Nama kelompok 6:
2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan
salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW.
Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke
dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas hukum dan uu
kesehtan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah manajemen
ketenaga kerjaan
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang
telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski
begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami
dan bagi pembaca lain pada umumnya.
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….1
1.1 Latar belakang……………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………….1
1.3 Tujuan masala………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….2
2.1 Definisi manajemen limbah cair…………………………………………….2
2.2 macam-macam limbah cair………………………………………………….3
2.3 Menjelaskan limbah cair di rumah sakit…………………………………….4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah cair adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan,
perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Limbah cair terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan, terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah.
Indikasi pencemaran oleh limbah cair dapat diketahui melalui pengamatan secara visual
maupun pengujian. Perubahan yang paling umum terjadi adalah perubahan pH (derajat
keasaman). Air secara normal memiliki pH dengan kisaran 6,5 - 7,5 pH apabila tidak
memenuhi baku mutu dapat mengubah kualitas air dan mengganggu keberlangsungan hidup
organisme di dalamnya. Kemudian, air dapat diindikasikan tercemar apabila terjadi
perubahan warna, bau dan rasa. Selain itu, indikasi pencemaran air dapat dapat dilihat dari
timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut dalam bentuk padatan (Wardana, 1999).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
1. apa itu limbah cair Limbah cair adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan
manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Limbah cair terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, terutama bagi
kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
2 .Macam macam limbah cair Terdapat beberapa macam limbah cair yaitu:
a. Cair organik
b. Cair an organik dan gas
Limbah cair organik adalah yaitu sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang
mudah terurai secara alami tanpa proses Campur tangan manusia untuk terurai. Sedangkan
cairan an organik dan gas adalah senyawa yang terdapat di seluruh sesmesta alam. Sehingga
senyawa anorganik cenderuang berada dui luar tubuh makhluk hidup sebagai penyusun
benda tak hidup.
Senyawa Organik
-Senyawa organik menunjukkan ikatan kovalen yang lebih dibandingkan dengan senyawa
anorganik.
-Sebagian besar dari senyawa organik tidak mudah larut dalam air.
-Sebagian besar dari senyawa organik tidak memiliki warna yang khas selayaknya senyawa
anorganik.
-Secara umum, tersusun dari atom hidrogen C serta H.
-Memiliki pengaruh pemanasan yang kurang stabil dan akan lebih mudah terurai pada suhu
lebih dari 700 derajat Celcius.
-Memiliki titik didih dan titik cair yang lebih rendah dari anorganik.
Umumnya akan berwujud gas dengan suhu kamar jika terjadi perubahan.
-Senyawa organik akan lebih mudah larut dalam pelarut non polar jika dibandingkan dengan
senyawa anorganik.
-Dalam hal reaktif, senyawa organik jauh lebih lambat dan membutuhkan katalis.
-Senyawa organik memiliki struktur yang lebih rumit dan kompleks.
2
Senyawa Anorganik
-Senyawa anorganik lebih menunjukkan ikatan ionik yang bersamaan dengan ikatan kovalen.
-Sebagian besar senyawa organik dapat larut dalam air yang disebabkan oleh ikatan ion yang
terjadi.
-Sebagian besar senyawa anorganik lebih berwarna daripada senyawa organik.
-Senyawa anorganik dapat terdiri dari berbagai atom kecuali C dan H.
-Senyawa anorganik cenderung lebih stabil jika mendapatkan pengaruh dari pemanasan.
-Memiliki titik didih dan titik cair yang lebih tinggi dari organik.
-Umumnya akan berwujud kristal dengan suhu kamar jika terjadi perubahan.
-Senyawa anorganik cenderung lebih mudah untuk larut dalam bahan pelarut polar.
-Dalam hal reaktif, senyawa anorganik dapat bereaksi dengan lebih cepat dibandingkan
senyawa organik.
-Senyawa anorganik memiliki struktur yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
KESIMPULAN
13.KESIMPULAN
Dari pengertian diatas maka limbah cair rumah sakit merupakan Kepatuhan petugas
Instalasi Pengolahan Air Limbah terhadap prosedur tetap pengelolaan limbah cair mencapai
persentase 70%, sedangkan 30% sisanya merupakan pelaksanaan kegiatan pengelolaan
limbah cair yang belum maksimal, diantaranya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri),
kegiatan pencatatan monitoring harian terhadap bak kontrol, bak pengumpul dan grease trap
juga kegiatan pencatatan dan pelaporan atas ditemukannya sampah dalam bak kontrol Rumah
Sakit Tingkat penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di Rumah Sakit Umum Tangerang
belum maksimal karena baru mencapai 74% Penyebab belum maksimalnya penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri) di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Umum
Tangerang adalah ketidaktelitian dan kurang kepedulian dari petugas Instalasi Pengolahan
Air Limbah dalam menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).