Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah : STTUP

Dosen : Rostina, SST., M.Kes

LAPORAN

SANITASI BIOSKOP (NIPAH XXI)

Disusun Oleh :

Kelompok 7
Firdayanti (PO.71.4.221.17.1.016)
Febriyanti (PO.71.4.221.17.1.010)
Elsa Veronica Ifrianto (PO.71.4.221.17.1.019)
Kartisa (PO.71.4.221.17.1.005)
Muriadi (PO.71.4.221.17.1.026)
Nur Resky Jariah (PO.71.4.221.17.1.032)

Tingkat : II.A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktik lapangan Sanitasi Tempat-Tempat Umum Dan Pariwisata (Bioskop)


telah diperiksa oleh pembimbing dosen pengampu mata kuliah.

Makassar 15 Mei 2019

Penanggung Jawab Bioskop Dosen Pembimbing

(………………………….) Rostina, SST., M.Kes


NIP. 19760819 200912 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga “LAPORAN SANITASI BIOSKOP
(NIPAH XXI)” , ini bisa disusun dan diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tersusunya laporan ini, tentu atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kami kepada pihak bioskop dan bapak Erlani, SKM, M.Kes selaku dosen mata kuliah
STTUP yang telah membantu dan membimbing kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan
bermanfaat.

Makassar, 11 Juni 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi .................................................................................................................. 3
B. Bioskop ........................................................................................................ 3
C. Sanitasi Bioskop ........................................................................................... 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................................ 15
B. Pembahasan................................................................................................. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 23
B. Saran ........................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 24
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan suatu cara untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi
merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
penguasaan terhadap berbagai factor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan (Arifin dalam Djamil, 2014).
Menurut Djamil (2014) sanitasi tempat-tempat umum merupakan
usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum
terutama yang erat kaitannya dengan timbulnya atau menularnya suatu
penyakit sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat
dicegah.
Sanitasi tempat-tempat umum menjadi suatu perhatian khusus bahkan
bisa menjadi problem. Hal ini dikarenakan tempat umum merupakan suatu
tempat di mana terdapat banyak orang bertemu dan melakukan kegiatan.
Dengan demikian maka besar kemungkinan untuk terjadinya penyebaran atau
penularan penyakit dari berbagai penyakit yang dibawa oleh berbagai macam
orang tersebut. Salah satu contoh tempat umum seperti bioskop juga perlu
diperhatikan.
Bioskop merupakan gedung pertunjukkan untuk film (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Terdapat banyak orang yang melakukan kegiatan bersama,
yaitu menonton film di bioskop. Dengan demikian sanitasi biokop harus
diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya penularan penyakit seperti
yang telah disebutkan sebelumnya terkait dengan pengertian dari sanitasi.
Kegiatan sanitasi bioskop ini bertujuan untuk meningkatkan estetika dan
kenyamanan bagi para pengunjung saat berada di kawasan bioskop.

1
Terdapat berbagai aspek di dalam sanitasi biokop, antara lain
konstruksi bangunan, fasilitas sanitasi seperti kamar mandi dan WC, saluran
pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya. Di
berbagai wilayah di Indonesia, bioskop sudah semakin berkembang seiring
dengan kemajuan teknologi. Begitu pula dengan bioskop yang terdapat di
Makassar, yaitu Bioskop Nipah XXI. Di dalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai sanitasi Bioskop Nipah XXI.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui hasil
penilaian sanitasi di bioskop Nipah XXI Makassar.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi
Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.
Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention of diseases by
eliminating or controlling the environmental factor which from links in the
chain of tansmission. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan
terhadap factor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap
lingkungan.
Sehingga dapat disimpulkan sanitasi adalah segala upaya pengawasan
terhadap faktor-faktor lingkungan yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

B. Bioskop
Menurut Suparlan, yang disebut dengan bioskop adalah suatu tempat
yang mempunyai bangunan atau gedung dengan konstruksi tertentu di
dalamnya, yang mana masyarakat umum berkumpul dengan dapat melihat
film ada layar putih. Dalam hal ini maka yang dimaksud dengan bioskop
mempunyai unsur-unsur:
1. Gedung yang permanen
2. Ada fasilitas
3. Ada jam pertunjukkan tertentu
Macam-macam bioskop:
1. Film theater adalah tempat pertunjukan film biasa, di Indonesia ini
disebut Bioskop.

