Anda di halaman 1dari 21

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Dosen Pengampuh: MUHAMMAD ADITYA ACHMAD, S.T.,M.T.

OLEH :

KELOMPOK I

NUR IFDA 210820161


M. YASIN 210810147
ALDI 210830173
SAHRUL ALIM 210820169
DESI AMALYAH PUTRI 180820419
IRVAN SAPUTRA 170830176

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat kasih Tuhan yang Maha Esa sehingga kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaaan Limbah
Cair”.Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua ini,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap makalah tentang “Pengelolaan Limbah Cair” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Popalia, 21 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


2.1 Karakteristik Dan Parameter Limbah Cair .................................... 3
2.2 Sumber Limbah Cair dan Dampak dari Limbah Cair ..................... 4
2.3 Pengolahan Limbah Cair ................................................................ 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 17


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 17
3.2 Saran ............................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Banyak aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh factor-faktor
lingkungan.
Limbah adalah semua benda yang berbentuk padat , cair, maupun gas,
merupakan bahan buangan yang berasal dari aktivitas manusia secara
perorangan maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya diantaranya industri,
rumah sakit, laboratorium, reactor nuklir dan lain-lain. Menurut Willgooso
(1979) air limbah adalah water carrying waste from homes, bussines and
industries that is mixture of water and dissolved or suspended solids.
Menurut USEPA 1977 wastewater is water carrying dissolved or suspended
solids from homes, farm, bussinesess and industries.
Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat
yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu
lingkungan hidup.
Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari
cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan
air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun
merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari
air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut
dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air
limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh

1
manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah
secara baik.
Ada beberapa jenis limbah diantaranya :
• Limbah rumah tangga
• Limbah industry
• Limbah rumah sakit

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah
ini sebagai berikut:
• Bagaimana Karakteristik dan Parameter Air Limbah ?
• Bagaimana sumber Limbah Cair dan apa Dampak dari Limbah Cair ?
• Bagaimana Pengolahan Limbah Cair ?

1.3 Tujuan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :
• Pengertian air limbah, sumber, karakteristik dan parameter air limbah.
• Mengetahui dampak pembuangan air limbah
• Mengetahui bagaimana pengelolaan air limbah Industri

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Dan Parameter Limbah Cair


A. Karakteristik Limbah Cair
Secara garis besar karakteristik limbah cair dapat digolongkan
sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan
padatnya mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended
solid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume
suspensi padat kurang dari 100mg/l, air limbah disebut lemah,
sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut kuat.
Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram
seperti larutan sabun, bekas cucian beras dan sayur, dan sebagainya.
2. Karakteristik kimiawi
Biasanya limbah cair ini mengandung campuran zat-zat kimia
anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat
organik berasal dari penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah
lainnya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basa pada waktu masih
baru, dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi
organik dalam air buangan terdiri dari 2 golongan, yakni:
a) Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein,
atau asam amino.
b) Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak,
sabun, atau karbohidrat
3. Karakteristik bakteriologis
Bakteri dalam limbah cair berfungsi untuk menyeimbangkan DO
dan BOD. Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil
buangan dari peternakan, rumah sakit, laboratorium, sanatorium,
buangan rumah tangga khususnya dari kamar mandi/wc. Kandungan
bakteri pathogen serta organism golongan E. coli terdapat juga dalam

3
air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak
berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak
banyak mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang
berhubungan dengan potensi adanya bakteri diantaranya industri
makanan/minuman, pengalengan ikan dan daging, abbatoir.
Beberapa mikroorganisme dalam limbah cair, antara lain:
a) Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
b) Kelompok tanaman dan bintang :algae, cacing
B. Parameter Limbah Cair
Berikut adalah parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan
air limbah.
1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid)
2. Kandungan zat organic
3. Kandungan zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg)
4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)
5. Kandungan bakteri (mis: E.coli)
6. Kandungan pH
7. Suhu

2.2 Sumber Limbah Cair dan Dampak dari Limbah Cair


A. Sumber Limbah Cair
Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Limbah cair yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes
water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk
2. Limbah Cair industri (industrial wastes water), yang berasal dari
berbagai jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung
di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai
oleh masing-masing industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak,
lemak garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan
sebagainya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah
ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

