Anda di halaman 1dari 18

LIMBAH DI LINGKUNGAN HIDUP KITA

Berdasarkan keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang


Prosedur Impor Limbah, menyatakan bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau
bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari
aslinya.

Adanya benda buangan ini seringkali tidak diinginkan masyarakat karena dengan
konsentrasi dan kualitas tertentu dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap
manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya.

Saat ini jumlah limbah semakin meningkat karena hampir seluruh kegiatan manusia


menghasilkan benda ini, seperti kegiatan industri, rumah tangga, transportasi dan
lain sebagainya. Melihat kondisi seperti ini, pengelolaan limbah sangat diperlukan
untuk mengatasi berbagai dampak negatifnya.

1. Karakteristik
Karakteristik dari limbah meliputi:

a. Berukuran mikro

Partikel-partikel penyusun limbah berukuran mikro sehingga bersifat  kasat mata dan
sulit untuk dideteksi.
b. Bersifat dinamis

Limbah bersifat dinamis artinya limbah tidak diam di suatu tempat, namun selalu
bergerak dan berubah sesuai kondisi lingkungannya.

c. Berdampak luas

Penyebaran limbah dapat menjangkau wilayah yang luas karena ukurannya yang
kecil/mikro sehingga mudah menyebar dan tidak mudah terdeteksi secara langsung.
Selain itu, dampak dari limbah tidak hanya tertuju pada satu faktor, namun juga akan
mempengaruhi faktor-faktor lainnya.

d. Berdampak jangka panjang

Pemasalahan/dampak yang ditimbulkan limbah tidak dapat diatasi dalam waktu


yang singkat, namun membutuhkan waktu yang panjang bahkan diperlukan
kerjasama antar generasi untuk mengatasinya.

2. Jenis-Jenis Limbah
2.1 Jenis –jenis limbah berdasarkan wujudnya:
a. Limbah Padat

Limbah padat atau yang sering disebut sampah merupakan limbah yang berwujud
padat dan biasanya bersifat kering serta tidak dapat berpindah/menyebar jika tidak
ada yang memindahkannya. Limbah padat ini termasuk limbah yang paling sering
ditemukan di lingkungan, seperti sisa makanan, sampah plastik, pecahan kaca,
kertas bekas dan lain sebagainya.

b. Limbah Cair

Limbah cair merupakan sisa dari suatu kegiatan yang berwujud cair dan bercampur
dengan bahan-bahan buangan lainnya yang larut ke dalam air. Contoh limbah cair
yaitu air sabun bekas cucian, sisa pewarna kain, air tinja dan lain sebagainya.

c. Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas terdiri dari berbagai macam senyawa
kimia dan memanfaatkan udara sebagai medianya sehingga dapat menyebar
dengan mudah dalam wilayah yang luas. Contoh limbah cair yaitu karbon monoksida
(CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx), freon, dan lain sebagainya.

Tabel 1 Beberapa macam limbah gas yang umum ada di udara

No. Jenis Keterangan


1. Karbon monoksida (CO) Gas tidak berwarna, tidak berbau
2. Karbon dioksida (CO )
2 Gas tidak berwarna, tidak berbau
3. Nitrogen oksida (NO )
x Gas berwarna dan berbau
4. Sulfur oksida (SO ) x Gas tidak berwarna dan berbau tajam
5. Asam klorida (HCl) Berupa uap
6. Amonia (NH ) 3 Gas tidak berwarna, berbau
7. Metan (CH ) 4 Gas berbau
8. Hidrogen fluorida (HF) Gas tidak berwarna
9. Nitrogen sulfida (NS) Gas berbau
10. Klorin (Cl )
2 Gas berbau

d. Limbah suara

Limbah suara merupakan limbah berupa gelombang bunyi yang merambat di udara
dan menimbulkan gangguan. Contoh limbah suara yaitu suara-suara bising yang
dihasilkan kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik dan lain sebagainya.

