Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN LIMBAH DAN BIOREMEDIASI

LAHAN TERCEMAR

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI TAHU


Dosen Mata Kuliah: Prof. Dr. Ir. H. Danang Biyatmoko M.Si

Nama : Tira Nirwana Mamman


NIM : 2020525320021

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat, rahmat dan pertolonganNya sehingga penulis bisa

menyelesaikan makalah dengan judul “Pengelolaan Limbah Industri Tahu”.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan tugas

mata kuliah Pengelolaan Limbah Dan Bioremediasi Lahan Tercemar,

penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan

yang perlu diperbaiki, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kebaikan makalah ini, dan akhir kata semoga

makalah ini dapat bermanfaat dan membawa berkat bagi kita semua.

Banjarbaru, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………… 1


B. Tujuan Masalah ……………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 3

A. Pengertian Limbah …………………………….……………… 3


B. Industri Tahu …………………………………………………... 6
C. Pengelolaan Limbah Industri Tahu ………………………..… 7

BAB III PENUTUP…….……………………………………………….. 12

A. Kesimpulan……………………………………………………... 12
B. Saran……………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri Tahu merupakan salah satu industri pangan dengan
menghasilkan sumber protein dengan bahan dasar dari kacang kedelai
yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Industri tersebut
berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.
Namun disisi lain industri ini menghasilkan limbah cair yang berpotensi
mencemari lingkungan dan merupakan salah satu industri yang
menghasilkan limbah organik.
Proses pengolahan tahu dapat menghasilkan dua jenis limbah
yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa ampas tahu
telah dapat ditanggulangi dengan memanfaatkannya sebagai bahan
pembuatan oncom atau bahan makanan ternak. Sedangkan limbah cair
pada proses produksi tahu berasal dari proses pencucian kedelai,
perendaman, perebusan, penyaringan, pengepresan, dan pencetakan
tahu serta pencucian alat dan lantai masih mengalami potensi pada
pencemaran lingkungan.
Limbah cair tahu ini dapat menimbulkan pencemaran yang cukup
berat jika tidak dilakukan pengolahan sebelum dibuang, karena
mengandung polutan organik yang cukup tinggi, polutan organik yang
dibuang jika di biarkan akan menimbulkan bau busuk, bau tersebut
berasal dari bau hidrogen sulfida danamonia yang berasal dari proses
pembusukan protein serta bahan organik lainya, dan dapat
mengganggu kesehatan terutama pada organ penciuman.
Pencemaran lingkungan salah dengan menganalisis satunya
adalah pada badan air dikarenakan limbah cair yang dihasilkan oleh
industri tahu kebanyakan langsung dibuang ke sungai tanpa diolah
terlebih dahulu, sehingga menimbulkan bau busuk dan mengganggu
estetika.

1
Permasalahan lingkungan hidup saat ini menjadi problem yang
paling sering terjadi di lingkungan Indonesia. Permasalahan lingkungan
ini bisa disebabkan oleh manusia sebagai makhluk ekonomi dari
beberapa hal, mulai dari faktor alam dan lingkungan mulai dari faktor
alam atau dari faktor manusianya sendiri. Tidak bisa disangkal bahwa
masalah-masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena faktor
manusia jauh lebih besar.

B. Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Menganalisa jenis limbah dari Industri Tahu
2. Mengelolah dan memanfaatkan limbah Industri Tahu agar saat di
buang tidak mencemari lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah
Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang tidak
berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Limbah adalag bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau
proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya. Kecuali
yang dapat dimanfaatkan. Limbah merupakan buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga), yang dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Akibat dari pengelolaan limbah yang tidak benar yaitu bisa
mengakibatkan polusi atau pencemaran lingkungan (air, tanah, dan
udara) yang berbahaya bagi mahkluk hidup. Fenomena pengelolaan
limbah yang tidak benar banyak terjadi di kota-kota besar, khususnya
daerah yang banyak home industri. Ada beberapa macam bentuk
limbah, diantaranya adalah :
1. Limbah Cair
Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan
proses produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah
cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang
tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair
dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:
• Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah
cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan,
perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air
detergen sisa cucian, dan air tinja.

3
• Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair
hasil buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan
kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri pengolahan
makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
• Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah
cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran
pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat merembes ke
dalam saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak,
atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang
membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya yaitu:
air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
• Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari
aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan
dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-
partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah
cair.
2. Limbah Padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun
aktivitas domestik yang berbentuk padat. Contoh dari limbah padat
diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll.
Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok
sebagai berikut:
• Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat
semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah
membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa
makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
• Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish),
yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang
sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.