3
2. Drive in Theater adalah tempat pertunjukan film dimana para penonton
dapat memasukan mobilnya sekaligus ke ruang tempat pertunjukan dan
menonton dari atas mobil yang dibawanya.
3. Cyclo Rama adalah tempat pertunjukan film dimana para penonton
seolah-olah berada ditengah-tengah kejadian cerita dalam film yang
dipertunjukan.
Pertunjukan bioskop dengan dipungut biaya atau tidak yang bersifat
sementara misalnya pertunjukan film-film propaganda di kampung atau untuk
umum di sekolah di dalam pasar malam dll, dianggap bukan gedung bioskop
resmi dan dibebaskan dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat untuk
bioskop permanen.

C. Sanitasi Bioskop
Persyaratan, tuntutan dan standar bangunan bioskop (Cinema), terbagi
sebagai berikut (Rusdi, 2010):
A. Bagian Luar Bioskop
1. Letak
Letak atau lokasi gedung biskop perlu diperhatikan karena letak
berpengaruh terhadap kenyamanan dari gedung bioskop. Bentuk
letak ini perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Di tempat yang luas dengan alasan agar memberikan tampat
untuk parkir mobil dan lain-lain kendaraan, serta memberikan
keleluasan dan kepuasan para pengunjung untuk mamandang
keindahan sekitarnya. Agar kendaraan dapat diparkir dengan
rapih/teratur perlu adanya rambu untuk tempat parkir
b. Di tempat yang strategis yaitu ditengah-tengah dekat perumahan
penduduk agar mudah dicapai dengan berjalan atau dengan
kendaraan, serta ditengah-tengah tempat rekreasi lain

4
c. Di tempat yang jauh dari faktor penganggu, seperti tempat
pembuangan sampah, industri yang gaduh dan terlalu ramai
d. Di tempat yang tinggi dan kering, tidak dekat rawa atau daerah
banjir.
2. Halaman
a. Halaman sangat penting untuk gedung bioskop, digunakan
untuk parkir kendaraan dan hendaknya cukup luas
b. Halaman harus bersih, tidak terdapat sampah-sampah yang
berserakan, genangan air, oli, dll
c. Pagi dan malam hari halaman bioskop perlu penerangan minimal 3
cm pada permukaan tanah
d. Halaman perlu diberi pagar sebagai pembatas
e. Arah-arah lalu lintas dibuat teratur baik untuk penonton
maupun untuk kendaraan-kendaraan yang keluar masuk halaman
f. Sisa peralatan yang tidak digunakan untuk parkir dapat dibuat
pertamanan dengan tumbuh-tumbuhan, bunga-bunga untuk
menambah keindahan sekitarnya
B. Bagian Dalam Bioskop
1. Ruang Tunggu
Ruang tunggu di gedung bioskop perlu sekali karena:
a. Memberikan tempat bagi para pengunjung yang telah untuk
beristirahat
b. Memberikan tempat bagi para penonton untuk menunggu
gilirannya menonton film.
Oleh sebab itu, ruang tunggu perlu dijaga kebersihannya,
disediakan tempat sampah yang cukup, kursi diatur sedemikian
rupa, diberi potpot bunga sehingga ruang tunggu tersebut bentuknya
menarik dan menyenangkan.
2. Exterior Traffic

5
Exterior traffic sangat penting, karena akan melancarkan lalu
lintas penonton untuk menuju ke bagian-bagian lain di
lingkungan exteriour gedung tersebut. Tanpa adanya exteriour
traffic lalu lintas penonton akan terganggu. Beberapa hal yang
harus mendapatkan perhatian dari exteriour traffic adalah:
a. Hendaknya jalan-jalan tersebut dibuat cukup lebar
b. Hendaknya jalan-jalan yang menghubungkan dari bagian ke bagian
lain cukup jelas dan teratur
c. Agar keluar masuknya pengunjung teratur maka pintu yang menuju
ke ruang pertunjukkan dan pintu yang keluar dari tempat
pertunjukkan hendaknya terpisah
d. Perlu diperhatikan pencahayaan yang cukup agar tidak panas perlu
dipasang ventilasi buatan
e. Untuk menjaga kebersihan perlu disediakan tempat-tempat atau
rokok maupun puntung rokok
Hal yang penting dalam exterior traffic adalah sebagai berikut:
a. Hendaknya jalan/gang dibuat cukup lebar sesuai dengan tempat duduk
yang tersedia di ruang tunggu.
b. Pembidangan dari pelataran-pelataran seperti:
1) Daerah snack bar
2) Daerah WC/urinoir
3) Daerah tempat orang-orang masuk ke tempat pertunjukan dibagi
lagi dalam pembidangan kelas-kelas.
4) Daerah penjualan karcis
c. Penertiban keluar masuknya para pengunjung dari dan ke dalam
tempat pertunjukan. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan diadakan
nya pintu masuk sendiri pintu keluar sendiri sehinggga pada waktu
pertunukan bioskop selesai, tidak menganggu bagi orang-orang yang
akan menonton pertunjukan kedua.

6
d. Adanya tempat abu dan putung rokok sepanjang jalan dari daerah
tersebut.
e. Penerangan dan ventilasi yang cukup dapat dipasang ventilasi buatan
beruap kipas angin atau exhauster atau sesuai dengan kemampuan
pengatur udara (air conditioning).
3. WC dan Urinoir
Persyaratan dari WC adalah:
a. Jumlah WC (jamban) adalah minimal 1 buah untuk setiap 200
kursi
b. Jamban untuk laki-laki dan jamban untuk wanita harus terpisah
c. Harus tersedia air yang cukup banyak untuk menggelontor
maupun untuk membersihkan
d. Keadaan jamban harus selalu dalam keadaan bersih dan terpelihara
e. Penerangan minimal 50 lx pada permukaan lantai
Persyaratan dari urinoir:
a. Jumlah minimal 1 buah untuk 100 kursi
b. Tersedia air pembersih yang cukup
c. Penerangan minimal 5 fc pada lantai
d. Keadaan selalu bersih dan terpelihara
e. Urinoir yang baik adalah type single urinoir, cara
membersihkannya secara berkala 5 menit atau 10 menit sekali
dapat dipakai “intermittent automatic flushing device”.
Di tempat tersebut sebaiknya terdapat washtafel (tempat cuci
tangan) dilengkapi dengan sabun dan tissue.
4. Pemadam Kebakaran
a. Di dalam gedung bioskop harus tersedia alat pemadam
kebakaran yang masih berfungsi dan diletakkan di tempat yang
mudah dilihat dan mudah dijangkau oleh umum

