OLEH :
KELOMPOK I
Puji syukur atas rahmat kasih Tuhan yang Maha Esa sehingga kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaaan Limbah
Cair”.Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap makalah tentang “Pengelolaan Limbah Cair” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah
secara baik.
Ada beberapa jenis limbah diantaranya :
• Limbah rumah tangga
• Limbah industry
• Limbah rumah sakit
1.3 Tujuan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :
• Pengertian air limbah, sumber, karakteristik dan parameter air limbah.
• Mengetahui dampak pembuangan air limbah
• Mengetahui bagaimana pengelolaan air limbah Industri
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak
berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak
banyak mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang
berhubungan dengan potensi adanya bakteri diantaranya industri
makanan/minuman, pengalengan ikan dan daging, abbatoir.
Beberapa mikroorganisme dalam limbah cair, antara lain:
a) Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
b) Kelompok tanaman dan bintang :algae, cacing
B. Parameter Limbah Cair
Berikut adalah parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan
air limbah.
1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid)
2. Kandungan zat organic
3. Kandungan zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg)
4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)
5. Kandungan bakteri (mis: E.coli)
6. Kandungan pH
7. Suhu
4
3. Limbah cair kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah; perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-
tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya
zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis
air limbah rumah tangga.
4. Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan ddari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk cair yang dapat mengandung
mikroorganisme pathogen bersifat infeksius dan kimia beracun, dan
Sebagian bersifat radioaktif.
B. Dampak dari Buangan Limbah Cair
Limbah Cair yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar
tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak
tersebut antara lain:
1. Gangguan Kesehatan
Limbah cair dapat mengandung bibit penyakit yang dapat
menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah
mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Adakalanya, limbah cair yang tidak dikelola dengan
baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya nyamuk,
lalat, kecoa, dan lain-lain)
2. Penurunan Kualitas Lingkungan
Limbah cair yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya
sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan
tersebut. Sebagai contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah
bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar
oksigen yang terlarut didalam sungai tersebut. Dengan demikian
menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Adakalanya, limbah cair juga dapat merembes ke dalam air tanah,
sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar,
5
maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan
sesuai peruntukannya.
3. Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya limbah cair mengandung polutan yang tidak
mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.
Contoh : air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat
menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun
pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan,
tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut.
Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang
bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila Limbah cair jenis
ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan
keindahan pada badan air tersebut.
4. Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya Limbah cair mengandung zat-zat yang dapat
dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S.
Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat
dari besi (mis. Pipa saluran air. limbah) dan bangunan air kotor lainnya.
Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan
semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material.
Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air
limbah yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti
yang disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah
tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan
air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.
6
kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan
misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste
Water Treatment Plant / WWTP).
7
Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan
berikut harus dipenuhi:
a) Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
b) Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang
dari 30-40 kali
c) Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus
mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak menimmbulkan bau.
2. Cesspool
Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk
pembuangan air limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air
buangan mudah meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok agar
tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh (±60bulan), lumpur
didalamnya dapat dihisap keluar atau dari semula dibuat cesspool
secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke
cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45
meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.
3. Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah
yang telah mengalami pengolahan dalam system lain, misalnya dari
aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal
mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada
tanah yang berpasir, dengan diameter 1-2,5 meter dan kedalaman 2,5
meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10 tahun.
4. Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk
mengelolah air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan
tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian, antara lain:
a) Ruang pembusukan
Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan
mengalami penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan
menghasilkan gas, cairan, dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk
8
kedalam dosing chamber melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang
lumpur.
b) Ruang lumpur
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila
ruang sudah penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
c) Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang
berfumgsi untuk mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke
bidang resapan agar merata.
d) Bidang resapan
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan
menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang
minimal bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.
5. System Riool (sewage)
System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun
perusahaan, dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan.
Apabila dipakai untuk menampung air hujan, sistem riool ini disebut
combined system, sedangkan jika bak penampung air hujannya
dipisahkan maka disebut separated system. Agar tidak merugikan
kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, misalnya ke daerah
peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih
memerlukan pengolahan. Proses pengolahan yang dilakukan, antara
lain:
a) Penyaringan (screening)
Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang
terapung diatas permukaan air.
b) Pengendapan (sedimentation)
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand
trap) sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir
mengendap.
c) Proses biologis
9
Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat
organic di dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.
d) Disaring dengan saringan pasir (sand filter)
e) Desinfeksi
Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk
membunuh mikroba patogen.
f) Pengenceran
Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga
mengalami pengenceran.
10
dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara
kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia
dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung
pada jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang
ditimbulkan limbah di masa sekarang maupun di masa akan datang,
diperlukan langkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan
pengelolaannya secara efektif.
Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua,
pengolahan menurut tingkat perlakuan dan pengolahan menurut
karakteristiknya.
a. Pengolahan berdasarkan tingkat perlakuan
Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat
digolongkan menjadi 5 tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa
semua tingkatan harus dilalui karena pilihan tingkatan proses tetap
bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil
pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis
parameter dalam limbah, dapat ditetapkan jenis peralatan yang
dibutuhkan. Berikut beberapa tahapan pengolahan air limbah.
1) Pra-pengolahan (pre-treatment)
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat
dan berukuran ± 30×30 cm untuk debit air 100 m2 per jam sudah
cukup baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan
dapat dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan.
Ukuran messnya (besar lubang kawat tikus) dapat dibandingkan
dengan kawat kasa penghalang nyamuk. Saringan tersebut
diperiksa setiap hari untuk mengambil bahan yang terjaring.
Contoh bahan-bahan yang terjaring dapat berupa padatan
terapung atau melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya
adalah lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
11
2) Pengolahan primer (primary treatment)
Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan
halus atau zat warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak
terjaring pada penyaringan terdahulu.
Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara
mengendapkan bahan padatan melalui penambahan zat kimia.
Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat jenis bahan
padatan menjadi lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi
dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa
organik).
Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan
maupun pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar yang
terkandung dalam air limbah. Penguapan dilakukan dengan
memasukkan udara ke dalam air dan menciptakan gelembung
gas sehingga partikel halus terbawa bersama gelembung ke
permukaan air. Sementara itu, pengendapan (tanpa penambahan
bahan kimia) dilakukan dengan memanfaatkan kolam berukuran
tertentu untuk mengendapkan partikel-partikel dari air yang
mengalir di atasnya.
3) Pengolahan sekunder (secondary treatment)
Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk
menghilangkan bahan organik melalui proses oksidasi biokimia.
Di dalam proses biologis ini, banyak dipergunakan reactor
lumpur aktif dan trickling filter
4) Pengolahan tersier (tertiary treatment)
Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat
lanjut yang ditujukan terutama untuk menghilangkan senyawa
organik maupun anorganik. Proses pada tingkat lanjut ini
dilakukan melalui proses fisik (filtrasi, destilasi, pengapungan,
pembekuan, dan lain-lain), proses kimia (absorbs karbon aktif,
pengendapan kimia, pertukaran ion, elektrokimia, oksidasi, dan
12
reduks), dan proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan
nitrifikasi alga).
b. Pengolahan berdasarkan karakteristik
Proses pengolahan berdasarkan karakteristik limbah cair
dapat dilakukan secara:
1) Proses fisik, dapat dilakukan melalui:
• Penghancuran
• Perataan air (misalnya: mengubah system saluran dan
membuat kolam)
• Penggumpalan (misalnya: menggunakan alumunium sulfat
dan ferrosulfat)
• Sedimentasi
• Pengapungan
• Filtrasi
2) Proses kimia, dapat dilakukan melalui:
• Pengendapan dengan bahan kimia
• Pengolahan dengan logoon atau kolam
• Netralisasi
• Penggumpalan atau koagulasi
• Sedimentasi (misalnya dengan discrete settling, fluculant
settling, dan zone settling )
• Oksidasi dan reduksi
• Klorinasi Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon
aktif atau natrium sulfat)
• Pembuangan fenol
• Pembuangan sulfur
3) Proses biologi, dapat dilakukan dengan:
• Kolam oksidasi
• Lumpur aktif (mixed liquid suspende solid / MLSS)
• Trickling filter
• Lagoon
13
2. Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan
berkelanjutan maka harus dilaksanakan upaya-upaya pengendalian
pencemaran lingkungan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan
dasar tersebut, maka fasilitas pelayanan kesehatan diwajibkan
menyediakan instalasi pengolahan air limbah atau limbah cair. IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah sistem pengolahan limbah
cair rumah sakit yang didesain berdasarkan karakteristik limbah cair
yang masuk dari beberapa sumber pengeluaran limbah. Air limbah dari
berbagai unit disalurkan secara gravitasi menuju bak control (bak
screening) dimana selanjunya akan dipompa untuk diolah dengan
menggunakan sistem diffuser. Tujuan IPAL adalah untuk mencegah
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi pengunjung
terutama petugas limbah dan masyarakat sekitar rumah sakit yang
beresiko terkontaminasi limbah cair medis yang dihasilkan rumah sakit
(Siregar, 2005). Secara garis besar komponen yang digunakan dalam
proses pengolahan limbah cair dengan sistem biofilter teknologi terdiri
dari:
• PTB (potential tank body)/ bak penangkap lemak dari urusan gizi
maupun laundry
• bak screening
• bak ekualisasi
• pompa inlet
• alchimia
• blower udara
• bak chlorinasi
• aero-reactor (KOMPAK 40),dan
• bak indikator.
14
Saluran pembuangan limbah menggunakan sistem saluran tertutup,
bersifat kedap air, dan terpisah dari saluran air hujan. Hal tersebut
sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 dimana pada peraturan tersebut
menyebutkan bahwasannya saluran pembuangan air limbah harus
menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, limbah harus mengalir
lancar, dan terpisah dengan aluran air hujan. Sedangkan untuk jarak
IPAL dengan sumber air harus memenuhi persyaratan dimana jaraknya
lebih dari 10 meter.
15
rumah tangga, gedung-gedung perkantoran maupun sekolah
(Erickson dkk, 2002). Greywater dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air alternatif guna mengatasi defisit air di wilayah
perkotaan. Hasil olahan greywater dapat dimanfaatkan untuk
keperluan non-potable water seperti menyiram tanaman, membilas
toilet, mencuci kendaraan, dan kebutuhan outdoor lain. ,
Selengkapnya mengenai pembahasan Grey Water.
e. Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Lewat Penyuluhan
Adakan penyuluhan dengan mengundang para ahli dalam
bidang pengolahan limbah. Berikan arahan bagaimana cara yang
benar dalam mengolah limbah rumah tangga. Jelaskan pula
manfaat yang didapatkan dan dampak dari pengolahan limbah
tersebut.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah cair bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
Limbah Cair industri (industrial wastes water), Limbah cair kotapraja
(municipal wastes water), dan Limbah cair Rumah Sakit. Untuk mengurangi
dampak dari limbah cair maka diperlukan pengolahan air limbah yang efektif
dengan diperlukan pengolahan yang baik.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan
bantuan peralatan. Pengolahan Limbah cair secara alamiah biasanya
dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan
bantuan peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/
IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Tujuan dari pengolahan limbah cair untuk Mencegah pencemaran pada
sumber air rumah tangga, Melindungi hewan dan tanaman yang hidup
didalam air, Menghindari pencemaran tanah permukaan, Menghilangkan
tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.
3.2 Saran
Dari penulisan makalah di atas penyusun menyadari banyaknya
kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu, diharapkan masukan dan
kritikan yang membangun.
17
DAFTAR PUSTAKA
Daya Tirta Adika, 2020. 5 Cara Mengolah Air Limbah Rumah Tangga, blogspot
Adika Tirta Daya: Jakarta. https://adikatirtadaya.co.id/5-cara-mengolah-air-
limbah-rumah-tangga/
Sari Weny Marita, 2015. Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Muhammadiyah
Palwmbang ( RSMP) Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob. Universitas
Muhammadiyah Palembang: Palembang.
iv