4
• Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu,
biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin
karena ringan dan tidak mudah membusuk.
• Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah
yang berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang
ternak yang mati.
• Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil
sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di
jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
• Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat
yang bersal daribuangan industri. Komposisi sampah ini
tergantung dari jenis industrinya.
3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara
sebagai media. Secara alami udara mengandung unsur-unsur kimia
seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll. Penambahan gas ke udara yang
melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas
udara. Limbah gas yang dihasilkan berlebihan dapat mencemari
udara serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Zat
pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu
partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin
terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut
dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat
dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat
langsung.
Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung
partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat
kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut.
Bahan padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi
partikulat. Seperti limbah gas yang dihasilkan oleh suatu pabrik
dapat mengeluarkan gas yang berupa asap, partikel serta debu.
Apabila ini tidak ditangkap dengan menggunakan alat, maka

5
dengan dibantu oleh angin akan memberikan jangkauan
pencemaran yang lebih luas. Jenis dan karakteristik setiap jenis
limbah akan tergantung dari sumber limbah.

B. Limbah Insustri Tahu


Industri Tahu merupakan salah satu industri pangan dengan
menghasilkan sumber protein dengan bahan dasar dari kacang kedelai
yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Industri tersebut
berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.
Namun disisi lain industri ini menghasilkan limbah cair yang berpotensi
mencemari lingkungan dan merupakan salah satu industri yang
menghasilkan limbah organik.
Industri Tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan
limbah organik. Bahan utama pembuatan tahu adalah kedelai, dimana
tahu adalah suatu olahan dari ekstrak kedelai yang dilakukan dengan
penambahan asam cuka. Limbah tahu banyak mengandung protein
dan karbohidrat tinggi sehingga pembusukan oleh mikro organisme.
pembusuk sangat mudah terjadi.
Limbah tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses
pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Proses
pengolahan tahu dapat menghasilkan dua jenis limbah yaitu limbah
padat dan limbah cair.
Limbah padat berupa ampas tahu telah dapat ditanggulangi
dengan memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan oncom atau
bahan makanan ternak. Sedangkan limbah cair pada proses produksi
tahu berasal dari proses pencucian kedelai, perendaman, perebusan,
penyaringan, pengepresan, dan pencetakan tahu serta pencucian alat
dan lantai masih mengalami potensi pada pencemaran lingkungan.
Limbah cair tahu ini dapat menimbulkan pencemaran yang cukup berat
jika tidak dilakukan pengolahan sebelum dibuang, karena mengandung
polutan organik yang cukup tinggi, polutan organik yang dibuang jika di
biarkan akan menimbulkan bau busuk, bau tersebut berasal dari bau

6
hidrogen sulfida dan amonia yang berasal dari proses pembusukan
protein serta bahan organik lainya, dan dapat mengganggu kesehatan
terutama pada organ penciuman.
Limbah buangan yang melebihi baku mutu selain berdampak
pada manusia juga berdampak pada lingkungan yaitu pencemaran
limbah bagi biota di perairan, berbagai jenis ekosistem mengalami
keracunan, setiap ekosistem selalu beradaptasi dengan tempatnya,
walaupun begitu tingkat adaptasinya terbatas, bila batas tersebut
melampaui batas, maka ikan tersebut akan mati. Punahnya spesies
tertentu akan berakibat pada kehidupan manusia dan juga makhluk
hidup lainnya
Limbah cair industri tahu bersifat ofensif dan mampu memberikan
akibat buruk pada lingkungan ambiennya, hal itu dikarenakan
karakteristik effluent limbah cair tahu yang panas, asam, dan
mengandung bahan organik yang tinggi, karena sifat inilah kandungan
oksigen terlarutnya juga nol. Pencemaran yang dilakukan terus
menerus akan mengakibatkan mati nya organisme yang ada dalam air,
menginggat air berubah kondisinya menjadi anaerob.
Limbah cair tahu tanpa pengolahan akan menimbulkan bau.
Limbah cair tahu yang tidak diolah dan dibuang kesungai menimbulkan
bau yang tidak sedap serta menjadikan air berwarna hitam. Selain
mengandung bahan polutan yang mencemari lingkungan limbah cair
tahu mengandung unsur hara yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

C. Pengelolaan Limbah Industri Tahu


Limbah tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses
pembuatan tahu maupun pada saat pencucian edelai. Limbah yang
dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat industri tahu
belum dirasakan dampaknya karena limbah padat industri tahu bisa
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Berikut beberapa solusi dalam
pengelolaan limbah pabrik tahu :

