PENYAKIT DIARE
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penyakit Diare” dengan
baik.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
dan kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak,
sebagai masukan bagi kami dan dijadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Terima Kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diare..............................................................................................................3
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau
parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit menular sering juga
disebut penyakit infeksi karena penyakit ini diderita melalui infeksi virus, bakteri, atau
parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media seperti udara, jarum suntik,
transfusi darah, tempat makan atau minum, dan lain sebagainya. Penyakit menular
menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Penyebabnya munculnya penyakit
baru (new emerging disease) dan munculnya kembali penyakit menular yang lama (re-
Kejadiaan penyakit diare erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sekitar tempat
tinggal dan perilaku masyarakat. Di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit diare
menyebabkan gizi kurang namun juga mampu menimbulkan kematian dan kejadian laur
penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2016 terjadi 3
kali KLB diare yang tersebar di 3 provinsi, 3 kabupaten, dengan jumlah penderita 198
orang dan kematian 6 orang (CFR 3,04%) (Kemenkes RI, 2017). Laporan Ditjen PP-PL
Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2015 menunjukan bahwa setiap tahun terjadi
KLB diare di Indonesia dengan frekuensi kasus diare yang fluktuatif. Di Sulawesi selatan
1
sedangkan terendah (2,679-6.398) yaitu Kabupaten Selayar, Sinjai, Maros, Barru, Luwu,
Tana Toraja, dan Kota Parepare (Rahmadana, 2020). Melihat data sebaran diare yang
masih tinggi di Sulawesi Selatan, maka makalah ini disusun untuk mengetahui lebih
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASA
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan
frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali/hari (Selviana et al., 2017). Tingginya angka kejadian diare disebabkan
oleh banyak faktor diantaranya makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat
kebersihan yang buruk, infeksi virus dan bakteri (Rahmah et al., 2016).
Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah
lima tahun dan mengakibatkan kematian sekitar 525.000 anak setiap tahunnya. Diare
dapat berlangsung beberapa hari dan dapat mengakibatkan dehidrasi air dan garam yang
diperlukan untuk bertahan hidup. Di masa lalu, bagi kebanyakan orang, dehidrasi berat
dan kehilangan cairan adalah penyebab utama kematian. Sekarang, penyebab lain seperti
terkait diare. Anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki kekebalan yang terganggu
serta orang yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) paling berisiko
Penyakit didefinisikan sebagai suatu pola respons yang diberikan oleh organisme
hidup terhadap beberapa bentuk invasi benda asing atau terhadap cedera, yang
didefinisikan sebagai suatu keadaan abnormal saat tubuh tidak dapat merespon atau
penyakit memiliki perjalanan alamiahnya sendiri jika tidak diganggu dengan intervensi
medis atau jika penyakit dibiarkan sampai melengkapi perjalanannya. Proses suatu
penyakit dimulai dari seorang yang rentan terhadap penyakit dan diserang oleh agent
Ada beberapa tahapan pada riwayat alamiah penyakit yaitu, tahap prepatogenesis
dan patogenesis. Dimana tahap patogenesis ini memiliki tahapan lagi yaitu tahap inkubasi,
Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit maupun virus,
terjadi melalui fecal dan oral. Pada tahap ini belum ditemukan tanda-tanda penyakit.
Bila daya tahan tubuh penjamu baik maka tubuh tidak terserang penyakit dan apabila
daya tahan tubuh penjamu lemah maka sangat mudah bagi virus untuk masuk dalam
tubuh.
a. Tahap inkubasi
Virus masuk ke dalam tubuh dengan menginfeksi usus baik pada jeyenum,
ileum dan colon. Setelah virus menginfeksi usus, virus menembus sel dan
Masa inkubasi biasanya sekitar 2 – 4 hari, pasien sudah buang air besar lebih
b. Tahap Dini
Tahap dini penyakit diare antara lain tubuh kehilangan cairan 5% dari berat
badan, kesadaran baik (somnolen), mata agak cekung, turgor kulit kurang dan
4
kekenyalan kulit normal, berak cair 1 – 2 kali sehari, lemah dan haus serta ubun-
c. Tahap Lanjut
Tahap lanjut penyakit diare memiliki ciri-ciri antara lain tubuh kehilangan
cairan lebih dari 5-10% berat badan, keadaan umum gelisah, perasaan haus
lebih tinggi, denyut nadi cepat dan pernapasan agak cepat, mata cekung, turgor
dan tonus otot agak berkurang, ubun-ubun besar cekung, kekenyalan kulit
sedikit kurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2 detik serta selaput lendir agak
kering.
d. Tahap Akhir
Tahap akhir penyakit diare memiliki ciri-ciri antara lain tubuh kehilangan cairan
lebih dari 10% berat badan, keadaan umum dan kesadaran koma atau apatis,
denyut nadi sangat cepat, pernapasan cepat dan dalam (kusmaull), ubun-ubun
besar sangat cekung, turgor/tonus sangat kurang serta selaput lendir kering
(asidosis).
