PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing bagi kita.Di
suatu lingkungn kampus seringkali sebuah kampus mengalami permasalahan tentang
kebersihan.Hal ini di sebabkan oleh para mahasiswa/i yang membuang limbah
sembarangan.
Limbah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia.
Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, limbah
selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia
menghasilkan puluhan ton limbah. Limbah-limbah itu diangkut oleh truk-truk khusus
dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapaapakan lagi. Dari hari ke hari limbah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit limbah
seperti yang sering kita lihat.
limbah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di
sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, limbah sering dihinggapi lalat. Dan juga
dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti limbah itu dapat merugikan,
tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi
masyarakat, limbah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan
limbah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menanganinya.
1
`
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan.Adapun tujuan di adakannya
penelitian ini adalah:
1.Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk tidak membuang limbah sembarangan.
2. Untuk memberikan pengarahan bahwa membuang limbah pada tempatnya itu sangat
penting.
3. Untuk mengetahui pengaruh limbah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis limbah
5. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang limbah
6. Untuk mengetahui cara mengolah limbah
7. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang limbah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Limbah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Limbah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
2
`
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
Limbah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Limbah alam
2.
Limbah manusia
3.
Limbah konsumsi
4.
Limbah nuklir
5.
Limbah industri
Berdasarkan sifatnya
1.
2.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
1.
Biodegradable: yaitu limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: limbah dapur, sisa-sisa hewan, limbah
pertanian dan perkebunan.
2.
Non-biodegradable: yaitu limbah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
o
Recyclable: limbah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Non-recyclable: limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan
lain-lain.
a.Limbah Padat
Limbah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan limbah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal,
gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari
barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan,
kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Adapun Limbah padat yang berasal dari Hasil Buangan Industri Berupa Padatan,
Lumpur Atau Bubur Yang Berasal Dari Suatu Proses Pengolahan (Daryanto, 1995).
Sumber Limbah Padat:
Pabrik Gula
Pulpen
Kertas
Rayon
Plywood
Limbah Nuklir
Lumpur
Limbah Radioaktif
Bongkaran Bangunan
4
`
Amoniak (NH3)
Methan (CH4)
CO2
CO
Gas ini akan timbul, bila limbah padat ditimbun dan membusuk karena adanya
mikroorganisme. Dengan adanya musim hujan dan kemarau, akan terjadi proses
pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
[2]. Penurunan kualitas udara
Dalam sampah yang ditumpuk akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3
methane yang bila melebihi Nilai Ambang Batas akan merugikan manusia, di mana
kadar H2S sebesar 50 ppm akan membawa mabuk dan pusing.
[3]. Penurunan kualitas air
Karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan/bersama-sama air
limbah, maka akan menyebabkan air menjadi keruh dan rasanya berubah.
b.Limbah Cair
Macam Macam Limbah Cair Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud
cairan, berupa air beserta bahan-bahan buanga lain yang tercampur (tersuspensi)
maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu :
1.
5
`
Yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan
perdagangan, perkantoran dan sarana sejenis. Contoh limbah cair domestic adalah
air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
2. Limbah cair industri
Yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh limbah cair industri adalah air
sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari
sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil.
3. Rembesan dan Luapan
Yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber memasuki saluran
pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan
dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan
melalui pipa yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi
melalui bagian saluran yang membuka atau terhubung ke permukaan. Contoh
limbah cair yang dapat merembes dan meluap ke dalam saluran pembuangan
limbah cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat
parker, halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau
perkebunan.
4. Air Hujan
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah.
Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikelpartikel buangan padat atau cair sehingg dapat disebut sebagai limbah cair.
.
Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan
kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit
disentri, tipus, kolera dsb.
Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan
kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Oleh karena itu merupakan satu kesadaran dari masing-masing individu untuk
mengurangi dampak limbah air itu.Dalam kehidupan manusia, limbah dalam jumlah
besar datang dari aktivitas industri ,misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi limbah pada suatu waktu, dengan jumlah
limbah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
6
`
untuk mencegah limbah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah
sembarangan misalnya membuang ke selokan, sungai dan jenis aliran air lainnya.
c. Limbah Gas
Limbah Gas adalah Limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas,Limbah gas dapat
dilihat dalam bentuk asap, Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat
luas. Contoh limbah gas adalah pembuangan kendaraan bermotor.pembuatan bahan
bakar minyak juga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
d. Limbah B3
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) menurut PP No.18 tahun 1999,yang di
maksud dengan Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya atau beracun karena sifat,atau konsentrasinya juga bisa karena jumlah
kandungannya.
Baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan lingkungan hidup
dan atau membahayakan lingkungan hidup,kesehatan,kelangsungan hidup
Manusia serta makhluk hidup lain.adapun contoh dari Limbah B3 dapat pula berasal
dari bahan baku berbahaya dan beracun yang tidak bisa di gunakan lagi karena rusak
,sisa kemasan,sisa proses,oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolaan
khusus ,bahan kimia kadaluarsa ,tumpahan,bekas kemasan dan buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi.Struktur kandungan dari Limbah B3 kebanyakan terdiri dari
karbon,hydrogen dan oksigen, Dapat juga mengandung halogen,sulfur,nitrogen dan
logam berat
Adapun karakteristik dari Limbah B3 yaitu : mudah meledak,mudah terbakar,bersifat
reaktif,beracun,menyebabkan infeksi,bersifat korosif
Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode
penimbunan terbuka, . Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
7
`
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau
busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke
tanah dan mencemari tanah serta air.
2.
Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah.
Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik
lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta
gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
3.
insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat
yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi
menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk
pemanas ruangan.
4.
Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya limbah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna,
mengurangi
penggunaan
bahan
baku
yang
baru,
mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
8
`
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu
strategi pengelolaan limbah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan
komponen utama dalam manajemen limbah modern dan bagian ketiga adalam proses
hierarki sampah3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
a. Bahan bangunan
Material
bangunan
bekas
yang
telah
dikumpulkan
dihancurkan
dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah,
dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan
hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.
b. Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit.
Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam
pemprosesanya.Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium,
harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah
untuk didaur ulang.
c. Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak
didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat
didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang
elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih
dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama
dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan
diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih
belum jelas.
d. Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk
salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya
9
`
dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan
pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di
dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi
kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang
dengan tidak terbatas.
e. Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan
dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat
juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan
pelapis
jalan
dengan
menggunakan
30%
material
kaca
daur
ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah
dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami
penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur
ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi
bahan yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja,
terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat
kode
mengenai
jenis
plastik
yang
membentuk
material
tersebut
sehingga
mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga
3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu
menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan,
misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain,
sehingga mempermudah proses daur ulang.
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secara fisika.
A.
Penyaringa (Screening)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak
yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan
cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel
partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk
proses selanjutnya.
C.
Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau
bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan
yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di
tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel
tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah
ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal
juga metode pengapungan (Floation).
D.
Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau
lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil ( 30 120 mikron).
Gelembung udara tersebut akan membawa partikel partikel minyak dan lemak
ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
11
`
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan
melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses
pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan).
Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit
dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau
senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke
proses pengolahan selanjutnya.
2.
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa
serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan 1 3 m. limbah cair
kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati
media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung
dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke
dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan
untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah.
Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut,
sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b.
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri
aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa
jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen).
Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.
12
`
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan
dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang
tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun
sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).
Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode
pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan
multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif,
pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal
ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier
cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4.
Desinfeksi (Desinfection)
Efektivitas zat
Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (O).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan
limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.
5.
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang
secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan
limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob
digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke
lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated)
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida
14
`
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan
berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga
digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan
cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari
hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah
katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan
pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih
sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.
2.
a.
Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong.
Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh
(sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses
industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain
sebagainya
b.
Pengendap Siklon
15
`
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah
pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui
tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u 40 u.
Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c.
Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah
adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt,
sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak
dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter
basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut
menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
d.
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran
partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali,
yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa
sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan
jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan
tergantung pada dimensi alatnya.
e.
Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah
(volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat
membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan
antara 25 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi
muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar
16
`
dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan
menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara
kotor seolah olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara
bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran
yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan
berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
Penanganan Limbah B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun,
dibakar atau dibuang ke lingkungan , karena mengandung bahan yang dapat membahayakan
manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih
khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi,
maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang daya racunnya. Setelah
diolah limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang khusus untuk mencegah
resiko terjadi pencemaran. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya
diterapkan adalah sebagai berikut.
1.
Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses
pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/
solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia
dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil
atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.
Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik.
Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat
melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil
pembakaran tidak mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal
dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan
mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi
adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun
dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3
17
`
dan biaya yang diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik.
Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi
merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan
makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke
dalam rantai makanan di ekosistem.
2.
a.
dengan cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di
bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini
akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun,
sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya
lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes kelapisan tanah.
b.
limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3.
Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika
air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan
metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada
kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air
limbah sehingga mencemari udara.
c.
metode pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong,
kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah
B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol
kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat
menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan
18
`
metode yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan
tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan limbah yg tidak berbahaya
dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk limbah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah limbah.
Metode pengelolaan limbah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat
limbah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Pengolahan Limbah Padat
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu: Limbah padat tanpa
pengolahan dan limbah padat dengan pengolahan
Limbah padat tanpa pengolahan:
Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya, bisa
langsung dibuang ke tempat tertentu seperti TPA.
Limbah padat dengan pengolahan:
Limbah padat yang mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya, harus diolah
dahulu sebelum dibuang ke tempat tertentu.
19
`
20
`
Sifat fisik: mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan dan pilihan
pengolahan.
Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara
membentuk senyawa baru.
3. Kemungkinan Pencemaran Dan kerusakan Lingkungan Karena Lingkungan ada yang
peka / tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu diperhatikan :
Tempat pembuangan akhir (TPA)Unsur yang akan terkena
Tingkat pencemaran yang akan timbul
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode
pengumpulan air limbah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik
hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan limbah mempunyai sistem pengekstrasi gas
yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar
dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan
bakar gas untuk membangkitkan listrik.
B.Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat limbah. Pengkremasian
dan pengelolaan limbah lain yg melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan
panas". kremasi merubah limbah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal
ini bisa dilakukan untuk limbah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara
yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya limbah medis
(limbah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan
polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu
terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Limbah
menjadi energi (waste-to-energy) Limbah menjadi energi atau energi dari limbah adalah
terminologi untuk
menjelaskan
limbah
mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa
dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan
dan akan dijelaskan dibawah.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali limbah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari limbah
yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan limbah khusus), atau dari limbah
yang sudah tercampur.
Limbah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur
ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus
bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
proses
biologis
untuk
kompos,
atau
dikenal
dengan
istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana
yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.Contoh dari pengelolaan limbah
menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di
Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan
tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan
menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih
digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran
antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan
listrik dan uap.
Hirarki limbah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi limbah,
menggunakan kembali limbah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi limbah. Hirarki
limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi limbah.
Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produkproduk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
24
`
pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil limbah untuk membayar
sesuai dari pembuangan
Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah yang semakin penting dari
perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan
deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya
kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan
global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan,
tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam
kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan
keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa
perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan
lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di
universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai
organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.
26
`
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Limbah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Limbah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi limbah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan pemerintah
dalam usaha mengatasi masalah limbah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra
dari masyarakat adalah pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap produk
industri yang akhirnya akan menjadi limbah. Industri yang menghasilkan produk dengan
kemasan, tentu akan memberikan limbah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen.
Industri diwajibkan membayar biaya pengolahan limbah untuk setiap produk yang dihasilkan,
untuk penanganan limbah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun harus dibayarkan pada
pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah kemasan yang dihasilkan. Pajak
lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay Principle. Solusi yang diterapkan dalam hal
sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa
kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah
memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan limbah. Namun di sisi lain,
27
`
masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem
penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya limbah selama beberapa hari
di suatu Kota , tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus
dikeluarkan akibat pencemaran udara ( akibat bau ) dan air limbah, berapa besar biaya
pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan limbah ( municipal solid waste borne
disease), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau
limbah/sampah.
28
`