2.2 Jenis limbah bedasarkan sumbernya:


a. Limbah domestik

Limbah domestik atau limbah rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga atau pemukiman penduduk, pasar dan rumah makan.
Contoh limbah domestik yaitu sisa-sisa makanan, air sabun bekas cucian dan lain
sebagainya.

b. Limbah industri

Limbah industri merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri yang
wujudnya tergantung dari apa yang diproduksi industri tersebut, seperti asap mesin
pabrik atau cairan buangan dari suatu pabrik.

c. Limbah pertanian

Limbah pertanian merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian


maupun kegiatan perkebunan, seperti jerami, sisa-sisa daun, kayu-kayu kecil dan
lain sebagainya.

d. Limbah pertambangan

Limbah pertambangan merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan


pertambangan.

e. Limbah pariwisata

Limbah pariwisata merupakan limbah yang berasal dari daerah pariwisata, seperti
asap kendaraan dan oli yang dibuang kapal atau speedboat di kawasan wisata
bahari.

f. Limbah medis
Limbah medis merukan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis, seperti jarum-
jarum suntik bekas di rumah sakit, zat-zat kimia obat dan lain sebagainya.

2.3 Jenis limbah berdasarkan senyawanya


a. Limbah organik
Limbah organik merupakan limbah yang meengandung unsur karbon atau berasal
dari makhluk hidup dan bersifat mudah membusuk/terurai oleh aktivitas
mikroorganisme baik aerob maupun anaerob. Limbah organik ini sangat mudah
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti sisa makanan, kotoran hewan, kulit
buah, sayur busuk, dan lain sebagainya.

b. Limbah anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak dapat atau sulit membusuk/terurai
secara alami oleh mikroorganisme pengurai contoh limbah anorganik yaitu plastik,
kaca, logam, baja, dan lain sebagainya.

c. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan limbah yang berasal dari kegiatan manusia. Limbah ini
mengandung senyawa kimia dan beracun sehingga sangat berbahaya bagi makhluk
hidup terutama manusia.

3. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun)
Bedasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan,
merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Karakteristik Limbah B3:

a. Mudah meledak (Explosive)

Limbah mudah meledak pada suhu 25 0C dan tekanan 760 mmHg. Pada kondisi
tersebut limbah akan meledak dan menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi dan dapat dengan cepat merusak lingkungan sekitarnya. Contoh dari limbah
yang mudah meledak adalah limbah laboratorium (asam prikat) dan limbah bahan
peledak seperti pada pertambangan batu bara.

b. Mudah terbakar (Flammable)

Limbah mudah terbaka karena adanya kontak dengan udara, api atau bahan lainnya
meskipun dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah yang mudah terbakar
adalah cat, tinta, dan pembaersih logam.
c. Beracun

Limbah beracun karena mengandung bahan pencemar yang bersifat racun bagi
makhluk hidup sehingga dapat menyebabkan keracunan, sakit bahkan kematian.
Contoh limbah beracun adalah buangan pestisida dan pupuk kimia lainnya pada
kegiatan pertanian.

d. Menyebabkan infeksi

Limbah dapat menyebabkan infeksi karena mengandung kuman penyakit. Salah


satu contoh limbah yang dapat menyebabkan infeksi adalah jarum suntik yang
digunakan berulang kali dapat menimbulkan infeksi bahkan dapat menularkan
penyakit.

e. Berbahaya (Harmful)

Limbah berbahaya merupakan limbah (padat, cair atau gas) yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai pada tingkat tertentu melalui
kontak inhalasi ataupun oral.

f. Berbahaya bagi lingkungan (Dangerous to environment)

Limbah berbahaya bagi lingkungan merupakan limbah yang dapat menyebabkan


kerusakan pada lingkungan dan ekosistem.

g. Besifat korosif (Corrosive)

Contoh limbah bersifat korosif adalah cairan aki mobil yang dapat menyebabkan
pengkaratan pada besi dan baja.

4. Dampak Buruk
4.1 Dampak Limbah terhadap Kesehatan Manusia
Berbagai jenis penyakit dapat ditimbulkan karena tidak adanya penangan atau
pengelolaan limbah yang benar. Mulai dari penyakit ringan seperti sakit perut/diare
hingga penyakit yang mematikan seperti keracunan akut dapat disebabkan oleh
adanya limbah.

