Anda di halaman 1dari 11

Nama : Veronika Tinambunan

NPM : 1826020020.P
Mata Kuliah : Manajemen Kerja dan Pemeliharaan
Jurusan : Kesehatan Masyarakat
Semester : BIII
Dosen Pengampuh : Rina Aprianti, SKM, MPH

1. Cari ISO 9001

a) Pengertian ISO

Apa yang dimaksud dengan ISO? ISO adalah singkatan dari The International

Organization for Standardization, yaitu Organisasi Internasional untuk Standardisasi

yang menetapkan standar internasional di bidang industrial dan komersial dunia

dimana tujuan pembentukannya untuk meningkatkan perdagangan antar negara-

negara di dunia.

Pengertian ISO adalah salah satu badan penetap standar internasional yang

terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara untuk

mengukur mutu sebuah organisasi. Artinya, setiap perusahaan yang ingin bersaing

secara global dapat diukur kredibilitasnya dengan standar ISO.

Organisasi ISO adalah pihak yang berperan dalam memfasilitasi perdagangan

internasional dan membuat semuanya berjalan dengan baik. ISO memberikan

spesifikasi kelas dunia untuk berbagai hal, mulai dari produk, layanan, dan sistem,

untuk memastikan kualitas, keamanan, dan efisiensi.

Singkatnya, perusahaan atau brand yang telah memiliki sertifikat ISO akan

lebih berpeluang memenangkan persaingan pasar global. Pasalnya, perusahaan atau

brand tersebut telah memiliki jaminan kualitas produk (barang atau jasa) dari ISO

sehingga mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

b) Tujuan dan Manfaat ISO


Pada dasarnya tujuan dan manfaat ISO adalah untuk menentukan standar

internasional di bidang industrial dan komersial. Mengacu pada pengertian ISO di

atas, adapun manfaat ISO adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan.

Suatu perusahaan yang menetapkan sistem manajemen mutu sesuai dengan

standar internasional akan menjamin kredibilitas perusahaan tersebut. Artinya,

segala kegiatan yang dilakukan perusahaan telah memiliki standar terbaik yang

pada akhirnya menghasilkan nilai positif dalam hal kepuasan konsumen.

 Meningkatkan Kepercayaan Konsumen.

Masih terkait dengan poin #1, kepuasan pelanggan menjadi sesuatu yang sangat

penting karena akan membuat mereka lebih percaya kepada perusahaan dan

menjadi pelanggan setia.

 Jaminan Kualitas Sesuai Standar Internasional.

Setiap perusahaan yang ingin memiliki sertifikat standardisasi ISO harus

melalui suatu siklus pasti yang disebut dengan PDCA. Siklus ini diterapkan

pada segala jenis industri, dimana dilakukan proses identifikasi, analisis, dan

eksekusi suatu penyelesaian masalah untuk menjamin mutu sesuai standar

internasional.

 Menghemat Biaya.

Dengan standar ISO, suatu perusahaan akan menerapkan sistem manajemen

khusus yang dapat membantu untuk mengetahui kinerja perusahaan. Ketika ada

indikasi bahwa kinerja perusahaan menurun atau produk akan gagal, maka

upaya antisipasi dapat segera dilakukan. Proses tersebut secara tidak langsung

akan mencegah terjadinya pemborosan anggaran yang berhubungan dengan

kinerja dan produk yang buruk tersebut.


 Mengoptimalkan Kinerja Karyawan.

Mengacu pada prinsip manajemen mutu, semua standar ditetapkan agar

dilaksanakan oleh seluruh karyawan. Hal tersebut dapat memotivasi karyawan

agar menjaga kualitas, efisiensi, dan produktivitas mereka sesuai standar ISO

yang ditetapkan.

 Meningkatkan Image Perusahaan.

Keuntungan yang bisa dirasakan langsung oelh perusahaan dari sertifikasi ISO

adalah meningkatnya image atau brand perusahaan menjadi jauh lebih baik di

mata dunia.

c) Jenis-jenis ISO

Secara umum ada delapan jenis standar ISO yang dikeluarkan oleh Organisasi

Internasional ini dan banyak telah diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Adapun beberapa jenis ISO adalah sebagai berikut:

 ISO 9001, yaitu sistem manajemen mutu yang paling banyak digunakan, dimana

karakteristiknya adalah pendekatan proses yang bertujuan meningkatkan

efektivitas manajemen mutu.