7
b. Pada setiap alat pemadam kebakaran perlu adanya penjelasan
tentang cara penggunaannya
c. Jumlah pemadam kebakaran disesuaikan dengan besar kecilnya
gedung bioskop
C. Ruang Pemutaran Film
1. Dinding
Dinding gedung bagian dalam dibuat menurut konstruksi yang
tepat sehingga mencegah gema suara, mencegah penyerapan suara
(absorbsi), serta membantu resonansi (menguatkan suara). Dinding
gedung menerapkan sistem akustik. Sistem Akustik adalah pengolahan
tata suara pada suatu ruang untuk menghasilkan kualitas suara yang
nyaman untuk dinikmati.
2. Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kedap air, keras, tidak
licin, dan mudah dibersihkan. Kemiringan (slope) dibuat sedemikian
rupa sehingga pemandangan penonton yang berada dibelakang tidak
terganggu oleh penonoton didepannya. Kemiringan/penurunan
perbedaan tinggi antara barisan kursi yang satu dengan barisan yang
lain di depan atau di belakangnya kurang leibh 10 centimeter. Seperti
yang dikemukakan oleh departemen penerangan bersama lembaga
ilmu pengetahuan indonesia atas hasil penyelidikanya yaitu:
“Jarak antara sandaran kursi yang berurutan menurut normal
ukuran orang Indonesia adalah kurang lebih 90 cm, dengan sudut
penurunan ideal ke arah layar 6,20 terhadap garis horizontal, berarti
perbedaan tinggi kepala kursi yang berurutan 10 centimeter.”
3. Tempat Duduk atau Kursi
Tempat duduk juga merupakan faktor yang penting dalam
gedung bioskop karena apabila tempat duduk tidak nyaman untuk
diduduki maka penonton akan merasa terganggu menyaksikan

8
pertunjukan. Tempat duduk dibuat untuk perorangan dan dilengkapi
dengan sandaran belakang, sandaran tangan, dan sandaran kaki untuk
mencegah kelelahan selama pertunjukan.
Pengaturan harus sedemikian rupa sehingga tidak berimpitan
minimal ada jarak 40 cm antara kursi dengan kursi di depannya untuk
jalan penonton menuju kursi yang dituju. Barisan kursi terdepan
minimal 6 meter dari layar dengan sudut pandangan kurang dari 30o.
Tiinggi kursi dari lantai sebaiknya 48 cm dengan sandaran setinggi 38
sampai 40 cm, sedangkan sandaran tangan disesuaikan dengan
kemungkinan tangan dapat bersandar dengan baik, ukuran kursi
disesuaikan dengan keadaan orang Indonesia pada umumnya yaitu
minimal 40-45 cm, terbuat dari bahan yang kuat dan tempat duduk
yang empuk, tetapi memudahkan untuk membersihkan baik kotoran
ataupun serangga.

Gambar urutan tempat duduk


Sumber: Neufart Data Arsitek 2
4. Layar Film
Layar merupakan alat yang penting dalam suatu bioskop dan
perlu diperhatikan sebab sejak film diputar sampai selesai pandangan
penonton selalu tertuju ke layar tersebut. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi adalah:
a. Sebaiknya berwarna putih dan diberi warna gelap ditepi

9
b. Ukuran harus disesuaikan dengan kekuatan proyeksi dari proyektor
film
c. Permukaan yang licin dan bersih
d. Jarak antar layar dengan proyektor dan luasnya ruangan harus sesuai
sehingga gambar proyeksi pada layar benar-benar baik dari segi
kesehatan dan segi estetika.
Departemen penerangan dan lembaga ilmu pengetahuan Indonesia
mengemukakan bahwa jarak ideal antara proyektor film terhadap layar
adalah kurang lebih 40 m
5. Proyektor Film dan Ruangan
Penggunaan proyektor sebaiknya mempunyai dua buah dengan
ukuran yang sesuai dengan ukuran film yang banyak beredar sehingga
penggantian antar roll film tidak mengharuskan pertunjukan terputus.
Syarat-syarat proyektor yaitu harus baik, terang dan tidak bergetar sehingga
tidak merusak mata. Ruang harus disesuaikan dengan peralatan dengan
jumlah petugas yang melayani proyektor tersebut agar tidak terjadi
kecelakaan. Begitu pula suhu, kelembaban, penerangan yang sesuai dengan
syarat–syarat ruangan normal.
6. Sound System
Sound System adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk
mengeraskan suara sehingga bisa terdengar jelas oleh seluruh penonton.
Macam sound system ada dua yaitu, Sound system mono yang hanya
dipakai sebuah amplifier dan sebuah load speakers. Yang kedua adalah
stereo yang dipakai dua atau lebih amplifier dalam satu unit ataupun unit
terpisah dan loudspeakers untuk setiap amplifier. Tipe stereo sebaiknya
dipakai dalam gedung bioskop karena suara yang keluar mendekati suara
yang sebenarnya.
Pengaturan suara sound system di dalam gedung bioskop perlu
diperhatikan dengan penempatan pengeras suara pada dinding dalam jarak

