Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok:

Achmad Rivaldi Alfalaq (3335200088)


Muhammad Aditya Pamungkas (3335210096)
Kelas : D
Mata Kuliah : Manajemen Industri
Tuliskan standar dari masing-masing negara
1.Standar Negara Indonesia
Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara
nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai Panitia Teknis)
dan ditetapkan oleh BSNAgar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder,
maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:
1.Openess (keterbukaan)
Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam
pengembangan SNI;
2.Transparency (transparansi)
Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI
mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya . Dan dapat dengan
mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI;
3.Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak)
Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan
diperlakukan secara adil;
4.Effectiveness and relevance
Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar
dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
1.Coherence
Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak
terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional; dan
2.Development dimension (berdimensi pembangunan)
Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional
dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional. (sumber Strategi BSN 2006-2009)
Sejalan dengan perkembangan kemampuan nasional di bidang standardisasi dan dalam
mengantisipasi era globlalisasi perdagangan dunia, AFTA (2003) dan APEC (2010/2020), kegiatan
standardisasi yang meliputi standar dan penilaian kesesuaian (conformity assessment) secara
terpadu perlu dikembangkan secara berkelanjutan khususnya dalam memantapkan dan
meningkatkan daya saing produk nasional, memperlancar arus perdagangan dan melindungi
kepentingan umum. Untuk membina, mengembangkan serta mengkoordinasikan kegiatan di
bidang standardisasi secara nasional menjadi tanggung jawab Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
Badan Standardisasi Nasional dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 13 Tahun 1997
yang disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 103
Tahun 2001, merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan tugas pokok
mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di Indonesia. Badan ini menggantikan
fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional – DSN. Dalam melaksanakan tugasnya Badan
Standardisasi Nasional berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang
Standardisasi Nasional.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang akreditasi dilakukan
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). KAN mempunyai tugas menetapkan akreditasi dan
memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan
sertifikasi. Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU). KSNSU
mempunyai tugas memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar nasional
untuk satuan ukuran.Sesuai dengan tujuan utama standardisasi adalah melindungi produsen,
konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta
pelestarian fungsi lingkungan, pengaturan standardisasi secara nasional ini dilakukan dalam
rangka membangun sistem nasional yang mampu mendorong dan meningkatkan, menjamin mutu
barang dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam transaksi
pasar global. Dari sistem dan kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk
barang dan/atau jasa Indonesia di pasar global.
Visi

Menjadi lembaga terpercaya dalam mengembangkan Standar Nasional Indonesia untuk


meningkatkan daya saing perekonomian nasional sesuai dengan perkembangan iptek.
Misi
Sejalan dengan visi tersebut di atas, maka misi BSN adalah memberikan kontribusi nyata dalam
pembangunan ekonomi melalui :
• Mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
• Mengembangkan sistem penerapan standar dan penilaian kesesuaian
• Meningkatkan persepsi masyarakat dan partisipasi pemangku kepentingan dalam bidang
standardisasi dan penilaian kesesuaian
• Mengembangkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan standardisasi dan penilaian
kesesuaian
2.Standar Negara Jerman

Dalam bahasa jerman, DIN adalah akronim dari Deutsches Institut für Normung
e.V.Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut : German Institute for Standardisation atau Institut
Jerman untuk Standardisasi.Istilah “e.V.” diartikan sebagai German Registered Association atau
asosiasi yang terdaftar di Jerman, dengan kantor pusat dari DIN yang berada di kota Berlin
Jerman.Organisasi DIN adalah merupakan German ISO member body atau badan anggota ISO di
Jerman.

ISO adalah suatu organisasi atau lembaga nirlaba internasional, yang bertujuan untuk
membuat dan memperkenalkan standar dan standardisasi internasional untuk berbagai
tujuan.Mengenal organisasi ISO, standardisasi internasional hingga saat ini, terdapat sekitar tiga
puluh ribu Standar DIN yang telah diterbitkan, yang mencakup hampir setiap bidang teknologi.

