian imunisasi.

2. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)

a. Tahap inkubasi, pada tahap ini pasien dapat diberi oralit yang bertujuan untuk

mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang hilang karena diare. Makanan

harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari efek buruk

pada status gizi.

b. Tahap Dini

Pada tiga jam pertama diberikan oralit sesuai ketentuan, kemudian setelah 3-4 jam

bila tidak ada rehidrasi pasien biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk

dan tidur. Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan atau sedang pasien ditawarkan

makanan susu dan sari buah dan bila tanda menunjukkan dehidrasi berat maka

secepatnya rehidrasi cairan dan amati pasien dengan seksama.

c. Tahap Akhir

Biasanya pasien diamati kurang lebih 6 jam setelah pemberian oralit, terus

diberikan antibiotik dan cairan intra vena. Pada tahap ini bila penanganan baik

maka pasien bisa sembuh sempurna.

3. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)

Pencegahan tingkat ketiga adalah penderita diare jangan sampai mengalami kecacatan

dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini penderita diare diusahakan

6
pengembalian fungsi fisik dan psikologis semaksimal mungkin. Pada tingkat ini juga

dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyakit

diare. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan terus mengonsumsi makanan bergizi

dan menjaga keseimbangan cairan.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti

biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan

frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. Tingginya angka kejadian diare disebabkan oleh

banyak faktor diantaranya makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat kebersihan

yang buruk, infeksi virus dan bakteri. Penyakit diare merupakan penyebab utama

kematian kedua pada anak di bawah lima tahun dan mengakibatkan kematian sekitar

525.000 anak setiap tahunnya. Riwayat alamiah penyakit diare yaitu, tahap prepatogenesis

dan patogenesis. Dimana tahap patogenesis terdiri dari tahap inkubasi, tahap dini, tahap

lanjut dan tahap akhir. Adapun tingkatan pencegahan penyakit diare yaitu pencegahan

tingkatan pertama (primary prevention), tingkatan kedua (secondary prevention), dan

tingkatan ketiga (tertiary prevention).

8
DAFTAR PUSTAKA

Andika, F., Safira, A., Mustina, N., & Marniati, M., (2020), Edukasi Tentang
Pemberantasan Penyakit Menular Pada Siswa Di Sma Negeri 5 Kota Banda
Aceh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Kesehatan), 2(1), 29-33.
Ariani, 2016, Diare Pencegahan dan Pengobatannya, Yogyakarta; Nuha Medika.
Melvani, R. P., Zulkifli, H., & Faizal, M., (2019), Analisis Faktor yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diare Balita di Kelurahan Karyajaya Kota Palembang, Jurnal Ilmiah
Penelitian Kesehatan, 4(1), 57–68.
Rahmada, S., dan Taha L., (2020), Studi Sanitasi Lingkungan Dengan Kepadatan Lalat
Pada Pelelangan Ikan Beba di Desa Tamasaju Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar, Jurnal Sulolipu, 20(1), 14-18
Rahmah, Firmawati, E., & Dwi Lestari, N., (2016), Penatalaksanaan Diare Berbasis
Komunitas dengan Pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Kecamatan
Ngampilan, Jurnal Inovasi Dan Penerapan Ipteks, 4(2), 106–111.
Selviana, Trisnawati, E., & Munawarah, S., (2017), Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 4-6 Tahun, Jurnal Vokasi Kesehatan, 3(1),
28–34.

Anda mungkin juga menyukai