10
yang sama antara satu dengan yang lainnya, untuk memungkinkan suara
yang diterima oleh telinga penonton dapat merata. Suara dap diukur dengan
satuan decibel (dB) antara 80-85 decibel.
7. Ventilasi
Tujuan dari ventilasi adalah memasukkan udara yang segar dan
mengeluarkan udara yang kotor. Ruang pertunjukan mutlak harus
mempunyai ventilasi yang baik dan cukup. Bila suatu ruangan tidak
mempunyai sistem ventilasi yang baik, maka akan menimbulkan beberapa
keadaan yang dapat merugikan kesehatan dan kehidupan.
Kadar oksigen akan berkurang, karena pemakaian yang tidak
seimbang sehingga mengakibatkan peningkatan gas asam arang CO2. Hal
ini dapat mengakibatkan sesak napas dan puusing, ruangan akan berbau
tidak enak dan kelembaban udara dalam ruangan akan naik karena
penguapan dari kulit atau pernafasan sehingga mengganggu fungsi paru-
paru.
Syarat suhu dan kelembababan yang ideal menurut Drs. Soebagio
Rekso Soebroto adalah suhu ruang atau kamar normal 27o C,
kelembababan yang baik adalah 40%. Sedangkan menurut Ir. Budy
Gunawan agar udara dalam ruangan selalu segar, maka ruangan tersebut
harus mempunyai sistem ventilasi yang baik sehingga menghasikkan suhu
antara 20oC - 25oC dengan kelembaban diantara 40%-50%. Sistem
ventilasi pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu:
a. Ventilasi alami
Ventilasi alami ini dapat dibuat dengan jalan memasang jendela
dan lubang-lubang angin atau dengan menggunakan bahan bangunan
yang berpoti-pori.
b. Ventilasi buatan
Prinsip dari ventilasi buatan ini adalah mengalirkan udara
dengan menggunakan alat-alat seperti kipas angin (fan), alat penghisap

11
udara (exhauster) dan alat pendingin (air conditioning). Untuk
bangunan yang diperuntukan bagi umum seperti bioskop, ventilasi
buatan ini sangat baik.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penggunanaan
ventilasi ini adalah:
a. Bila digunakan kipas angin, maka pergerakan udara hanya berupa
putaran udara sehingga masih diperlukan ventilasi alamiah.
b. Apabila menggunakan alat penghisap udara (exhauster) pada
prinsip kerjanya adalah menghisap udara dalam ruangan yang
sudah kotor untuk dikeluarkan. Alat ini masih membutuhkan
ventilasi alam sebagai jalan udara masuk dari luar yang masih
segar.
Pada penggunaan air conditioning terjadi pengolahan udara
dengan penyaringan pendinginan dan pengaturan kelembaban dalam
ruangan yang yang tertutup dan suhu dapat diatur, yang harus
diperhatikan dalam penggunakan ventilasi lain, dan orang yang berada
dalam ruangan dilarang merokok.
8. Pencahayaan
Penerangan diperlukan sebelum pertunjukan dimulai dan setelah
selesai pertunjukan utuk memudahkan para pengunjung mencari atau
keluar dari kursinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
penerangan ini yaitu tidak menyilaukan, tidak terlalu redup bagi penonton
dan petugas, panas yang ditimbulkan sedapat mungkin relatif kecil, cahaya
teratur dan tidak bergetar serta tidak menyebabkan kebakaran.
9. Sistem Lalu Lintas
Sistem lalu lintas dalam arena pertunjukan bioskop perlu diatur
sedemikian rupa sehingga kelancaran arus penonton waktu keluar tidak
terhambat karenanya. Sebaiknya lalu lintas ini dibagi atas 4 bagian, yaitu:
a. Lalu lintas utama lebar minimal 2 meter.

12
b. Lintas blok lebar minimal 80 cm.
c. Lintas antar kursi lebar minimal 40 cm.
d. Lintas keliling ruangan lebar minimal 50 cm.

Gambar lintas antar kursi


Sumber: Neufart Data Arsitek 2
10. Pintu Darurat
Pintu bahaya yang dimaksud di sini adalah sebagai pengaman
apabila tiba-tiba terjadi sesuatu kecelakaan seperti kebakaran, gempa
bumi dan lain-lain sehingga penonton dapat dengan mudah keluar dari
dalam gedung. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pintu bahaya
adalah sebagai berikut:
a. Jarak pintu bahaya yang satu dengan yang lain minimum 5 meter.
b. Dipasang simetris disebelah kanan dan kiri ruangan pertunjukan.
c. Lebar pintu minimal 2 kali lebar pntu biasa (160 cm)
d. Daun pintu harus membuka keluar
e. Selama pertunjukan berlangsung pintu bahaya tidak boleh dikunci
f. Diatas pintu bahaya dipasang tanda merah dengan tulisan “pintu
bahaya” yang jelas.

13
11. Keadaan Bebas dengan Tikus dan Serangga
Keadaan ini perlu diterapkan baik pada interior maupun pada
exterior, karena serangga dan tikus ini dapat menyebabkan gangguan
mental dan menimbulakan penyakit pada pengunjung. Pencegahan
terhadap serangga dapat dilakukan dengan cara:
a. Kebersihan umum harus tetap dijaga dengan baik dalam gedung
maupun luar gedung pertunjukan
b. Jangan sampai terdapat tempat-tempat mati dalam pengaturan barang
atau alat-alat untuk memudahkan dalam pembersihan.
c. Pemasangan kawat kasa pada lubang-lubang angin
d. Pencahayaan yang sempurna agar sinar dapat menerangi secara
merata ke seluruh ruangan.
Pencegahan terhadap tikus dapat dilakukan dengan cara:
a. Menjaga kebersihan ruangan
b. Menghindari adanya sudut-sudut mati atau ruangan gelap.
c. Menghindari tempat-tempat yang bisa digunakan oleh tikus untuk
bersarang.
d. Memasang teralis pada lubang ventilasi bagian bawah.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan (umum)
No. Variabel Bobot Komponen Nilai Skor
Penilaian
1 Lokasi 3 Terhindar dari 5 15
pencemaran
lingkungan

Tidak terletak 5 15
didaerah banjir
2 Lingkungan/halaman 3 Bersih 4 12
Tidak terdapat 3 9
genangan air
Air limbah 3 6
mengalir
dangan lancar
TOTAL 60
Keterangan :

Untuk Lokasi dan Lingkungan/halaman skore yang di capai adalah 60


karena posisi gedung bioskop berada di lantai 4, terhindar dari banjir dan
berada jauh dari sumber pencemar.

2. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan (Konstruksi)


No. Variabel Bobot Komponen Nilai Skor
Penilaian
1 Lantai 3 Bersih 3 9

Bahan kuat, 3 9
kedap air,
permukaan rata
Tidak licin 2 6
Tidak 2 6
memungkinkan
terjadinya
genangan air
(miring ke
saluran

15
pembuangan)
2 dinding 2 Bersih 5 10
Berwarna 5 10
terang
3 Atap 3 Tidak 6 18
bocor/kuat
Tidak 4 12
memungkinkan
terjadinya
genangan air
4 Langit-langit 2 Tinggi dari 4 8
lantai minimal
2,5 m
Kuat 3 6
Berwarna 3 6
Terang
5 Pintu 3 Kuat 6 18
Dapat 4 12
mencegah
masuknya
serangga dan
tikus
6 Pagar 2 Kuat 5 10
Terpelihara 5 10
TOTAL 150
Keterangan :
Untuk Kontruksi Umum skore yang diperoleh 150 . karena lantai bersih.
Bahan lantai terbuat dari porcelin yang kuat,kedap air, permukaan rata, tidak
terdapat genangan air. Dinding bersih, dan bewarna terang, atap tidak bocor, tidak
memungkinkan terjadi genangan air, langit-langit tinggi, kuat dan berwarna terang,.
Pintu terbuat dari kaca yang kuat dapat mencegah masuknya serangga,dan tikus.
Bioskop ini merupakan bangunan baru yang baru saja grand opening pada 18 Mei
2018.

16
3. Bagian Dalam Ruang Pertunjukan
No. Variabel Bobot Komponen Nilai Skor
Penilaian
1 kursi 7 Kuat 3 21

Lebar min 40cm 3 21

Sandaran kursi 2 14
tidak tegak lurus
(ergonomi)
Jarak kursi 2 14
terdepan dengan
layar min 6 m
2 Gang/lalu lintas 3 Lebar lalu lintas 4 12
utama min 1,6 m
Lebar lalu lintas 3 9
keliling ruang
min 50 cm
Lalu lintas 3 9
antara baris
kursi untuk
jalan penonton
ke tempat
duduknya min
40 cm
3 Pintu bahaya/darurat 5 Lebar min 1,6 m 0 0
tinggi 1,8 m dan
dapat membuka
keluar
Letak pintu 0 0
bahay sebelah
kanan dan kiri
Terdapat lampu 0 0
merah dengan
tulisan yang
jelas “Pintu
Darurat”
4 Ventilasi 7 Terdapat 5 35
perlengkapan
untuk mengatur
sirkulasi udara
Kondisi udara 5 35

17
5 Pencahayaan 5 System 5 25
pencahayaan
tidak
menimbulkan
kesilauan
Tersedia 3 15
penerangan
untuk
kebersihan
Kuat penerangan 2 10
pada setiap
tangga 3 fc
6 Proyektor 7 Tidak bergetar 5 35
Gambar terlihat 3 21
jelas
Pertukaran udara 2 14
pada ruang
proyektor baik
7 Layar 4 Berwarna putih 4 16
dengan
pinggiran
berwarna gelap
Tinggi dasar 6 24
layar sejajar
dengan
pemandangan
pada kursi depan
8 Sistem suara 4 Baik dan jelas 4 16
Tidak terlalu 3 12
keras
Tidak bergema 3 0
TOTAL 370
Keterangan :

Untuk bagian dalam ruang pertunjukan skor yang diraih yaitu 370
karena terdapat beberapa fasilitas yang tidak memenuhi syarat yaitu tidak
memiliki pintu bahaya/darurat

18
4.Fasilitas Sanitasi
No. Variabel Bobot Komponen Nilai Skor
Penilaian
1 Jamban 7 Bersih dan 3 21
terpelihara

Jumlah jamban 2 14
minimal 1 buah
untuk 60 kursi

Jamban pria dan 2 14


wanita terpisah
Tersedia air 2 14
bersih yang
cukup
Terdapat yang 1 7
pencahayaan
minimal 5 fc
2 Peturasan 7 Tersedia air 4 28
bersih yang
cukup
Bersih, tidak 4 28
berbau, dan
terpelihara
Jumlah 2 14
peturasan min 1
buah untuk 80
kursi
3 Tempat sampah 6 Tersedia tempat 4 24
sampah dengan
jumlah cukup
Permukaan 2 12
bagian dalam
halus dan
dilengkapi
penutup
4 Pembuangan air 8 Saluran air 32
limbah limbah dengan
system tertutup,
kedap air

19
Air limbah 2 16
mengalir dengan
lancar
Dihubungkan 2 16
dengan roil kota
atau diolah
dalam SPAL
TOTAL 240
Keterangan :

Untuk fasilitas sanitasi skor yang diperoleh adalah 240 terbilang


sangat baik karena memenuhi semua variable fasilitas sanitasi.

5. Lain-lain
No. Variabel Bobot Komponen Nilai Skor
Penilaian
1 Kotak P3K 4 Tersedia min 0 0
kotak P3K
yang berisi
obat-obatan
sederhana

2 Pemadam Kebakaran 5 Tersedia 8 40


pemadam
kebakaran yan
berfungsi baik
mudah di
dijangkau
Terdapat 2 10
penjelasan
tentang cara
penggunaannya
TOTAL 50
Keterangan :

Untuk Fasilitas kotak P3K tidak ditemukan pada saat pengamatan,


yang terdapat hanyalah pemadam kebakaran.

20
Perhitungan Presentase %

Penilaian :

LAIK SEHAT : ≥75-100%

SEHAT : 50-74%

KURANG SEHAT : 25-49%

TIDAK SEHAT : <25%

Jumlah skor standar : 960

Jumlah skor sebenarnya : 870


870
Persentase skor penilaian = 𝑥 100% = 91,6% (91%)
960

Keterangan: Bioskop dinyatakan laik sehat

B. Pembahasan
Bioskop Nipah XXI dinyatakan laik sehat karena persentase penilaian
mencapat 91%. Dari semua variable pada formulir yang tidak memenuhi
yaitu:
1. Tidak memiliki pintu bahaya/darurat pada bagian dalam ruang
pertunjukan
Pintu darurat dibutuhkan untuk memudahkan jalan keluar pengunjung
ketika ada keadaan yang membahayakan. Setiap gedung bangunan
sebaiknya memiliki pintu darurat, namun bioskop tidak memiliki pintu
darurat. Sebaiknya manajer membuat pintu darurat dengan syarat lebar
minimal 1,6 m tinggi 1,8 m dan dapat membuka keluar, letak pintu bahaya
sebelah kanan dan kiri, dan terdapat lampu merah dengan tulisan yang
jelas “Pintu Darurat”.

21
2. Tidak tersedia kotak P3K yang berisi obat obatan sederhana
Kotak P3K sangat dibutuhkan jika terdapat pengunjung yang terluka
dan membutuhkan pertolongan pertama. Namun dalam pengamatan tidak
ditemukan kotak P3K, sehingga penting bagi manajer bioskop untuk
menyediakan kotak P3K.

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan sanitasi gedung bioskop diatas dapat diyatakan
bioskop Nipah XXI LAIK SEHAT dengan persentase 91% walaupun masih
ada dua fasilitas gedung bioskop dan yang harus segera dilengkapi.

B. Saran
Sebaiknya fasilitas yang dalam gedung yaitu kotak P3K untuk
pengunjung apabila ada yang terluka dan membutuhkan pertolongan pertama
dan seharusnya terdapat pintu darurat dalam gedung pertunjukan agar
memudahkan jalan keluar pengunjung ketika ada keadaan yang
membahayakan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Fahrudiana, Indri. 2015. Makalah Sanitasi Bioskop.


https://dokumen.tips/documents/laporan-sanitasi-bioskop-kel-8.html.
Diakses tanggal 11 Juni 2019.

Hasrul. 2018. Bioskop XXI Hadir di Nipah Mal Makassar.


https://makassar.tribunnews.com/2018/05/21/bioskop-xxi-hadir-di-
nipah-mal-makassar. Diakses tanggal 11 Juni 2019.

Jewel, Rahmadanny. 2013. Laporan Sanitasi Bioskop.


http://jewelrahmadhanny.blogspot.com/2012/04/my-
kesling.html.Diakses tanggal 11 Juni 2019.

24

Anda mungkin juga menyukai