Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada tim
penyusun, sehingga Modul Course Pengelolaan Limbah Perkebunan Kelapa Sawit,
Program Krendesial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Modul ini dibuatkan dengan konten yang baik, bahasa yang mudah, ringkas,
dan akurat. Di setiap akhir bab materi ada latihan yang dapat dikerjakan mahasiswa, hal ini
bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman materi yang ditelah diterima oleh mahasiswa.

Kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, mitra Best Agro, tim panitia KMMI Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, dan
tim penyusun modul ini. Penyusunan modul ini, tentunya masih terdapat kekurangan oleh
karena itu, perlunya kritik dan saran membangun agar modul ini dapat lebih baik dimasa yang
akan datang.

Palangka Raya, 30 Juli 2021

Novrianti, ST., MT
Ketua Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAS ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv
BAB I ......................................................................................................................................... 1
RUANG DAN LINGKUP TEKNIK LINGKUNGAN ............................................................. 1
DALAM PENANGANAN LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT ......................................... 1
A. DESKRIPSI ................................................................................................................. 1
B. PENCEMARAN ......................................................................................................... 1
C. LIMBAH ..................................................................................................................... 2
D. LIMBAH B3 ............................................................................................................... 8
E. INDUSTRI KELAPA SAWIT .................................................................................. 10
F. LIMBAH DARI INDUSTRI SAWIT ....................................................................... 11
G. RANGKUMAN ........................................................................................................ 13
H. LATIHAN ................................................................................................................. 13
I. BAHAN BACAAN PENDUKUNG............................................................................. 13

iii
DAFTAR GAMBAR

1. (a) Limbah organik, (b) Limbah anorganik, (c) Sampah abu, (d) Sampah
bangkai binatang, (e) Sampah sapuan, (f) Sampah industri kelapa sawit ............................. 5
2. (a) Limbah cair domesttik, (b) Limbah cair indutri tahu , (c) Rembesan dan luapan,
(d) Air hujan membawa sampah ke jalan ............................................................................. 7
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ....................................................................... 9
4. (a) Limbah padat tandan kosong kelapa sawit, (b) Limbah cairan kelapa sawit,
(c) Limbah gas industri kelapa sawit, (d) Limbah B3 ......................................................... 12

iv
BAB I

RUANG DAN LINGKUP TEKNIK LINGKUNGAN

DALAM PENANGANAN LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT

A. DISKRIPSI

Bab i menguraikan ruang dan lingkup teknik lingkungan dalam penanganan

limbah pabrik kelapa sawit. Mahasiswa harus memahami dan mampu menjelaskan

istilah antara lain: (1) istilah pencemaran, (2) istilah limbah dan berdasarkan jenis

limbah: (limbah organik, limbah anorganik), jenis limbah berdasarkan wujudnya:

(limbah padat, limbah cair dan limbah gas, (3) istilah limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3), dan (4) limbah industri kelapa sawit.

B. PENCEMARAN

Menurut Pasal 1 butir 14 Undang-Undang (selanjutnya disingkat UU) terbaru

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa

pengertian pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Masalah

pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara

serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena

pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi

pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup

mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya

terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses

alam atau juga karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau
2

perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi

sehingga banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.

C. LIMBAH

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, limbah didefinisikan

sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Limbah adalah

bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak

dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila

tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

Berdasarkan jenisnya limbah terbagi menjadi dua yaitu:

• Limbah Organik

Limbah organik memiliki defenisi berbeda yang penggunaannya dapat

disesuaikan dengan tujuan penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara

kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur

karbon (C), sehingga meliputi limbah dari makhluk hidup (misalnya kotoran

hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa- sisa tumbuhan mati), kertas,

plastik, dan karet. Namun, secara teknis sebagian besar orang mendefinisikan

limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari makhluk hidup (alami)

dan sifatnya mudah busuk. Artinya, bahan-bahan organik alami namun sulit

membusuk/terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang juga

sulit membusuk/terurai, seperti plastik dan karet, tidak termasuk dalam limbah

organik. Hal ini berlaku terutama ketika orang memisahkan limbah padat

(sampah) di tempat pembuangan sampah untuk keperluan pengolahan limbah.

Limbah organik yang berasal dari mahluk hidup mudah membusuk karena pada

mahluk hidup terdapat unsur karbon (C) dalam bentuk gula (karbohidrat) yang

rantai kimianya relatif sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi
3

mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Hasil pembusukan limbah organik

oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan (CH4) yang juga

dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.

• Limbah Anorganik

Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah organik meliputi limbah yang

tidak mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas

atau perkakas, dan aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga),

kaca, dan pupuk anorganik (misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan

fosfor). Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat

diurai oleh mikroorganisme. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah

organik yang sering diterapkan di lapangan umumnya limbah anorganik dalam

bentuk padat (sampah).

