Anda di halaman 1dari 17

DOSEN : JUHERAH SKM.,M.

Kes

MATA KULIAH : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR-A

MACAM-MACAM PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI


AIR LIMBAH

FATMAWATI RAHIM PO.71.4.221.15.1.056


ARINI ANGGRIANI PO.71.4.221.15.1.049
ROSNANI PO.71.4.221.15.1.077
RUSNI PO.71.4.221.15.1.078
MUH. ZULHAM BURHANUDDIN PO.71.4.221.15.1.066

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D.IV

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
anugrah-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
MACAM-MACAM PENYAKIT YANG DITULARKAN
MELALUI AIR LIMBAH dengan tepat waktu dan penuh rasa
tanggung jawab, mengingat ini merupakan salah satu kriteria penilaian
dosen terhadap mahasiswa khususnya dalam mata pelajaran PLC-A.

Adapun dalam penulisan makalah ini kami dihadapkan dengan


berbagai kesulitan dan hambatan-hambatan, namun semua itu dapat
teratasi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral,
maupun materil.

Oleh karena itu, ijinkan kani menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya kami
menyadari bahwa tiada gading yang tak retak begitu pula kami selaku
insan manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Olehnya saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
sangat diharapkan.

Makassar, 12 September 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi ...........................................................................................................ii

BAB I. Pendahuluan

A. Latar belakang ............................................................................................ 1


B. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Penyakit Itai-Itai (Keracunan Kadmium)...7


B. Penyakit Minamata (Keracunan Air Raksa)...5
C. Leptospirosis (Kencing Tikus)...8
D. Giardiasis..9
E. Penyakit Balantidiasis....11

BAB III . PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 13
B. Saran ......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, semakin bertambahnya kebutuhan manusia banyak juga


diciptakan pemuas atau pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk itu munculah
pabrik-pabrik industry sebagai pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah
dengan sedemikian rupa menjadi barang setengah jadi maupun barang siap
pakai, untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi
yang sagat besar tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses
pengolahan yang tidak terpakai.

Kemudian, masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan


mengeluarkan limbah-limbah sebagai hasil penggunaan hasil barang
produksi tersebut. Limbah ini dinamakan limbah rumah tangga. Meskipun
sedikit lebih aman, bukan berarti dapat seenaknya saja membiarkan limbah
ini dibuang begitu saja. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah yang
besar dapat memberikan konstribusi besar dalam hal pengrusakan terhadap
lingkungan. Untuk itulah diperlukan penanganan yang tepat dalam pengolahan
limbah-limbah industry maupun limbah rumah tangga.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah


didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak
negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air limbah
industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik
akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

3
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan
masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari
berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga.
Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum
mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat
memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan
dan pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang
mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan
industri kecil dan menengah. Sehingga akibat kurangnya penagananan Limbah
Cair yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan apanila tidak diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke Lingkungan, adapun latar belakang
pembuatan makalah ini untuk mengetahui penyakit yang timbul akibat dari
limbah cair.

B. Tujuan

Mengetahui tentang limbah cair dan macam-macam penyakit yang ditularkan


melalui air limbah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah Cair

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan


kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari
limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau
aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut
dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok
diantaranya yaitu:

Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil


buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan
perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air
tinja.
Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari
industri tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging,
buah, atau sayur.
Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang
berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah
cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukan.
Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa
yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian
saluran yang membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya

5
yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat
melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga
dapat disebut limbah cair.

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air
sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam
proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk
pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia
tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.

Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber
penyakit bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan
salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi
industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan
limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair domestik
biasanya tidak terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau dibiarkan terus
menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi lingkungan
dan kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian
apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran
lingkungan dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting
dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan,
sehingga penting bagi sektor industri maupun domestik untuk memahami
dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.

6
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan limbah cair
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pengolahan secara biologi,
pengolahan secara fisika, dan pengolahan secara kimia.

B. Macam-Macam Penyakit Yang DitularkanMelalui Air Limbah

1. Penyakit Itai-Itai (Keracunan Kadmium)

Penyakit itai-itai adalah kasus dari keracunan kadmium massal di Toyama


Prefecture, Jepang, dimulai sekitar tahun 1912. Keracunan kadmium
menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal. Penyakit ini dinamai
untuk sakit yang parah (Jepang: itai) yang disebabkan pada
persendian dan tulang belakang. Istilah "itai-itai byo" diciptakan oleh
penduduk setempat. Kadmium ini dibuang ke sungai oleh perusahaan
pertambangan di pegunungan. Perusahaan-perusahaan tambang berhasil
digugat untuk kerusakan. Itai-itai penyakit ini dikenal sebagai salah satu
dari Empat Besar Penyakit Polusi dari Jepang.

a. Cara Penularannya

Dimulai pada tahun 1910 dan terus berlanjut sampai 1945 sehingga
kadmium dirilis dalam jumlah yang signifikankarena pertambangan.
Penyakit ini pertama kali muncul sekitar tahun 1912. Sebelum Perang
Dunia II, pertambangan, dikendalikan oleh Mitsui Mining and
Smelting Co, Ltd, meningkat untuk memenuhi permintaan masa
perang. Hal ini kemudian meningkatkan pencemaran sungai Jinzu dan
anak sungainya. Sungai ini bukan hanya digunakan untuk sawah
7
irigasi, tetapi juga untuk air minum, mencuci, memancing, dan
kegunaan lain oleh penduduk di sekitarnya. Akibat keracunan
kadmium, ikan di sungai mulai mati, dan tanaman padi yang mendapat
suplai air dari irigasi sungai tidak tumbuh dengan baik. Kadmium dan
logam berat lainnya terakumulasi di dasar sungai dan di air sungai. Air
ini kemudian digunakan untuk mengairi sawah. Tanaman padi tersebut
menyerap logam berat, terutama kadmium dan kadmium tersebut
terakumulasi dalam tubuh orang-orang yang memakan nasi hasil
sawah itu.

b. Gejala

Salah satu efek utama dari keracunan kadmium adalah tulang lemah
dan rapuh. Nyeri tulang belakang dan kaki adalah umum. Rasa sakit
akhirnya menjadi melemahkan, dengan patah tulang menjadi lebih
umum karena tulang melemah. Komplikasi lainnya termasuk batuk,
anemia, dan gagal ginjal, sehingga menyebabkan kematian.

c. Cara Penaggulangan

Agar pencemaran yang telah terjadi dan termasuk kasus pencemaran


yang terbesar yang pernah terjadi, suatu industri pertambangan harus
memiliki tempat pembuangan limbah. Dengan adanya tempat
pembuangan limbah tersebut, maka limbah tidak langsung dibuang ke
lingkungan melainkan dilakukan proses terlebih dahulu agar limbah
yang dibuang tidak berdampak buruk bagi lingkungan atau lingkungan
tidak tercemar. Hal ini dikarenakan limbah yang mengandung logam
berat seperti kadnium (cd) yang masuk ke dalam lingkungan,
tumbuhan, dan manusia memiliki batasan toleransi agar tidak
membahayakan.

8
2. Penyakit Minamata (Keracunan Air Raksa)

Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan


fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Badan
Kesehatan Dunia (WHO), merkuri merupakan salah satu zat kimia
berbahaya yang paling mengancam kesehatan masyarakat di dunia. Saking
berbahayanya, keracunan merkuri telah merenggut ribuan nyawa warga
kota Minamata di Jepang pada tahun 1950an hingga awal 2000an.

a. Cara Penularannya

penyakit Minamata tesebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri


yang terkandung pada ikan. Ikan tesebut mengandung merkuri akibat
adanya orang atau pabrik yang membuang merkuri ke laut.

b. Gejala

Penyakit Minamata yang disebabkan oleh keracunan merkuri


menyerang otak dan sistem saraf seseorang. Gejalanya antara lain
kejang otot, mati rasa pada tangan dan kaki, otot melemah, penglihatan
menyempit, serta gangguan pendengaran dan wicara. Dalam kasus yang
sudah parah, keracunan merkuri di kota Minamata ini menyebabkan
kelumpuhan, gangguan jiwa, koma, hingga kematian. Keracunan
merkuri pada ibu hamil juga mengakibatkan kecacatan janin,
keguguran, atau bayi lahir mati.

c. Cara Penaggulangan

Sesuai anjuran dari WHO, hindari konsumsi ikan besar yang kandungan
merkurinya tinggi seperti ikan hiu, kerapu, todak, dan makarel.
Sebaiknya pilih ikan yang lebih kecil yaitu baronang, barakuda, salmon,
tuna, dan bandeng.
9
Perhatikan juga dari mana makanan laut yang Anda beli berasal. Jangan
makan ikan dan makanan laut yang berasal dari perairan yang
terkontaminasi limbah atau sedang dalam penyelidikan pemerintah.

3. Leptospirosis (Kencing Tikus)

Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat


ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).
Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil, Demam
Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield
fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur,
Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning
non-virus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing.

a. Cara Penularannya

Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air


(water borne disease). Urin (air kencing) dari individu yang terserang
penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia
maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan
cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat
menginfeksi induk semang (host) yang baru. Hujan deras akan
membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Gerakan
bakteri memang tidak memengaruhi kemampuannya untuk memasuki
jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di
dalam aliran darah induk semang.

b. Gejala

Gejala klinis yang dapat tampak yaitu ikterus atau jaundis, yakni warna
kekuningan, karena pecahnya butir darah merah (eritrosit) sehingga
ada hemoglobin dalam urin. Gejala ini terjadi pada 50 persen kasus,
10
terutama jika penyababnya L. pomona. Gejala lain yaitu demam, tidak
nafsu makan, depresi, nyeri pada bagian-bagian tubuh, gagal ginjal,
gangguan kesuburan, dan kadang kematian. Apabila penyakit ini
menyerang ginjal atau hati secara akut maka gejala yang timbul yaitu
radang mukosa mata (konjungtivitis), radang hidung (rhinitis), radang
tonsil (tonsillitis), batuk dan sesak napas.

c. Cara Penaggulangan

Tutupilah luka dan lecet dengan balut kedap air.


Pakailah pakaian pelindung misalnya sarung tangan, pelindung
atau perisai mata, jubah kain dan sepatu bila menangani binatang
yang mungkin terkena, terutama jika ada kemungkinan menyentuh
air seninya.
Pakailah sarung tangan jika menangani ari-ari hewan, janinnya
yang mati di dalam maupun digugurkan atau dagingnya.
Mandilah sesudah bekerja dan cucilah serta keringkan tangan
sesudah menangani apa pun yang mungkin terkena.
Jangan makan atau merokok sambil menangani binatang yang
mungkin terkena. Cuci dan keringkan tangan sebelum makan atau
merokok.
Ikutilah anjuran dokter hewan kalau memberi vaksin kepada
hewan.

4. Giardiasis

Giardiasis adalah infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh parasit bernama
Giardia lamblia. Penyakit ini banyak ditemukan pada daerah bersanitasi rendah
atau memiliki kualitas air yang tidak baik, terutama di negara berkembang yang
berpopulasi padat. Parasit yang hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop ini

11
seringkali ditemukan pada air danau, kolam renang, sumur, spa, hingga tempat
penampungan air.

a. Cara Penularannya
Giardiasis disebabkan oleh infeksi parasit Giardia lamblia yang hidup
di dalam usus manusia dan hewan, serta berkembang juga di air, tanah,
dan makanan. Sebelum dikeluarkan melalui kotoran (feses), Parasit
usus yang tergolong umum ini akan terlindungi oleh cangkang keras
yang membuatnya bisa bertahan hingga berbulan-bulan di luar usus
manusia dan di air yang dingin.

Saat masuk ke dalam saluran pencernaan manusia, cangkang yang


disebut kista ini akan larut dan melepaskan parasit ini di dalam usus
dengan bantuan asam dan enzim pankreas.

Giardiasis dapat terjadi ketika seseorang tanpa sengaja menelan kista


parasit melalui air yang terkontaminasi. Kedua hal ini merupakan
penyebab giardiasis yang paling umum, karena orang yang terinfeksi
parasit dan mengalami diare, dapat tanpa sengaja ikut
mengkontaminasi sumber air. Tidak hanya ditemukan di kolam, danau,
sungai, sumur, kolam renang atau taman hiburan air, dan spa. Parasit
Giardia juga dapat mengontaminasi tanah dan permukaan berair
lainnya melalui kotoran hewan, limbah air, dan air pertanian yang
meluap.

b. Gejala
Giardiasis ditandai oleh rasa kembung, keram perut, dan mual yang
diikuti dengan serangan diare yang berlemak. Beberapa penderita
giardiasis lainnya mungkin tidak akan merasakan gejala apapun,
namun tetap memiliki parasit di dalam tubuhnya yang bisa menyebar
melalui kotoran mereka.

12
c. Cara Penaggulangan

Biasakan mencuci tangan atau gunakan sanitizer berbahan dasar


alkohol jika sabun dan air tidak tersedia.
Biasakan menyaring atau merebus air sebelum meminumnya,
khususnya yang berasal dari sumur yang dangkal, danau, sungai,
atau sumber air lainnya. Rebuslah air pada suhu 70 derajat celcius
selama 10 menit sebelum menggunakannya.
Rutinlah memeriksa kebersihan air jika sumber air Anda berasal
dari sumur dengan mengambil sampel air untuk diperiksa di
laboratorium yang menangani tes seperti ini.
Konsumsi air minum dalam kemasan botol yang telah terjamin
kebersihan.
Jangan mengonsumsi es batu yang belum diketahui kebersihan
airnya.
Pastikan mulut tetap tertutup ketika berada di dalam kolam renang,
danau, atau sungai agar terhindar dari risiko menelan air yang
terkontaminasi parasit.

5. Penyakit Balantidiasis

Balantidiasis adalah suatu penyakit disentri yang disebabkan oleh Balantadium


coli. Balantidium coli adalah parasit jenis ciliate yang bersel tunggal. infeksi
balanthidiasis terjadi melalui air, di mana kotoran babi, yang merupakan reservoir
utama bentuk patogen mikroorganisme.anjing juga bisa menjadi pembawa
penyakit.Dalam kasus khusus - orang.Selain

a. Cara Penularannya

Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi, pada
saat wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi. Penularan
sporadis terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau
melalui air, dan makanan yang terkontaminasi kotoran binatang atau

13
manusia. Masa penularan terjadi selama infeksi.
Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke mulut atau melalui makanan
yang terkontaminasi, misalnya pada orang yang memelihara babi dan yang
membersihkan kandang babi, bila tangan ini terkontaminasi dengan tinja babi
yang mengandung bentuk kista dan kista ini tertelan, maka terjadilah infeksi.
Kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi
terjadinya penularan.

b. Gejala

Umumnya keluhan saluran cerna seperti diare bisa dengan air atau darah,
sembelit, mual- mual, muntah, nyeri perut, nafas bau tinja, nafsu makan
berkurang, sakit kepala, dan berat badan turun. Apabila sitemukan gejala
diatas besar kemungkinan untuk dicurigai terinfeksi Balantidium coli.

c. Cara penanggulangan

Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene perorangan.


Beri penyuluhan dan bimbingan kepada penjamah makanan melalui
instansi kesehatan memperhatikan kebersihan dalam mengolah makanan,
dengan cara mengnhindari lalat, mencuci tangan sebelum memasak,
memasak dengan matang.
Pembuangan kotoran pada jamban yang memenuhi persyaratan sanitasi.
Kurangi kontak dengan babi dan kotorannya.
Lindungi tempat penampungan/sumber air untuk masyarakat dari
kontaminasi kotoran babi. Filter pasir/tanah dapat menyaring semua
kista, klorinasi air dengan cara yang biasanya dilakukan tidak
menghancurkan kista.
Air dalam jumlah sedikit untuk diminum lebih baik dimasak.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan


kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari
limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud
cair. Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses
produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan.

2. Macam-Macam Penyakit Yang DitularkanMelalui Air Limbah


a. Penyakit Itai-Itai (Keracunan Kadmium)
b. Penyakit Minamata (Keracunan Air Raksa)
c. Leptospirosis (Kencing Tikus)
d. Giardiasis
e. Penyakit Balantidiasis

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi sumber referensi pembaca
sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan maupun membantu dalam
menyelesaaikan tugas kuliah bagi mahasiswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.http://kimiaagungpurwanto.blogspot.co.id/2013/03/penyakit-itai-
itai-byo.html ( Diakses pada tanggal 12 September 2017)

Anonim.2014.http://ilmulingkungan.com/pengelompokan-limbah-berdasarkan-
bentuk-atau-wujudnya/ ( Diakses pada tanggal 12 September 2017)

Anonim.2015.http://lanimeita.blog.upi.edu/2015/11/01/makalah limbah-cair/ (
Diakses pada tanggal 12 September 2017)

Anonim.2015.http://ratih-fauziah.blogspot.co.id/2015/10/penanganan-limbah-
cair.html ( Diakses pada tanggal 12 September 2017)

https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Minamata

https://id.wikipedia.org/wiki/Leptospirosis

http://duniaiptek.com/giardia-lamblia/

Anda mungkin juga menyukai