Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada tim
penyusun, sehingga Modul Course Pengelolaan Limbah Perkebunan Kelapa Sawit,
Program Krendesial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Modul ini dibuatkan dengan konten yang baik, bahasa yang mudah, ringkas,
dan akurat. Di setiap akhir bab materi ada latihan yang dapat dikerjakan mahasiswa, hal ini
bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman materi yang ditelah diterima oleh mahasiswa.
Kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, mitra Best Agro, tim panitia KMMI Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, dan
tim penyusun modul ini. Penyusunan modul ini, tentunya masih terdapat kekurangan oleh
karena itu, perlunya kritik dan saran membangun agar modul ini dapat lebih baik dimasa yang
akan datang.
Novrianti, ST., MT
Ketua Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB II
A. DISKRIPSI
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran
strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar
di dunia, industri kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta
tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. (Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian Republik Indonesia, 2021)
Produksi minyak sawit dan inti sawit pada tahun 2018 tercatat sebesar 48,68 juta
ton, yang terdiri dari 40,57 juta ton crude palm oil (CPO) dan 8,11 juta ton palm kernel oil
(PKO). Jumlah produksi tersebut berasal dari Perkebunan Rakyat sebesar 16,8 juta ton
(35%), Perkebunan Besar Negara sebesar 2,49 juta ton (5%,) dan Perkebunan Besar
Swasta sebesar 29,39 juta ton (60%).
Perkebunan Kelapa Sawit adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam,
sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budi daya, panen, pengelolaan dan
pemasaran kelapa sawit. (PP No. 44, 2020). Usaha perkebunan Kelapa Sawit adalah usaha
yang menghasilkan barang dan/atau jasa Perkebunan Kelapa Sawit. Dalam perkebunan
Kelapa Sawit berkelanjutan Indonesia atau Indonesian Sustainable Palm Oil yang
selanjutnya disingkat ISPO adalah sistem Usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang layak
ekonomi, layak sosial budaya, dan ramah lingkungan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pabrik kelapa sawit (PKS) merupakan pabrik yang mengolah TBS sebagai bahan
baku menjadi CPO (crude palm oil) dan inti sawit dengan menggunakan berbagai tahapan-
tahapan proses pengolahan dari mulai stasiun penerimaan bahan baku, perebusan,
pemipilan, pengempaan, pemurnian minyak.
Setelah dilepas dari tandan, buah kelapa sawit diolah menjadi dua produk utama:
Minyak Sawit Mentah (CPO), yang diekstrak dari mesocarp atau daging buah, dan
Minyak Inti Sawit (PKO), yang berasal dari biji keras di tengah.
3
Pengolahan kelapa sawit ini menjadi CPO pada intinya melalui 4 proses
utama, yaitu :
a) Pemisahan brondolan dari janjangan.
b) Pencacahan dan pelumatan daging.
c) Pengepresan.
d) Pemurnian minyak.
a) Peluang kerja bagi masyarakat Berdirinya Pabrik Kelapa Sawit menyebabkan adanya
variasi pekerjaan di masyarakat. Dampak positif yang dirasakan dari adanya Pabrik
Kelapa Sawit adalah semakin terbukanya peluang kerja bagi masyarakat untuk bekerja
di perusahaan swasta (PKS). Umumnya kesempatan kerja di PKS bagi masyarakat
sekitar adalah sebagai buruh pabrik dan petugas keamanan (satpam).
Selain dampak positif keberadaan pabrik kelapa sawit (PKS) juga menimbulkan
dampak negatif. Lebih lengkapnya tentang dampak negatif keberadaan Pabrik Kelapa
Sawit akan dijelaskan berikut ini:
Dengan adanya perkebunan kelapa sawit, masyarakat menjual tanah pertanian untuk
perkebunan kelapa sawit karena dirasa mudah dalam pengelolaan dan lebih
menghasilkan.
Menurut Candra (2007), air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar
akan dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan seperti adanya kontaminasi dan
pencemaran pada permukaan air dan bahanair yang digunakan oleh masyarakat,
mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air, dan
menimbulkan bau yang tidak enak. Sebelum dibuang ke badan air maka air limbah harus
dikelola dengan baik dan benar. Hingga saat ini tidak ada lagi pencemaran lingkungan di
wilayah desa tersebut.
F. RANGKUMAN
1. Dampak Positif keberadaan Pabrik Kelapa Sawit bagi masyarakat, baik petani
kelapa sawit maupun bagi masyarakat yang bukan petani kelapa sawit, antara
lain adalah peluang bekerja dan berusaha semakin banyak, berkembangnya
ekonomi masyarakat, pemasaran TBS jadi semakin mudah dan murah, dan
sarana dan prasarana semakin banyak. Dengan demikian maka keberadaan
7
Pabrik Kelapa Sawit telah membawa dampak pada peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat.
2. Dampak negatif keberadaan Pabrik Kelapa Sawit bagi masyarakat, baik petani
kelapa sawit maupun bagi masyarakat yang bukan petani kelapa sawit, antara
lain adalah mulai memudamya nilai-nilai kebersamaan, kecemburuan sosial di
masyarakat, dan kesehatan masyarakat akibat pencemaran lingkungan dari
limbah pabrik.
G. LATIHAN