Kes
(PENYAKIT ITAI-ITAI)
Oleh:
KELOMPOK III
D-IV III B
PRODI D.IV
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
anugrah-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI AIR LIMBAH
dengan tepat waktu dan penuh rasa tanggung jawab, mengingat ini
merupakan salah satu kriteria penilaian dosen terhadap mahasiswa
khususnya dalam mata pelajaran PLC-A.
Oleh karena itu, ijinkan kani menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya kami
menyadari bahwa tiada gading yang tak retak begitu pula kami selaku
insan manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Olehnya saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
sangat diharapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
A. Kesimpulan ................................................................................................ 9
B. Saran ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan
masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari
berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga.
Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum
mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat
memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan
dan pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang
mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan
industri kecil dan menengah. Sehingga akibat kurangnya penagananan Limbah
Cair yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan apanila tidak diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke Lingkungan, adapun latar belakang
pembuatan makalah ini untuk mengetahui penyakit yang timbul akibat dari
limbah cair.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat
melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air
sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam
proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk
pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia
tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.
Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber
penyakit bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan
salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi
industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan
limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair domestik
biasanya tidak terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau dibiarkan terus
menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi lingkungan
dan kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian
apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran
lingkungan dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting
dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan,
sehingga penting bagi sektor industri maupun domestik untuk memahami
dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
4
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan limbah cair
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pengolahan secara biologi,
pengolahan secara fisika, dan pengolahan secara kimia.
a. Cara Penularannya
5
Jepang dan Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari
Eropa, meningkatkan output dari pertambangan, menempatkan
Kamioka Pertambangan di Toyama terkenal pada pertambangan kelas
atas. Produksi meningkat bahkan lebih sebelum Perang Dunia II.
Dimulai pada tahun 1910 dan terus berlanjut sampai 1945, kadmium
dirilis dalam jumlah yang signifikan oleh operasi pertambangan, dan
penyakit itai-itai ini pertama kali muncul sekitar tahun 1912. Sebelum
Perang Dunia II, pertambangan yang dikendalikan oleh Mitsui Mining
dan Smelting Co, Ltd, meningkat untuk memenuhi permintaan masa
perang. Hal ini kemudian meningkatkan pencemaran Sungai Jinzu dan
anak-anak sungainya. Sungai ini digunakan terutama untuk pengairan
sawah, tetapi juga untuk air minum, mencuci, memancing, dan
kegunaan lain oleh penduduk hilir.
Akibat keracunan kadmium, ikan di sungai mulai mati, dan beras
irigasi dengan air sungai tidak tumbuh dengan baik. Kadmium dan
logam berat lainnya terakumulasi di dasar sungai dan di air sungai. Air
ini kemudian digunakan untuk mengairi sawah. Beras menyerap logam
berat, terutama kadmium. Kadmium pun akhirnya terakumulasi dalam
tubuh orang-orang yang memakan nasi yang terkontaminasi. Penduduk
mengeluh kepada Mitsui Mining and Smelting tentang polusi yang
terjadi. Perusahaan membangun sebuah bak untuk menyimpan air
limbah pertambangan sebelum dilepas ke dalam sungai. Hal ini sudah
terlambat karena sudah banyak orang yang sakit menjadi korban.
Penyebab keracunan tidak dapat dipahami dan, hingga 1946, penyakit
ini hanya dianggap sebagai penyakit lokal atau jenis infeksi bakteri.
Tes medis dimulai pada tahun 1940-an dan 1950-an, untuk mencari
penyebab penyakit tersebut. Awalnya, hal ini diduga sebagai akibat
keracunan dari pertambangan di hulu. Hanya pada tahun 1955 Dr
Hagino dan rekan-rekannya mulai mencurigai kadmium sebagai
penyebab penyakit itai itai ini. Prefektur Toyama juga memulai
6
penyelidikan pada tahun 1961, untuk menentukan bahwa Mitsui
Mining and Pertambangan Smelting's Kamioka yang menyebabkan
polusi yang terburuk hingga wilayah 30 km hilir dari tambang. Pada
tahun 1968 Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan mengeluarkan
pernyataan tentang gejala-gejala penyakit itai-itai yang disebabkan
oleh keracunan kadmium.
Penurunan kadar kadmium dalam air mengurangi jumlah korban
penyakit ini, sehingga tidak ada lagi korban baru tercatat sejak 1946.
Korban dengan gejala yang terburuk berasal dari Prefektur Toyama,
namun ternyata pemerintah menemukan korban di lima prefektur lain.
Sekarang tambang masih beroperasi dan tingkat polusi kadmium pun
tetap tinggi, meski perbaikan gizi dan perawatan medis telah
mengurangi epidemi penyakit itai-itai.
b. Toksisitas
7
c. Gejala
d. Cara Penaggulangan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.http://kimiaagungpurwanto.blogspot.co.id/2013/03/penyakit
-itai-itai-byo.html ( Diakses pada tanggal 12 September 2017)
Bahaya Keracunan Mengintai | RSS, romoselamatsuwito.blogspot.com
Chadha, P.V.Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi.,Widya
Medika, Jakarta. 1995.
Darmono, Farmasi Forensik Dan Toksikologi, Penerapannya Dalam
Penyidik Kasus Tindak Pidana Kejahatan, Universitas Indonesia Press,
Jakarta, 2009.
Kadmium | Kimia Lingkungan, environmentalchemistry.wordpress.com
Mineral Kadmium | THP Undip 2010, thp-undip2010.blogspot.com
Palar, Heryando.2004.Pencemaran dan Toksikologi Logam
Berat.Jakarta:Rineka Cipta
10