Sejarah DIN

Organisasi ini didirikan pada tahun 1917 dengan nama “Normenausschuß der deutschen
Industrie (NADI)”.Dalam bahasa Inggris berarti “Standardisation Committee of German Industry”
atau dalam bahasa Indonesia “Komite Standardisasi Industri Jerman”.Kemudian, pada tahun 1926
NADI berganti nama menjadi Deutscher Normenausschuß (DNA). Dalam bahasa Inggris berarti
German Standardisation Committee atau dalam bahasa Indonesia Komite Standardisasi Jerman.

Perubahan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencerminkan bahwa organisasi tersebut
sekarang menangani masalah standardisasi di berbagai bidang. Atau dengan kata lain, organisasi
ini tidak hanya untuk menangani produk industri saja.Selanjutnya, pada tahun 1975 terjadi
perubahan nama lagi menjadi Deutsches Institut für Normung (DIN). Dalam bahasa Inggris berarti
German Institute for Standardisation atau dalam bahasa Indonesia “Institut Jerman untuk
Standardisasi”.Perubahan nama ini diikuti oleh pengakuan dari pihak pemerintah Jerman untuk
menjadi badan standar nasional resmi bagi Jerman. Sehingga, berhak untuk menjadi perwakilan
bagi setiap kepentingan Jerman di tingkat Eropa maupun di tingkat internasional pada umumnya.

Kesalahpahaman Standar

Akronim “DIN” ini sering menyebabkan kesalahpahaman ketika ada pihak yang memperluas
nya menjadi Deutsche Industrienorm.Istilah tersebut dalam bahasa Inggris berarti “German
Industry Standard”, sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti “Standar Industri
Jerman”.Penyebab terjadinya kesalahpahaman ini sebagian besar menganggap nya oleh karena
sejarah asal dari DIN yaitu pernah diberi nama “NADI”.

NADI memang pernah menerbitkan standar mereka sebagai DI-Norm (Deutsche


Industrienorm) yang berarti Standar Industri Jerman.Salah satu contoh kejadian adalah ketika
standar pertama yang diterbitkan pada tahun 1918 yaitu “DI-Norm 1” (mengenai “tapered
pins”).Sehingga masih banyak orang yang masih mengalami kekeliruan dengan mengaitkan DIN
dengan konvensi penamaan DI-Norm yang lama.
Salah satu yang paling awal, dan boleh jadi yang paling terkenal adalah standar DIN 476, yang
standar yang memperkenalkan ukuran kertas seri-A pada tahun 1922. Standar tersebut diadopsi
pada tahun 1975 sebagai Standar Internasional ISO 216. Contoh umum dalam teknologi
modern adalah adanya konektor DIN dan mini-DIN untuk elektronik dan DIN rail.DIN
SPEC 3105 yang diterbitkan tahun 2020 adalah “standar Jerman pertama yang diterbitkan di
bawah lisensi terbuka (CC-BY-SA 4.0) […] untuk menerapkan proses standarisasi terbuka”.

Penulisan standar DIN

Format penulisan yang digunakan untuk standar DIN dapat menunjukkan asal standar tersebut.
Sedangkan tanda “#” menunjukkan angka.

Berikut beberapa format yang dimaksud tersebut dan artinya :

• DIN # digunakan untuk standar Jerman dengan kepentingan domestik atau dirancang
sebagai langkah pertama menuju status internasional.
• E DIN # adalah standar draft
• DIN V # adalah standar awal.
• DIN EN # digunakan untuk standar Eropa edisi Jerman.
• DIN ISO # digunakan untuk standar ISO edisi Jerman.
• DIN EN ISO # digunakan jika standar tersebut juga telah diadopsi sebagai standar Eropa.

3.Standar Negara Jepang

JISC (Japanese Industrial Standards Committee) adalah Badan Standar Nasional Jepang dan
merupakan badan anggota ISO dan IEC untuk Jepang.JISC dalam nama asli jepang yaitu : 日本
産業標準調査会, Nihon Sangyō Hyōjun Chōsakai.Merupakan organisasi standar bagi negara
Jepang, sekaligus menjadi badan anggota dari organisasi standar dunia yakni ISO dan IEC.

ISO (International Organization for Standardization) adalah suatu organisasi atau lembaga
nirlaba internasional, yang bertujuan untuk membuat dan memperkenalkan standar dan
standardisasi internasional untuk berbagai tujuan.IEC (International Electrotechnical
Commission) adalah organisasi standardisasi internasional yang menyusun dan menerbitkan
standar-standar internasional untuk seluruh bidang elektrik, elektronik dan teknologi yang terkait
atau bidang teknologi elektro (electrotechnology).

Komite JISC terdiri dari :

• Dewan di bawah Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri atau Ministry of Economy,
Trade and Industry (METI), 2 dewan yang dibentuk di bawahnya.
• Setiap Dewan diatas memiliki Komite Teknisnya sendiri, yang terdiri dari anggota yang
merupakan pihak dari : produsen, dealer, pengguna, konsumen, dan kalangan akademis.
Keanggotaan dalam ISO

JISC merupakan salah satu badan standar nasional yang terdaftar secara resmi sebagai
anggota badan ISO dunia.Sistem nasional terpadu dari standardisasi industri mulai berfungsi
dengan pembentukan JESC (Japan Engineering Standards Committee) pada tahun 1921.JESC
melakukan adopsi dari standar nasional yakni Japan Engineering Standards (JES). Pada tahun
1949, Undang-Undang Standardisasi Industri atau Industrial Standardization Law telah
diundangkan.Dan Komite Standar Industri Jepang (JISC) baru dibentuk berdasarkan Undang-
Undang tersebut.

Komite bertindak sebagai organisasi penasehat bagi Menteri yang berwenang, yang bertanggung
jawab atas :

Penjabaran Standar Industri Jepang atau Japanese Industrial Standards (JIS), dan penunjukan
Tanda JIS untuk produk.

Sebagai anggota aktif ISO sejak tahun 1952, JISC adalah anggota tetap Dewan ISO atau ISO
Council dan Dewan Manajemen Teknis atau Technical Management Board (TMB). Mereka
memainkan peran kunci dalam pembuatan kebijakan. Pada tahun 2017, JISC membuat 96 proposal
baru untuk standar internasional.

Keanggotaan dalam IEC

JISC bergabung dengan IEC (International Electrotechnical Commission) pada tahun 1953.

Didalam IEC, JISC berpartisipasi sebagai anggota tetap dan membantu membentuk kebijakan
dari :

• Council Board (CB),


• Standardization Management Board (SMB)
• Conformity Assessment Board (CAB).

Selain itu, 2 anggota Jepang duduk di Market Strategy Board (MSB).

Meningkatkan profil Jepang di IEC, Dr. Junji Nomura dari Panasonic Corporation menjabat
sebagai :

• IEC President selama kurun waktu tahun 2014 hingga 2016


• IEC Immediate Past President untuk masa jabatan dari tahun 2017 hingga 2018.
• Jepang telah membuat 40 proposal baru untuk standar baru pada tahun 2017.
4.Standar negara Inggris
British Standards (BS) adalah standar yang diterbitkan oleh organisasi BSI, yang secara
formal ditunjuk sebagai badan standardisasi nasional untuk Inggris Raya.Secara spesifik, British
Standards (BS) diterbitkan oleh suatu divisi didalam BSI Group yang bernama BSI British
Standards.

BSI Group tergabung di bawah piagam kerajaan (Royal Charter), dan secara formal ditunjuk
sebagai badan standardisasi nasional (national standards body) untuk Britania Raya.Royal Charter
adalah hibah resmi yang dikeluarkan oleh seorang raja di bawah hak prerogatif kerajaan sebagai
paten surat.Secara historis, surat ini telah digunakan untuk menyebarluaskan hukum publik, contoh
paling terkenal adalah Magna Carta.

