Anda di halaman 1dari 16

INSINERATOR

MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Limbah B3

Disusun oleh:
Fitri Ananda Isnaini
P17333115409

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
CIMAHI
2017

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kiranya penulis memanjatkan puji dan syukur atas segala nikmat dan kesehatan yang
telah didapat penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam selalu tercurah kepada baginda alam Rasulullah SAW, yang telah membawa
manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu.
Makalah ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Makalah ini
disusun untuk salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Limbah B3 semester V, makalah
ini memuat mengenai pengertian incinerator, jenis-jenis, keuntungan, dan kerugian
Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat hal-hal yang
belum sempurna dan luput dari perhatian penulis.Maka dengan itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan kedepannya.
Akhirnya besar harapan penulis makalah ini dapat di deterima dan memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca dan yang terpenting dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan.
Cimahi, Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ...............................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus ..............................................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................................2
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ...................................................................................2
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi ..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................3
2.1 Pengertian Insinerator ..........................................................................................3
2.2 Mekanisme Kerja Insinerator ..............................................................................3
2.2.1 Pengeringan ..................................................................................................3
2.2.2 Pembakaran volatile matters ........................................................................3
2.2.3 Pembakaran Sempurna (Karbon)..................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Insinerator..........................................................................................5
2.3.1 Liquid Injection Incinerator (LII) .................................................................5
2.3.2 Rotary Kiln Incinerator (RKI) ......................................................................6
2.3.3 Fluidized Bed Incinerator (FBI) ...................................................................8
2.3.4 Multiple Hearth Furnace (MHF) ..................................................................9
2.4 Keuntungan Insinerator .....................................................................................10
2.5 Kerugian Insinerator ..........................................................................................10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................11
3.2 Saran ..................................................................................................................11

ii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah adalah salah satu permasalahan yang disebabkan oleh kelalaian
manusia dalam mengelola sampah. Limbah atau sering disebut dengan sampah hasil
suatu produksi ini sangat tidak diinginkan kehadirannya dalam kehidupan manusia.
Akibat yang ditimbulkan karena kelalaian manusia ini mengakibatkan berbagai
permasalahan dalam kehidupan manusia.

Selain itu kehadiran limbah ini juga berdampak negatif dalam kehidupan
terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah tersebut.

Pada umumnya limbah ini terbagi menjadi beberapa macam, salah satu limbah
yang paling berbahaya adalah limbah B3. Limbah B3 adalah suatu sampah atau
buangan hasil produksi manusia yang memiliki sifat dan konsentrasinya mengandung
zat berbahaya dan beracun. Sehingga secara tidak langsung dapat merusak lingkungan
manusia serta dapat mengganggu kesehatan dan mengancam kelangsungan hidup
manusia juga organisme lainnya. Kebanyakan limbah B3 berasal dari suatu industri
atau pabrik, akan tetapi tidak sedikit limbah B3 yang juga berasal dari permukiman
warga.

Salah satu cara untuk mengolah limbah B3 yaitu melalui proses pengolahan
secara fisika yaitu insinerasi. Proses pengolahan secara fisik bertujuan untuk
mengurangi daya racun limbah B3 dan atau menghilangkan sifat karakteristik limbah
B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya,selain itu untuk menghancurkan senyawa
B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3.

1.2 Rumusan Masalah


Apa yang dimaksud dengan incinerator dan bagaimana mekanisme cara kerjanya?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengertian incinerator dan mekanisme kerjanya

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Menegetahui berbagai jenis incinerator
2. Mengetahui kelebihan incinerator
3. Mengetahui kekurangan incinerator

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari serta menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai incinerator.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi


Sebagai kajian pustaka untuk mahasiswa dan menjadi sumber referensi untuk
penelitian selanjutnya

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Insinerator
Insinerasi adalah pembakaran pada suhu tinggi dengan suplai udara mencukupi,
yang dapat menghasilkan produk stabil yang tidak berbahaya. Teknologi ini merupakan
cara yang aman digunakan untuk memusnahkan limbah B3 organik yang tidak dapat
dibuang secara aman dengan metode lainnya.

Insinerasi adalah metode penghancuran limbah organik dengan melalui


pembakaran dalam suatu sistem yang terkontrol dan terisolir dari lingkungan
sekitarnya. Insenerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya
didefinisikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah
sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat dan panas. Gas yang
dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang
dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik.

2.2 Mekanisme Kerja Insinerator


Mekanisme kerja insinerasi berlangsung dalam 3 tahapan

2.2.1 Pengeringan
Penguapan air yang terkandung di dalam sampah, terutama pada sampah organic
yang mengandung kadar air > 70%. Penguapan air mulai terjadi pada temperature
100ºC. pada tahap ini dibutuhkan energy untuk menjaga temperatir tetap berada pada
> 100ºC.

2.2.2 Pembakaran volatile matters


Yaitu reaksi oksigen dengan unsur – unsur kimia yang terkandung di dalam sampah
terutama unsur N, S, P, Alkali dan lainnya sehingga tersisa unsur C yang kita kenal
sebagai arang. Secara kumulatif reaksi oksidasi ini akan menghasilkan kalor. Untuk
mencapai temperature reaksi oksidasinya maka dibutuhkan panas.

3
2.2.3 Pembakaran Sempurna (Karbon)
Yaitu reaksi oksigen dengan karbon pada temperature 400 – 600 ºC dengan tahapan
reaksi sebagai berikut :

C + O2 CO2

CO2 + C 2 CO

2 CO + O2 CO2

Secara kumulatif reaksi ini menghasilkan panas. Reaksi inilah yang menjelaskan
mengapa selalu terbentuk gas CO pada pembakaran arang.

4
2.3 Jenis-Jenis Insinerator
2.3.1 Liquid Injection Incinerator (LII)

Gambar 2.1 LII


Dapat memusnahkan semua jenis limbah cair mudah terbakar yang
kekentalannya < 2.2 x 103 poise. Kekentalan limbah dapat diturunkan dengan
pemanasan menggunakan alat tambahan. Bila tidak memungkinkan, pemanasan awal
dapat ditambahkan cairan dengan kekentalan rendah, yang dapat dicampur dengan
baik

5
Bagian utama LII adalah alat atomisasi atau nozzle yang berfungsi untuk
mengatomkan limbah, serta mencampurnya dengan udara. Proses atomisasi
berlangsung dalam ruang pembakaran, dilakukan secara mekanik dengan cawan
berputar atau dengan nozzle bertekanan tinggi. Tidak diperlukan bahan bakar
tambahan untuk mencapai dan mempertahankan suhu 1250 ºC apabila kalor bakar
limbah > 5000 Btu/lb.

Jenis limbah yang dapat dimusnahkan dengan LII meliputi limbah minyak dan
bahan-bahan kimia seperti cat, tinner, pelarut organic, resin, fenol, sabun, detergen,
pestisida, dan limbah hidrokarbon yang mengandung halogen. LII umumnya
dilengkapi dengan wet electrostatic precipitator untuk mengatasi emisi gas dan
partikulat.

2.3.2 Rotary Kiln Incinerator (RKI)

Gambar 2.2 RKI


Ruang pembakaran berupa silinder berputar dengan kemiringan tertentu, yang
dimaksudkan untuk mempermudah pencampuran limbah dengan udara yang
disirkulasi. Dapat memusnahkan limbah cair dan llimbah padat dengan kalor
pembakaran 550-8300 kcal/kg.

6
Limbah padat yang dikemas dalam drum dibawa ke tungku dengan conveyer.
Limbah padat yang tidak dikemas dimasukkan ke dalam tungku dengan bucket elevator
atau crane. Limbah cair dan lumpur diinjeksikan ke dalam tungku dengan nozzle. Suhu
pembakaran antara 810-1600 ºC. biasanya dilengkapi dengan system injeksi kapur atau
basa untuk menetralkan gas bersifat asam dan produk pembakaran lainnya.

Perbandingan panjang dengan diameter RKI adalah 10:2 dengan kecepatan


rotasi 5-25 mm/detik. Perbandingan panjang dan diameter yang tinggi dan laju rotasi
rendah iasanPerbandingan panjang dengan diameter RKI adalah 10:2 dengan
kecepatan rotasi 5-25 mm/detik. Perbandingan panjang dan diameter yang tinggi dan
laju rotasi rendah biasanya diperlukan untuk memeusnahkan limbah yang
membutuhkan waktu tinggal lama agar pembakaran berlangsung sempurna.

RKI umumnya memiliki ruang pembakaran kedua yang berfungsi untuk


menyempurnakan pembakaran limbah. Abu sisa pembakaran dibuang melalui bagian
bawah ruang pembakaran kedua tersebut. RKI dapat pula dioperasikan dengan cara
pirolisis. Gas-gas yang terbentuk selanjutnya dibakar kembali di ruang pemakaran
kedua.

Jenis limbah yang dapat diinsenerasi adalah PCB yang teradapat dalam
kapasitor, limbah nitroklorobenzena, minyak pelumas, limbah daro produksi
klorotoluena, fenilamina, fenol teralkilasi, epiklorohidrin, akrilonitrit.

7
2.3.3 Fluidized Bed Incinerator (FBI)

Gambar 2.3 FBI


Sering digunakan untuk memusnahkan limbah industry petroleum, kertas,
penggergajian kayu, dan lumpur IPAL limbah kota. Dilengkapi dengan system
pembakaran, suplai udara, dan feeding limbah cair dan limbah padat. Ruang pembakar
berisi medium butiran, yang terdiri atas lapisan pasir yang tidak reaktif, dilengkapi
dengan system pengadukan untuk mencampur udara. Pengadukan berlangsung cepat,
sehingga media pasir mengembang dan bersifat sebagai fluida. Limbah cair atau gas
dilewatkan ke dalam media pasir, yang berlangsung proses oksidasi dan pembakaran
pada limbah yang terdistribusi merata

FBI dirancang agar pembakaran pada media pasir dapat berlangsung pada suhu
450-980 ºC. agar suhu pembakaran dapat dipertahankan diatas 850 ºC, limbah
setidaknya harus memiliki nilai kalor diatas 4500 BTU/lb. pada FBI model terbaru,
udara yang disuplai untuk pembakaran dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu antara
425-650 ºC. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan limbah dengan nilai kalori tinggi.

8
2.3.4 Multiple Hearth Furnace (MHF)

Gambar 2.4 MHF


Banyak digunakan untuk memusnahakn lumpur buangan domestic. Dilengkapi
dengan system liner baja, pengatur udara yang betputar, satu seri tungku datar, peniup
udara (blower), rangkaian pembakar (burner) pada dinding-dinding tungku, system
pembuang abu, dan system feeding limbah. Ada pula yang dilengkapi dengan fasilitas
injeksi dan pembakar limbah cair serta tungku pembakaran kedua,

Limbah yang beragam jenisnya dapat dimasukkan ke MHF pada lapisan tungku
yang dikehendaki. Limbah diaduk dengan tangkai berputar yang ada di setiap tungku.
Limbah berbentuk lumpur masuk tungku melalui bagian atas dan bergerak ke bawah
melalui rangkaian tungku yang ada. Tar dan minyak pelumas dibakar dibagian tepi
tungku,sedangkan gas dan limbah cair dibakar terlebih dahulu pada tungku terbawah.

Produk pembakaran berbentuk partikulat dikeluarkan melalui sisi bawah


incinerator, dibawa dengan conveyor dan bucket elevator ke container penampung abu.
Buangan gas mengalir ke atas melalui pendingin, mennuju fasilitas pembersih gas
buang.

9
Ada 3 macam suhu pembakaran pada MHF, yaitu

1. 300-550 ºC pada tungku bagian atas


2. 750-1000 ºC pada tungku bagian tengah
3. 200-300 ºC pada tungku terbawah

Jenis limbah yang dapat diinsenerasi dengan MHF adalah lumpur, tar, dan
minyak pelumas.

2.4 Keuntungan Insinerator


Pemakaian incenerator memiliki beberapa keuntungan antara lain:

1. Dapat mereduksi atau menurunkan sebagian besar volume sampah.


2. Membersihkan atau menurunkan kandungan bakteri yang pencemar
lingkungan.
3. Sangat cocok untuk pengolahan sampah yang membutuhkan waktu cepat.
4. Panas pembakaran dapat segera dimanfaatkan untuk pembangkit uap atau
pembangkit daya listrik.
5. Membutuhkan lahan yang minim
6. Efisien
7. Tidak bergantung iklim

2.5 Kerugian Insinerator


1. Gas buang dari proses pembakaran berpotensi mencemarkan lingkungan
karena kandungan bahan beracun seperti substansi dioksin.
2. Gas buang merupakan pembawa sebagian besar CO2 penyebab pemanasan
global.
3. Modal awal besar
4. Biaya operasional cukup tinggi

10
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Incinerator adalah proses thermal atau pembakaran dengan suhu tinggi yang
dilengkapi dua chamber. Jenis- jenis incinerator adalah Liquid Injection Incinerator,
Rotary Kiln Incinerator, Fluidized Bed Incinerator, dan Multiple Heart Furnace.

Incineratormemiliki 7 keuntungan dan 4 kerugian seperti telah disebutkan diatas.

3.2 Saran
Perlu adanya terus pengembangan pada teknologi incinerator khususnya dalam gas
buang yang dihasilkan. Pendirian incinerator untuk memusnahkan limbah B3 sangat
diperlukan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Trisaksono. 2002. PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INCENERATOR. Dalam Jurnal Teknologi
Lingkungan Vol 3 No 1 melalui
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/viewFile/231/131 diakses tanggal 13
Januari 2018 Pukul 18.07 WIB
Paramita, Dian. 2012. Insinerator. Dalam
http://www.academia.edu/22008314/Insinerator diakses pada tanggal 13 Januari 2018
Pukul 17.15 WIB
http://eprints.polsri.ac.id/90/3/BAB%20II%20Laporan%20T.pdf diakses pada tanggal
13 Januari 2018 Pukul 20.19 WIB
Insinerasi Limbah B3 dalam
https://jasakonsultanlingkungan.files.wordpress.com/2017/06/kuliah-5a-materi-
insinerasi-limbah-b3-compatibility-mode.pdf diakses pada tanggal 13 Januari 2018
Pukul 19.45 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai