Disusun oleh:
CILEGON-BANTEN
2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengolahan Limbah Aki
Bekas Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya yang telah memberikan uswatun khasanah kepada
umatnya.
Cilegon , Maret
2023
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Limbah……………………………………………………………….3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………9
3.2 Saran………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah
untuk mengetahui dan memahami pemanfaatan aki bekas, baik dari proses
hingga akhir melalui pendaur ulangan.
ii
1.3 Rumusan Masalah
Aki bekas termasuk kedalam limbah B3 karena mengandung senyawa
– senyawa kimia yang dapat membahayakan lingkungan. Terdapat beberapa
jenis limbah yang dihasilkan aki bekas diantaranya limbah cair berupa asam
sulfat (H2SO4) serta sel aki dan plastic box sebagai limbah padat. Karena aki
bekas ini sangat berbahaya dan kebutuhan akan aki juga semakin pesat, maka
dibutuhkan alternatif pengolahan. Salah satu alternatifnya yaitu dengan
melakukan proses daur ulang. Maka dari itu rumusan masalah pada makalah
ini yaitu bagaimana pemanfaatan aki bekas yang merupakan limbah B3
dengan cara melakukan proses daur ulang.
ii
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1 Limbah
Menurut undang-undang republik Indonesia (RI) no. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) definisi
limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Definisi secara umum limbah
adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses
produksi & baik pada skala rumah tangga& industri& pertambangan& dan
sebagainya.bentuk limbah tersebut dapat berupa gas , debu, air dan padat
(Nuralamsyah, 2018).
Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan
jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya (Mahida, 1984). Bahan yang sering ditemukan dalam
limbah antara lain senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa
organik yang mudah menguap, senyawa organik yang sulit terurai
(Rekalsitran), logam berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikroba
patogen, dan parasit (Waluyo, 2010). Limbah berdasarkan sumbernya dapat
diklasifikasikan sebagai limbah B3 dan Limbah non B3.
2.1.1 Limbah Non B3
Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
disebut Limbah non-B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
tidak menunjukkan karakteristik Limbah B3.
2.1.2 Limbah B3
Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3
adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan
ii
makhluk hidup lain. Definisi ini tercantum dalam Undang – Undang RI
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan peraturan – peraturan lain di bawahnya.
Limbah B3 merupakan sisa usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3. Limbah B3 dihasilkan dari kegiatan/usaha baik dari
sektor industri, pariwisata, pelayanan kesehatan maupun dari domestik
rumah tangga. Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 yang mana dalam
peraturan ini juga tercantum daftar lengkap limbah B3 baik dari sumber
tidak spesifik, limbah B3 dari sumber spesifik, serta limbah B3 dari B3
kadaluarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk
dan bekas kemasan B3.
ii
● Asam sulfat (H2SO4) merupakan bahan cair yang digunakan pada
pembuatan aki dan menjadi bahan utama penyusun aki. Asam
sulfat
termasuk kedalam senyawa asam kuat dan sangat bersifat korosif.
Asam sulfat akan menimbulkan iritasi yang parah jika terkena
jaringan tubuh. Jika bahan ini masuk kedalam tubuh seperti
tertelan, maka bahan kimia ini bisa membakar mulut dan
tenggorokan, merusak lambung, dan bahkan menimbulkan
kematian. Sedangkan bila masuk ke mata, asam sulfat bisa
menyebabkan kebutaan. Apabila asam sulfat tumpah dan masuk ke
dalam tanah, maka dapat mengganggu kesuburan tanah sehingga
tanah tersebut sudah tidak bisa ditanami tumbuhan.
● Merkuri (Hg) atau biasa disebut air raksa. bahan kimia ini sangat
berbahaya jika masuk kedalam tubuh manusia. Agen Proteksi
Lingkungan di Amerika Serikat atau United States Environmental
Protection Agency (EPA) menyebutkan jika mekuri terhirup dan
masuk kedalam saluran pernapasan maka bahaya yang ditimbulkan
diantaranya tremor, sakit kepala, respons saraf berubah dan lain
sebagainya.
● Nikel (Ni) merupakan salah satu bahan pembuatan aki yang
memiliki dampak negatif pada kesehatan. Paparan nikel dapat
menjadi salah satu faktor risiko penyakit-penyakit kulit seperti
Dermatitis Numularis (DN) atau yang biasa dikenal sebagai
penyakit eksem.
● Cadmium (Cd) merupakan bahan yang biasanya hasil produk
samping dari industri pengecoran seng. bahan ini merupakan
logam yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik serta dapat
terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Keracunan logam berat
cadmium dapat menyebabkan gangguan abdominal (gangguan
perut), broncus (gangguan paru-paru), cyanosis (warna kebiruan
pada kulit akibat kekurangan oksigen) dan shock.
ii
2.3 Prosedur Pengolahan Limbah Aki Bekas
ii
Sebelum diolah, aki bekas dibelah atau dipotong supaya asam sulfat yang
tersisa dapat dikeluarkan, kemudian dicuci dengan menggunakan air. Air
buangan tersebut diolah di IPAL, sedangkan Pb dan PbO2 dilebur untuk
kemudian diambil logam Pb-nya. Casing plastik diolah menjadi pelet plastik.
Proses peleburan Pb dan PbO2 menyisakan slag yang memiliki kandungan
timbal sebesar 15-18% (rich slag). pada industri kecil, rich slag diolah untuk
me-recovery timbalnya sehingga slag yang dihasilkan mengandung Pb sekitar
1-2% (poor slag).
ii
b. Proses Redoks
Proses redoks dipergunakan reaktor, yang berbentuk kupola maupun rotary
kiln. Proses ini menggunakan karbon/arang serta udara sebagai reduktor dan
oksidator untuk melelehkan sel aki menjadi timah cair. Suhu diperlukan untuk
melelehkan timah sehingga akan terpisah anatar timah dan pengotor diantaranya
sulfur. Suhu operasi terjadi lebih dari 500° C. Proses ini banyak dilakukan di
Indonesia, baik dengan teknologi yang sangat sederhana maupun yang sudah
maju.
ii
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
ii
kembali seperti yang tercantum. Usaha daur ulang timah meliputi teknologi
pengolahan seperti redoks dan elektrokimia.
3.2 Saran
Berikut merupakan saran yang diberikan pada makalah ini
1. Untuk mengurangi bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari limbah aki
bekas maka diperlukan pengolahan lebih lanjut dan terperinci.
2. Memperbanyak literatur atau sumber bacaan untuk menambah
pengetahuan terkait pengolahan limbah aki bekas.
3. Untuk pengolahan limbah B3 diperlukan ketegasan dalam pengolahan
dan tidak dibuang sembarangan agar tidak berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Gloria. 2017. Paparan Nikel Jadi Faktor Risiko Penyakit Eksem. Universitas
Gadjah Mada. https://www.ugm.ac.id/id/berita/13386-
paparan.nikel.jadi.faktor.risiko.penyakit.eksem#:~:text=Pada%20populasi
%20umum%2C%20nikel%20dapat,biasa%20dikenal%20sebagai%20penyakit
%20eksem
ii
Nuralamsyah, 2018. Sistem Pengolahan Limbah. Program Studi Teknik
Sipil.Fakultas Teknik.Universitas Galuh Ciamis
Wiharja , 2004 Kajian teknologi daur ulang limbah aki. J.TekLing, 69-74
ii