 ISO 14001, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen

lingkungan. Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam standar ini adalah

pengelolaan limbah, penghematan energi, penghematan air, dan penghematan

bahan bakar.

 ISO 22000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen

keamanan pangan. Standar ini ditujukan bagi perusahaan di bidang makanan

dan minuman, dimana diharuskan untuk melakukan kontrol internal, dan setiap

produk harus punya rencana proses dan pengendalian.


 ISP/IEC 27001, yaitu standar sistem manajemen keamanan informasi atau

Informasi Security Managemen System (ISMS). Standar ini diterapkan pada

perusahaan di bidang aplikasi IT dan sejenisnya.

 ISO TS 16949, yaitu spesifikasi teknikal untuk sistem manajemen mutu di

bidang industri otomotif. Konsep dari standar ini adalah perbaikan

berkelanjutan, pengendalian rantai pemasok, serta tindakan pencegahan dan

perbaikan.

 ISO/IEC 17025, yaitu standar yang berhubungan dengan laboratorium atau

lembaga pengujian. Standar ini bertujuan untuk memastikan keakuratan hasil

pengujian di bidang kesehatan, produksi, perdagangan, dan perlindungan

konsumen.

 ISO 28000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem keamanan rantai

pasokan bagi perusahaan yang berisiko tinggi, misalnya Bank, pertambangan,

hotel, dan lain-lain.

 ISO 5001, yaitu standar yang diterapkan pada sistem manajemen energi agar

perusahaan memiliki sistem untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, serta

konsumsi energi.

d) 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015

Edisi kelima standar sistem manajemen mutu (SMM) internasional ISO 9001 terbit

pada bulan September 2015 menggantikan edisi keempat yang terbit pada tahun

2008. Di antara berbagai perubahan yang dibawa oleh standar baru ini, perubahan

pada prinsip manajemen mutu merupakan salah satu perubahan yang perlu untuk

dipahami. ISO 9001:2015 mengubah delapan prinsip manajemen mutu pada ISO

9001:2008 menjadi tujuh prinsip. Ketujuh prinsip ini dikenal dengan jembatan
keledai “CLEPIER” (customer, leadership, engagement, process, improvement, evid

ence, relationship). Prinsip ISO 9001

Gambar Pemetaan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2008 vs ISO 9001:2015

Prinsip manajemen mutu diturunkan dari pengalaman dan pengetahuan kolektif para

pakar internasional yang terlibat dalam komite teknis (technical committee, TC)

penyusun ISO 9001. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior

sebagai kerangka kerja untuk memandu organisasi mereka menuju perbaikan

kinerja. Artikel ini menjelaskan maksud dari tiap prinsip serta tindakan nyata yang

dapat dilakukan manajemen sebagai bentuk pengetahuan dari tiap prinsip

tersebut. Prinsip ISO 9001.

 Prinsip #1: Fokus pada Pelanggan (Customer Focus).

Fokus utama manajemen mutu adalah guna memenuhi persyaratan pelanggan

dan untuk berupaya melebihi harapan pelanggan. Kesuksesan

berkesinambungan dicapai saat organisasi menarik dan mempertahankan

kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan lain. Tiap aspek interaksi

pelanggan memberikan peluang untuk menciptakan nilai lebih kepada


pelanggan. Pemahaman kebutuhan saat ini dan masa depan dari pelanggan

memberikan sumbangsih kepada kesuksesan berkesinambungan dari

organisasi. Prinsip ISO 9001. Tindakan yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan fokus pada pelanggan:

1. Identifikasikan pelanggan langsung dan tidak langsung

2. Pahami kebutuhan dan harapan tiap pelanggan pada saat ini dan masa depan

3. Kaitkan sasaran organisasi dengan kebutuhan dan harapan pelanggan

4. Komunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh organisasi

5. Rencanakan, rancang, kembangkan, hasilkan, berikan, dan dukung produk

dan layanan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan

6. Ukur dan pantau kepuasan pelanggan serta ambil tindakan yang sesuai

7. Tentukan dan tanggapi kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan yang

relevan, yang dapat memengaruhi kepuasan pelanggan

8. Kelola hubungan dengan pelanggan untuk mencapai kesuksesan yang

berkesinambungan

 Prinsip #2: Kepemimpinan (Leadership)

Pemimpin pada semua tingkatan menetapkan kesatuan sasaran dan arahan, serta

menciptakan kondisi yang membuat semua orang terlibat dalam pencapaian

sasaran mutu organisasi. Penciptaan kesatuan sasaran, arahan, dan pelibatan ini

memungkinkan organisasi untuk menyelaraskan strategi, kebijakan, proses, dan

sumber daya untuk mencapai sasaran organisasi. Prinsip ISO 9001. Tindakan

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepemimpinan:

1. Komunikasikan misi, visi, strategi, kebijakan, dan proses ke seluruh

organisasi
2. Ciptakan dan pertahankan nilai bersama, keadilan, dan model etika perilaku

pada semua tingkatan organisasi

3. Terapkan budaya kepercayaan dan integritas

4. Dorong komitmen menyeluruh terhadap mutu

5. Pastikan semua pemimpin pada semua tingkatan dapat menjadi contoh yang

baik

6. Sediakan sumber daya, pelatihan, dan wewenang agar semua orang dapat

bertindak dengan bertanggung jawab

7. Berikan inspirasi, dorongan, dan pengakuan terhadap kontribusi anggota

organisasi

 Prinsip #3: Pelibatan Orang (Engagement Of People)

Organisasi perlu memastikan semua orang kompeten, diberdayakan, dan

dilibatkan dalam pemberian nilai organisasi. Orang-orang yang kompeten,

diberdayakan, dan dilibatkan di seluruh organisasi akan meningkatkan kapasitas

organisasi untuk menciptakan nilai. Untuk mengelola organisasi secara efektif

dan efisien, semua orang pada semua orang perlu dilibatkan dan dihargai

sebagai individu. Pengakuan, pemberdayaan, dan peningkatan keterampilan dan

pengetahuan memfasilitasi pelibatan orang dalam pencapaian sasaran

organisasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelibatan

orang:

1. Dorong pemahaman tentang pentingnya kontribusi individu

2. Promosikan kolaborasi di seluruh organisasi

3. Fasilitasi diskusi terbuka serta pembagian pengetahuan dan pengalaman

4. Berdayakan orang untuk menentukan hambatan kinerja dan untuk tidak

takut berinisiatif
5. Akui dan hargai kontribusi, pembelajaran, dan perbaikan individu

6. Terapkan evaluasi mandiri kinerja terhadap sasaran individu

7. Lakukan survei kepuasan individu, komunikasikan hasil, dan ambil

tindakan yang sesuai

 Prinsip #4: Pendekatan Proses (Process Approach)

Hasil yang konsisten dan terprediksi dapat dicapai dengan lebih efektif dan

efisien saat aktivitas dipahami dan dikelola sebagai proses yang saling terkait

yang berfungsi sebagai suatu sistem yang terpadu. Sistem manajemen mutu

terdiri atas proses yang saling terkait. Pemahaman bagaimana suatu keluaran

dihasilkan oleh sistem ini, termasuk semua proses, sumber daya, pengendalian,

dan interaksi, memungkinkan pengoptimalan kinerja organisasi. Tindakan yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan pendekatan proses:

1. Tentukan sasaran sistem serta proses yang diperlukan untuk mencapai

sasaran tersebut

2. Terapkan kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas pengelolaan

proses

3. Pahami kapabilitas organisasi dan tentukan keterbatasan sumber daya

sebelum melakukan tindakan

4. Tentukan ketergantungan antarproses, serta analisis efek modifikasi pada

suatu proses terhadap keseluruhan sistem

5. Kelola proses dan hubungan antarproses sebagai suatu sistem untuk

mencapai sasaran mutu organisasi secara efektif dan efisien

6. Pastikan ketersediaan informasi yang diperlukan untuk menjalankan dan

memperbaiki proses, serta untuk memantau, menganalisis, dan

mengevaluasi kinerja sistem secara menyeluruh


7. Kelola risiko yang dapat memengaruhi keluaran proses dan keseluruhan

hasil dari sistem manajemen mutu

 Prinsip #5: Perbaikan (Improvement)