Berbeda dengan pengertian di atas secara teknis, limbah anorganik didefinisikan

sebagai segala limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh

mikroorganisme pengurai. Dalam hal ini, bahan organik seperti plastik, kertas,

dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut

sulit diurai oleh mikroorganisme sebab unsur karbonnya membentuk rantai

kimia yang kompleks dan panjang (polimer).

Jenis limbah berdasarkan wujudnya ada 3 yaitu: limbah cair, limbah padat dan limbah

gas

• Limbah Padat

Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik

yang berbentuk padat. Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas,

plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll. Limbah padat dapat diklasifikasikan

menjadi enam kelompok sebagai berikut:


4

o Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi

basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai

mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa makanan, sisa dapur, sampah

sayuran, kulit buah- buahan.

o Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah

padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh

mikroorganisme, sehingga sulit membusuk. Contohnya yaitu: selulosa,

kertas, plastik, kaca, logam

o Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil

pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak

mudah membusuk

o Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang

berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang

mati.

o Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan

jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, seperti

dedaunan, kertas dan plastik.

o Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang

bersal daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis

industrinya

Penanganan limbah padat bisa dibedakan dari kegunaan atau fungsi limbah

padat itu sendiri. Limbah padat ada yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan

lagi serta mempunyai nilai ekonomis seperti plastik, tekstil, potongan logam,

namun ada juga yang tidak bisa dimanfaatkan lagi. Limbah padat yang tidak

dapat dimanfaatkan lagi biasanya dibuang, dibakar, atau ditimbun begitu saja.
5

Beberapa industri tertentu limbah padat yang dihasilkan terkadang

menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan tempat atau areal luas

yang dibutuhkan untuk menampung limbah tersebut

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)


Gambar 1. (a) Limbah organik, (b) Limbah anorganik, (c) Sampah abu, (d)
Sampah bangkai binatang, (e) Sampah sapuan, (f) Sampah industri
kelapa sawit

• Limbah Cair

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari

limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.

Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau

aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta

bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam

air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya

yaitu:

o Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil

buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan

perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan

air tinja
6

o Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil

buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari

industri tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian

daging, buah, atau sayur

o Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang

berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan

limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari

permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan

melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat

melalui bagian saluran yang membuka atau yang terhubung ke

permukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin

ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau

perkebunan.

o Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air

hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah

dapat melewati dan membawa partikel- partikel buangan padat atau cair

sehingga dapat disebut limbah cair.

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air

dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air

sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Limbah cair yang

tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan dampak yang besar

bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber penyakit bagi

masyarakat. Mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh

limbah cair bagi lingkungan, sehingga penting bagi sektor industri maupun

domestik untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.


7

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

lingkungan. Apa pun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat

setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan

teknologi masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan limbah cair dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pengolahan secara biologi, pengolahan

secara fisika, dan pengolahan secara kimia.

(a) (b) (c)

(c)
Gambar 2. (a) Limbah cair domesttik, (b) Limbah cair indutri tahu , (c)
Rembesan dan luapan, (d) Air hujan membawa sampah ke jalan

• Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara

alami udara mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll.

Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan

menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang dihasilkan berlebihan dapat

mencemari udara serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Zat pencemar

melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.

Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang

seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk
8

gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun

akibat langsung.

Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel

bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga

tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan padatan dan cairan tersebut disebut

sebagai materi partikulat. Seperti limbah gas yang dihasilkan oleh suatu pabrik

dapat mengeluarkan gas yang berupa asap, partikel serta debu. Apabila ini tidak

ditangkap dengan menggunakan alat, maka dengan dibantu oleh angin akan

memberikan jangkauan pencemaran yang lebih luas. Jenis dan karakteristik

setiap jenis limbah akan tergantung dari sumber limbah.

D. LIMBAH B3

Menurut PP No. 22 Tahun 2021, yang dimaksud dengan B3 (bahan berbahaya

dan beracun) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,

dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak Lingkungan

Hidup, dan/atau membahayakan Lingkungan Hidup, kesehatan, serta kelangsungan

hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Limbah B3 didefinisikan sebagai limbah padat atau kombinasi dari limbah

padat yang karena jumlah, konsentrasinya, sifat fisik, kimia maupun yang bersifat

infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan penyakit yang tidak dapat pulih, yang

substansinya dapat membahayakan bagi kesehatan manusia atau lingkungan

dikarenakan pengelolaan yang tidak tepat, baik itu penyimpanan, transportasi, ataupun

dalam pembuangannya, sebagai sisa usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

• Sifat dan Karakterisitik Limbah B3


9

Limbah Beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat

racun bagi manusia dan lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau

sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kulit, dan

mulut. Indikator racun yang digunakan adalah TCLP (Toxicity Characteristics

Leaching Pocedure) seperti tercantum dalam PP No. 22 Tahun 2021 pasal 278

ayat 2 yang menjelaskan tentang karakterisitik limbah B3 ada 6, yaitu :

o Mudah meledak

o Mudah menyala

o Reaktif

o Infeksius

o Korosif dan/atau

o Beracun

Gambar 3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


10

E. INDUSTRI KELAPA SAWIT

Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena

berhubungan dengan sektor pertanian yang banyak berkembang di negara‐negara tropis

seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand (Departemen Perindustrian, 2007).