Berikut ini beberapa contoh jenis penyakit yang dapat menyerang manusia akibat
adanya limbah:

 Gangguan pencernaan seperti diare


 Tifus
 Keracunan akut dan keracunan kronis
 Jamur pada kulit
 Sesak napas
 Gangguan saraf

4.2 Dampak Limbah terhadap Lingkungan


Selain berdampak negatif bagi manusia, limbah juga berdampak negatif bagi
lingkungan. Dampak negatif yang paling terlihat jelas adalah rusaknya lingkungan
sehingga menurunkan nilai estetika lingkungan atau dengan kata lain lingkungan
menjadi tidak enak dipandang.

Limbah berupa cairan yang masuk ke dalam sistem drainase atau sungai akan
mengakibatkan pencemaran air. Apabila hal ini sudah terjadi maka akan banyak
organisme seperti ikan akan mati keracunan. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi
perubahaan ekosistem perairan yang menjebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem secara keseluruhan. Limbah padat yang dibuang ke sungai dalam jumlah
yang banyak dapat menyumbat aliran air sungai dan menyebabkan banjir.

Selain pencemaran air, pencemaran udara oleh limbah juga akan terjadi seperti bau
tidak sedap yang ditimbulkan karena pembusukan sampah organik. Asap yang
ditimbulkan dari kendaran bermotor, pembakaran sampah maupun industri-industri
besar juga dapat menimbulkan pencemaran udara. Pembakaran sampah berbahan
plastik tertentu bahkan dapat bersifat karsinogenik dan menimbulkan kanker apabila
dihirup manusia.

5. Pengelolaan Limbah
5.1 Pengurangan Limbah
Banyaknya limbah yang ada dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah pemakaian
limbah. Salah satu contoh yang mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaan botol air minum untuk mengurangi sampah botol plastik dan
penggunaan tas belanja untuk mengurangi sampah kantong plastik.

5.2 Daur ulang


Beberapa jenis limbah dapat didaur ulang sehingga menghasilkan barang lain yang
dapat digunakan. Sebagian besar limbah yang dapat didaur ulang adalah limbah
anorganik seperti botol plastik, kaleng bekas, kain perca, pecahan kaca/keramik dan
lain sebagainya. Daur ulang limbah jika dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai kreativitas maka akan menghasilkan barang-barang baru yang berguna
serta memiliki nilai estetika tinggi seperti daur ulang limbah menjadi kerajinan
tangan.

Selain limbah anorganik, daur ulang juga dapat dilakukan terhadap limbah organik.
Sisa-sisa makanan maupun dedaunan kering jika ditimbun didalam tanah maka
akan menghasilkan pupuk kompos untuk tanaman.

5.3 Pengolahan Limbah


Limbah-limbah yang memiliki kandungan berbahaya seperti limbah industri dapat
diolah melalui secara fisik, kimiawi maupun biologi. Pengolahan limbah secara fisik
meliputi penyaringan, flotasi, filtrasi, dan teknologi membran. Pengolahan limbah
secara kimia dapat berupa pengolahan dengan proses reduksi-oksidasi atau
pengolahan tanpa proses reduksi-oksidasi. Pengolahan limbah secara biologi dapat
dilakuakn secara aerob maupun anaerob.
5.4 Pembuangan Limbah
Limbah yang tidak memiliki nilai guna atau dengan kata lan tidak dapat
dimanfaatkan lagi, maka limbah tersebut dapat dibuang. Sebelum dibuang ke alam,
limbah harus melalui proses pengolahan agar bahan-bahan berbahaya yang
terkandung didalamnya hilang. Hal tersebut bertujuan agar limbah yang dibuang
tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu contoh pembuangan limbah
adalah penimbunan limbah di dalam tanah.

6.Peraturan-peraturan yang Berkaitan


dengan Limbah
Berikut ini beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan limbah:

1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang


Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan
Bandar Udara
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
04/PRT/M/2017 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan
Air Limbah Domestik
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No
P.70/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/8/2016 Tehun 2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik
4. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.50 Tahun 2016 tentang
Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Pengelola Sampah dalam
Kota/Intermediate Treatment Facility
5. PP No.61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2012 Tahun 2012
tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan
Akhir Sampah
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah
8. PP No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Pesampahan
10. Peraturan direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Nomor
23/ILMTA/PER/11/2009 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian
Rekomendasi sebagai Importir Produsen Limbah Non Bahan Berbahaya dan
Beracun (NON B3)
11. UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan
Hidup
12. Permen LH No.30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan
Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta
Pemulihan Akibat Pencemaran bahan Berbahaya dan Beracun oleh
Pemerintah Daerah
13. Surat Edaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-03/BC/2008
Tahun 2008 tentang Pengeluaran Sisa Hasil Produksi/Limbah (Waste dan
Scrap)
14. UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.252 Thun 2004 tentang
Program Penilaian Peringkat Hasil Uji Tipe Emisi Gas Buang kendaraan
Bermotor Tipe Baru
16. Peraturan MENLH No.05 Tahun 2009 tentang Pengolahan Limbah di
Pelabuhan
17. Keputusan MENLH NO.128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh
Minyak Bumi secara Biologis
18. PP No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
19. Keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang
Prosedur Impor Limbah
20. Keputusan Kepala Bapedal No.255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas

Limbah – Pengertian, Jenis, Bahaya &


Dampaknya
Jika membahas tentang lingkungan, mungkin kata limbah merupakan kata yang
cukup sering kita dengar. Limbah memang selalu ada di sekitar kehidupan manusia,
karena limbah merupakan hasil kegiatan manusia.

Daftar Isi
Pengertian Limbah
Limbah atau sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sebuah proses
produksi, apapun bentuk produksinya. Mulai dari skala kecil, seperti rumah tangga,
hingga skala besar seperti pabrik industri. Limbah memiliki bentuk yang beragam,
mulai dari limbah cair hingga limbah padat. Limbah padat disebut juga sebagai
sampah.

Limbah menjadi bahan buangan yang keberadaannya tidak dikehendaki ada di


lingkungan tinggal manusia. Sebab, limbah dinilai tidak memiliki manfaat apapun,
baik secara ekonomis, kesehatan, maupun secara visual.

Berbagai senyawa kimia tertentu terkandung dalam limbah. Oleh karena itu, limbah
seringkali berdampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.
Karakteristik Limbah
Limbah memiliki karakteristik yang dibedakan menurut ciri fisik dan kimia. Berikut ini
adalah penjelasan dari ciri fisik dan kimia limbah, yaitu:

1. Ciri Fisik Limbah


 Zat Padat

Limbah dapat berbentuk sebagai zat padat atau solid. Zat ini adalah sebuah residu
yang tidak akan hancur, meskipun telah menempuh proses pemanasan yang
mencapai suhu 103 derajat hingga 105 derajat celcius.

 Bau

Limbah memiliki ciri, yaitu berbau. Bau yang muncul adalah efek dari senyawa yang
terkandung dalam limbah atau proses dekomposisi zat organik. Proses pembusukan
akan menciptakan gas yang berbau. Bau dapat muncul baik di limbah padat, cair,
maupun gas. Contohnya adalah zat amonia.

 Suhu

Suhu limbah umumnya lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan sekitar. Misalnya
air yang tercemar limbah yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan suhu air
bersih. Suhu yang lebih tinggi menandakan adanya kadar DO dalam air.

 Warna

Ciri limbah yang lain adalah warna. Warna limbah bergantung darimana sumber
limbah berasal. Contohnya adalah limbah yang mencemari air akan membuat warna
air tidak jernih atau lebih keruh.

Warna ini disebabkan oleh dekomposisi material organik. Selain itu, penurunan
kandungan oksigen air juga dapat menyebabkan perubahan warna air.

 Kekeruhan

Selain warna, kekeruhan air juga dapat menjadi indikator pencemaran. Air yang
keruh dapat disebabkan oleh lumpur, zat organik, maupun mikroorganisme yang
jumlahnya banyak, sehingga lebih lama mengendap ke dasar air.

2. Ciri Kimia Limbah


 Bahan Organik

Ciri limbah yang berasal dari bahan organik dapat dilihat dari senyawa
pembentuknya. Seperti air limbah rumah tangga yang mengandung bahan organik,
yaitu 10% minyak, 70% karbohidrat, dan 65% protein. Lemak yang ada di dalam
limbah rumah tangga sebagian besar berasal dari sisa makanan.
 Biologycal Oxygen Demand

BOD atau Biologycal Oxygen Demand adalah jumlah oksigen di dalam air yang


diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengubah bahan organik. BOD dapat
dihitung berdasarkan teknik dan metode tertentu.