Organisasi yang sukses terus-menerus menekankan pada perbaikan. Perbaikan

penting bagi organisasi untuk memelihara tingkat kinerja saat ini, untuk

menanggapi perubahan kondisi internal dan eksternal, serta untuk menciptakan

peluang baru. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perbaikan:

1. Dorong penetapan sasaran perbaikan pada semua tingkatan organisasi

2. Didik dan latih orang pada semua tingkatan tentang cara penerapan alat dan

metodologi dasar untuk mencapai sasaran perbaikan

3. Pastikan kompetensi SDM untuk menjalankan proyek perbaikan

4. Kembangkan proses untuk menerapkan proyek perbaikan di seluruh

organisasi

5. Lacak, tinjau, dan audit perencanaan, penerapan, penyelesaian, dan hasil

proyek perbaikan

6. Integrasikan pertimbangan perbaikan dalam pengembangan produk,

layanan, dan proses yang baru atau yang diubah

7. Akui dan hargai perbaikan

 Prinsip #6: Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti (Evidence-Based Decision

Making)

Keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi lebih

berpeluang untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengambilan keputusan

dapat menjadi proses yang kompleks dan selalu melibatkan ketidakpastian.

Proses ini kadang melibatkan beragam jenis dan sumber masukan, serta

interpretasi terhadap masukan tersebut, yang dapat bersifat subjektif. Diperlukan


pemahaman terhadap hubungan sebab dan akibat serta potensi dampak yang

tidak diinginkan. Fakta, bukti, dan analisis data meningkatkan objektivitas dan

kepercayaan dalam pengambilan keputusan. Prinsip ISO 9001. Tindakan yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis bukti:

1. Tentukan, ukur, dan pantau indikator utama terhadap kinerja organisasi

2. Sediakan data yang diperlukan bagi orang-orang yang relevan

3. Pastikan bahwa data dan informasi cukup tepat, andal, dan aman

4. Analisis dan evaluasi data dan informasi dengan metode yang tepat

5. Pastikan kompetensi SDM untuk menganalisis dan mengevaluasi data

sesuai kebutuhan

6. Ambil keputusan dan tindakan berdasarkan bukti yang diseimbangkan

dengan pengalaman dan intuisi

 Prinsip #7: Manajemen Hubungan (Relationship Management)

Guna mencapai kesuksesan yang berkesinambungan, organisasi mengelola

hubungannya dengan para pemangku kepentingan, seperti pemasok. Pemangku

kepentingan memengaruhi kinerja organisasi. Pengelolaan hubungan dengan

para pemangku kepentingan ini mengoptimalkan pengaruh mereka terhadap

kinerja organisasi. Manajemen hubungan dengan pemasok dan jaringan mitra

seringkali memiliki kepentingan tertentu. Tindakan yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan manajemen hubungan:

1. Tentukan pemangku kepentingan yang relevan (msl pemasok, mitra,

pelanggan, investor, karyawan, atau komunitas) serta hubungan mereka

dengan organisasi

2. Tentukan dan prioritaskan hubungan dengan pemangku kepentingan yang

perlu dikelola
3. Ciptakan hubungan yang menyeimbangkan manfaat jangka pendek dengan

jangka panjang

4. Kumpulkan dan bagikan informasi, keterampilan, dan sumber daya dengan

pemangku kepentingan yang relevan

5. Ukur kinerja dan berikan umpan balik kinerja kepada pemangku kepentingan

sesuai kebutuhan guna meningkatkan inisiatif perbaikan

6. Jalankan aktivitas pengembangan dan perbaikan kolaboratif dengan

pemasok, mitra, dan pemangku kepentingan lain

7. Dorong dan hargai perbaikan dan pencapaian dari pemasok dan mitra

Anda mungkin juga menyukai