Anda di halaman 1dari 18

Pengertian, Karakteristik, Dan Jenis - Jenis Limbah

A. Pengertian Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak
dikelola dengan baik. Limbah adalah sisa produksi, baik dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia.
Beberapa pengertian tentang limbah :
1. Berdasarkan kepurusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur impor
limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau
proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai sisa
atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.

B. Karakteristik Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga).
Limbah yang mempunyai karakteristik secara umum sebagai berikut :
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Penyebarannya berdampak luas
4. Berdampak jangka panjang (antargenerasi)

Kualitas limbah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah
sebagai berikut :
1. Volume limbah, banyak sedikitnya limbah memengaruhi kualitas limbah.
2. Kandungan limbah, kualitas limbah dipengaruhi oleh kandungan bahan pencemar.
3. Frekuensi pembuangan limbah, pembuangan limbah dengan frekuensi yang sering akan
menimbulkan masalah.

1. Karakteristik fisik
a. Zat padat
b. Bau
c. Suhu
d. Warna
e. Kekeruhan

2. Karakteristik kimia
a. Bahan organik
b. BOD (Biologycal Oxygen Demand)
c. DO (Dessolved Oxygen)
d. COD (Chemicial Oxygen Demand)
e. pH (Puissance d'Hydrogen Scale)
f. Logam berat

3. Karakteristik biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air
minum dan air bersih.

C. Jenis-jenis Limbah
1. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Sumbernya
a. Limbah domestik (rumah tangga)
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk (rumah tangga) dan
kegiatan usaha seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran.
b. Limbah industri
Limbah industri merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun perkebunan.
d. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Jenis limbah yang dihasilkan terutama
berupa material tambang, seperti logam dan batuan.
e. Limbah pariwisata
Kegiatan wisata menimbulkan limbah yang berasal dari sarana transportasi yang membuang limbahnya
ke udara, dan adanya tumpahan minyak dan oli yang dibuang oleh kapal atau perahu motor di daerah
wisata bahari.
f. Limbah medis
Limbah yang bersal dari dunia kesehatan atau libah medis mirip dengan sampah domestik pada
umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia adalah contoh limbah medis.

2. Pengelompokan Limbab Berdasarkan Jenis Senyawanya


a. Limbah organik
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah
membusuk/terurai.
b. Limabah anorganik
Limbah anorganik merupakan segala jenis limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami
oleh mikroorganisme pengurai.
c. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1) Pengertian
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lainnya.
a) Definisi limbah B3 menurut BAPEDAL (1995)
Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity. dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
b) Definisi limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah RI NO. 18 Tahun 1999
B3 adalah semua bahan/senyawa baik padat, cair ataupun gasyang mempunya potensi merusak
terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.

2) Sifat limbah B3
Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dikenal sampah spesifik, yaitu sampah yang
karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini :
- Mudah meledak (explosive)
- Pengoksidasi (oxidizing)
- Beracun (moderately toxic)
- Berbahaya (harmful)
- Korosif (corrosive)
- Bersifat mengiritasi (irritant)
- dll

3) Macam - macam limbah B3


Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dikelompokkan menjadi :
a) Primary sludge
b) Chemicial sludge
c) Excess actived sludge
d) Digested sludge
Berdasarkan karakteristiknya tersebut, limbah B3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Limbah mudah meledak
b) Limbah mudah terbakar
c) Limbah reaktif
d) Limbah beracun
e) Limbah yang menyebabkan infeksi
f) Limbah yang bersifat korosif

4) Senyawa B3
Contoh limbah B3 antara lain logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia
seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol, dan lain sebagainya.

5) Limbah B3 dalam rumah tangga


Contoh produk limbah rumah tangga berpotensi B3, yaitu sebagai berikut :
a) Dapur : pembersih lantai, kompor gas, pembersih kaca, plastik, racun tikus, dan bubuk pembersih.
b) Tempat cucian : pembersih, detergen, pembersih lantai, bahan pencelup, dan pembuka sumbat
saluran air kotor.
c) Kamar mandi : aerosol, disifektan, hair spray, pewarna rambut, pembersih toilet, dan medicated
shampoo.
d) Kamar tidur : kamper, obat anti nyamuk, baterai, cat kuku, dan pembersih.
e) Garasi dan gudang : oli dan aki mobil, minyak rem, catwax, pembesih karburator, cat dan tiner, lem,
pembunuh tikus, semir sepatu, dan genteng asbes.
f) Ruang tamu : pembersih karpet, pembersih lantai, pembersih perabotan, pembersih kaca, pengharum
ruangan.
g) Taman : pupuk dan insektisida.
h) Ruang makan : bumbu dan obat.

3. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Wujudnya


a. Limbah padat
Limbah padat atau bisa disebut sampah merupakan limbah yang terbanyak di lingkungan. Istilah sampah
diberikan kepada barang-barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak
digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat.
b. Limbah cair
Menurut PP No. 82 Tahun 2001, limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair. Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan sifatnya, yaitu fisika dan sifat
agregat, parameter logam, anorganik nonmetalik, organik agregat, dan mikroorganisme.
c. Limbah gas
Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia. Misalnya, karbon
monoksida (CO), karbon dioksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, asam klorida (HCl), amonia, metan,
klorin.

4. Baku Mutu Lingkungan


Baku mutu lingkungan adalah ambang batas atau batas kadar maksimum suatu zat atau komponen yang
diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif. Baku mutu lingkungan
mencakup baku mutu limbah padat, baku mutu air laut, baku mutu emisi, baku mutu limbah cair, dan
baku mutu air pada sumber air.
D. Pengelolaan Limbah
1. Pemanfaatan Limbah
Tidak semua limbah merupakan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Usaha yang dapat kita
lakukkan untuk mengurangi jumlah limbah yang banyak, salah satunya yaitu dengan menerapkan
program 3R yaitu reduce, reuse, recycle.
a. Reduce
Reduce artinya mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk, memakai barang-barang
dengan efesien sehingga mengurangi jumlah sampah yang dibuang.
b. Reuse
Reuse artinya penggunaan kembali sampah-sampah yang masih dan dapat dimanfaatkan tanpa
dilakukan pengolahan khusus.
c. Recycle
Recycle artinya daur ulang atau penggunaan kembali limbah yang masih dapat dimanfaatkan, tetapi
harus diberikan pengolahan tertentu sehingga hasil akhrinya menjadi barang yang berbeda dengan
fungsi yang sama atau berbeda.

2. Pengolahan Limbah
a. Pengilahan limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Yang pertama berupa sampah, kemudian ada air
buangan yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci, yang terakhir adalah kotoran yang dihasilkan
manusia. Limba-limbah ini jika tidak dikelola dengan baik berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar.
1) Pemanfaatan sampah organik
2) Pemanfaatan grey water
b. Pengolahan limbah cair
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk menurai kandungan bahan pencemar di dalam air
terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak
dapat diuraikan oleh mikrooraganisme yang terdapat di alam.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut.
1) Pengenceran (dilution)
2) Kolam oksidasi (oxidation ponds)
3) Irigasi
c. Pengolahan limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses
pengolahan.
Perlakukan limbah padat yang tidak mempunyai nilai ekonomis sebagian besar dilakukan sebagai berikut
:
1) Ditumpuk pada areal tertentu
2) Pembakaran
3) Pembuangan
d. Pengolahan limbah lainnya
1) Limbah yang berasal dari pabrik pengolahan daging yang berupa limbah tulang, limbah tulang memiliki
sifat kimia yaitu kaya akan protein dan mineral.
2) Limbah yang berasal dari industri tahu dan tempe dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi kerupuk
ampas tahu, kembang tahu, stik tahu, dan dengan proses fermentasi dapat dihasilkan nata de soya dan
kecap ampas tahu.
3) Limbah kelapa, bagian dari tanaman kelapa yang dimanfaatkan adalah buah kelapa. Buah kelapa
memiliki empat komponen, yaitu : sabut atau kulit kelapa 35%, tempurung atau batok kelapa 12%, daging
atau buah kelapa 28%, dan air kelapa 25%.
4) Limbah rumah makan, rumah makan menghasilkan limbah berupa sampah dari dapur yaitu
sisa/bagian sayuran yang tidak dimasak dan harus di buang seperti tongkol jagung, tangkai sayuran dan
lain sebagainya.
5) Limbah organik, limbah organik kebnayakan digunakan sebagai pupuk kompos, selain itu limbah
organik bisa juga dimanfaatkan sebegai makanan.