Pada tahun 1901, BSI Group berdiri dengan nama Engineering Standards Committee yang
melakukan standardisasi pada industri baja untuk membuat pabrikan di Inggris lebih efisien dan
kompetitif.Dalam perkembangannya, standar tersebut semakin berkembang ke berbagai aspek
seperti :

• rekayasa (engineering)
• sistem kualitas (qulity system)
• keselamatan (safety)
• keamanan (security)

Penyusunan British Standards

Berikut adalah langkah-langkah urutan pembuatan standar :

1. Dewan Pengurus BSI membentuk Dewan Standar


2. Dewan Standar mendirikan dewan sektor
3. Sebuah sektor dalam bahasa BSI menjadi bidang standardisasi seperti : ICT (TIK), quality
(kualitas), agriculture (pertanian), manufacturing (manufaktur), atau fire (kebakaran).
4. Setiap dewan sektor selanjutnya membentuk beberapa komite teknis.
5. Komite teknis tersebut secara resmi bertugas untuk menyetujui suatu British Standards.
6. Kemudian, standar tersebut disajikan kepada sekretaris dewan pengawas sektor untuk
pengesahan fakta bahwa komite teknis memang telah menyelesaikan tugasnya.

Sertifikasi

Kitemark dapat digunakan untuk menunjukkan sertifikasi oleh BSI, tetapi hanya jika skema
Kitemark telah ditetapkan di sekitar standar tertentu.Hal ini terutama berlaku untuk standar
manajemen keselamatan dan kualitas.Ada kesalahpahaman umum bahwa Kitemarks diperlukan
untuk membuktikan kepatuhan terhadap standar BS.

Tetapi secara umum, setiap standar dapat dibuktikan dengan cara ini.Kitemark adalah merek
dagang kualitas produk dan layanan Inggris yang dimiliki dan dioperasikan oleh British Standards
Institution (BSI Group).Kitemark pada awalnya digunakan untuk mengidentifikasi produk yang
mengutamakan keselamatan, seperti : helm kecelakaan, alarm asap, dan pelindung banjir.Saat ini,
Kitemark juga telah diterapkan pada berbagai layanan, seperti instalasi listrik, servis mobil dan
perbaikan kecelakaan, instalasi jendela, dan lainnya.Mengikuti langkah untuk menuju harmonisasi
standar di Eropa, beberapa British Standards secara bertahap digantikan oleh Standar Eropa atau
European Standards (EN) yang relevan.

5. Standar Negara Prancis

Definisi Bahasa

AFNOR merupakan akronim dari bahasa Perancis yakni: Association Française de Normalization.
Sedangkan dalam bahasa Inggris bisa disebut sebagai : French Standardization Association, atau
berarti asosiasi standardisasi perancis.

Pembentukan Afnor

Asosiasi ini didirikan pada tahun 1926, yang ditempatkan di bawah pengawasan kementerian yang
bertanggung jawab di bidang perindustrian. Perannya diatur dalam Keputusan No. 2009-697
tanggal 16 Juni 2009 tentang standardisasi atau judul aslinya “décret no 2009-697 du 16 juin 2009
relatif à la normalisation”. Misi organisasi adalah untuk kepentingan umum, sehingga menerima
pendanaan publik untuk sebagian dari kegiatannya.Sebagai utilitas publik, organisasi ini memiliki
sekitar 1.600 anggota.Pada tahun 2004 bergabung dengan asosiasi Perancis untuk Quality
Assurance (l’Association française pour l’assurance de la qualité) dan menjadi bagian dari grup
AFNOR. AFNOR menerbitkan kumpulan standar NF yang biasanya mengidentifikasi dokumen
dengan bentuk NF L CC-CCC dalam nomenklatur nasional Prancis.

Tugas Afnor

Bagian standardisasi AFNOR bertanggung jawab untuk :

• Memimpin dan mengkoordinasikan pengembangan standar;


• Mewakili dan membela kepentingan di semua badan standardisasi;
• Untuk menyetujui standar;
• Mempromosikan dan memfasilitasi penggunaan standar;
• Mengembangkan sertifikasi produk dan layanan dengan tanda NF9.

Jaringan Mitra

Grup AFNOR melakukan pengembangan kegiatan standardisasi internasional, penyediaan


informasi, sertifikasi dan pelatihan melalui jaringan mitra utama di Prancis yang menjadi anggota
asosiasi.
6.Standar Negara Amerika
American National Standards Institute (ANSI /ˈænsi/ AN-see) adalah sebuah
lembaga nirlaba swasta yang mengawasi pengembangan standar konsensus sukarela untuk
produk, jasa, proses, sistem, dan personel di Amerika Serikat. Lembaga tersebut mengawasi
pembuatan, diberlakukannya, dan penggunaan ribuan norma dan pedoman yang secara langsung
berdampak bisnis di hampir setiap sektor. Lembaga tersebut juga mengkoordinasikan
standar Serikat dengan standar internasional sehingga produk-produk Amerika Serikat dapat
digunakan di seluruh dunia.
ANSI memberi akreditasi untuk standar yang dikembangkan oleh perwakilan dari lembaga
pengembang standar, instansi pemerintah, kelompok konsumen, perusahaan, dan lain-lain. Standar
tersebut memastikan agar karakteristik dan kinerja produk yang konsisten sehingga masyarakat
menggunakan definisi dan istilah yang sama, dan produk diuji dengan cara yang sama. ANSI juga
memberi akreditasi bagi organisasi yang melaksanakan sertifikasi produk atau personel sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standar internasional.American National Standards
Institute didirikan pada tanggal 19 Oktober 1918 dengan misi untuk meningkatkan daya saing
global bagi bisnis dan kualitas hidup Amerika Serikat dengan mempromosikan serta memfasilitasi
standar konsensus sukarela dan sistem penilaian kesesuaian.

7.Standar Negara Australia


Standards Australia Limited didirikan pada 1 Juli 1999, dibentuk dari Standards Association
of Australia, sebuah badan yang didirikan oleh Royal Charter pada tahun 1950 yang mulai
beroperasi pada tahun 1922.Pemerintah Persemakmuran (Commonwealth Government) mengakui
bahwa Standards Australia sebagai badan standar nasional non-pemerintah puncak untuk
Australia.Sebagai perwakilan dari International Organization for Standardization (ISO) dan
International Electrotechnical Commission (IEC), SA juga menjadi spesialis dalam pengembangan
dan penerapan standar yang selaras secara internasional di Australia.

Mengenal ISO dan IEC

ISO (International Organization for Standardization) adalah suatu organisasi atau lembaga
nirlaba internasional.Tujuan dari ISO adalah untuk membuat dan memperkenalkan standar dan
standardisasi internasional untuk berbagai tujuan.Sebagaimana dengan ISO, IEC juga merupakan
organisasi standardisasi internasional yang menyusun dan menerbitkan standar-standar
internasional.Namun ruang lingkupnya adalah untuk seluruh bidang elektrik, elektronik dan
teknologi yang terkait atau bidang teknologi elektro (electrotechnology).

Tujuan Standards Australia

• Pengembangan standar: Menawarkan berbagai jalur kepada pemangku kepentingan dari


berbagai sektor untuk mengembangkan atau memperbarui standar baru atau yang sudah
ada.
• Partisipasi internasional: Berpartisipasi dalam pengembangan dan adopsi berbagai
Standar Internasional.
• Akreditasi organisasi pengembangan standar: Menilai dan menyetujui organisasi lain
untuk mengembangkan Australian Standards

Manfaat dari pekerjaan SA adalah :

• Dengan standar yang lebih kuat, Australia dapat menikmati efisiensi ekonomi
yang lebih besar dan keunggulan yang meningkat di panggung internasional.
• Standar yang kokoh juga membantu mendukung komunitas lokal SA dengan
membangun lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan.

8. Standars Negara China

Standar Nasional Republik Rakyat China (Hanzi: 中华人民共和国国家标准), dengan


kode GB, adalah standar yang dikeluarkan oleh Administrasi Standardisasi China di bawah
otorisasi Pasal 10 Undang-Undang Standarisasi Republik Rakyat China.

Menurut Pasal 2, standar nasional dibagi menjadi standar nasional wajib dan standar nasional
yang direkomendasikan. Standar nasional wajib diawali "GB". Standar nasional yang
direkomendasikan diawali "GB / T". Dokumen teknis panduan diawali dengan "GB / Z", tetapi
secara hukum bukan bagian dari sistem standar nasional. Standar nasional wajib adalah dasar
untuk pengujian produk produk mana yang harus menjalani selama sertifikasi Sertifikasi wajib
china (CCC atau 3C). Jika tidak ada standar nasional wajib yang sesuai, CCC tidak diperlukan.

9. Standar Negara Korea Selatan

Korean Agency for Technology and Standards (KATS) adalah Badan Standar Nasional dan
lembaga pemerintah yang mengelola standar nasional dan internasional di Republik Korea.
KATS didirikan pada tahun 1883 sebagai Laboratorium Analisis dan Pengujian.
Beberapa dekade kemudian terjadi berbagai perubahan dan perkembangan, dan pada akhirnya
KATS direformasi di bawah Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Ener

Standardisasi Internasional KATS


Kontribusi dari KATS terhadap standardisasi internasional, memiliki beberapa tujuan sebagai
berikut:
• Menyediakan infrastruktur teknologi untuk mendukung perusahaan Korea, agar diakui
secara internasional melalui evaluasi dan sertifikasi teknologi dan kualitas.
• Untuk menegakkan keamanan produk.
• Meningkatkan kualitas hidup melalui standardisasi.
Oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan tersebut, KATS melakukan tindakan-tindakan
seperti :

• Menyelaraskan Standar Industri Korea atau Korean Industrial Standards (KS) dengan
standar internasional.
• Mengelola sistem metrologi legal nasional atau national legal metrology system.
• Melakukan akreditasi pengujian atau testing.
• Melakukan penelitian untuk standardisasi, dan
• Mendukung perjanjian saling pengakuan internasional atau mutual recognition
agreements di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian dan metrologi legal.

10.Standar Negara India

India secara historis melakukan upaya untuk menyelaraskan standar nasionalnya dengan
norma-norma internasional, dan sebagian besar standar India diselaraskan dengan Organisasi
Standar Internasional. Namun demikian, ada tekanan saat ini dengan India untuk merancang
standar khusus India, yang menciptakan hambatan perdagangan dan menimbulkan tantangan bagi
eksportir AS di berbagai sektor industri. India sering gagal memberi tahu WTO tentang standar
baru dan sering tidak memberikan waktu untuk berdiskusi dengan mitra dagangnya sebelum
implementasi. Pada tahun 2021, pemerintah India meluncurkan skema "One Nation, One
Standard" dengan tujuan mensinergikan standar yang diadopsi oleh berbagai Organisasi
Pengembangan Standar di India.

BIS adalah badan standar nasional India. BIS bertanggung jawab untuk pengembangan dan
perumusan standar dan mempromosikan kegiatan yang berkaitan dengan standardisasi,
penandaan, dan sertifikasi kualitas untuk barang impor dan ekspor. BIS adalah satu-satunya
organisasi di India yang berwenang untuk mengoperasikan rencana sertifikasi kualitas di bawah
Undang-Undang Parlemen. Ini juga menetapkan kebijakan untuk partisipasi India dalam ISO dan
Komisi Teknis Elektro Internasional. BIS juga terlibat dengan sertifikasi produk, sertifikasi dan
pengujian sistem mutu, dan urusan konsumen. BIS terdiri dari perwakilan industri, organisasi
konsumen, badan ilmiah dan penelitian, organisasi profesional, lembaga teknis, kementerian
pemerintah India, dan anggota parlemen.

Anda mungkin juga menyukai