Anda di halaman 1dari 20

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 NAMA 1. 2. 3. 4. 5. 6.

HIJRIA RIZKI BENGAWAN IMANUEL HAGANTA TARIGAN MUHAMMAD BAYU ADINEGORO MUTIA SHAYNA HARDIYANTI TRIA WULANDARI TRI WAHYUNI NIM 1109045048 1109045022 1109045015 1109045051 1109045040 1109045047

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3 BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 12 BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 15 4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 15 4.2 Saran .................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan Negara yang terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya yang beraneka ragam sehingga menyebabkan munculnya berbagai macam indusrti yang bergerak dalam observasi, eksplorasi dan distribusinya baik milik pemerintah maupun swasta.

Dari hasil produksi tiap industri pasti menghasilkan hasil buangan yang berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan. Limbah yang dihasilkan dapat berupa padat, cair dan gas. Oleh karena itu, setiap limbah yang dikeluarkan dalam produksi harus diolah terlebih dahulu secara sistematis sehingga tidak membahayakan bagi kelangsungan makhluk hidup dan lingkungannya.

Salah satu industri terbesar dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia adalah industri kertas dan pulp. Menurut, Direktur Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Aryan Wargadalam, industri pulp dan kertas masih memimpin sebagai penopang utama kinerja investasi dan penjualan industri hasil hutan dan perkebunan. Tahun 2012, produksi pulp nasional dibidik mencapai 8 juta ton atau naik 5,26% dari tahun sebelumnya 7,6 juta ton. Sedangkan total produksi kertas nasional pun diharapkan menembus angka 13 juta ton tahun ini atau naik 8,33% dibandingkan pencapaian tahun lalu sekitar 12 juta ton.

Berdasarkan data tersebut dapat kita ketahui bahwa industri pulp dan kertas menghasilkan produk yang sangat besar dengan kemungkinan limbah yang dihasilkan juga besar. Untuk mengatasi limbah tersebut maka dari pemilik industri dapat melakukan pengolahan limbah 3

terutama limbah padatnya sehingga tidak membahayakan lingkungan dan berguna bahkan dapat memiliki nilai ekonomis. Pengolahan limbah padat dari industri pulp dan kertas adalah pupuk, etanol, biobriket dan arang aktif.

Oleh karena itu, disusunlah makalah mengenai limbah padat pada industri pulp dan kertas untuk dapat mengetahui pengolahan limbah terutama dalam bentuk padat dalam industri ini sehingga suatu industi tidak hanya menghasilkan produk yang bernilai jual dengan hasil limbah yang seminimal mungkin.

1.2.

Tujuan

a. Mengetahui hasil limbah industri pulp dan kertas. b. Mengetahui cara pengolahan limbah padat dalam proses produksi industri pulp dan kertas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Limbah
Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limbah dapat dibedakan berdasarkan nilai ekonomisnya dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu: 1. Limbah yang memiliki nilai ekonomis, limbah dengan proses lebih lanjut atau diolah dapat memberikan nilai tambah. Contohnya : limbah dari pabrik gula yaitu tetes , dapat digunakan sebagai bahan baku pabrik alkohol, ampas tebunya dapat dijadikan bubur pulp dan dipakai untuk pabrik kertas. 2. Limbah non ekonomis, limbah yang tidak akan memberikan nilai tambah walaupun sudad diolah, pengolahan limbah ini sifatnya untuk mempermudah sistem pembuangan. Contohnya : limbah pabrik tekstil yang biasanya terutama berupa zat-zat pewarna.

Berdasarkan sifatnya, limbah dapat dibedakan menjadi : 1. Limbah padat merupakan hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik tapioca yang berupa onggok, limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik pengalengan jamur, limbah dari industri pengolahan unggasn dan lain-lain.

Limbah padat dibagi menjadi 2, yaitu : a. Dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok. b. Tidak dapat didegradasi, contohnya plastic, kaca, tekstil, potongan logam. 2. Limbah cair adalah sisa dari proses usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Contohnya antara lain : limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung protein, limbah dari industri pengolahan suhu. 3. Limbah gas atau asap adalah sisa dari proses usaha dan atau kegiatan yang berwujud gas atau asap. Contohnya dari limbah pabrik semen.

B. Pengertian Limbah Padat Industri


Limbah padat industri adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, atau bubur yang berhasil dari suatu proses pengolahan. Dalam konsep lingkungan didefinisikan limbah padat dibagi menurut jenisnya, yaitu: 5

1. Municipal, yaitu limbah perkotaan dihasilkan oleh perumahan dan perkantoran, biasa disebut sebagai sampah (trash), berupa : kertas, sampah taman, gelas, logam, plastik, sisa makanan serta bahan lain seperti karet, kulit, dan tekstil. 2. Non-municipal, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan industri, pertanian,

pertambangan, dengan jumlah yang jauh lebih besar dari pada sampah perkotaan.

Berdasarkan sifatnya, limbah padat terbagi atas: 1. Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. 2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable) Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi: 1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. 2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: a. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. b. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

C. Pengolahan Limbah Padat Industri Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan Limbah padat tanpa pengolahan limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu.

Faktor-faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat industri tersebut adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Limbah Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan. 2. Sifat fisik dan kimia Limbah Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru. 3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul. 4. Tujuan akhir dari pengolahan Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat nonekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau dimanfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah. 1. Pemisahan Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya : (i) Sistem Balistik. adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran / berat / volume, (ii) Sistem Gravitasi, adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam, (iii) Sistem Magnetis, adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusunan Ukuran Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah. 3. Pengomposan Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk sampah kota buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya. 4. Pembuangan limbah Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu : a. Pembuangan di laut Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan : (i) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan, (ii) Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal, (iii) Laut menjadi dangkal, (iv) limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh biota laut. b. Pembuangan di darat atau tanah Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : (i) Pengaruh iklim, temperatur dan angin, (ii) Struktur tanah, (iii) Jaraknya jauh dengan permukiman, (iv) Pengaruh terhadap sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora.

D. Industri Pulp dan Kertas Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat adalah serat limbah (sludge) industri pulp dan kertas. Limbah Lumpur yang mempunyai yang mempunyai kadar padatan sekitar 20 30%, yang selama ini penanganannya di tumpuk di lokasi pabrik pada lahan tertentu, dan sewaktu-waktu dibuang sebagai landfill. Pemasalahan yang ada di industri pulp dan kertas adalah lahan untuk pembuangan serat limbah industry pulp yang sangat terbatas dan pada lokasi tersebut dapat menimbulkan gangguan pada lingkungan. Pembuangan limbah padat dengan cara ini dapat menimbulkan suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih baik. Untuk mengantisipasi hal ini, maka banyak diperlukan penelitian penelitian tentang serat limbah industri pulp dan kertas. 8

Gambar. Industri pulp dan kertas

PROSES PEMBUATAN BUBUR KERTAS (PULP) Kertas yang sering kita gunakan itu biasanya terbuat dari kayu yang diolah dengan teknologi modern sehingga sampai ketangan kita. Untuk lebih mengenal kertas yang kita gunakan mari kita pelajari proses pembuatan kertas. Proses pembuatan pulp ada dua macam yaitu secara kimia (chemical pulping) dan proses mekanikal (mechanical pulping). Tapi di sini akan dibahas secara garis besar saja agar lebih mudah dipahami.

Kertas yang sering kita gunakan itu terbuat umumnya terbuat dari kayu atau lebih tepatnya dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis ini berserat pendek sehingga kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu ini dicampur dengan kayu yang berserat panjang contohnya pohon pinus.

Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker. Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci. Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan ditempat penampungan. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. Chip di masak dengan cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor.

Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.

Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan 10

(bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.

Proses Pembuatan Kertas (Paper machine)

11

Sebelum masuk ke area paper machine pulp diolah dulu pada bagian stock preparation. bagian ini berfungsi untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi poripori diantara serat kayu).

Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock (campuran pulp, bahan kimia dan air). Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu dengan alat yang disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox. Headbox berfungsi untuk membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) di atas fourdinier table.

Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %. Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).

Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

Dampak Ekonomi Global Bagi Industri Pulp dan Kertas


Industri Pulp dan Kertas merupakan industri yang bergerak dan berproduksi tentang pulp dan kertas. Industri ini begitu dahsyat sekali. Pada sumber makalah Cifor menyebutkan industri Pulp dan paper di Indonesia mengalami perkembangan yang cepat yaitu hampir 700% sejak akhir 1980an. Kapasitas produksi pulp Indonesia meningkat 606.000 ton/th pada 1988 menjadi 4,9 juta pada tahun 1999, sementara kapasitas pengelolahan kertas bertambah dari 1,2 juta menjadi 8,3 juta ton dalam periode yang sama. Pada tahun 2006 bahkan Indonesia pernah menjadi produksi pulp peringkat 9 dunia dan produksi kertas peringkat 12 dunia.

Tapi setelah terjadi Krisis Ekonomi global pada akhir tahun 2008 mengalami goncangan cukup besar bagi Indutri pulp dan kertas di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pada awal tahun 2009 yakni tepatnya 23 februari 2009 beberapa perusahaan mengalami penurunan 12

operasi pabrik. Perusahaan ini yaitu PT Riau Andalan Pulp and Paper ( RAPP) dan PT Arara Abadi, perusahaan ini berdomisili di Riau semua. Manajer Public relations PT RAPP Nandik Sufaryono berkilah Operasi pabrik saat ini hanya berjalan sekitar 70%. Dampak krisis yang belum pulih membuat kita mesti malakukan efisiensi secara menyeluruh

Krisis Global yang bermula akibat adanya kesalahan pemerintah AS terhadap asuransi Lehman Brother ini. Memaksa Perusahaan Pulp dan paper seperti PT RAPP dan PT Arara Abadimengefisienkan operasi produksi bubur kertas. Hal ini tentu akibat dampak Krisis keuangan global dan perusahaan mengalami kekurangan bahan baku. Hal ini juga mengakibatkan perusahaan mengurangi jumlah tenaga kerja . Perusahaan Industri Pulp dan Paper di Riau tersebut yakni PT RAPP dan PT Arara Abadi telah mengurangi karyawan yaitu 1.697 pekerja. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran dan menghemat biaya yang ada sehingga kerugian dapat diminimalisir Bahkan PT RAPP juga harus menarik suplai listrik 7 megawatt ( Mw) untuk kebutuhan kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, RAPP benar-benar ingin berhemat supaya biaya produksi dapat ditekan.

Krisis Global juga berdampak dengan menurunnya jumlah konsumen luar negeri yang membeli produk pulp dan kertas dalam negeri. Hal in juga menambah beban berat bagi perusahaan pulp dan kertas dalam negeri. Dengan adanya penurunan jumlah pembeli ini akan mengakibatkan produksi dikeluarkan sedikit sehingga pendapatan perusahaan akan berkurang. Pembeli mengurangi barang pembelian karena biaya yang ada digunakan untuk mengurangi efek krisis global. Wajar bila jumlah produksi bubur kertas dikurangi karena jumlah kebutuhan kosumen berkurang.

13

14

BAB III PEMBAHASAN


Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat adalah serat limbah (sludge) industri pulp dan kertas. Pembuangan limbah padat dengan cara ini dapat menimbulkan suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih baik. BAHAN BAKU PULP - Kayu daun jarum - Kayu daun lebar - Non kayu - IKM Kertas Karton - IKM karton - Arang Aktif - Produksi Etanol

Chemical Recovery

Pulp Belum Putih

Kertas

Rayon tekstil Pulp putih Kertas + Kertas Bekas Cmc makanan & cat Cellulosa acelate Cellulosa nitrate

Limbah -Padat -Cair -Gas - Biobriket

15

Pengolahan Limbah Padat pada Industri Pulp dan Kertas: a. Biobriket Limbah padat industri pulp dan kertas berasal dari berbagai unit proses dan merupakan bahan organic atau biomassa yang tidak berguna yang berpotensi sebagai bahan bakar yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi bahan bakar berupa biobriket. Pemanfaatan sebagai biobriket didasarkan atas potensi yang dimiliki lumpur, yaitu mempunyai kadar organik total minimal 60% dan nilai panas minimal 3000 kalori/gram. Efisensi pembakaran tergantung pada kadar abu, lumpur yang relative tinggi, lebih dari 30% dan kadar air lumpur yang masih terlalu tinggi untuk dibakar.

Produk biobriket yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan energy alternative pengganti kriket batu bara yang diketahui berasal dari sumber alam yang tidak dapat diperbaharui. Karakteristik industri pulp dan kertas sangat bervariasi tergantung dari bahan baku dan produk yang dihasilkan. Sumber limbah padat yang terbesar dan banyak menimbulkan permasalahan berasal dari lumpur hasil pengolahan air limbah. Limbah lumpur ini dapat dibedakan yaitu lumpur primer yang berasal dari pengolahan fisika dan kimia dan lumpur sekunder yang berasal dari proses biologi. Limbah lumpur ini pada umumnya sudah mendapat perlakuan pemisahan air hingga mempunyai kadar padatan sekitar 20 30%. Limbah padat ini mengandung bahan organic berserat yang bersifat mudah dibakar.

Lindi hitam yang merupakan limbah cair dari industri pulp, selama ini dimanfaatkan dalam proses pemberian bahan kimia. Potensi energinya banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar subtitusi pada unit boiler. Lindi hitam yang merupakan hasil sampingan pabrik pulp merupakan bahan bakar cair dalam industri ini. Lindi hitam mengubah energi kimia yang dikandungnya menjadi energi panas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran biobriket adalah ukuran partikel, kecepatan aliran udara, jenis bahan bakar, dan suhu udara pembakaran. Proses pembuatan biobriket adalah lumpur yang sudah halus dan homegan yang beratnya sama dicampur dengan lindi hitam dan diaduk sempurna menjadi adonan yang siap dicetak menjadi bentuk biobriket. Variasi komposisi lindi terhadap lumpur adalah: 0, 10, 20, 30, dan 40% berat. Pencetakan dilakukan dengan alat press dengan penekanan diatur pada 500, 1000, dan 1500 kPa selama 2 menit. Briket yang dihasilkan dikeringkan selama 3 hari.

16

b. Menjadi Arang Kompos Bioaktif Arang kompos bioaktif (arkoba) adalah gabungan antara arang dan kompos yang dihasilkan melalui teknologi composting dengan bantuan mikroba Lignoselulotic yang tetap bertahan dalam kompos, mempunyai kemampuan agen hayati sebagai biofungisida untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit akar sehingga disebut bioaktif. Keunggulan lain dari arkoba adalah karena keberadaan arang yang menyatu dalam kompos, yang bila diberikan pada tanah ikut terambil dan berperan sebagai agen pembangun keseburan tanah. Sebab arang mampu meningkatkan pH tanah sekaligus memperbaiki sirkulasi air dan udara dalam tanah. Manfaat arang kompos bioaktif: 1. Arang kompos dapat ditingkatkan jadi pupuk organic melalui pengkayaan unsure hara dengan bahan-bahan organic alam. 2. Memacu perkembangan mikroorganisme tanah, meningkatkan nilai kadar tukar kation tanah, pH pada tingkat yang lebih sesuai bagi pertumbuhan tanaman, sehingga cocok untuk reklamasi lahan yang mempunyai tingkat kesuburan dan keasamaan tanah yang rendah. 3. Arang kompos mempunyai sifat yang lebih baik dari kompos karena keberadaan arang yang menyatu dalam kompos. 4. Penggunaan arang kompos merupakan upaya untuk menjaga stabilitas bahan organic tanah. Agar kelestarian produktivitas tanaman terjaga.

c. Pemanfaatkan

Serbuk

Kayu

Untuk

Produksi

Etanol

Dengan

Perlakuan

Pendahuluan Deglnifikasi Menggunakan Jamur Proses pebokahan serbuk kayu menjadi etanol dapat dilakukan dengan menggunakan metode sakarifikasi-fermentasi secara simultan. Sakarfikasi fermentasi secara stimulan adalah suatu proses yang dapat dilakukan untuk mengubah selulosa kayu menjadi etanol dalam 1 tahap fermentasi. Dalam proses ini selulase dan setiap glukosa yang terbentuk langsung dimanfaatkan oleh yeast untuk diubah menjadi etanol, sehingga dengan demikian konsentrasi glukosa yang terdapat di dalam medium selalu rendah dan member kemungkinan hasil etanol yang maksimum. Kendala yang dihadapi hidrolisis serbuk kayu dengan cara enzimatis yang menyebabkan rendahnya laju hidrolisis, salah satunya adalah adanya kandungan lignin dalam serbuk kayu tersebut.

d. Pemanfaatan Serat Limbah Industri Pulp Menjadi Karton

17

Karakteristik serat limbah industri pulp dan kertas ditentukan oleh sejumlah faktor, seperti sumber dan jumlahnya, sifat-sifat fisik, komposisi kimia serta tingkat pengolahan yang dilakukan. Ada beberapa macam serat limbah yang dikeluarkan oleh industry pulp dan kertas dan hasil pengolahan air limbahnya, yaitu lumpur primer hasil pengolahan primer dan lumpur sekunder hasil pengolahan tahap kedua.

Proses pulping: Timbang serat limbah kering oven 13,5 gr, rendam dengan 1 liter air selama 12 jam, selanjutnya diuraikan dalam disintegrator sebanyak 3000 putaran, tambahan perekat tapioca 5% dan kaolin 5% diaduk hingga diperoleh larutan stok homogen.

18

BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan
Cara pengolahan limbah kertas dan bulp dapat dengan : a. Biokret, b. Dapat diubah menjadi arang kompos bioaktif, c. Pemanfaatkan Serbuk Kayu Untuk Produksi Etanol Dengan Perlakuan Pendahuluan Deglnifikasi Menggunakan Jamur, dan d. Pemanfaatan Serat Limbah Industri Pulp Menjadi Karton

b. Saran Diharapkan untuk kedepannya pembuatan kertas dapat diolah kembali sebagai alternative lain yang berguna atau bernilai ekonomis sehingga memiliki nilai jual.

19

DAFTAR PUSTAKA
R. Murni, Suparjo. Akmal, BL. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah. Univeritas Jambi. Indonesia.

Anonim. 2012. Pengolahan Limbah Industri. Jakarta.

http://gsmlina.blogspot.com/2009/11/teknologi-inovasi-penanganan-limbah.html

http://wwwpulpdankertasblogspotcom.blogspot.com/2011/04/pulp-dan-kertas_03.html

http://nada-ilmu-23.blogspot.com/2013/01/limbah-industri-kertas.html

20

Anda mungkin juga menyukai