Kes
MATA KULIAH : PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Oleh
KELOMPOK I
D-IV III B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas anugrah-
NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “DIARE”dengan
tepat waktu dan penuh rasa tanggung jawab, mengingat ini merupakan salah satu
kriteria penilaian Dosen terhadap mahasiswa khususnya dalam mata pelajaran
Pemberantasan Penyakit Menular.
Oleh karena itu, ijinkan kami menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya kami menyadari
bahwa “tiada gading yang tak retak” begitu pula kami selaku insan manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Olehnya saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang disertai gejala
buang air terus-menerus, muntah dan kejang perut kerap dianggap bisa
sembuh dengan sendirinya, tanpa perlu pertolongan medis. Memang diare
jarang sekali yang berakibat kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh.
Penyakit yang juga populer dengan nama muntah berak alias muntaber ini bisa
dikatakan sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi secara terus-
menerus di semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, khususnya
di daerah-daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut umumnya penyakit diare
dipahami bukan sebagai penyakit klinis, sehingga cara penyembuhannya tidak
melalui pengobatan medic. Kesenjangan pemahaman semacam ini merupakan
salah satu penyebab penting yang berakibat pada lambatnya penurunan angka
kematian akibat diare.
1
Lingkungan yang buruk disertai rendahnya tingkat kesadaran masyarakat
untuk berperilaku sehat menjadikan kawasan kumuh sebagai kawasan yang
rawan akan penyebaran penyakit. Lingkungan yang buruk menjadi penyebab
berkembangbiaknya berbagai virus penyakit menular. Karena itu berbagai
infeksi penyakit sering terjadi pada para penghuni kawasan kumuh. Penyakit
menular yang sering dijumpai adalah diare, diikuti dengan penyakit infeksi
lainnya seperti thypoid, ispa, penyakit kulit, campak, leptospirosis, demam
berdarah dengue (DBD. Kelangkaan air bersih menjadi sebab utama pemicu
penyakit ini. Gaya hidup yang jorok, tidak memperhatikan sanitasi
menyebabkan usus rentan terhadap serangan virus diare.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan dalam makalah ini antara lain:
1. Apa itu pengertian diare?
2. bagaimana epidemiologi dan etiologic Diare ?
3. Bagaimana penularan diare serta faktor-faktor resiko diare?
4. Bagaimana pencegahan terhadap penyakit diare?
5. Bagaimana peran serta masyarakat dalam penanggulangan diare?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Diare berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berarti mengalir
terus (to flow through). Diare adalah suatu penyakit dengan tanda – tanda
adanya perubahan bentuk dan konsentrasi tinja, yang melembek sampai
mencair, dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari pada biasanya.
(lazimnya 3X atau lebih dalam sehari).
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau
lebih dalam sehari, yang kadang disertai :
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh
infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja
berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat
pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti
flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan
bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau
demam tinggi.
3
B. Epidemiologi Diare
C. Etiologi Diare
1. Infeksi bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi dan menyebabkan diare seperti campylobacter,
salmonella, shigella dan Escherichia coli.
2. Infeksi Virus
Virus yang menyebabkan diare yaitu rota virus,Norwalk,cytomegalovirus,
virus herpes simplex dan virus hepatitis.
3. Makanan
Factor makanan misalnya makanan basi, beracun,atau alergi terhadap
makanan.penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung,seperti:
makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.
Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar.Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
4. Parasit
Masuk dalam tubuh melalui makanan minuman yang kotor dan menetap
dalam system pencernaan seperti giardia lamblia, entamoeba histolytica
dan cryptosporidium.
4
5. Reaksi Obat
Seperti antibiotic, obat-obatan, tekanan darah dan antasida mengandung
magnesium.
D. Klasifikasi Diare
1. Rendle Short (1961) membuat klasifikasi berdasarkan pada ada atau tidak
adanya infeksi; gastroenteritis (diare dan muntah) diklasifikasi menurut 2
golongan:
a) Diare infeksi spesifik : tifus abdomen dan paratifus, disentri basil
(Shigella), enterolitis stafilokok.
b) Diare non-spesifik : diare dietetik.
5
Walker Smith (1978) mendefinisikan diare kronik sebagai diare yang
berlangsung 2 minggu atau lebih; kesepakatan yang diadakan dalam
pertemuan ilmiah berkala Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia
(BKGAI) ke-IX di Palembang (1984) menyetujui definisi diare kronik yang
diajukan oleh Walker Smith tersebut. Untuk diare akut disepakati bahwa diare
akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan berhenti cepat atau
maksimal berlangsung sampai 2 minggu.
Penyebab diare kronik lainnya adalah sindrom statis yang terdapat pada
obstruksi usus besar atau lainnya seperti penyakit Hirschsprung, polip usus
besar, stenosis ani, Necrotizing Enterocolitis,NEC” dan pada invaginasi atau
intussusceptions.
E. Diare Akut
Diare akut sering disertai dengan tanda dan gejala klinik lainnya seperti
muntah, demam, dehidrasi dan gangguan elektrolit. Keadaan ini merupakan
gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit perut. Penyakit
diare yang spesifik seperti kolera, shigellosis, salmonellosis, infeki
Escherichia coli, yersiniosis, giardiasis, enteritis Campylobacter,
cryptosporidiosis dan gastroenteropati. Diare juga dapat terjadi bersamaan
dengan penyakit infeksi lainnya seperti malaria dan campak, begitu juga
dengan keracunan kimia. Perubahan flora usus yang dipicu antibiotik dapat
menyebabkan diare akut karena pertumbuhan berlebihan dan toksin dari
Clostridium difficile.
6
rotavirus. Proporsi yang lebih kecil diare di Amerika Serikat disebabkan oleh
pathogen seperti E. coli, spesies Salmonella dan Shigella, spesies Vibrio dan
Cl. difficile.
Dari sudut pandang klinis praktis, penyakit diare dapat dibagi menjadi 6 gejala
klinik:
1) Diare ringan, diatasi dengan pemberian larutan rehidrasi oral yang terdiri
dari air, glukosa dan elektrolit, sedangkan etiologi spesifik tidaklah
penting dalam penatalaksanaan;
2) Diare berdarah (disenteri) disebabkan oleh organisme seperti Shigella, E.
coli 0157: H7 dan beberapa organisme tertentu;
3) Diare persisten yang berlangsung paling sedikit selama 14 hari;
4) Diare berat seperti pada Cholera
5) Diare ringan tanpa dehidrasi karena muntah, disebabkan oleh virus
gastroenterides; diare karena toksin, seperti yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus, Bacillus creus, atau Cl. perfringens; dan
6) Colitis hemoragika, dengan diare cair mengandung darah banyak tetapi
tanpa demam atau fekal lekositosis.
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti :
a. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
b. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini
dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
c. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar
d. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
e. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi
perabotan dan alat-alat yang dipegang.
G. Masa Inkubasi
Masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala atau
yang disebut masa inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman
penyebabnya. Shigella misalnya, memiliki masa inkubasi 16 sampai 72 jam,
sedangkan masa inkubasi virus berkisar antara 4 sampai 48 jam. Sedangakan
7
parasit umumnya memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, seperti Giardia
misalanya, memiliki masa inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.
PENILAIAN A B C
8
2.Periksa : Kembali cepat *Kembali *Kembali sangat
lambat lambat
Turgor kulit
J. Sarana Rehidrasi
9
c. Tempat Pojok Oralit
Adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas (di sudut ruangan tunggu
pasien) dengan 1-2 meja kecil.Seorang petugas Puskesmas dapat
mempromosikan URO kepada ibu-ibu yang sedang menunggu giliran
untuk suatu pemeriksaan. Bila seseorang penderita memerlukan URO,
Penderita tsb dapat duduk dikursi dibantu oleh ibu/keluarganya untuk
melarutkan dan meminum oralit selama waktu observasi 3 jam.
d. Membuat oralit
K. Pencegahan Diare
10
7. Memberikan imunisasi campak
1. Pemberian ASI
Asi adalah makanan paling baik untuk bayi . komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbanguntuk dicerna diserap
secara optimal oleh bayi Asi saja sudah cukup untuk menjaga
pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan,tidak ada makanan lain yang
dibutuhkan selama masa ini.
