Disusun Oleh :
Tujuan
Tujuan praktkum agar mengetahui pengetian standar dan ISO, Apa saja
macam-macam dari ISO dan prinsip manajemen mutu ISO.
PEMBAHASAN
2. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar
orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan
organisasi.
3. Keterlibatan Orang Dalam Membangun Misi Perusahaan
Orang atau karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat
penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan
memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
Organisasi – organisasimengembangkan pernyataan misi untuk membaginya
dengan manajer, karyawan, dan pelanggan. Misi yang baik akan memberikan
kepada karyawan rasa kebersamaan dalam tujuan, arah, dan peluang perusahaan.
4. Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas
dan sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu
proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material,
metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai
tambah output bagi pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip
ini adalah.
6. Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan
harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus
didefinisikan sebagai suatu proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya
terus- menerus meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk
memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus
mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu
evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
Pembahasan
Analisa Bahaya
Analisa bahaya bertujuan mengetahui bahaya apa saja yang terjadi dalam proses
produksi. Proses produksi pakan ayam petelur adalah intake, grinding, extrusion,
mixing, pelletizing, dan packing. Penentuan peluang, konsekuensi, deteksi, dan
signifikansi bahaya perlu dilakukan pada analisa bahaya. Penentuan peluang,
konsekuensi, deteksi, dan signifikansi diperlukan untuk melakukan penentuan CCP.
Tabel 1 Analisa bahaya
Analisa Potensi Akibat Penyebab Deteksi Peluang Konsekuen Signifikans
bahaya Bahaya si i
Proses
Intake Kontamina Tembolok Benda Low Low Low Tidak
si benda membesar asing yang Signifikan
asing jatuh ke
bahan baku
Grinding Kontamina Tembolok Benda Low Low Low Tidak
si benda membesar asing Signifikan
asing terbawa
proses
sebelumny
a
Extrusion Kadar UA Gangguan Mesin tidak Low Low Low Tidak
terlalu pencernaan bekerja Signifikan
rendah / optimal
tinggi
Mixing Nutrisi Gangguan Salah tuang Low Low Low Tidak
tidak metabolis pada proses Signifikan
sesuai me dan hand add
defisiensi
nutrisi
Timbangan Low Low Low Tidak
tidak Signifikan
akurat
Pencampur Low Low Low Tidak
an tidak Signifikan
rata
Kontamina Tembolok Benda Low Low Low Tidak
si benda membesar asing Signifikan
asing terbawa
proses
sebelumny
a
Pelletizing Pakan Nutrisi Peforma Low Low Low Tidak
kurang / tidak mesin Signifikan
terlalu sesuai tidak
matang optimal
Pendingina Menimbul Sensor Low Low Low Tidak
n tidak kan jamur pendingina Signifikan
maksimal n kotor
Packing Kesalahan Gangguan Human Low Low Low Tidak
pemberian nutrisi error Signifikan
label
Kontamina Kerusakan Alfatoxin Low Low Medium Signifikan
si alfatoxin alat vital yang
terbawa
dari proses
sebelumny
a
Penetapan CCP dan OPRP
Critical limit akan ditentukan kedalam bahaya yang termasuk kedalam OPRP,
yaitu bahaya kontaminasi aflatoxin yang ada pada proses packing. Bahaya kontaminasi
aflatoxin pada pakan ternak bukan merupakan bahaya yang kritis, akan tetapi diperlukan
pengendalian karena dapat membahayakan ayam petelur yang mengkonsumsi pakan
mengandung aflatoxin. CL yang diperbolehkan untuk kontaminasi aflatoxin pada ayam
petelur yaitu maximum 50 ppb menurut Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sistem Pemantauan (Monitoring)
Tindakan koreksi adalah tindakan yang harus diambil apabila hasil pemantauan
melebihi batas critical limit (CL) yang telah ditetapkan. Tindakan koreksi yang
dilakukan pada bahaya kontaminasi aflatoxin apabila melebihi batas CL yang telah
ditetapkan adalah pakan akan dipisahkan dari pakan lain. Pakan akan dipisahkan dan
disimpan di tempat khusus yang telah disiapkan oleh perusahaan untuk mencegah agar
pakan tidak terkirim ke pelanggan. Pakan yang sudah jadi dan terkontaminasi aflatoxin
akan dilakukan analisa dan dicari akar penyebab permasalahannya agar tidak dapat
terulang lagi. Analisa dan pencarian akar penyebab masalah dilakukan dengan cara
mengisi form analisa akar penyebab masalah pada kontaminasi aflatoxin yang ada pada
proses packing. Adapun pakan yang sudah terlanjur terkirimkan ke pelanggan akan
dilakukan mock recall. Mock recall berguna untuk penarikan produk yang sudah
terkirimkan. Prosedur mock recall dilakukan sesuai dengan SOP yang ada pada
perusahaan.
Verifikasi ISO
Verifikasi berguna untuk mengetahui apakah rancangan yang dilakukan sudah benar
atau tidak. Verifikasi ini dilakukan untuk menjamin bahwa rancangan dapat mencegah
timbulnya bahaya. Verifikasi yang dilakukan pada perancangan OPRP adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan konfirmasi untuk identifikasi semua bahaya pada setiap proses produksi
apakah sudah benar atau belum. Konfirmasi dilakukan dengan bertanya kepada
departemen yang berhubungan dengan proses produksi seperti Departemen Feed
Processing, Departemen QC, Departemen QA, dan Departemen Warehouse. Hasil
konfirmasi untuk identifikasi semua bahaya telah dikatakan sudah benar oleh yang
bersangkutan.
2. Melakukan konfirmasi bahwa CL yang sudah benar untuk menghilangkan bahaya.
Konfirmasi dilakukan dengan bertanya kepada Departemen QC. Hasil konfirmasi
untuk batas CL telah dinyatakan sudah benar oleh yang bersangkutan.
3. Melakukan konfirmasi bahwa pemantauan yang dilakukan memungkinkan untuk
dilakukan dan dapat menghilangkan bahaya. Konfirmasi dilakukan dengan bertanya
kepada Departemen QC. Hasil konfirmasi untuk pemantauan yang ditetapkan telah
dinyatakan sudah benar oleh yang bersangkutan dan dapat diterapkan.
4. Melakukan konfirmasi bahwa tindakan perbaikan yang telah disiapkan
memungkinkan untuk dilakukan atau tidak. Konfirmasi dilakukan dengan bertanya
kepada Departemen Feed Processing, dan Departemen QC. Hasil konfirmasi untuk
tindakan perbaikan yang telah disiapkan telah dinyatakan dapat diterapkan oleh
pihak yang bersangkutan
Dokumentasi ISO
SIMPULAN