3. Pengolahan Sampah
a. Pemilahan sampah
Di Indonesia kurang disosialisasikan tentang pengelompokan limbah, yaitu antara limbah organik dan
limbah anorganik. Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai material yang
masih bisa dimanfaatkan lagi.
b. Pembuangan sampah
Sistem ini yang paling umum digunakan, yaitu dengan membuang sampah ke Tempat Pembuangan
Akhir ( TPA)
c. Penimbunan sampah
Pengolahan sampah dengan metode penimbunan sudah umum diterapkan. Pada dasarnya ada dua cara
penimbunan sampah, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill.
4 Parameter Pencemaran Lingkungan

Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter pencemaran yang ada pada daerah/kawasan penelitian akan
dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum.
Parameter pencemaran merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :

a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam berat.
Contoh Parameter Kimia :
a. Pengukuran pH air
b. Pengukuran Kadar CO2
c. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut

b. Parameter biokimia
Parameter bbiokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen dalam air.
Cara pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya
pencemaran organik.

c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radio aktivitas.
Contoh Parameter Fisik :
a. Udara
b. Air
c. Tanah

d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus,
bentos, dan plankton.
Pengertian, Sumber, Dan Dampak Pencemaran Udara

1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah udara yang mengandung satu atau lebih zat kimia dalam kosentrasi yang
cukup tinggi untuk dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

a. Sumber Pencemaran Udara


- Secara alamiah
Udara dapat tercemar akibat kejadian-kejadian alam yang kadang-kadang tidak di duga sebelumnya.
Seperti :
Letusan gunung berapi.
Keluarnya zat beraun karena gempa bumi.

- Akibat Perbuatan Manusia


Banyak kegiatan manusia dapat merubah lingkungan hidup dan disebabkan oleh perkembangan budaya
yang besar dalam penggunaan ilmu dan teknologi serta diiringi oleh pola konsumsi yang berlebihan.
Misalnya :
- Kegiatan Lalu Lintas.
- Pembakaran Sampah.
- Pembakaran Hutan.
- Kegiatan Industri & Pertambangan.
- Kegiatan rumah Tangga.

Ada sembilan parameter pencemar udara yaitu :


1. Sulfur Dioksida (SO2)
2. Karbon Monoksida (CO)
3. Nitrogen Monoksida (NOX)
4. Oksidan atau Ozon (O3)
5. Debu / Subpendit partis
6. Timah Hitam (Pb)
7. Hidrogen Sulfida (H2S)
8. Amonia (NH3)
9. Hidrogen Karbon (HC)

b. Dampak Pencemaran Udara


1. Keracunan Sulfur Dioksida ( SO2 )
- Gangguan Kesehatan : Menimbulkan iritasi glukosa yang dapat menimbulkan arimitis, bronpitis, asma
dan gangguan nafas lainnya dan bau.
- Keracunan Akut : sesak nafas dan iritasi mata.
2. Keraunan Karbon Monoksida ( CO )
- Gangguan Kesehatan : Mengganggu proses oksigenesi didalam tubuh.
- Keracunan Akut : Sakit kepala, mual, pusing, nafas tak teratur, suhu badan turun, shok, peredaran
darah tepi tidak lancar dan bisa terjadi odema paru.
3. Keracunan Nitrogen Monoksida ( NOX )
- Gangguan Kesehatan : Pada kadar 13 PPM dapat menimbulkan iritasi selaput lendir pernafasan, pada
kadar 100-150 PPM dalam waktu 60 menit dapat menimbulkan kematian.
- Keracunan Akut : Dapat menimbulkan odema paru, sakit kepala, tenggorokan kering, batuk-batuk,
nafas pendek, suhu badan naik, nyeri dada kanan.
- Gejala pinis : Iritasi ringan, rasa terbakar dan nyeri pada tenggorokan dan dada, batuk, nafas pendek.
4. Keracunan Oksidan Atau Ozon ( O3 )
- Gangguan Kesehatan : Gangguan keseimbangan otot mata, gangguan penglihatan, gangguan adaptasi
ruang gelap, mulut kering, perubahan pada alat pengecap, gangguan kosentrasi berpikir, nyeri dada,
lemah kaki dan tangan, susah tidur dan batuk.
- Keracunan Akut : Penyakit paru-paru dan tumor paru.
5. Keracunan Debu
- Gangguan Kesehatan : Menimbulkan gangguan pada saluran pernafasan, gangguan penglihatan dan
iritasi kulit.
6. Keracunan Timah Hitam ( PB )
- Gangguan Kesehatan : Bereaksi dengan group sulfidril dari protein dan menyebabkan presivitasi protein
dan menghambat pembuatan hemoglobin.
- Keracunan Akut : Hilang nafsu makan, lelah, sakit kepala, anemia, lumpuh anggota badan, kejang dan
gangguan penglihatan.
7. Keracunan Hidrogen Sulfida ( H2S )
- Gangguan Kesehatan : Merusak sistem saraf penciuman, ginjal dan hati .
8. Keracunan Amonia
- Gangguan Kesehatan : Radang saluran pernafasan bagian atas pada kosentrasi 280-490 Mg/m3. Pada
kosentrasi 1700-4500 Mg/m3 menyebabkan intensi mata dan tenggorokan dan menyebabkan odema
paru.
- Keracunan Akut : Efek kelelahan lekopenia, dan anemia. Serta dapat menimbulkan efek karnisobelik.
Pengertian Rayon

Istilah Rayon biasa disebut xantat. Rayon adalah salah satu jenis polimer turunan yang dibuat
dari reaksi antara selulosa dengan NaOH dan CS2. Rayon banyak digunakan sebagai bahan
sandang.
Serat yang dijadikan benang rayon berasal dari polimer organik, sehingga disebut serat semisintesis
karena tidak bisa digolongkan sebagai serat sintetis atau serat alami yang sesungguhnya.[1] Dalam
industri tekstil, kain rayon dikenal dengan nama rayon viskosa atau sutra buatan

Secara sederhana proses proses pembuatan kain rayon viscose dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. 1. Alkalisasi (Pembuatan Alkali Selulosa)

Proses pembentukan alkali selulosa dengan mereaksikan selulosa yang berbentuk pulp dengan NaOH

18%. Tujuannya adalah mendapatkan hasil berupa slurry alkali selulosa, penggembungan selulosa,

menghilangkan kotoran, dan melarutkan hemiselolusa dengan NaOH.

Prosesnya dilakukan pada pulper, pulp dimasukan ditambah NaOH dan MnSO4(katalis) hasilnya

berupa slurry lalu dipompa ke slurry tank sehingga menghasilkan alkali selulosa. Lanjut ke slurry

press untuk menghilangkan kelebihan NaOH dan perjalanan terakhir alkalisasi adalah dimasukan

ke schedder dimana gumpalan akali selulosa akan dicabik-cabik membentuk scum (33-34% selulosa,

15-16% alkali, dan air).


1. 2. Proses Pemeraman

Hasil proses alkalisasi harus diperam untuk menurunkan derajat polimerisasi dari selulosa sehingga

lebih mudah dilarutkan dalam proses selanjutnya. Proses ini dilakukan dalam alat aging drum dengan

waktu pemeraman 5-6 jam dan kecepatan putar 0,3-0,6 rpm. Setelah itu, alkali selulosa dikirim

ke hoppper untuk menghilangkan loga-logam alkali, dengan melewati blower bertekanan udara.
1. 3. Proses Xantasi
Alkali selulosa belum dapat dilarutkan, untuk itu perlu dirubah ke bentuk lain agar dapat dilarutkan

untuk dipintal. Prosesnya alkali selulosa dirubah ke bentuk selulosa xantat dengan direaksikan

dengan Karbon disulfida dalam alat yang dinamakan xantator.

Prosesnya alkali selulosa akan dimasukan ke dalamnya tetapi sebelum ditambahkan Karbon disulfida

harus diperam dulu supaya tidak dihasilkan CS2yang akan menimbulkan ledakan akibat reaksi antara

udara dengan Karbon disulfida, pemeramam selama 7 menit. Setelah itu baru dialirkan Karbon

disulfida dengan pengadukan 43 rpm selama 30-40 menit sampai akhirnya dihasilkan selulosa xantat.
1. 4. Proses Pelarutan dan Pencampuran

Pelarutan dilakukan dengan mereaksikan alkali selulosa xantat dengan NaOH 20 g/L pada

alat disolver dan fine homogenizer yang berlangsung 1,25-1,75 jam pada kisaran suhu 15-20OC

sehingga dihasilkan larutan yang kental yang disebut larutan viskosa. Proses ini dilakukan pada suhu

rendah untuk menghindari terjadinya dekomposisi xantat dan produk samping. Untuk itu, xantator

dilengkapi alat pendingin. Selanjutnya dialirkan ke blender untuk menghasilkan larutan yang lebih

halus dan rata.


1. 5. Proses Pematangan

Proses ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi pembentukan viskosa dilakukan dalam

alat ripening tank. Kematangan larutan dinyatakan dalam Ripening Indeks (RI) atau angka

kematangan. RI dinyatakan dalam banyaknya (ml) Amonium klorida (NH4Cl) yang diperlukan untuk

mengkoagulasi 20 gram viskosa yang dilarutkan dalam 30 ml air pada suhu 20OC.

Ada 2 macam penghambat yang harus dihilangkan sebelum larutan viskosa dipintal yaitu pengotor

dari debu, karat, serta serat-serat halus yang dapat menyebabkan penyumbatan pada spineret dan

timbulnya gelembung udara yang dapat memutus filamen serat saat dipintal. Pengotor pertama akan

dihilangkan dengan dilewatkan pada first filter sedangkan jenis pengotor kedua akan disedot

dengan deaerator.
1. 6. Spinning (Pemintalan)

Rayon Viskosa dipintal dengan pemintalan basah, prinsipnya larutan viskosa setelah dilewatkan pada

cetakan serat (spineret) akan dimampatkan menjadi filament serat dengan dilewatkan pada larutan

koagulan.

Setelah proses pematangan, larutan viskosa akan dimasukan ke dalam spinning tank sebagai

penampung, lalu dipompakan ke candle filter (alat perantara sebelum masuk spineret, disini terjadi

penyaringan ulang kotoran) melewati matering pump untuk menjaga kesetabilan aliran larutan.

Setelah itu larutan viskosa dipintal lewat lubang spineret dengan diendapkan lewat larutan koagulan

membentuk filament rayon atau disebut tow. Komposisi larutan koagulan yaitu:

– Asam sulfat (H2SO4)


Meregenerasi lauratan viskosa (natrium selulosa xantat) menjadi selulosa.

– Seng-sufat (ZnSO4)

Menghambat proses regenerasi yang terlalu cepat sehingga pembentukan lapisan kulit filamen lebih

stabil (agar kecepatan pengendapan flamen di lapisan luar dan dalam tidak terlalu jauh sehingga

diameter serat tidak terlalu mengkerut)

– Natrium sulfat (Na2SO4)

Elektrolit kuat untuk membantu proses koagulasi dengan menajaga stabilitas ph (buffer) dan

mencegah kerusakan filament yang sudah terbentuk oleh H2SO4.

Tow (kumpulan filamen) yang terbentuk, akan ditarik sehingga menimbulkan peregangan filament, ini

dilakukan dengan dilewatkan pada guide adapun pengaturan peregangan oleh strech roller. Setelah

itu tow akan diregangkan kembali dengan dilewatkan pada idle roller dan feed roller sebelum

dipotong-potong.
1. 7. Pemotongan Tow

Tow merupakan kumpulan filament yang panjangnya tidak berujung untuk itu perlu dilakukan

pemotongan agar memudahkan proses selanjutnya. Proses pemotongan dilakukan dengan

memasukan tow pada mesin pemotong dengan posisi vertikal dengan bantuan semprotan air bersuhu

120OC tekanan 1,2 bar sehingga dihasilkan serat staple (potongan-potongan flilament) dengan kisaran

panjang 32, 38, 44, 51, dan 60 mm.


1. 8. Proses Pengambilan Kembali Karbon disulfida

Serat rayon yang telah dipotong (staple) dilewatkan pada pipa-pipa kecil yang berlubang dengan

injeksi uap, dengan tujuan mengambil CS2 dengan air, proses ini akan mengambil 30-40% CS2.
1. 9. After Treatment (Proses Pengerjaan Lanjutan)

Proses ini untuk menghilangkan sisa-sisa larutan koagulan dan sulfida yang masih menempel pada

serat rayon viskosa. Serat rayon yang berbentuk hamparan dilewatkan pada mesin after

treatment secara kontinyu dengan kecepatan conveyor 3-5 m/menit. Urutan proses pengerjaan

lanjutan diantaranya:

– Acid Free Wash (pencucian bebas asam)

– First Washing (pencucian pertama/lanjutan)

– Desulfurizing (penghilangan belerang)

– Second Washing (pencucian kedua)

– Bleaching (pengelantangan)
– Third Washing (pencucian ketiga)

– Final Washing (pencucian akhir)

– Soft Finish (proses pelembutan)

10. Proses Pengeringan dan Pengepakan

Serat kemudian dipress lewat squeeze roller lalu dikirim ke mesin wet openeruntuk dicabik-cabik

sehingga dengan serat yang terpotong lebih kecil akan lebih mudah dikeringkan. Selanjutnya serat

dikeringkan ke mesin pengeirng denga dua tahap.

– Pengeringan I suhu 100-130OC dengan sisa kadar air sekitar 35%

– Pengeirngan II suhu 100-140OC dengan sisa kadar air 11-13%

Setelah itu serat akan dicabik-cabik lagi menjadi staple yang siap dipintal untuk benang di

mesin feeder lalu, diteruskan ke mesin opener (mesin pembuka serat).Akhir proses serat dipak

menjadi bale serat dengan berat sekita 250 kg.


“Kontaminasi air limbah oleh karbon disulfida, lignin dan xanthates membuat proses ini
merugikan lingkungan”.
PRODUK
Produk adalah semua keluaran pabrik yang merupakan hasil produksi, baik berupa produk yang
bermanfaat maupun yang berupa buangan industri.
1. Produk yang Bermanfaat
Produk yang bermanfaat adalah semua produk yang memiliki nilai jual sehingga dapat tetap
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Sebagai produk utama adalah serat sintetik jenis viscose ( viscose staple fibre ) yang di kemas
dalam bale – bale seberat 260 Kg/bale. Sebagai produk samping adalah Natrium Sulfat Anhidrat
( Na2SO4,10H2O), CS2
Natrium sulfat anhidrat digunakan pada industry kertas, gelas, dan detergent.

2 Buangan Industri
Buangan industry ini berasal dari unit-unit produksi yang berupa effluent ( limbah cair ) dan
Limbah gas, yang keduanya memerlukan perlakuan khusus sebelum di buang ke lingkungan, agar
keseimbangan lingkungan tetap terjamin.
2.1 Limbah Cair ( Efluence )
Tahap dalam pengelolaan limbah cair ini adalah :

 Acid Waste
 Alkali Waste
 Sulphide Waste
 Natural Waste
 Air Buangan Rumah Tangga Pabrik
Secara garis besar proses pengolahan di mulai dari pengolahan awal, dilanjutkan dengan
pengolahan biologi dan di akhiri dengan melalui pengelolaan oleh lumpur aktif.

2.2 Limbah Gas


Limbah gas yang di hasilkan berupa gas dari persenyawaan sulfur ( CS2,H2S, dan CO2).
Sebagian besar gas-gas yang banyak mengandung sulfur ini dapat di peroleh kembali dari topshoe
plant dengan cara pengabsorsian sehingga di hasilkan asam sulfat. Reaksi pengabsorsian tersebut
adalah
SO2 + ½ O2  SO2
SO3+ H2O H2SO4
_____________________________________________________
SO2 + ½ O2+ H2O  H2SO4 +SO3
Dengan demikian selain memberikan keuntungan kepada perusahaan karena memberikan produk
samping, topsoe plant ini berarti ini berarti juga mengurangi jumlah limbah gas yang di buang ke
udara.
PENGELOLAAN LIMBAH
1. Pengelolaan Limbah Cair
Untuk pengolahan limbah cair di kenal dengan nama effluent Plant. Unit inimengolah limbah
cair yang berasal dari tiga departemen, yaitu department viscose, spinning dan spinbath.
Pengolahan limbah cair yang sudah berjalan adalahpengolahan tingkat pre treatment yaitu
pengendapan dengan penambahan kapur(CaCO3) dalam thickener. Over flow yang di hasilkan
langsung di buang di sungai.Air buangan industry harus di olah terlebih dahulu sebelum di
buang kelingkungan. Untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan, denganmemenuhi
ketentuan. Adapun pengolahan tersebut terbagi menjadi 2 tahap yaituchemical treatment dan
biological treatment.

2. Pengolahan Limbah Gas


Berdasarkan kandungan hydrogen sulfat dan karbon di sulfide, limbah yang
masukke WSA Plant (wet gas sulfuric acid process) di bagi menjadi dua bagian :
 Rich gas, yaitu merupakan gas yang kaya akan kandungan H2S dan CS2 sebagai
limbahdari department spinbath
 Lean gas, yaitu merupakan gas yang miskin akan kandungan H2S dan CS2
sebagailimbah dari spinning
WSA PLANT (WET GAS SULFURIC ACID PROCESS)
Proses WSA merupakan salah satu kunci proses desulfurisasi di pasaran saat ini. Sejak perusahaan
Danish Catalyst mematenkan teknologi ini pada akhir 1980. Proses ini telah dikenal sebagai proses
yang efisien dalam recovery sulfur dari bermacam macam pemrosesan gas dan menghasilkan
katalis asam sulfat yang komersil. Proses ini juga dapat menghasilkan banyak steam tekanan tinggi.
Proses WSA diterapkan banyak industri dimana penghilangan sulfur dibutuhkan.
Reaksi utama pembentukan asam sulfat dengan Wet Sulfuric Acis adalah:
1. Pembakaran
H2S + 1,5 O2  H2O + SO2
2. Oksidasi
SO2 + ½ O2  SO3
3. Hidrasi
SO3 + H2O  H2SO4 (g)
4. Kondensasi
H2SO4 (g)  H2SO4 (l)
Energi yang diproduksi dari reaksi digunakan untuk produksi steam. Energinya mendekati 2-3 ton
steam tekanan tinggi/ton asam yang diproduksi

Pengolahan di WSA (Waste Sulphuric Acid) Plant

Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Sulphur Burner
Berfungsi untuk membakar gas-gas buangan. Bahan yang masuk berupa flue gas, lean
gas, rich gas, sulfur. Sedangkan bahan yang keluar berupa SO2(g), CO2(g) dan uap air
(H2O).
Reaksi yang terjadi :
H2S(g) + 3/2 O2(g) SO2(g) + H2O(g)
CS2(g) + 3O2 (g) CO2(g) + 2SO2(g)
S(l) + O2(g) SO2(g)

b. Elektrofilter (Electro Static Presipitator)


Berupa plat yang dialiri listrik berfungsi untuk menangkap kotoran-kotoran (debu) yang
terbawa.

c. Converter
Berfungsi untuk mengkonversikan SO2 menjadi SO3. Bahan yang masuk berupa SO2(g)
dan CO2(g) serta uap air (H2O).
d. Gas cooler
Berfungsi sebagai pendingin dengan media pendingin berupa air.

Proses pengolahan limbah gas yang terjadi di WSA Plant dimulai ketika Rich gas dan
Lean gas dibakar dalam sulfur burner pada temperatur 596ºC untuk dihilangkan
kandungan
sulphurnya, kemudian dilewatkan converter pertama untuk membakar gas H2S dan
CS2.
Reaksi yang terjadi dalam converter yaitu :
CS2(g) + 3O2 (g) CO2(g) + 2SO2(g)
H2S(g) + 3/2 O2(g) SO2(g) + H2O(g)
Reaksi tersebut berlangsung secara eksotermis dengan temperatur output 550ºC. Gas
– gas
tersebut kemudian dialirkan menuju Converter kedua.
Flue gas dan Lean gas dibakar dalam support burner pada temperatur 650ºC guna
membakar kandungan sulphur yang ada di dalam gas tersebut. Gas hasil pembakaran
yang memiliki temperatur 300ºC ini kemudian dilewatkan dalam elektrofilter untuk
menghilangkan kotoran yang terbawa. Elektrofilter terdiri dari plat yang dialiri listrik dan
juga palu pembersih untuk membersihkan gas dari kotoran.

Gas yang keluar dari elektrofilter dicampur dengan aliran yang keluar dari converter
pertama kemudian dimasukkan ke dalam converter kedua untuk dikonversi lagi dengan
cara pembakaran menggunakan O2.

Di dalam converter kedua terjadi reaksi :


SO2 (g) + O2(g) SO3(g)

Keluar dari converter kedua, gas diturunkan temperaturnya dengan cara didinginkan
dalam gas cooler dengan media pendingin berupa air. Air pendingin ditampung dalam
steam drum dan sebagian menguap sebagai bahan bakar steam.
Temperatur gas yang sudah turun menjadi 240oC dimasukkan dalam WSA condenser
untuk mengubah SO3 menjadi asam sulfat.

Kondenser dengan tipe sell and tube ini menggunakan media udara dingin (H 2O) dari
cooling air filter dengan temperatur 100oC. Uap air yang keluar akan naik menuju ke
Chimney atau cerobong. sementara Acid akan turun lalu ditampung ke Acid Storage
Tank sebanyak 5lt/hari. Acid atau Asam sulfat dari WSA dipakai untuk pembuatan
larutan spinbath di Departement Spinbath.

Anda mungkin juga menyukai