4
3. Limbah cair kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah; perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-
tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya
zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis
air limbah rumah tangga.
4. Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan ddari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk cair yang dapat mengandung
mikroorganisme pathogen bersifat infeksius dan kimia beracun, dan
Sebagian bersifat radioaktif.
B. Dampak dari Buangan Limbah Cair
Limbah Cair yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar
tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak
tersebut antara lain:
1. Gangguan Kesehatan
Limbah cair dapat mengandung bibit penyakit yang dapat
menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah
mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Adakalanya, limbah cair yang tidak dikelola dengan
baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya nyamuk,
lalat, kecoa, dan lain-lain)
2. Penurunan Kualitas Lingkungan
Limbah cair yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya
sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan
tersebut. Sebagai contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah
bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar
oksigen yang terlarut didalam sungai tersebut. Dengan demikian
menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Adakalanya, limbah cair juga dapat merembes ke dalam air tanah,
sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar,

5
maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan
sesuai peruntukannya.
3. Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya limbah cair mengandung polutan yang tidak
mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.
Contoh : air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat
menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun
pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan,
tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut.
Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang
bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila Limbah cair jenis
ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan
keindahan pada badan air tersebut.
4. Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya Limbah cair mengandung zat-zat yang dapat
dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S.
Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat
dari besi (mis. Pipa saluran air. limbah) dan bangunan air kotor lainnya.
Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan
semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material.
Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air
limbah yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti
yang disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah
tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan
air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.

2.3 Pengolahan Limbah Cair


Limbah Cair sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air
limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan
air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan.
Pengolahan Limbah cair secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan

6
kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan
misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste
Water Treatment Plant / WWTP).

A. Tujuan Pengolahan Limbah Cair


Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.
3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.

B. Syarat Sistem Pengolahan Limbah Cair


Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut:
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air
di dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan
penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

C. Metode Pengolahan Limbah Cair


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air
limbah, diantaranya:
1. Pengenceran (disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami
pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi
alami. Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan
dengan bakteri pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain
yang ada di dalam air limbah itu.

7
Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan
berikut harus dipenuhi:
a) Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
b) Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang
dari 30-40 kali
c) Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus
mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak menimmbulkan bau.
2. Cesspool
Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk
pembuangan air limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air
buangan mudah meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok agar
tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh (±60bulan), lumpur
didalamnya dapat dihisap keluar atau dari semula dibuat cesspool
secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke
cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45
meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.
3. Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah
yang telah mengalami pengolahan dalam system lain, misalnya dari
aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal
mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada
tanah yang berpasir, dengan diameter 1-2,5 meter dan kedalaman 2,5
meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10 tahun.
4. Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk
mengelolah air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan
tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian, antara lain:
a) Ruang pembusukan
Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan
mengalami penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan
menghasilkan gas, cairan, dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk

8
kedalam dosing chamber melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang
lumpur.
b) Ruang lumpur
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila
ruang sudah penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
c) Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang
berfumgsi untuk mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke
bidang resapan agar merata.
d) Bidang resapan
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan
menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang
minimal bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.
5. System Riool (sewage)
System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun
perusahaan, dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan.
Apabila dipakai untuk menampung air hujan, sistem riool ini disebut
combined system, sedangkan jika bak penampung air hujannya
dipisahkan maka disebut separated system. Agar tidak merugikan
kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, misalnya ke daerah
peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih
memerlukan pengolahan. Proses pengolahan yang dilakukan, antara
lain:
a) Penyaringan (screening)
Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang
terapung diatas permukaan air.
b) Pengendapan (sedimentation)
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand
trap) sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir
mengendap.
c) Proses biologis

9
Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat
organic di dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.
d) Disaring dengan saringan pasir (sand filter)
e) Desinfeksi
Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk
membunuh mikroba patogen.
f) Pengenceran
Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga
mengalami pengenceran.

D. Pengolahan Jenis-Jenis Limbah Cair


1. Pengolahan Limbah Cair Industri
Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat
berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada
proses produksinya. Selain itu libah cair juga dapat berasal dari bahan
baku yang mengandung air sehingga di dalam proses pengolahannya,
air harus dibuang. Jenis-jenis industry yang menghasilkan limbah cair
antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan cramb rubber, minyak
kelapa sawit, baja dan besi, minyak goring, kertas, tekstil, kaustik soda,
elektor plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan
pewarna, daging dan lain-lain.
Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat
racun dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (Bahan
Beracun dan Berbahaya). Menurut Undang-undang RI No. 23/ 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Limbah B3 adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau
beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain. Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang dalam
jumlah relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan

10
dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara
kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia
dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung
pada jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang
ditimbulkan limbah di masa sekarang maupun di masa akan datang,
diperlukan langkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan
pengelolaannya secara efektif.
Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua,
pengolahan menurut tingkat perlakuan dan pengolahan menurut
karakteristiknya.
a. Pengolahan berdasarkan tingkat perlakuan
Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat
digolongkan menjadi 5 tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa
semua tingkatan harus dilalui karena pilihan tingkatan proses tetap
bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil
pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis
parameter dalam limbah, dapat ditetapkan jenis peralatan yang
dibutuhkan. Berikut beberapa tahapan pengolahan air limbah.
1) Pra-pengolahan (pre-treatment)
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat
dan berukuran ± 30×30 cm untuk debit air 100 m2 per jam sudah
cukup baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan
dapat dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan.
Ukuran messnya (besar lubang kawat tikus) dapat dibandingkan
dengan kawat kasa penghalang nyamuk. Saringan tersebut
diperiksa setiap hari untuk mengambil bahan yang terjaring.
Contoh bahan-bahan yang terjaring dapat berupa padatan
terapung atau melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya
adalah lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.

11
2) Pengolahan primer (primary treatment)
Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan
halus atau zat warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak
terjaring pada penyaringan terdahulu.
Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara
mengendapkan bahan padatan melalui penambahan zat kimia.
Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat jenis bahan
padatan menjadi lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi
dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa
organik).
Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan
maupun pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar yang
terkandung dalam air limbah. Penguapan dilakukan dengan
memasukkan udara ke dalam air dan menciptakan gelembung
gas sehingga partikel halus terbawa bersama gelembung ke
permukaan air. Sementara itu, pengendapan (tanpa penambahan
bahan kimia) dilakukan dengan memanfaatkan kolam berukuran
tertentu untuk mengendapkan partikel-partikel dari air yang
mengalir di atasnya.
3) Pengolahan sekunder (secondary treatment)
Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk
menghilangkan bahan organik melalui proses oksidasi biokimia.
Di dalam proses biologis ini, banyak dipergunakan reactor
lumpur aktif dan trickling filter
4) Pengolahan tersier (tertiary treatment)
Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat
lanjut yang ditujukan terutama untuk menghilangkan senyawa
organik maupun anorganik. Proses pada tingkat lanjut ini
dilakukan melalui proses fisik (filtrasi, destilasi, pengapungan,
pembekuan, dan lain-lain), proses kimia (absorbs karbon aktif,
pengendapan kimia, pertukaran ion, elektrokimia, oksidasi, dan

12
reduks), dan proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan
nitrifikasi alga).
b. Pengolahan berdasarkan karakteristik
Proses pengolahan berdasarkan karakteristik limbah cair
dapat dilakukan secara:
1) Proses fisik, dapat dilakukan melalui:
• Penghancuran
• Perataan air (misalnya: mengubah system saluran dan
membuat kolam)
• Penggumpalan (misalnya: menggunakan alumunium sulfat
dan ferrosulfat)
• Sedimentasi
• Pengapungan
• Filtrasi
2) Proses kimia, dapat dilakukan melalui:
• Pengendapan dengan bahan kimia
• Pengolahan dengan logoon atau kolam
• Netralisasi
• Penggumpalan atau koagulasi
• Sedimentasi (misalnya dengan discrete settling, fluculant
settling, dan zone settling )
• Oksidasi dan reduksi
• Klorinasi Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon
aktif atau natrium sulfat)
• Pembuangan fenol
• Pembuangan sulfur
3) Proses biologi, dapat dilakukan dengan:
• Kolam oksidasi
• Lumpur aktif (mixed liquid suspende solid / MLSS)
• Trickling filter
• Lagoon

13
2. Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan
berkelanjutan maka harus dilaksanakan upaya-upaya pengendalian
pencemaran lingkungan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan
dasar tersebut, maka fasilitas pelayanan kesehatan diwajibkan
menyediakan instalasi pengolahan air limbah atau limbah cair. IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah sistem pengolahan limbah
cair rumah sakit yang didesain berdasarkan karakteristik limbah cair
yang masuk dari beberapa sumber pengeluaran limbah. Air limbah dari
berbagai unit disalurkan secara gravitasi menuju bak control (bak
screening) dimana selanjunya akan dipompa untuk diolah dengan
menggunakan sistem diffuser. Tujuan IPAL adalah untuk mencegah
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi pengunjung
terutama petugas limbah dan masyarakat sekitar rumah sakit yang
beresiko terkontaminasi limbah cair medis yang dihasilkan rumah sakit
(Siregar, 2005). Secara garis besar komponen yang digunakan dalam
proses pengolahan limbah cair dengan sistem biofilter teknologi terdiri
dari:
• PTB (potential tank body)/ bak penangkap lemak dari urusan gizi
maupun laundry
• bak screening
• bak ekualisasi
• pompa inlet
• alchimia
• blower udara
• bak chlorinasi
• aero-reactor (KOMPAK 40),dan
• bak indikator.

Hal tersebut sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004.

14
Saluran pembuangan limbah menggunakan sistem saluran tertutup,
bersifat kedap air, dan terpisah dari saluran air hujan. Hal tersebut
sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 dimana pada peraturan tersebut
menyebutkan bahwasannya saluran pembuangan air limbah harus
menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, limbah harus mengalir
lancar, dan terpisah dengan aluran air hujan. Sedangkan untuk jarak
IPAL dengan sumber air harus memenuhi persyaratan dimana jaraknya
lebih dari 10 meter.

3. Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga ( Domestik)


Dalam mengolah air limbah rumah tangga ini bisa dilakukan
dengan 5 cara sebagai berikut :
a. Penggunaan Bio Septic Tank
Bio septic tank bermanfaat untuk mengurai kotoran, serta
untuk memastikan kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Penggunaannya mampu meminimalisir bau kotoran berkat
penyaringan yang baik dan menghindari pencemaran tanah. Bio
septic tank juga memiliki daya tampung yang mumpuni untuk air
dan kotoran. Bio septic tank juga terbuat dari serat fiber yang tebal
sehingga anti bocor.
b. Bangun Sumur Resapan
Sumur resapan menurut Dwi et al. (2008) merupakan
sumur atau lubang pada permukaan tanah yang digunakan untuk
menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur
resapan diperlukan untuk mengembalikan air hujan kedalam tanah.
Sumur resapan berbeda dengan sumur air minum karena fungsinya
yang berkebalikan. Manfaat sumur resapan yaitu mengurangi
konsentrasi pencemaran air tanah, mengurangi terjadinya banjir,
menampung air yang nantinya akan dibutuhkan sesuai dengan
peruntukannya.
c. Olah Sisa Minyak Jadi Biodiesel
Olah jelantah menjadi biodesel sebagai pengganti BBM.
Berdasarkan data iInternational Council on Clean Transportation,
potensi pemanfaatan minyak jelantah di Indonesia dapat mencapai
3 juta kilo liter dengan potensi penurunan emisi 11,5 juta ton
CO2e.
d. Greywater
Greywater berasal dari bekas air mandi dari buth
up/shower/atau bak mandi, air bekas mencuci pakaian baik dari
mesin cuci atau ember-ember cucian, dan air bekas aktivitas dapur

15
rumah tangga, gedung-gedung perkantoran maupun sekolah
(Erickson dkk, 2002). Greywater dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air alternatif guna mengatasi defisit air di wilayah
perkotaan. Hasil olahan greywater dapat dimanfaatkan untuk
keperluan non-potable water seperti menyiram tanaman, membilas
toilet, mencuci kendaraan, dan kebutuhan outdoor lain. ,
Selengkapnya mengenai pembahasan Grey Water.
e. Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Lewat Penyuluhan
Adakan penyuluhan dengan mengundang para ahli dalam
bidang pengolahan limbah. Berikan arahan bagaimana cara yang
benar dalam mengolah limbah rumah tangga. Jelaskan pula
manfaat yang didapatkan dan dampak dari pengolahan limbah
tersebut.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Limbah cair bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
Limbah Cair industri (industrial wastes water), Limbah cair kotapraja
(municipal wastes water), dan Limbah cair Rumah Sakit. Untuk mengurangi
dampak dari limbah cair maka diperlukan pengolahan air limbah yang efektif
dengan diperlukan pengolahan yang baik.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan
bantuan peralatan. Pengolahan Limbah cair secara alamiah biasanya
dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan
bantuan peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/
IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Tujuan dari pengolahan limbah cair untuk Mencegah pencemaran pada
sumber air rumah tangga, Melindungi hewan dan tanaman yang hidup
didalam air, Menghindari pencemaran tanah permukaan, Menghilangkan
tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.

3.2 Saran
Dari penulisan makalah di atas penyusun menyadari banyaknya
kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu, diharapkan masukan dan
kritikan yang membangun.

17
DAFTAR PUSTAKA

Daya Tirta Adika, 2020. 5 Cara Mengolah Air Limbah Rumah Tangga, blogspot
Adika Tirta Daya: Jakarta. https://adikatirtadaya.co.id/5-cara-mengolah-air-
limbah-rumah-tangga/

Ervina, 2018. Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Dan Permasalahanya.


Balai Besar Kimia Dan Kemasan.
http://bbkk.kemenperin.go.id./page/bacaartikel.php?id=eU3YJpVUfHOH2T
RZcW3POF5OTx-UfuvlPdN2=lEPlT0,

Kalista Nita Nurinda, 2014. Jurnal IKESEMA Volume 10 Nomor 2 September,


Gambaran Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Sakit. Universitas Jember:
Jember

Sari Weny Marita, 2015. Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Muhammadiyah
Palwmbang ( RSMP) Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob. Universitas
Muhammadiyah Palembang: Palembang.

iv

Anda mungkin juga menyukai