7
1. Sebagai Pupuk Organik Cair Dengan Penambahan Effektive
Mikroorganisme-4 (Em-4)
Sehubungan dengan itu limbah cair industri tahu dapat
diolah kembali atau daur ulang menjadi pupuk organik dikarekan
limbah cair tahu mengandung senyawa-senyawa organik yang bisa
dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman.
Limbah cair tahu diolah denganpenambahan 5% EM-4,
yang diawali dengan pencairan gula merah dengan perbandingan
1:1 yaitu 5% EM-4 yang digunakan sama dengan 5% gula merah
yang telah dicairkan. Proses ini bertujuan untuk membangunkan
mikroorganisme yang tidur dan mengaktifkan mikroorganisme
yang ada pada EM-4 dari kondisi dorman sehingga
mikroorganisme dapat bekerja.
Menurut hasil penelitian pada Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan, EM-4 merupakan bahan yang membantu
mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan
kualitasnya. Untuk mempercepat proses pengomposan dengan
bantuan effective microorganisms (EM4) berlangsung secara
anaerob, dengan metode ini,bau yang dihasilkan ternyata dapat
hilang bila proses berlangsung dengan baik. Selain itu, EM-4 juga
bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih
baik serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan dengan demikian
penambahan EM-4 akan membuat tanaman menjadi lebih subur,
sehat, dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tumbuhan yang
pada umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan, terutama
pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun, dan batang.
Nitrogen juga berfungsi dalam proses pembentukan hijau daun
atau klorofil, klorofil sangat berguna untuk membantu fotosintesis.
Tanaman yang mengalami defisiensi N mengakibatkan
pertumbuhan terhambat, daun menjadi kuningdan layu, untuk
meningkatkan kadar Nitrogen dari limbah cair tahu sebaiknya

8
ditambahkan bahan organik lainya yaitu sabut kelapa. Upaya untuk
meningkatkan kadar Nitrogen, Posfor, Kalium pada limbah cair
tahu sebaiknya ditambahkan dengan bahan organik lain yaitu
sabut kelapa. Untuk meningkatkan kadar Corganik pada limbah
cair tahu sebaiknya ditambahkan kotoran sapi.
2. Menggunakan Teknologi Plasma
Mengatasi kekurangan pada proses pengolahan limbah
yang sudah ada maka dapat digunakan teknologi plasma.
Teknologi ini termasuk dalam green teknologi karena tidak
menggunakan bahan kimia dan dengan teknologi tersebut
pengolahan limbah lebih cepat, tidak membutuhkan lahan yang
luas serta hasil akhir yang ramah lingkungan.
Teknologi plasma untuk mengolah limbah cair memiliki
banyak kelebihan dibanding dengan cara konvensional,
mikrobiologi maupun membran filtrasi. Proses penguraian
senyawa organik oleh plasma berlangsung sangat cepat serta
spesies aktif yang dihasilkan dapat menguraikan hampir seluruh
senyawa organik yang terkandung dalam air limbah.
Plasma ini biasanya dibentuk dengan memanfaatkan
tegangan listrik, yaitu dengan menghadapkan dua kutub elektroda
dengan memberikan tegangan listrik searah yang cukup tinggi
yang nantinya akan menghasilkan loncatan ion. Ion positif dan
negatif yang dihasilkan bergerak bebas mengikat elektron-
elektron. Teknologi ini menguraikan, membersihkan, dan tidak
mengendapkan. Kimia pun terurai sehingga tidak ada endapan
lain, hasilnya air akan menjadi bersih.Ozon sendiri dapat dibuat
menggunakan teknologi plasma. Dewasa ini teknologi plasmalah
yang paling banyak dipergunakan untuk membuat ozon.
Plasma adalah zat keempat selain zat klasik padat, cair, dan
gas. Plasma zat keempat ini ditemukan pada tahun 1928 oleh
ilmuan Amerika, Irving Langmuir dalam eksperimenya melalui
lampu tungsten filament. Plasma juga disebut gas terionisasi