 Dissolved Oxygen

DO atau Dissolved Oxygen merupakan satuan untuk melihat tingkat oksigen yang


terlarut di dalam air. Oksigen sangat dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup,
maka kadar DO sangat penting dalam perairan. Jika perairan memiliki tingkat DO
yang rendah, bisa jadi perairan telah tercemar limbah.

 Chemical Oxygen Demand

COD atau Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan


untuk oksidasi bahan organik.

 pH

baca juga:  Jenis Hutan di Indonesia - Iklim, Alam, Vegetasi, Asal, Pembentukan,


Fungsi & Hasil Hutan

pH adalah kadar keasaman sebuah bahan. Limbah memiliki pH yang tidak netral.
Oleh sebab itu, pH limbah dapat menyebabkan pengaruh terhadap lingkungan
sekitarnya dan menjadi berbahaya.
Pixabay

Jenis-Jenis Limbah
Limbah dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kategori tertentu, seperti bentuk,
sumber dan senyawa penyusunnya. Berikut ini adalah berbagai jenis limbah
berdasarkan kategori-kategori tersebut, antara lain:

1. Berdasarkan Bentuk / Wujud


 Limbah Padat

Limbah padat disebut juga dengan istilah sampah. Limbah padat dapat berupa
sampah anorganik atau sampah organik yang lembap. Jenis limbah padat banyak
ditemukan di lingkungan pemukiman.

Contoh limbah padat, antara lain sampah sisa makanan, sampah plastik, sampah
kaleng, styrofoam dan sebagainya.

 Limbah Cair

Limbah cair merupakan salah satu jenis limbah yang banyak kita temukan di
lingkungan sekitar. Limbah ini berbentuk cair dan umumnya telah bercampur dengan
bahan buangan lain yang larut dengan air.

Limbah cair dihasilkan dari keseharian manusia dan dunia industri. Contoh limbah
cair dalam skala kecil adalah air bekas mandi dan air bekas cucian yang dapat
membuat air tercemar.

 Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang terdiri dari berbagai macam senyawa kimia yang
menguap di udara. Jenis limbah gas dapat dengan mudah menyebar secara luas
melalui media udara. Hal ini yang sering menciptakan pencemaran udara, Contoh
limbah gas, misalnya sulfur oksida, karbon monoksida, freon, dan sebagainya.

 Limbah Suara

Limbah suara merupakan salah satu jenis limbah yang sering kita temui. Akan tetapi,
keberadaannya mungkin lebih banyak diabaikan. Limbah suara atau juga kita kenal
dengan polusi suara adalah pencemaran berbentuk gelombang suara yang
menyebabkan gangguan. Contohnya adalah suara kendaraan bermotor yang bising
dan suara-suara dari mesin produksi.

2. Berdasarkan Sumber Limbah


 Limbah Domestik

Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari manusia,
termasuk limbah rumah tangga. Limbah ini berasal dari area permukiman penduduk,
rumah makan, dan juga pasar. Kebanyakan limbah domestik adalah limbah
kemasan, sisa makanan, dan sisa cucian.

 Limbah Industri

Setiap proses produksi atau industri, hampir selalu menghasilkan limbah. Limbah
industri dapat berasal dari industri skala kecil dan juga skala besar. Limbah industri
skala kecil, misalnya sisa buangan produksi tempe. Sedangkan limbah industri
dalam skala besar, misalnya limbah cair, padat, dan gas yang keluar dari pabrik.

 Limbah Pertanian
Kegiatan pertanian juga menyumbangkan limbah untuk lingkungan. Limbah
pertanian dihasilkan dari kegiatan tani dan perkebunan. Beberapa contoh limbah
pertanian, antara lain sekam, jerami, ranting-ranting kecil, daun-daun kering, dan
lainnya.

 Limbah Pertambangan

Pertambangan merupakan salah satu bidang yang menghasilkan limbah dan lebih
dikenal dengan istilah limbah pertambangan.