Apabila mendapat penanganan yang baik maka pasien dapat sembuh sempurna
tetapi bila tahap akhir tidak mendapat penanganan yang baik maka dapat
(tertiary prevention).
dengan tujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap diare, Tindakan yang
dilakukan yaitu, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat dan mencuci
5
tangan dengan sabun (Ariani, 2016). Cuci tangan pakai sabun merupakan
salah satu perilaku non-kesehatan yang berpengaruh terhadap status kesehatan balita.
Jari tangan adalah salah satu jalur masuknya virus, bakteri dan patogen penyebab diare
ke makanan. Dengan pola seperti ini, salah satu bentuk perilaku efektif dan efisien
dalam upaya pencegahan dan pencemaran adalah mencuci tangan (Astidya Paramita,
2011). Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan peningkatan status gizi
a. Tahap inkubasi, pada tahap ini pasien dapat diberi oralit yang bertujuan untuk
mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang hilang karena diare. Makanan
harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindari efek buruk
b. Tahap Dini
Pada tiga jam pertama diberikan oralit sesuai ketentuan, kemudian setelah 3-4 jam
bila tidak ada rehidrasi pasien biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk
dan tidur. Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan atau sedang pasien ditawarkan
makanan susu dan sari buah dan bila tanda menunjukkan dehidrasi berat maka
c. Tahap Akhir
Biasanya pasien diamati kurang lebih 6 jam setelah pemberian oralit, terus
diberikan antibiotik dan cairan intra vena. Pada tahap ini bila penanganan baik
Pencegahan tingkat ketiga adalah penderita diare jangan sampai mengalami kecacatan
dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini penderita diare diusahakan
6
pengembalian fungsi fisik dan psikologis semaksimal mungkin. Pada tingkat ini juga
dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyakit
diare. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan terus mengonsumsi makanan bergizi
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan
frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. Tingginya angka kejadian diare disebabkan oleh
banyak faktor diantaranya makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat kebersihan
yang buruk, infeksi virus dan bakteri. Penyakit diare merupakan penyebab utama
kematian kedua pada anak di bawah lima tahun dan mengakibatkan kematian sekitar
525.000 anak setiap tahunnya. Riwayat alamiah penyakit diare yaitu, tahap prepatogenesis
dan patogenesis. Dimana tahap patogenesis terdiri dari tahap inkubasi, tahap dini, tahap
lanjut dan tahap akhir. Adapun tingkatan pencegahan penyakit diare yaitu pencegahan
8
DAFTAR PUSTAKA
Andika, F., Safira, A., Mustina, N., & Marniati, M., (2020), Edukasi Tentang
Pemberantasan Penyakit Menular Pada Siswa Di Sma Negeri 5 Kota Banda
Aceh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Kesehatan), 2(1), 29-33.
Ariani, 2016, Diare Pencegahan dan Pengobatannya, Yogyakarta; Nuha Medika.
Melvani, R. P., Zulkifli, H., & Faizal, M., (2019), Analisis Faktor yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diare Balita di Kelurahan Karyajaya Kota Palembang, Jurnal Ilmiah
Penelitian Kesehatan, 4(1), 57–68.
Rahmada, S., dan Taha L., (2020), Studi Sanitasi Lingkungan Dengan Kepadatan Lalat
Pada Pelelangan Ikan Beba di Desa Tamasaju Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar, Jurnal Sulolipu, 20(1), 14-18
Rahmah, Firmawati, E., & Dwi Lestari, N., (2016), Penatalaksanaan Diare Berbasis
Komunitas dengan Pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Kecamatan
Ngampilan, Jurnal Inovasi Dan Penerapan Ipteks, 4(2), 106–111.
Selviana, Trisnawati, E., & Munawarah, S., (2017), Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 4-6 Tahun, Jurnal Vokasi Kesehatan, 3(1),
28–34.