9
adalah keadaan benda fase gas berenergi, yang sering disebut
sebagai zat keempat. Hasilnya adalah sebuah koleksi ion dan
elektron yang tidak lagi terikat satu sama lain. Karena partikel-
partikel ini terionisasi (bermuatan).
Teknologi plasma dapat langsung digunakan dalam proses
pengolahan limbah organik, dan apabila air limbah mengandung
logam maka akan terjadi gumpalan atau pembentukan flok pada
waktu proses pengolahan yang merupakan proses destabilisasi.
Salah satu cara pembuatan plasma dalam air, pembuatan plasma
dalam air hampir sama dengan pembuatan plasma diudara.
Plasma dalam air menyebabkan timbulnya berbagi reaksi fisika
dan kimia, seperti sinar ultra violet, shockwave, spesies aktif (OH,
O, H, H2O2 ) serta termal proses.
Banyaknya reaksi fisika dan yang dihasilkan oleh plasma,
menjadikan teknologi ini dapat merangkum beberapa proses yang
dibutuhkan dalam proses pengolahan limbah organik. Sinar
ultraviolet yang dihasilkan mampu mengoksidasi senyawa organik
sekaligus membunuh bakteri yang terkandung dalam air limbah.
Shockwave yang ditimbulkan mampu menghasilkan spesies aktif
yang merupakan oksidan kuat yang dapat mendegradasi berbagai
senyawa organik sekaligus membunuh bakteri yang terkandung
dalam air limbah.
Spesies aktif tersebut merupakan oksidan kuat yang dapat
mengoksidasi berbagai senyawa organik sekaligus membunuh
bakteri dalam limbah cair tersebut, spesies aktif tersebut kemudian
bereaksi dengan unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N), sulfur (S) yang terdapat dalam limbah cair industri
tahu tersebut. Tumbukan elektron dan ion dengan molekul molekul
mengakibatkan terjadi reaksi kimia melalui oksidasi dan reduksi.
Menurut Bismo, spesies aktif itu merupakan oksidan kuat
yang dapat mengoksidasi berbagai senyawa organik sekaligus
membunuh bakteri yang terkandung dalam air limbah. Plasma

10
dalam air juga berperan dalam berbagai proses penguraian
senyawa organik.
Zat yang terbentuk dari reaksi plasma dengan bahan
organik limbah cair industri tahu tersebut berupa gas. Apabila zat
hasil reaksi berfasa gas maka akan keluar gelembung- gelembung
gas disekitar batang katoda yang kemudian akan bergerak keatas
permukaan air, jadi semakin banyak gas yang keluar dan kotoran
yang mengendap pada pengolahan limbah cair industri tahu
menggunakan teknologi plasma, maka kandungan COD dan TSS
dalam limbah cair tersebut juga akan berkurang.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebagaimana telah diuraikan mengenai
pengelolaan limbah pabrik tahu, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil limbah dari Industri Tahu adalah :
a. Limbah Padat : dapat di olah menjadi oncom atau tahu gembos dan
bahan makanan ternak
b. Limbah Cair : menimbulkan pencemaran yang cukup berat jika tidak
dilakukan pengolahan sebelum dibuang, karena mengandung
polutan organik yang cukup tinggi, polutan organik yang dibuang jika
di biarkan akan menimbulkan bau busuk
2. Pengelolaan dan pemanfaatan limbah cair Industri Tahu adalah :
a. Sebagai Pupuk Organik Cair Dengan Penambahan Effektive
Mikroorganisme-4 (Em-4)
b. Menggunakan Teknologi Plasma

B. Saran
Lingkungan adalah tempat tinggalnya seluruh makhluk di muka bumi
ini yang harus kita jaga dengan baik, dan lingkungan juga berfungsi sebagai
paru-paru bumi. Jika salah satu lingkungan kita rusak, maka akan terjadi
ketidakseimbangan di muka bumi ini seperti munculnya berbagai penyakit
akibat tercemarnya sungai-sungai yang disebabkan oleh pembuangan
limbah yang tidak dikelola terlebih dahulu. Jadi, ada baiknya mulai dari
sekarang ini kita memperhatikan tempat kita bernaung selama kita hidup di
dunia ini yaitu Bumi

12
DAFTAR PUSTAKA

Agung R, Tuhu. Pengolahan Air Limbah Industri Tahu Dengan


Menggunakan Teknologi Plasma. Yogyakarta.

Azrul Disyamto, Dwi.,dkk. 2014. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan


“Pengolahan Limbah Cair Indstri Tahu Menggunakan Tanaman
Thypa Latifolia Dengan Proses Fitoremediasi”. Pekanbaru.

Bismo.S.,dkk. 2008. Studi Awal Degradasi Fenol Dengan Teknik


Ozonisasi di Dalam Reactor Annular. Universitas Indonesia. Jakarta.

Samsudin, Winda.,dkk. 2018. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK)


Vol.1. Makassar.

13

Anda mungkin juga menyukai