 Limbah Pariwisata

Sektor pariwisata juga menjadi penyumbang limbah. Contoh limbah pariwisata


berupa asap kendaraan wisata, sampah di kawasan wisata, bahan bakar perahu
yang tumpah, dan sebagainya.

 Limbah Medis

Peralatan medis dan juga obat-obatan berpotensi menjadi limbah di kemudian hari.
Mulai dari sisa peralatan seperti jarum suntik, hingga limbah obat-obatan.

3. Berdasarkan Senyawa Penyusun


 Limbah Organik

Limbah organik adalah limbah yang terdiri dari unsur-unsur yang berasal dari
makhluk hidup. Limbah semacam ini mudah terurai atau membusuk, biasanya
berasal dari sisa makanan.

 Limbah Anorganik

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari bahan-bahan fabrikasi.
Karakteristik limbah anorganik adalah tidak mudah terurai. Bahkan, proses
penguraiannya membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya.
Contohnya adalah plastik, kaca, dan logam.

 Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disingkat Limbah B3 adalah limbah yang
bersumber dari kegiatan manusia dan bersifat berbahay bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Limbah B3 memiliki ciri tersendiri yang membedakan dengan jenis limbah lainnya.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Limbah B3 adalah salah satu jenis limbah berbahaya yang berasal dari proses
produksi. Sifat, jumlah, dan atau konsentrasi limbah B3 dapat merusak lingkungan
dan kelangsungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pixabay

Bahan kimia beracun dan oli bekas adalah beberapa contoh limbah B3. Berikut ini
adalah ciri atau karakteristik dari limbah berbahaya dan beracun, antara lain:

 Mudah Meledak

Salah satu ciri limbah B3 adalah mudah meledak. Limbah akan meledak jika berada
pada suhu dan tekanan (25 derajat celcius dan 760 mmHg). Limbah ini juga
menghasilkan gas melalui reaksi kimia fisika dan menciptakan kerusakan
lingkungan.
 Mudah Terbakar

Karakteristik lain limbah B3 adalah mudah terbakar jika kontak dengan api, udara,
dan bahan lainnya meski masih berada pada tekanan dan suhu normal. Beberapa
jenis limbah yang mudah terbakar, antara lain cat, pembersih logam, beberapa jenis
tinta, dan sebagainya.

 Beracun

Sifat beracun juga termasuk ciri limbah B3. Limbah yang mengandung zat racun
atau pencemar dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan bagi
makhluk hidup. Racun dari limbah ini dapat menyebar melalui media udara,
sentuhan kulit, maupun mulut.

 Menyebabkan Infeksi

Paparan limbah B3 dapat menyebabkan infeksi. Limbah ini bisa menularkan kuman
penyebab infeksi dan menyebabkan wabah penyakit. Beberapa jenis limbah B3
yang bisa menyebabkan infeksi, antara lain limbah laboratorium, limbah cair yang
berasal dari tindakan medis, dan sebagainya.

 Korosif

Limbah B3 memiliki sifat korosif. Apabila kulit manusia bersentuhan dengan limbah
ini, maka akan menyebabkan sensasi terbakar pada kulit dan iritasi. Selain itu, juga
dapat enyebabkan perkaratan pada logam karena mengandung pH bersifat asam
tinggi.

 Reaktif

Limbah B3 bersifat reaktif, mudah mengalami perubahan dan sifatnya tidak stabil.
Sehingga menimbulkan ledakan, gas, asap, racun, dan sebagainya jika bereaksi
dengan bahan lain.

Dampak Limbah
Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan makhluk hidup tidak dapat diabaikan,
sehingga harus ditemukan cara yang tepat untuk mengelola limbah jenis apapun.
Dampak dari adanya limbah, antara lain:

1. Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Manusia


Lingkungan yang tercemar oleh limbah akan menyebabkan kerusakan
keanekaragaman hayati, termasuk dampaknya terhadap manusia. Beberapa contoh
gangguan kesehatan pada manusia, yakni:

1. Menyebabkan kondisi lingkungan kotor dan berbau.


2. Menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi, misalnya gangguan pencernaan, diare,
tifus, jamur, gangguan saraf, gangguan nafas, dan penyakit lainnya.
3. Menyebabkan keracunan.
2. Dampak Limbah Terhadap Alam dan Lingkungan
Tidak hanya dampak bagi manusia, kontaminasi limbah juga berdampak terhadap
alam dan lingkungan sekitar. Kerusakan lahan dan lingkungan adalah salah satu
dampak yang paling sering terjadi. Selain itu, lingkungan menjadi kurang sehat untuk
dihuni.

Limbah yang menyumbat sistem aliran sungai dan drainase juga akan menyebabkan


masalah, seperti banjir. Hewan-hewan akan mendapatkan dampak, seperti
keracunan. Kemudian, tanaman akan layu jika terpapar limbah.

Pengelolaan Limbah
Berdasarkan masalah-masalah yang ditimbulkan dari adanya limbah, maka
diperlukan sebuah sistem pengolahan limbah yang baik dan terintegrasi dengan
peraturan pemerintah. Tujuannya, untuk mengurangi dampak limbah terhadap
lingkungan dan kehidupan manusia, serta makhluk hidup lainnya.

Pengolahan limbah bisa dilakukan berdasarkan tingkat perlakuan dan karakteristik


limbah agar lebih tepat sasaran.

Misalnya, limbah cair yang dikelola dengan sistem sanitasi yang baik. Pengelolaan
limbah bertujuan agar pembuangan limbah dan pengolahan berikutnya dapat
terintegrasi sesuai dengan karakteristik limbah.

Sistem sanitasi yang dimaksud harus mencakup keseluruhan dari kebutuhan


lingkungan. Mulai dari penyediaan air bersih, drainasse, hingga pembuangan
limbah.

Beberapa teknis pengelolaan limbah yang bisa dilakukan secara umum, antara lain:

 Pengurangan Limbah

Salah satu cara untuk melakukan pengelolaan limbah adalah berusaha untuk
mengurangi jumlah limbah. Cara ini bisa dilakukan sejak dini dan dimulai dari diri
sendiri, seperti membiasakan menggunakan botol isi ulang daripada air kemasan
sekali minum.

 Daur Ulang

Daur ulang limbah juga bisa dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan dari
sampah. Sampah-sampah anorganik dapat dimanfaatkan atau digunakan kembali
untuk fungsi lainnya. Sementara itu, limbah organik dapat dimanfaatkan untuk pupuk
kompos.

 Pengolahan
Pengolahan untuk limbah berbahaya juga perlu dilakukan. Khususnya yang berasal
dari limbah industri. Pengolahan ini perlu dilakukan dan disesuaikan dengan
senyawa yang terkandung dalam limbah.

 Pembuangan

Pembuangan limbah harus dilakukan melaluimekanisme yang baik. Limbah tidak


boleh dibuang sembarangan. Semua harus memenuhi peraturan terkait agar tidak
menimbulkan dampak bagi lingkungan.

Peraturan dan Dasar Hukum Pengelolaan


Limbah
Dalam menangani limbah, pemerintah Indonesia telah menerbitkan berbagai
peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum pengelolaan limbah,
antara lain:

1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang Pengelolaan


Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No
P.70/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/8/2016 Tehun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2017
Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
4. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.50 Tahun 2016 tentang Pembangunan
dan Pengoperasian Fasilitas Pengelola Sampah dalam Kota/Intermediate Treatment
Facility
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2012 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah
7. PP No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Pesampahan
9. Peraturan direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Nomor
23/ILMTA/PER/11/2009 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Rekomendasi
sebagai Importir Produsen Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (NON B3)
10. PP No.61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif
11. Permen LH No.30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pemulihan Akibat
Pencemaran bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah
12. Surat Edaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-03/BC/2008 Tahun 2008
tentang Pengeluaran Sisa Hasil Produksi/Limbah (Waste dan Scrap)
13. UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.252 Thun 2004 tentang Program
Penilaian Peringkat Hasil Uji Tipe Emisi Gas Buang kendaraan Bermotor Tipe Baru
15. Keputusan MENLH NO.128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi
secara Biologis
16. PP No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
17. Peraturan MENLH No.05 Tahun 2009 tentang Pengolahan Limbah di Pelabuhan
18. Keputusan Kepala Bapedal No.255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
19. Keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang Prosedur
Impor Limbah
20. UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai