Anda di halaman 1dari 13

DOSEN : JUHERAH SKM.,M.

Kes

MATA KULIAH : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR-A

PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI AIR LIMBAH

(PENYAKIT ITAI-ITAI)

Oleh:

KELOMPOK III
D-IV III B

FATMAWATI RAHIM PO.71.4.221.15.1.056


ARINI ANGGRIANI PO.71.4.221.15.1.049
ROSNANI PO.71.4.221.15.1.077
RUSNI PO.71.4.221.15.1.078
MUH. ZULHAM BURHANUDDIN PO.71.4.221.15.1.066

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D.IV

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
anugrah-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI AIR LIMBAH
dengan tepat waktu dan penuh rasa tanggung jawab, mengingat ini
merupakan salah satu kriteria penilaian dosen terhadap mahasiswa
khususnya dalam mata pelajaran PLC-A.

Adapun dalam penulisan makalah ini kami dihadapkan dengan


berbagai kesulitan dan hambatan-hambatan, namun semua itu dapat
teratasi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral,
maupun materil.

Oleh karena itu, ijinkan kani menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya kami
menyadari bahwa tiada gading yang tak retak begitu pula kami selaku
insan manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Olehnya saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
sangat diharapkan.

Makassar, 12 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi ...........................................................................................................ii

BAB I. Pendahuluan

A. Latar belakang ............................................................................................ 1


B. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Penyakit Itai-Itai (Keracunan Kadmium)...5


B. Cara Penularannya .................................................................................... 5
C. Toksisitas .................................................................................................. 7
D. Gejala ........................................................................................................ 8
E. Cara Penaggulangan .................................................................................. 8

BAB III . PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 9
B. Saran ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, semakin bertambahnya kebutuhan manusia banyak juga


diciptakan pemuas atau pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk itu munculah
pabrik-pabrik industry sebagai pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah
dengan sedemikian rupa menjadi barang setengah jadi maupun barang siap
pakai, untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi
yang sagat besar tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses
pengolahan yang tidak terpakai.

Kemudian, masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan


mengeluarkan limbah-limbah sebagai hasil penggunaan hasil barang
produksi tersebut. Limbah ini dinamakan limbah rumah tangga. Meskipun
sedikit lebih aman, bukan berarti dapat seenaknya saja membiarkan limbah
ini dibuang begitu saja. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah yang
besar dapat memberikan konstribusi besar dalam hal pengrusakan terhadap
lingkungan. Untuk itulah diperlukan penanganan yang tepat dalam pengolahan
limbah-limbah industry maupun limbah rumah tangga.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah


didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak
negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air limbah
industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik
akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

1
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan
masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari
berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga.
Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum
mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat
memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan
dan pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang
mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan
industri kecil dan menengah. Sehingga akibat kurangnya penagananan Limbah
Cair yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan apanila tidak diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke Lingkungan, adapun latar belakang
pembuatan makalah ini untuk mengetahui penyakit yang timbul akibat dari
limbah cair.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud penyakit itai-itai.


2. Apa gejala penyakit itai-itai penyakit itai-itai.
3. Bagaimana cara Penularannya penyakit itai-itai.
4. Bagaimana cara Penaggulangan penyakit itai-itai.

C. Tujuan

Mengetahui tentang limbah cair dan macam-macam penyakit yang ditularkan


melalui air limbah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah Cair

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan


kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari
limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau
aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut
dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok
diantaranya yaitu:

Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil


buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan
perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air
tinja.
Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari
industri tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging,
buah, atau sayur.
Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang
berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah
cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukan.
Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa
yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian
saluran yang membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya

3
yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat
melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air
sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam
proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk
pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia
tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.

Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber
penyakit bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan
salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi
industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan
limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair domestik
biasanya tidak terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau dibiarkan terus
menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi lingkungan
dan kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian
apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran
lingkungan dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting
dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan,
sehingga penting bagi sektor industri maupun domestik untuk memahami
dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.

4
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan limbah cair
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pengolahan secara biologi,
pengolahan secara fisika, dan pengolahan secara kimia.

B. Penyakit Yang DitularkanMelalui Air Limbah

Penyakit Itai-Itai (Keracunan Kadmium)

Penyakit itai-itai adalah kasus dari keracunan kadmium massal di Toyama


Prefecture, Jepang, dimulai sekitar tahun 1912. Keracunan kadmium
menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal. Penyakit ini dinamai
untuk sakit yang parah (Jepang: itai) yang disebabkan pada
persendian dan tulang belakang. Istilah "itai-itai byo" diciptakan oleh
penduduk setempat. Kadmium ini dibuang ke sungai oleh perusahaan
pertambangan di pegunungan. Perusahaan-perusahaan tambang berhasil
digugat untuk kerusakan. Itai-itai penyakit ini dikenal sebagai salah satu
dari Empat Besar Penyakit Polusi dari Jepang.

a. Cara Penularannya

Penyakit itai-itai disebabkan oleh keracunan kadmium akibat


pertambangan di Prefektur Toyama. Pertambangan emas di daerah ini
merupakan catatan pertambangan awal pada 710. Pertambangan
reguler unuk perak dimulai pada tahun 1589, dan tidak lama kemudian,
pertambangan untuk timah, tembaga, dan seng pun juga dimulai.
Meningkatnya permintaan terhadap bahan baku selama Perang Rusia-

5
Jepang dan Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari
Eropa, meningkatkan output dari pertambangan, menempatkan
Kamioka Pertambangan di Toyama terkenal pada pertambangan kelas
atas. Produksi meningkat bahkan lebih sebelum Perang Dunia II.
Dimulai pada tahun 1910 dan terus berlanjut sampai 1945, kadmium
dirilis dalam jumlah yang signifikan oleh operasi pertambangan, dan
penyakit itai-itai ini pertama kali muncul sekitar tahun 1912. Sebelum
Perang Dunia II, pertambangan yang dikendalikan oleh Mitsui Mining
dan Smelting Co, Ltd, meningkat untuk memenuhi permintaan masa
perang. Hal ini kemudian meningkatkan pencemaran Sungai Jinzu dan
anak-anak sungainya. Sungai ini digunakan terutama untuk pengairan
sawah, tetapi juga untuk air minum, mencuci, memancing, dan
kegunaan lain oleh penduduk hilir.
Akibat keracunan kadmium, ikan di sungai mulai mati, dan beras
irigasi dengan air sungai tidak tumbuh dengan baik. Kadmium dan
logam berat lainnya terakumulasi di dasar sungai dan di air sungai. Air
ini kemudian digunakan untuk mengairi sawah. Beras menyerap logam
berat, terutama kadmium. Kadmium pun akhirnya terakumulasi dalam
tubuh orang-orang yang memakan nasi yang terkontaminasi. Penduduk
mengeluh kepada Mitsui Mining and Smelting tentang polusi yang
terjadi. Perusahaan membangun sebuah bak untuk menyimpan air
limbah pertambangan sebelum dilepas ke dalam sungai. Hal ini sudah
terlambat karena sudah banyak orang yang sakit menjadi korban.
Penyebab keracunan tidak dapat dipahami dan, hingga 1946, penyakit
ini hanya dianggap sebagai penyakit lokal atau jenis infeksi bakteri.

Tes medis dimulai pada tahun 1940-an dan 1950-an, untuk mencari
penyebab penyakit tersebut. Awalnya, hal ini diduga sebagai akibat
keracunan dari pertambangan di hulu. Hanya pada tahun 1955 Dr
Hagino dan rekan-rekannya mulai mencurigai kadmium sebagai
penyebab penyakit itai itai ini. Prefektur Toyama juga memulai
6
penyelidikan pada tahun 1961, untuk menentukan bahwa Mitsui
Mining and Pertambangan Smelting's Kamioka yang menyebabkan
polusi yang terburuk hingga wilayah 30 km hilir dari tambang. Pada
tahun 1968 Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan mengeluarkan
pernyataan tentang gejala-gejala penyakit itai-itai yang disebabkan
oleh keracunan kadmium.
Penurunan kadar kadmium dalam air mengurangi jumlah korban
penyakit ini, sehingga tidak ada lagi korban baru tercatat sejak 1946.
Korban dengan gejala yang terburuk berasal dari Prefektur Toyama,
namun ternyata pemerintah menemukan korban di lima prefektur lain.
Sekarang tambang masih beroperasi dan tingkat polusi kadmium pun
tetap tinggi, meski perbaikan gizi dan perawatan medis telah
mengurangi epidemi penyakit itai-itai.

b. Toksisitas

Kadmium adalah logam toksik yang umumnya ditemukan dalam


pekerjaan-pekerjaan industri, logam kadmium digunakan secara
intensif dalam proses electroplating. Kadmium merupakan salah satu
jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi
terhadap pembuluh darah. Apabila Cd masuk ke dalam tubuh maka
sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan sebagian yang
dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat mempengaruhi
otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung
lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah.

Karenanya Cd sangat beracun bagi manusia dan dapat diabsorspi tubuh


dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak adanya mekanisme
tubuh yang dapat membatasinya.

7
c. Gejala

Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium


adalah lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki
sakit, dan gaya berjalan pincang karena cacat tulang yang disebabkan
oleh kadmium. Rasa sakit kemudian melemahkan, dengan patah tulang
yang lebih umum dibandingkan tulang yang melemah. Komplikasi lain
yang tejadi adalah batuk, kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang
kemudian menyebabkan kematian.

Penderita penyakit ini banyak terjadi pada wanita pascamenopause.


Penyebabnya belum sepenuhnya dapat dipahami, dan kemudian
diselidiki. Hingga penelitian akhirnya menemukan bahwa hal ini
berhubungn dengan gizi umum, serta metabolisme kalsium yang
miskin yang berkaitan dengan usia perempuan.
Penelitian terhadap hewan telah menunjukkan bahwa keracunan
kadmium saja tidak cukup untuk menimbulkan gejala penyakit itai-itai.
Penelitian ini menunjukkan kerusakan mitokondria sel ginjal oleh
kadmium sebagai faktor kunci dari penyakit ini.

d. Cara Penaggulangan

Agar pencemaran yang telah terjadi dan termasuk kasus pencemaran


yang terbesar yang pernah terjadi, suatu industri pertambangan harus
memiliki tempat pembuangan limbah. Dengan adanya tempat
pembuangan limbah tersebut, maka limbah tidak langsung dibuang ke
lingkungan melainkan dilakukan proses terlebih dahulu agar limbah
yang dibuang tidak berdampak buruk bagi lingkungan atau lingkungan
tidak tercemar. Hal ini dikarenakan limbah yang mengandung logam
berat seperti kadnium (cd) yang masuk ke dalam lingkungan,
tumbuhan, dan manusia memiliki batasan toleransi agar tidak
membahayakan.
8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

` Penyakit itai-itai adalah kasus dari keracunan kadmium massal di Toyama


Prefecture, Jepang, dimulai sekitar tahun 1912. Keracunan kadmium
menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal. Penyakit ini dinamai untuk
sakit yang parah (Jepang: itai) yang disebabkan pada persendian dan
tulang belakang. Istilah "itai-itai byo" diciptakan oleh penduduk setempat.
Kadmium ini dibuang ke sungai oleh perusahaan pertambangan di
pegunungan. Perusahaan-perusahaan tambang berhasil digugat untuk
kerusakan. Itai-itai penyakit ini dikenal sebagai salah satu dari Empat Besar
Penyakit Polusi dari Jepang.

B. Saran

Sebaiknya kawasan industry tidak terletak berdekatan dengan kawasan


pemukiman warga. Kawasan industry tersebut sebaiknya lebih memperhatikan
dalam pengolahan limbah sisa industry agak tidak terjadi pencemaran yang
berdampak buruk bagi penduduk sekitar. Selain itu control pemerintah
sangatlah penting dalam mengawasi aktivitas industry tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.http://kimiaagungpurwanto.blogspot.co.id/2013/03/penyakit
-itai-itai-byo.html ( Diakses pada tanggal 12 September 2017)
Bahaya Keracunan Mengintai | RSS, romoselamatsuwito.blogspot.com
Chadha, P.V.Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi.,Widya
Medika, Jakarta. 1995.
Darmono, Farmasi Forensik Dan Toksikologi, Penerapannya Dalam
Penyidik Kasus Tindak Pidana Kejahatan, Universitas Indonesia Press,
Jakarta, 2009.
Kadmium | Kimia Lingkungan, environmentalchemistry.wordpress.com
Mineral Kadmium | THP Undip 2010, thp-undip2010.blogspot.com
Palar, Heryando.2004.Pencemaran dan Toksikologi Logam
Berat.Jakarta:Rineka Cipta

10

Anda mungkin juga menyukai