Asi steril , berbeda dengan sumber susu lain : susu formula atau cairan lain
disiapkan dengan air atau bahan-bahan yangterkontaminasi dalam botol
yang kotor. Pemberian Asi saja , tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa
menggunakanbotol , menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan
organisme lain yang akan menyebabkan diare . Keadaan seperti inidisebut
disusui secara penuh.
Bayi –bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 4-6 bulan .
Setelah 6 bulan dari kehidupnya ,pemberianAsi harus diteruskan sambil
ditambahkan dengan makanan lain (proses menyapih).
Asi mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibidi dan zat-zat lain yang dikandungnya. Asi turutmemberikan
perlindungan terhadap diare Pada bayi yang baru lahir pemberian Asi
secara penuh mempunyai daya lindung4x lebih besar terhadap diare
daripada pemberian Asi yang disertai dengan susu botol. Flora usus pada
bayi-bayi yangdisusui mencegah tumbuhnya bakteri penyabab diare.
Pada bayi yang tidak diberi Asi secara penuh, pada 6 bulan pertama
kehidupan, risiko mendapat diare adalah 30 x lebihbesar. Pemberian susu
formula merupakan cara lain dari menyusui Penggunaan botol untuk susu
formula, biasanyamenyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga
mengakibatkan terjadinya gizi buruk.
11
Ada beberapa saran yang dapat meningkatkan bara pemberian makanan
pendamping Asi yang lebih baik yaitu :
a) perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4-6 bulan tetapi
teruskan pemberian Asi. Tambahkan macam makanan sewaktu anak
berumur 6 bulan atau lebih . Birikan makanan lebih sering (4x sehari)
setelah anak berumur 1tahun , berikan semua makanan yang dimasak
dengan baik 4-6x sehari teruskan pemberian Asi bila mungkin.
b) Tambahkan minyak, lemak dan gula kedalamnasi/bubur dan biji-bijian
untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging.
Kacang–kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau kedalam
makanannya, Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan
menyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih
c) Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat
yang dingin dan panaskan dengan bener sebelum diberikan kepada
anak.
12
4. Mencuci tangan
5. Menggunakan Jamban
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya , hal ini
tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkanpenyakit pada anak-
anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara bersih dan benar.
Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke jamban
a) Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah
dijangkau olehnya
b) Bila tidak ada jamban plih tempat untuk membuang tinja anak seperti
didalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun
c) Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan nya
dengan sabun
d) Pemberian Imunisasi Campak
13
L. Peran Serta masyarakat
a) Aspek Pencatatan
1) Melakukan pencatatan tentang umur, alamat, nama penderita/KK
dan jenis pertolongan yang diberikan
2) Melaporkan penggunaan oralit dan meminta tambahan oralit ke
puskesmas
b) Aspek Penyuluhan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diare akut sering disertai dengan tanda dan gejala klinik lainnya seperti
muntah, demam, dehidrasi dan gangguan elektrolit. Keadaan ini
merupakan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit
perut. Penyakit diare yang spesifik seperti kolera, shigellosis,
salmonellosis, infeki Escherichia coli, yersiniosis, giardiasis, enteritis
Campylobacter, cryptosporidiosis dan gastroenteropati. Diare juga dapat
terjadi bersamaan dengan penyakit infeksi lainnya seperti malaria dan
campak, begitu juga dengan keracunan kimia.Alat rekayasa ini terbuat dari
bahan-bahan yang sederhana, mudah didapat dan mudah untuk
dipergunakan.
2. Hasil penelitihan terakhir menunjukkan ,bahwa cara pencegahan yang
benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah
1. Memberikan ASI
2. Memperbaiki makanan pendamping ASI
3. Menggunakan air bersih yang cukup
4. Mencuci Tangan
5. Menggunakan Jamban
6. Membuang tinja bayi yang benar
7. Memberikan imunisasi campak
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah lebih memperhatikan pola hidup kita,
memperhatikan kondisi higirne dan sanitasi serta melakukan penanggulangan
terhadap diare.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana
Ilmu Popular.
16