MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Limbah B3
Disusun oleh:
Fitri Ananda Isnaini
P17333115409
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kiranya penulis memanjatkan puji dan syukur atas segala nikmat dan kesehatan yang
telah didapat penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam selalu tercurah kepada baginda alam Rasulullah SAW, yang telah membawa
manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu.
Makalah ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Makalah ini
disusun untuk salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Limbah B3 semester V, makalah
ini memuat mengenai pengertian incinerator, jenis-jenis, keuntungan, dan kerugian
Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat hal-hal yang
belum sempurna dan luput dari perhatian penulis.Maka dengan itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan kedepannya.
Akhirnya besar harapan penulis makalah ini dapat di deterima dan memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca dan yang terpenting dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan.
Cimahi, Januari 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah adalah salah satu permasalahan yang disebabkan oleh kelalaian
manusia dalam mengelola sampah. Limbah atau sering disebut dengan sampah hasil
suatu produksi ini sangat tidak diinginkan kehadirannya dalam kehidupan manusia.
Akibat yang ditimbulkan karena kelalaian manusia ini mengakibatkan berbagai
permasalahan dalam kehidupan manusia.
Selain itu kehadiran limbah ini juga berdampak negatif dalam kehidupan
terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah tersebut.
Pada umumnya limbah ini terbagi menjadi beberapa macam, salah satu limbah
yang paling berbahaya adalah limbah B3. Limbah B3 adalah suatu sampah atau
buangan hasil produksi manusia yang memiliki sifat dan konsentrasinya mengandung
zat berbahaya dan beracun. Sehingga secara tidak langsung dapat merusak lingkungan
manusia serta dapat mengganggu kesehatan dan mengancam kelangsungan hidup
manusia juga organisme lainnya. Kebanyakan limbah B3 berasal dari suatu industri
atau pabrik, akan tetapi tidak sedikit limbah B3 yang juga berasal dari permukiman
warga.
Salah satu cara untuk mengolah limbah B3 yaitu melalui proses pengolahan
secara fisika yaitu insinerasi. Proses pengolahan secara fisik bertujuan untuk
mengurangi daya racun limbah B3 dan atau menghilangkan sifat karakteristik limbah
B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya,selain itu untuk menghancurkan senyawa
B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3.
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengertian incinerator dan mekanisme kerjanya
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari serta menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai incinerator.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Insinerator
Insinerasi adalah pembakaran pada suhu tinggi dengan suplai udara mencukupi,
yang dapat menghasilkan produk stabil yang tidak berbahaya. Teknologi ini merupakan
cara yang aman digunakan untuk memusnahkan limbah B3 organik yang tidak dapat
dibuang secara aman dengan metode lainnya.
2.2.1 Pengeringan
Penguapan air yang terkandung di dalam sampah, terutama pada sampah organic
yang mengandung kadar air > 70%. Penguapan air mulai terjadi pada temperature
100ºC. pada tahap ini dibutuhkan energy untuk menjaga temperatir tetap berada pada
> 100ºC.
3
2.2.3 Pembakaran Sempurna (Karbon)
Yaitu reaksi oksigen dengan karbon pada temperature 400 – 600 ºC dengan tahapan
reaksi sebagai berikut :
C + O2 CO2
CO2 + C 2 CO
2 CO + O2 CO2
Secara kumulatif reaksi ini menghasilkan panas. Reaksi inilah yang menjelaskan
mengapa selalu terbentuk gas CO pada pembakaran arang.
4
2.3 Jenis-Jenis Insinerator
2.3.1 Liquid Injection Incinerator (LII)
5
Bagian utama LII adalah alat atomisasi atau nozzle yang berfungsi untuk
mengatomkan limbah, serta mencampurnya dengan udara. Proses atomisasi
berlangsung dalam ruang pembakaran, dilakukan secara mekanik dengan cawan
berputar atau dengan nozzle bertekanan tinggi. Tidak diperlukan bahan bakar
tambahan untuk mencapai dan mempertahankan suhu 1250 ºC apabila kalor bakar
limbah > 5000 Btu/lb.
Jenis limbah yang dapat dimusnahkan dengan LII meliputi limbah minyak dan
bahan-bahan kimia seperti cat, tinner, pelarut organic, resin, fenol, sabun, detergen,
pestisida, dan limbah hidrokarbon yang mengandung halogen. LII umumnya
dilengkapi dengan wet electrostatic precipitator untuk mengatasi emisi gas dan
partikulat.
6
Limbah padat yang dikemas dalam drum dibawa ke tungku dengan conveyer.
Limbah padat yang tidak dikemas dimasukkan ke dalam tungku dengan bucket elevator
atau crane. Limbah cair dan lumpur diinjeksikan ke dalam tungku dengan nozzle. Suhu
pembakaran antara 810-1600 ºC. biasanya dilengkapi dengan system injeksi kapur atau
basa untuk menetralkan gas bersifat asam dan produk pembakaran lainnya.
Jenis limbah yang dapat diinsenerasi adalah PCB yang teradapat dalam
kapasitor, limbah nitroklorobenzena, minyak pelumas, limbah daro produksi
klorotoluena, fenilamina, fenol teralkilasi, epiklorohidrin, akrilonitrit.
7
2.3.3 Fluidized Bed Incinerator (FBI)
FBI dirancang agar pembakaran pada media pasir dapat berlangsung pada suhu
450-980 ºC. agar suhu pembakaran dapat dipertahankan diatas 850 ºC, limbah
setidaknya harus memiliki nilai kalor diatas 4500 BTU/lb. pada FBI model terbaru,
udara yang disuplai untuk pembakaran dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu antara
425-650 ºC. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan limbah dengan nilai kalori tinggi.
8
2.3.4 Multiple Hearth Furnace (MHF)
Limbah yang beragam jenisnya dapat dimasukkan ke MHF pada lapisan tungku
yang dikehendaki. Limbah diaduk dengan tangkai berputar yang ada di setiap tungku.
Limbah berbentuk lumpur masuk tungku melalui bagian atas dan bergerak ke bawah
melalui rangkaian tungku yang ada. Tar dan minyak pelumas dibakar dibagian tepi
tungku,sedangkan gas dan limbah cair dibakar terlebih dahulu pada tungku terbawah.
9
Ada 3 macam suhu pembakaran pada MHF, yaitu
Jenis limbah yang dapat diinsenerasi dengan MHF adalah lumpur, tar, dan
minyak pelumas.
10
BAB III
3.2 Saran
Perlu adanya terus pengembangan pada teknologi incinerator khususnya dalam gas
buang yang dihasilkan. Pendirian incinerator untuk memusnahkan limbah B3 sangat
diperlukan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Trisaksono. 2002. PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INCENERATOR. Dalam Jurnal Teknologi
Lingkungan Vol 3 No 1 melalui
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/viewFile/231/131 diakses tanggal 13
Januari 2018 Pukul 18.07 WIB
Paramita, Dian. 2012. Insinerator. Dalam
http://www.academia.edu/22008314/Insinerator diakses pada tanggal 13 Januari 2018
Pukul 17.15 WIB
http://eprints.polsri.ac.id/90/3/BAB%20II%20Laporan%20T.pdf diakses pada tanggal
13 Januari 2018 Pukul 20.19 WIB
Insinerasi Limbah B3 dalam
https://jasakonsultanlingkungan.files.wordpress.com/2017/06/kuliah-5a-materi-
insinerasi-limbah-b3-compatibility-mode.pdf diakses pada tanggal 13 Januari 2018
Pukul 19.45 WIB
12