Anda di halaman 1dari 8

Limbah – Pengertian, Jenis, Bahaya & Dampaknya

Pengertian Limbah

Limbah atau sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sebuah proses
produksi, apapun bentuk produksinya. Mulai dari skala kecil, seperti rumah tangga, hingga
skala besar seperti pabrik industri. Limbah memiliki bentuk yang beragam, mulai dari
limbah cair hingga limbah padat. Limbah padat disebut juga sebagai sampah. Limbah
menjadi bahan buangan yang keberadaannya tidak dikehendaki ada di lingkungan tinggal
manusia. Sebab, limbah dinilai tidak memiliki manfaat apapun, baik secara ekonomis,
kesehatan, maupun secara visual.

Berbagai senyawa kimia tertentu terkandung dalam limbah. Oleh karena itu, limbah
seringkali berdampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.

Karakteristik Limbah

Limbah memiliki karakteristik yang dibedakan menurut ciri fisik dan kimia. Berikut ini
adalah penjelasan dari ciri fisik dan kimia limbah, yaitu:

1. Ciri Fisik Limbah

 Zat Padat

Limbah dapat berbentuk sebagai zat padat atau solid. Zat ini adalah sebuah residu yang
tidak akan hancur, meskipun telah menempuh proses pemanasan yang mencapai suhu 103
derajat hingga 105 derajat celcius.

Bau

 Limbah memiliki ciri, yaitu berbau. Bau yang muncul adalah efek dari senyawa yang
terkandung dalam limbah atau proses dekomposisi zat organik. Proses pembusukan
akan menciptakan gas yang berbau. Bau dapat muncul baik di limbah padat, cair,
maupun gas. Contohnya adalah zat amonia.

 Suhu

Suhu limbah umumnya lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan sekitar. Misalnya air
yang tercemar limbah yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan suhu air bersih. Suhu
yang lebih tinggi menandakan adanya kadar DO dalam air.
Warna ini disebabkan oleh dekomposisi material organik. Selain itu, penurunan kandungan
oksigen air juga dapat menyebabkan perubahan warna air.

 Kekeruhan

Selain warna, kekeruhan air juga dapat menjadi indikator pencemaran. Air yang keruh
dapat disebabkan oleh lumpur, zat organik, maupun mikroorganisme yang jumlahnya
banyak, sehingga lebih lama mengendap ke dasar air.

2. Ciri Kimia Limbah

 Bahan Organik

Ciri limbah yang berasal dari bahan organik dapat dilihat dari senyawa pembentuknya.
Seperti air limbah rumah tangga yang mengandung bahan organik, yaitu 10% minyak, 70%
karbohidrat, dan 65% protein. Lemak yang ada di dalam limbah rumah tangga sebagian
besar berasal dari sisa makanan.

 Biologycal Oxygen Demand

BOD atau Biologycal Oxygen Demand adalah jumlah oksigen di dalam air yang diperlukan
oleh mikroorganisme untuk mengubah bahan organik. BOD dapat dihitung berdasarkan
teknik dan metode tertentu.

 Dissolved Oxygen

DO atau Dissolved Oxygen merupakan satuan untuk melihat tingkat oksigen yang terlarut


di dalam air. Oksigen sangat dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup, maka kadar DO
sangat penting dalam perairan. Jika perairan memiliki tingkat DO yang rendah, bisa jadi
perairan telah tercemar limbah.

 Chemical Oxygen Demand

COD atau Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk


oksidasi bahan organik.

 pH

pH adalah kadar keasaman sebuah bahan. Limbah memiliki pH yang tidak netral. Oleh
sebab itu, pH limbah dapat menyebabkan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya dan
menjadi berbahaya.
Jenis-Jenis Limbah

Limbah dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kategori tertentu, seperti bentuk, sumber
dan senyawa penyusunnya. Berikut ini adalah berbagai jenis limbah berdasarkan kategori-
kategori tersebut, antara lain:

1. Berdasarkan Bentuk / Wujud

 Limbah Padat

Limbah padat disebut juga dengan istilah sampah. Limbah padat dapat berupa sampah
anorganik atau sampah organik yang lembap. Jenis limbah padat banyak ditemukan di
lingkungan pemukiman.

Contoh limbah padat, antara lain sampah sisa makanan, sampah plastik, sampah
kaleng, styrofoam dan sebagainya.

 Limbah Cair

Limbah cair merupakan salah satu jenis limbah yang banyak kita temukan di lingkungan
sekitar. Limbah ini berbentuk cair dan umumnya telah bercampur dengan bahan buangan
lain yang larut dengan air.

Limbah cair dihasilkan dari keseharian manusia dan dunia industri. Contoh limbah cair
dalam skala kecil adalah air bekas mandi dan air bekas cucian yang dapat membuat air
tercemar.

 Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang terdiri dari berbagai macam senyawa kimia yang menguap
di udara. Jenis limbah gas dapat dengan mudah menyebar secara luas melalui media udara.
Hal ini yang sering menciptakan pencemaran udara, Contoh limbah gas, misalnya sulfur
oksida, karbon monoksida, freon, dan sebagainya.
 Limbah Suara

Limbah suara merupakan salah satu jenis limbah yang sering kita temui. Akan tetapi,
keberadaannya mungkin lebih banyak diabaikan. Limbah suara atau juga kita kenal
dengan polusi suara adalah pencemaran berbentuk gelombang suara yang menyebabkan
gangguan. Contohnya adalah suara kendaraan bermotor yang bising dan suara-suara dari
mesin produksi.

2. Berdasarkan Sumber Limbah

 Limbah Domestik

Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari manusia, termasuk
limbah rumah tangga. Limbah ini berasal dari area permukiman penduduk, rumah makan,
dan juga pasar. Kebanyakan limbah domestik adalah limbah kemasan, sisa makanan, dan
sisa cucian.

 Limbah Industri

Setiap proses produksi atau industri, hampir selalu menghasilkan limbah. Limbah industri
dapat berasal dari industri skala kecil dan juga skala besar. Limbah industri skala kecil,
misalnya sisa buangan produksi tempe. Sedangkan limbah industri dalam skala besar,
misalnya limbah cair, padat, dan gas yang keluar dari pabrik.

 Limbah Pertanian

Kegiatan pertanian juga menyumbangkan limbah untuk lingkungan. Limbah pertanian


dihasilkan dari kegiatan tani dan perkebunan. Beberapa contoh limbah pertanian, antara
lain sekam, jerami, ranting-ranting kecil, daun-daun kering, dan lainnya.

 Limbah Pertambangan

Pertambangan merupakan salah satu bidang yang menghasilkan limbah dan lebih dikenal
dengan istilah limbah pertambangan.

 Limbah Pariwisata

Sektor pariwisata juga menjadi penyumbang limbah. Contoh limbah pariwisata berupa asap
kendaraan wisata, sampah di kawasan wisata, bahan bakar perahu yang tumpah, dan
sebagainya.

 Limbah Medis

Peralatan medis dan juga obat-obatan berpotensi menjadi limbah di kemudian hari. Mulai
dari sisa peralatan seperti jarum suntik, hingga limbah obat-obatan.
3. Berdasarkan Senyawa Penyusun

 Limbah Organik

Limbah organik adalah limbah yang terdiri dari unsur-unsur yang berasal dari makhluk
hidup. Limbah semacam ini mudah terurai atau membusuk, biasanya berasal dari sisa
makanan.

 Limbah Anorganik

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari bahan-bahan fabrikasi.
Karakteristik limbah anorganik adalah tidak mudah terurai. Bahkan, proses penguraiannya
membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Contohnya adalah plastik,
kaca, dan logam.

 Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disingkat Limbah B3 adalah limbah yang
bersumber dari kegiatan manusia dan bersifat berbahay bagi makhluk hidup dan
lingkungan. Limbah B3 memiliki ciri tersendiri yang membedakan dengan jenis limbah
lainnya.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Limbah B3 adalah salah satu jenis limbah berbahaya yang berasal dari proses produksi.
Sifat, jumlah, dan atau konsentrasi limbah B3 dapat merusak lingkungan dan kelangsungan
hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bahan kimia beracun dan oli bekas adalah beberapa contoh limbah B3. Berikut ini adalah
ciri atau karakteristik dari limbah berbahaya dan beracun, antara lain:

 Mudah Meledak

Salah satu ciri limbah B3 adalah mudah meledak. Limbah akan meledak jika berada pada
suhu dan tekanan (25 derajat celcius dan 760 mmHg). Limbah ini juga menghasilkan gas
melalui reaksi kimia fisika dan menciptakan kerusakan lingkungan.

 Mudah Terbakar
Karakteristik lain limbah B3 adalah mudah terbakar jika kontak dengan api, udara, dan
bahan lainnya meski masih berada pada tekanan dan suhu normal. Beberapa jenis limbah
yang mudah terbakar, antara lain cat, pembersih logam, beberapa jenis tinta, dan
sebagainya.

 Beracun

Sifat beracun juga termasuk ciri limbah B3. Limbah yang mengandung zat racun atau
pencemar dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan bagi makhluk hidup.
Racun dari limbah ini dapat menyebar melalui media udara, sentuhan kulit, maupun mulut.

 Menyebabkan Infeksi

Paparan limbah B3 dapat menyebabkan infeksi. Limbah ini bisa menularkan kuman
penyebab infeksi dan menyebabkan wabah penyakit. Beberapa jenis limbah B3 yang bisa
menyebabkan infeksi, antara lain limbah laboratorium, limbah cair yang berasal dari
tindakan medis, dan sebagainya.

 Korosif

Limbah B3 memiliki sifat korosif. Apabila kulit manusia bersentuhan dengan limbah ini,
maka akan menyebabkan sensasi terbakar pada kulit dan iritasi. Selain itu, juga dapat
enyebabkan perkaratan pada logam karena mengandung pH bersifat asam tinggi.

 Reaktif

Limbah B3 bersifat reaktif, mudah mengalami perubahan dan sifatnya tidak stabil.
Sehingga menimbulkan ledakan, gas, asap, racun, dan sebagainya jika bereaksi dengan
bahan lain.

Dampak Limbah

Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan makhluk hidup tidak dapat diabaikan, sehingga
harus ditemukan cara yang tepat untuk mengelola limbah jenis apapun. Dampak dari
adanya limbah, antara lain:

1. Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Manusia

Lingkungan yang tercemar oleh limbah akan menyebabkan kerusakan keanekaragaman


hayati, termasuk dampaknya terhadap manusia. Beberapa contoh gangguan kesehatan pada
manusia, yakni:

1. Menyebabkan kondisi lingkungan kotor dan berbau.


2. Menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi, misalnya gangguan pencernaan, diare,
tifus, jamur, gangguan saraf, gangguan nafas, dan penyakit lainnya.
3. Menyebabkan keracunan.

2. Dampak Limbah Terhadap Alam dan Lingkungan

Tidak hanya dampak bagi manusia, kontaminasi limbah juga berdampak terhadap alam dan
lingkungan sekitar. Kerusakan lahan dan lingkungan adalah salah satu dampak yang paling
sering terjadi. Selain itu, lingkungan menjadi kurang sehat untuk dihuni.

Limbah yang menyumbat sistem aliran sungai dan drainase juga akan menyebabkan


masalah, seperti banjir. Hewan-hewan akan mendapatkan dampak, seperti keracunan.
Kemudian, tanaman akan layu jika terpapar limbah.

Pengelolaan Limbah

Berdasarkan masalah-masalah yang ditimbulkan dari adanya limbah, maka diperlukan


sebuah sistem pengolahan limbah yang baik dan terintegrasi dengan peraturan pemerintah.
Tujuannya, untuk mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan dan kehidupan
manusia, serta makhluk hidup lainnya.

Beberapa teknis pengelolaan limbah yang bisa dilakukan secara umum, antara lain:

 Pengurangan Limbah
 Salah satu cara untuk melakukan pengelolaan limbah adalah berusaha untuk
mengurangi jumlah limbah. Cara ini bisa dilakukan sejak dini dan dimulai dari diri
sendiri, seperti membiasakan menggunakan botol isi ulang daripada air kemasan
sekali minum.

 Daur Ulang

Daur ulang limbah juga bisa dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan dari
sampah. Sampah-sampah anorganik dapat dimanfaatkan atau digunakan kembali untuk
fungsi lainnya. Sementara itu, limbah organik dapat dimanfaatkan untuk pupuk kompos.

 Pengolahan

Pengolahan untuk limbah berbahaya juga perlu dilakukan. Khususnya yang berasal dari
limbah industri. Pengolahan ini perlu dilakukan dan disesuaikan dengan senyawa yang
terkandung dalam limbah.

 Pembuangan

Pembuangan limbah harus dilakukan melaluimekanisme yang baik. Limbah tidak boleh
dibuang sembarangan. Semua harus memenuhi peraturan terkait agar tidak
menimbulkan dampak bagi lingkungan.
Peraturan dan Dasar Hukum Pengelolaan Limbah

Dalam menangani limbah, pemerintah Indonesia telah menerbitkan berbagai peraturan


perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum pengelolaan limbah, antara lain:

1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang Pengelolaan


Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No
P.70/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/8/2016 Tehun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2017
Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
4. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.50 Tahun 2016 tentang Pembangunan
dan Pengoperasian Fasilitas Pengelola Sampah dalam Kota/Intermediate Treatment
Facility
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2012 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah
7. PP No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pesampahan
9. Peraturan direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Nomor
23/ILMTA/PER/11/2009 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Rekomendasi
sebagai Importir Produsen Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (NON B3)
10. PP No.61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif
11. Permen LH No.30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pemulihan Akibat
Pencemaran bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah
12. Surat Edaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-03/BC/2008 Tahun 2008
tentang Pengeluaran Sisa Hasil Produksi/Limbah (Waste dan Scrap)
13. UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.252 Thun 2004 tentang Program
Penilaian Peringkat Hasil Uji Tipe Emisi Gas Buang kendaraan Bermotor Tipe Baru
15. Keputusan MENLH NO.128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi
secara Biologis
16. PP No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Anda mungkin juga menyukai