Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENANGANAN LIMBAH BENGKEL OTOMOTIF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penanganan Limbah Bengkel Otomotif yang
diampu oleh Bapak Nurhadi,S.Pd.,SST.,M.T.

Disusun oleh :
Achmad backhrul anam (1741220001)
Mohammadbahrodin wahid (1741220062)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan lima hal, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah,
rumusan tujuan, keterbatasan masalah, dan manfaat. Keenam hal tersebut dipaparkan dalam
uraian berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin banyaknya kendaraan bermotor pasti akan banyak juga tempat untuk merawat
atau memperbaiki kendaraan bermotor yang tidak lain bengkel. Semakin banyaknya bengkel
bermotor pastinya juga meyumbang limbah bengkel separti oli bekas, onderdil kendaraan
bermotor dan sampah bungkus oli maupun bungkus onderdeil kendaraan bermotor. Maka dari
itu saya akan mengulas tantang Manajemen limbah pada bengkel, dengan semakin majunya
perkembangan teknologi maka harus semakin baik juga penerapan kelestarian lingkungan
agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih.
Salah satunya menerapkan teknologi Go Green yaitu sebuah penerapan teknologi yang
ramah terhadap lingkungan dengan berkembanya Go green maka kadar Co dan tombal dapat
berkurang, serta peranan bengkel service kendaraan bermotor yang mewajibkan manajemen
limbah bengkelnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, makalah ini didapat rumusan masalah
sebagai berikut.
1) pengertian limbah bengkel otomotif
2) apa saja limbah bengkel otomotif
3) bagaimana penanganan limbah bengkel otomotif
1.3 Rumusan Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini didapat rumusan tujuan sebagai
berikut.
1) Ingin mengetahui pengertian limbah bengkel otomotif
2) Ingin mengetahui apa saja limbah bengkel otomotif
3) Ingin mengetahui bagaimana penanganan limbah bengkel otomotif
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan yang diambil sebagai berikut.
1) Makalah ini hanya membahas tentang limbah bengkel otomotif

1.5 Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, manfaat penelitian ini sebagai berikut
1) Mengetahui pengertian limbah bengkel otomotif
2) Mengetahui apa saja limbah bengkel otomotif
3) Mengetahui bagaimana penanganan limbah bengkel otomotif
BAB II

PEMBAHASAN
Dalam bab ini dipaparkan
2.1 Definisi Limbah

Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah adalah sisa produksi baik dari alam
maupun hasil dari kegiatan manusia. Beberapa pengertian tentang limbah:

1) Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I


tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya.
2) Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah
didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia.

Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan lingkungan, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya (Mahida, 1984).

Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara lain senyawa organik yang dapat
terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa organik yang sulit
terurai (Rekalsitran), logam berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia
pathogen, dan parasit (Waluyo, 2010). Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan wujud
limbah yang dihasilkan, limbah terbagi 3 yaitu :

1) Limbah padat
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering
dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal
dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan lain-lain.
2) Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini selalu
larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak).
Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair
dari industri, dan lain-lain.
3) Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam
bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh dari limbah
gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil industry.
4) Limbah Bahan Bahaya dan Beracun (B3)
Limbah bahan beracun dan berbahaya (limbah B3) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat, konsentrasinya, atau jumlahnya yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemari lingkungan hidup dan membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup yang lain.

2.2 Klasifikasi dan Limbah Bahan Bahaya dan Beracun (B3)

Klasifikasi limbah Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun 2014 tentang
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah B3 berdasarkan sumbernya
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Limbah dari sumber spesifik. Limbah B3 ini merupakan sisa proses suatu industri
kegiatan tertentu.

2) Limbah dari sumber yang tidak spesifik. Untuk limbah B3 ini berasal bukan dari
proesutamanya, misalnya dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor,
korosi, pelarut perak, pengemasan dan lain-lain.

3) Limbah B3 dari bahan kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi. ‘Limbah jenis ini tidak memenuhi spesifikasi
yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali, sehingga memerlukan
pengelolaan seperti limbah B3 lainnya.

Selain berdasarkan sumber, limbah B3 dibedakan atas jenis buangan yaitu:

1) Buangan radioaktif, buangan yang mengemisikan radioaktif berbahaya, persisten


untuk periode waktu yang lama.

2) Buangan bahan kimia, umumnya digolongkan lagi menjadi:

(a) synthetic organics;


(b) anorganik logam, garam-garam, asam dan basa;

(c) flamable dan

(d) explosive.

3) Buangan biological, dengan sumber utama: rumah sakit, penelitian biologi. Sifat
terpenting sumber ini menyebabkan sakit pada mahluk hidup dan menghasilkan
toxin.

2.3 Karakteristik Limbah B3

Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Limbah B3 dibedakan


berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut (Padmaningrum, 2010):

1) Mudah terbakar (Flamable). Buangan ini apabila dekat dengan api/sumber api,
percikan, gesekan mudah menyala dalam waktu yang lama baik selama
pengangkutan, penyimpanan atau pembuangan. Contoh jenis ini buangan Bahan
Bakar Minyak (BBM) atau buangan pelarut (benzena, toluen, aseton).

2) Mudah meledak (Explosive) Buangan yang melalui reaksi kimia menghasilkan


ledakan dengan cepat, suhu, tekanan tinggi mampu merusak lingkungan.
Penanganan secara khusus selama pengumpulan, penyimpanan, maupun
pengangkutan.

Berdasarkan penjelasan PP No.85 Tahun 1999 Tentang Perubahan PP No.18 tahun


1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah dengan
sifat ini merupakan limbah yang pada suhu tekanan 19 standar (25oC, 760 mmHg)
dapat meledak atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

Limbah B3 dengan sifat mudah meledak yang paling berbahaya adalah limbah B3
peroksida organik karena bersifat oksidator dan tidak stabil. Senyawa ini sangat
sensitif terhadap guncangan, gesekan dan panas, serta terdekomposisi secara
eksotermis dengan melepaskan energi panas yang sangat tinggi.

3) Menimbulkan karat (Corrosive) Buangan yang pH nya sangat rendah (pH 12,5)
karena dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat menyebabkan karat besi dengan
adanya buangan lain, dapat menyebabkan karat baja/besi. Contoh: sisa karat besi/
logam, dan limbah baterai/ aki. 4) Menimbulkan penyakit (Infectious Waste),
Buangan yang dapat menularkan penyakit. Contoh: tubuh manusia, cairan tubuh
manusia yang terinfeksi, limbah bengkel yang terinfeksi kuman penyakit yang
dapat menular.

5) Menimbulkan beracun (Toxic waste), Buangan berkemampuan meracuni,


menjadikan cacat sampai membunuh mahluk hidup dalam jangka panjang ataupun
jangka pendek. Sebagai contoh logam berat (seperti Hg, Cr), pestisida, pelarut,
halogenida.

2.4 Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Bahaya dan Beracun (B3)

Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan,


pemanfatan,pengolahan dan penimbunan. Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus
mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas
tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan
limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga
ditembuskan ke Bapedalda setempat.

Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian


Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor Kep03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September
1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Pengolahan limbah B3 meliputi pengumpulan limbah di laboratorium, pengambilan limbah
dari laboratorium, penyimpanan sementara di gudang penyimpanan sementara limbah B3 dan
pengangkut ke pengolah akhir yaitu lembaga berwenang yang ditunjuk pemerintah (Peraturan
Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun).
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Limbah merupakan bahan sisa dari suatu proses dan sudah tidak bisa di pakai dengan
semestinya, pembuangan limbah juga harus menjadi perhatian penting terhadap dampak
lingkungan terutama limbah otomotif. Maka harus ada peranan penting dalam melakuakan
manejemen limbah dengan adanaya peranan pihak dari pemerintah atau instansai yang
berwenag/terkait , masyarakat, pemilik industri dan bengkel. Agar terciptanya lingkungan
yang baik sehat dan bersih.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1) Apakah limbah bengkel otomotif berbahaya ?


2) Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi limbah bengkel otomotif ?
3) Sebutkan contoh limbah bengkel otomotif cair !
4) Sebutkan contoh limbah bengkel otomotif padat !
5) Sebutkan contoh limbah bengkel otomotif gas !
6) Mengapa diperlukan penanganan limbah bengkel otomotif ?
7) Apakah ada peraturan yang mengatur penanganan limbah bengkel otomotif ?
8) Apakah ada organisasi/instansi yang merngatur tentang penanganan limbah bengkel
otomotif ?
9) Apa ada simbol/tanda yang menunjukkan tentang bahaya limbah bengkel?
10) Bagaimana pendapat anda tentang penanganan limbah otomotif ssat ini?
Jawab !
1) Ya. Limbah bengkel otomotif berbahaya.
2) Kita perlu meminimalisir penggunaan limbah, contoh nya dengan mndaur ulang atau
menggunakan bahan sisa otomotif sebagai kerajinan.
3) Oli bekas, air accu,
4) Spare part bekas, butiran debu, botol bekas oli
5) Gas buang, Freon yang lepas,
6) Karena apabila limbah bengkel tidak ditangani dengan tepat maka akan merusak
ekosistem baik untuk manusia sendiri maupun untuk hewan. Yang pasti akan
mencemari lingkungan kita sendiri.
7) Ada yaitu undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengolahan lingkungan hidup
8) Ada yaitu ASBEKINDO (Asosiasi Bengkel Kendaran Bermotor Indonesia)
9) Ada berikut contohnya :

10) Untuk penanganan di bengkel-bengkel resmi Cukup baik untuk penanganan nya saat
ini,tetapi untuk bengkel rumahan masih buruk.kadang” membuang olie sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai