Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN

“PENGELOLAAN LIMBAH PADAT”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Pengantar Mata Kuliah

Pengantar Rekayasa Lingkungan

Disusun Oleh:

Eva Rahmadani Batubara

2170111041

Dosen Pengempu

Indriasari,ST.,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Rakayasa Lingkungan dengan judul
“Pengelolaan Sampah” pada waktu yang telah ditentukan. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Indriasari.ST.MT yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Rekayasa Lingkungan
memberikan tugas ini.
2. Keluarga dan teman-teman serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
yang telah membantu proses serta memberikan dukungan dalam pembuatan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan demi peningkatan makalah
dimasa yang akan datang.

Jakarta, 22 JUNI 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………….4
2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………….5
3. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………………………………………5

BAB II. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SAMPAH…………………………………………………………………………………………….6
2. JENIS - JENIS SAMPAH……………………………………………………………………………………………..7
3. PENGARUH SAMPAH TERHADAP LINGKUNGAN……………………………………………………..10
4. UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH…………………………………………………………………………….12

BAB III. PENUTUP

1. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………….18
2. SARAN……………………………………………………………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………….19

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai
saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan
sampah. Sampah – sampah itu diangkut oleg truk-truk khusus dan dibuang atau
ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal
tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan
menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibir penyakit di kemudian
hari.

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup


masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah
memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi
lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.

Berdasarkan Undang-Undang No.18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan


sehati-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah
dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan
kimianya sampah dapat digolongkan menjadi; 1) sampah ada yang mudah membusuk
terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain. 2)
sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastic, kertas, karet, logam, sisa bahan

5
bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang
berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah akit
yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.

Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan


pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan
menjadi sumberdaya. Mencermati phenomena di atas muka sangat diperlukan model
pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya mewujudkan perkotaan dan
perdesaan yang bersih dan hijau.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian pencemaran sampah?
2. Apa saja jenis-jenis sampah?
3. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan?
4. Bagaimanakan upaya untuk pengelolaan sampah?

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian dari pencemaran sampah.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis sampah.
3. Dapat mengetahui pengaruh sampah terhadap lingkungan.
4. Dapat mengetahui upaya untuk pengelolaan sampah.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENCEMARAN
Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain
kedalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pencemaran
juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat
terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang
semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan, yang
salah satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefiniskan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenernya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan
oleh alam (missal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas
pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan
dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran
lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah
mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan agar tidak mencemari lingkungan.

B. JENIS-JENIS SAMPAH

7
1. Berdasarkan Sifat
a) Sampah Organik dapat diurai (degradable)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos.
b) Sampah Anorganik – tidak terurai (undergradable)
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya.
2. Berdasarkan Sumber
a) Sampah Alam
b) Sampah Manusia
c) Sampah Konsumsi
d) Sampah Nuklir
e) Sampah Indsutri
f) Sampah Pertambangan

3. Berdasarkan Bentuk
a) Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine, dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga:sampah dapur, sampah
kebun, plastik, metal, gelas, dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organic
merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting. Rumput pada waktu
pembersiha kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:
1) Biodagrable yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti sampah dapur, sisa hewan, simpah
pertanian dan perkeunanan.
2) Non-biodagrable yaitu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, themo
cial dan lain-lain.

b) Sampah Cair
Sampah Cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampaj.

8
1) Sampah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri.
Sampah ini mengandung pathogen yang berbahaya.
2) Sampah rumah tangga yaitu sampah cair yang dihadirkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung pathogen.
Dalam kehidupan manusia, Sampah ini mungkin mengandung pathogen.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar dalang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah) misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi
sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip
dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik-pabrik
tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

c) Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses duar
ulang alami, seperti hal nya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi
tanah. Diluar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah,
misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

d) Sampah Manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil penceraan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vector
(sarana perkembangan) penyakit. Sampah dapat berada pada setiap fase materi:
padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi

e) Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hal dari fusi nuklir dan visi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan kehidupan juga
manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak
berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya
bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan)

C. PENGARUH SAMPAH TERHADAP LINGKUNGAN

9
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar
terhadap lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan
menimbulkan beberapa dampah negatif dan bencana seperti:
1. Dampak terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampa yang karang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang
dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya keshatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a) Penyakit diare, kolera, tifus meneybar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah denga pengelolaan tidak tepat dan bercampur
air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.
b) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
d) Sampah Beracun.
Tempat dialporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meniggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak terhadap rusaknya lingkungan


Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai
akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya eksosistem
perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organic, seperti metana. Selain
berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak terjadinya banjir


Banjir merupakan perisita terbenamnya daratan (yang biasanya kering)
karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air
yang berlebihan disuatu tempat akibat hujan besar dan peluapan air sungai.
Sampah yang dibuang kedalam got/saluran air yang menyebabkan manpat

10
adalah faktor utama yang belum disentuh, berton-ton sampah masuk aliran
sungai dan menempatkan aliran dan menyebabkan polusi sampah di muara
pantai, sungai, dan danau.
Sampah sungai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang
bertempat tinggi dipinggiran sungai, mereka tidak mempunyai tempat
pembuangan sampah resmi yang dikoordinir lingkungannya. Ini berkaitan
juga dengan kebiasaan warga/penduduk yang tidak mempunyai kesadaran
artinya polusi, tenggang rasa serta kebiasaan mau enaknya sendiri. Ini
berkaitan budaya masyarajat yang kurang pembinaan tentang artinya
kebersihan lingkungan dan cara mengatasi.

4. Dampak terhaap keadaan sosial dan ekonomi.


a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurag menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-dimana.
b) Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan.
c) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya
pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
d) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain.
e) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Jika sarana penampungan sampan kurang atau tidak efisien, orang
akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan
jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

D. UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH


Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur
ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untu memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus
untuk masing masing jenis zat.

11
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda atau Negara ke Negara yang lain
(sesuai budaya yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan
dengan daerah pedesaan, serta berbean juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusaan pengolah
sampah.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda
tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk
mengolah, dan ketersediaan area.
Upaya-upaya dalam pengelolan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan
beberapa metode atau cara sebagai berikut:
1. Melakukan metode pembuangan dan penimbunan
Penimbunan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling popular di
dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai,
lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi
tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan
penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angina berbau
sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbondioksida yang
juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang
modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah
menggunakkan bahan tanah liat atau pelapis plastic. Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup
untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah
mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas
yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat
penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakad di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2. Melakukan metode daur ulang


Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang

12
yaitu pengampilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori
dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari
daur ulang yaitu:
a. Pengelolaan kembali secara fisik.
Metode ini adalah aktivitas paling popular dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakkan kembali sampah yang telah
dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleng baja
makanan/minuman, botol bekas, kertas karton, Koran, majalah dan
kardus. Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah
dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau
dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastic lain yang
dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur
ulang. Daur ulang dari produk yang komplek seperti computer atau
mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan
dikelompokkan menurut jenis bahannya.
b. Pengelolaan kembali secara biologis.
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa
makanan/kertas, bisa diolah dengan menggunakkan proses biologis
untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya
adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakkan sistem dasar pendegradasian bahan-
bahan organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme
bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah
dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak
terlalu basah dan kering), dan aerasi yang baik (kandungan oksigen).
Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organic
yang ekologi (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta
sangat memungkinkan melibatkan langsung masyarakat sebagai
pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi
desentralisasi (sedesentralisasi) atau metode inti
(pemerintah/swasta) plasma (kelompok usaha dimasyarakat). Hal ini
pula akan berdapak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius atau penuh oleh
pemerintah daerah (kab/kota).
c. Pemulihan Energi

13
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak
langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.
Daur ulanh melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari
menggunakkannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan
sampai menggunakkannya untuk memanaskan borlaer untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan,
dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada
tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah
menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa
dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk
lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk lain.
Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti
karbon aktif. Gasifikasi busure plasma yang canggih digunakan untuk
mengonversi material organik angsung menjadi gas sintestis
(campuran antara karbon monoksida dan hydrogen). Gas kemudian
dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

3. Melakukan metode penghindaran dan pengurangan


Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai,
memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang
atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindayri
penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakkan
bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain
ke dalam air atau udara yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pencemaran juga
bisa dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia
dan proses alam, sehingga kualitas air udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Jenis-jenis sampah secara umum terbagi menjadi 2, yaitu sampah organik dan
anorganik. Samopah menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan hidup
dimana sampah menyebabkan kerusakan lingkungan, munculnya penyakit, terjadinya
banjir, sampai kerugian ekonomi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
dampak negatif dari sampah ialah dengan mandaur ulang sampah, melakukan
penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari masing-masing individu.

B. SARAN
Diharapkan kepada para mahasiswa dan pembaca makalah ini khususnya
program studi teknik sipil untuk lebih mendalami ilmu tentang upaya-upaya pengelolaan
sampah untuk kelestarian lingkungan hidup. Karena pencemaran oleh sampah sudah
sangat mengkhawatirkan dimana lingkungan yang kita huni ini sudah tercemar oleh
berbagai jenis sampah, baik yang berbahaya maupun tidak, baik yang dapat
dimanfaatkan maupun tidak.
Untuk para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam banyak tentang
makalah ini, disarankan untuk mencari buku yang lebih khusus di perpustakaan atau
website yang relevan dan terpercaya di internet.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agung Suprihatin, S. Pd; Ir. Dwi Prihanto; Dr. Michel Gelbert. 1996. Pengelolaan Sampah.

Malang : PPPGT / VEDC Malang.

Anonim 2012.C. https://carapedia.com/pengertian_definisi_sampah. Diakses tanggal 23 May


2022.

Anonim 2012.D. https://soerya.surabaya.go.id. Diakses tanggal 23 May 2022.

Anonim 2012.E. https://insanutamasdit.wordpress.com. Diakses tanggal 23 May 2002.

Apriadji, Wied Harry. 1994. Memproses Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ary Nilandari. 2006. Aku Bisa Menghemat Listrik. Jakarta : Dian Rakyat.

Suhadi. 1995. Wiraswasta Sampah. Surabaya: Bina Ilmu.

16

Anda mungkin juga menyukai