Indonesia merupakan penghasil komoditas kelapa sawit terbesar di dunia,

yakni sekitar 25 juta ton per-tahun, memiliki potensi industri kelapa sawit yang kian

prospektif. Hal ini tampak dari jumlah permintaan kelapa sawit yang terus meningkat

seiring dengan peningkatan populasi penduduk di dunia. Menurut Ahmad Suryana,

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, pemintaan domestik atas

kelapa sawit dapat meningkat sekitar 2,2 persen per-tahun hanya dari sektor pangan

(Walagri Jati Utama, 2012).

Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit telah mendorong tumbuhnya

industri-industri pengolahan, di antaranya pabrik minyak kelapa sawit yang

menghasilkan crude palm oil (CPO). PMKS merupakan industri yang sarat dengan

residu pengolahan. PMKS hanya menghasilkan 25-30 % produk utama berupa 20-23

% CPO dan 5-7 % inti sawit (kernel). Sementara sisanya sebanyak 70-75 % adalah

residu hasil pengolahan berupa limbah (William, 2011).

Menurut DITJEN PPHP, departemen pertanian (2006), secara garis besar

diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit adalah sebagai berikut:

• Perebusan

Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori

rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang lubang (cage) dan langsung

dimasukkan ke dalam sterilizer yaitu bejana perbusan yang menggunakan uap

air yang bertekanan antara 2.2 – 3 kg/cm2. Perbusan ini dimasukan agar biji
11

mudah lepas dari tandannya dan memudahkam cangkang dan inti dengan

keluarnya air dari biji.

• Perontokan Buah dari Tandan

Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan

dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas

kemudian ditampung dan dibawa oleh fit conveyor ke digester yang bertujuan

untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan dan menghasilkan limbah

tandan kosong .

• Pengolahan minyak dari daging buah

Pada tandan buah dilakukan pengadukan didalam digester menggunakan uap air

yang temperaturnya dijaga 80 – 90 C. dan kemudian dimasukkan ke dalam alat

pengepresan (screw press) agar minyak keluar dari biji dan fiber. Pada proses

ini didapat minyak kasar yang disimpan di dalam crude oil tank yang

selanjutnya akan dimurnikan. Produk samping dari proses ini didapatkan

cangkang/tempurung sawit, wet decanter solid.

• Proses pemurnian minyak

Minyak dari crude oil tank kemudian dialirkan ke dalam oil Purifer untuk

memisahkan kotoran/solid yang mengandung banyak air. Selanjutnya

dialirkanke vacuum dryer untuk memisahkan air sampai pada batas standar.

Kemudian melalui sarvo balance maka minyak sawit dipompakan ke dalam

tangki timbun.

F. LIMBAH DARI INDUSTRI SAWIT

Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang

tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.
12

Limbah ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah

gas (Kurniati, Elly 2008)

• Limbah Padat: tandan kosong kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit

• Limbah Cair: Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari

proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam

proses pengolahan minyak kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah

mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder

• Limbah Gas: Limbah bahan gas ini antara lain gas cerobong dan uap air buangan

pabrik kelapa sawit.

• Limbah B3: Aki, Oli dll.

(a) (b) (c)

(d)
Gambar 4. (a) Limbah padat tandan kosong kelapa sawit, (b) Limbah cairan
kelapa sawit, (c) Limbah gas industri kelapa sawit, (d) Limbah B3
13

G. RANGKUMAN

• Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan

• Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau

kegiatan manusia. Limbah berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua yaitu:

organik dan anorganik

• Berdasarkan wujudnya limbah terbagi menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah

cair, dan limbah gas

• Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan

berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau

jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan

atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup,

kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain

• Limbah dari industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa

tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan

panen kelapa sawit

H. LATIHAN

1. Buatlah sebuah inovasi sederhana untuk mengurangi limbah padat dan cair limbah

dari Pabrik Kelapa Sawit?

I. BAHAN BACAAN PENDUKUNG

1. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


2. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air
14

4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor


P.18/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2020 Tentang Pemanfaatan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
5. Departemen Perindustrian. (2007). Membangun Daya Saing Industri Daerah
dengan Pendekatan Kompetensi Inti Industri Daerah. Jakarta: Departemen
Perindustrian.
6. DITJEN PPHP,2006 , Pedoman Pengolahan Limbah Industri Kelapa Sawit .
Departemen Pertanian. Jakarta
7. William. 2011. Limbah Kelapa Sawit, (online), (Williamzeva.Com/2011/01/
Limbah -Kelapa-Sawit.Html?M=1, diunduh 27 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai