Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alza Dada Achmad

NIM : 41119110054
SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI
1. Apa berbedaan konsep standar yang lama dengan yang baru ?
Tujuan
ISO 9001 menyediakan kerangka kerja untuk pendekatan sistematis untuk mengelola proses
organisasi sehingga produk atau jasa konsisten dalam memenuhi harapan klien. Ini juga
menjamin organisasi memenuhi hukum, peraturan dan persyaratan lainnya.
ISO 9004 standar dimaksudkan untuk membantu organisasi memperluas manfaat Sistem
Manajemen Mutu mereka kepada pemangku kepentingan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan, serta membantu memberikan kesuksesan yang berkelanjutan.
Sertifikasi
ISO 9001 adalah dokumen tentang persyaratan. ISO 9001 adalah satu-satunya dari keluarga
besar standar ISO 9000 yang dapat disertifikasi untuk menunjukkan kesesuaian organisasi
dengan persyaratan.
Di sisi lain, ISO 9004 adalah dokumen panduan tentang bagaimana untuk mencapai
perbaikan terus-menerus untuk mendapatkan keunggulan bagi organisasi. ISO 9004 tidak
dimaksudkan untuk sertifikasi.
Fokus
Fokus utama standar ISO 9001 adalah pada kebutuhan pelanggan. Standar ini berfokus pada
memastikan kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan ditetapkan dan memastikan respon
yang efektif terhadap umpan balik pelanggan.
ISO 9004 berfokus terutama pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dan semua pihak yang
berkepentingan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan seluruh
stakeholder untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.
Perbaikan terus menerus
Dalam ISO 9001 perbaikan berkesinambungan dari sistem manajemen mutu dicapai terutama
dengan melakukan tinjauan manajemen, audit internal / eksternal dan tindakan korektif /
preventif.
ISO 9004 mempromosikan self-assessment dalam rangka untuk organisasi untuk
mengidentifikasi area kekuatan atau kelemahan dan peluang baik untuk perbaikan atau
inovasi, atau keduanya. Standar ini memberikan panduan pada organisasi tentang bagaimana
menetapkan tujuan perbaikan realistis dan menantang untuk proses mereka.
Ada banyak perbedaan lain antara kedua standar tersebut; Namun, bisa ditarik kesimpulan
bahwa:
Keduanya dimaksudkan untuk digunakan oleh setiap organisasi, terlepas dari ukuran dan
sifat mereka, untuk membangun dan meningkatkan SMM organisasi;
ISO 9001 dimaksudkan untuk sertifikasi, sedang ISO 9004 tidak;
ISO 9001 difokuskan terutama pada kepuasan pelanggan dan ISO 9004 memiliki fokus yang
lebih luas yang mencakup semua pemangku kepentingan untuk mencapai kesuksesan yang
berkelanjutan.
Banyak orang percaya bahwa ISO 9004 merupakan pedoman bagi pelaksanaan ISO 9001,
namun, hal ini tidak benar. Standar-standar ini melengkapi satu sama lain, sehingga mereka
dapat digunakan secara bersamaan oleh sebuah organisasi, dan mereka juga dapat digunakan
secara terpisah. Beberapa organisasi memutuskan untuk menggunakan ISO 9001 untuk
membangun dan meningkatkan SMM mereka dan kemudian beralih ke ISO 9004 sebagai
panduan untuk mendapatkan manfaat jangka panjang dari Sistem Manajemen Mutu yang
lebih luas.

2. Jelaskan 5 keuntungan dari penerapaan standarisasi ?


• Menjamin posisi UKM menjadi lebih aman agar terhindar dari pelanggaran hak
kekayaan intelektual agar tidak dicuri
• Menjamin dalam pengembalian modal atau investasi
• Sebagai asset UKM untuk bisa mendapatkan proyek atau investor
• Memberikan kemudahan dalam pengembangan usaha, seperti melalui waralaba dan
lisensi
• Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa kualitas produk memang sesuai
dengan apa yang dijanjikan sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen
• Melindungi konsumen dari produk yang kualitasnya rendah
• Produk diakui kualitasnya secara internasional sehingga bisa diperdagangkan lintas
negara
Konsumen di Indonesia semakin cerdas, karena biasanya mengecek apakah sudah ada
sertifikasi produk atau belum. Misalnya untuk produk makanan, salah satunya adalah Good
Agriculture Practice (GAP) yang menandakan produk pertaniannya aman dikonsumsi.
Beda produk akan beda sertifikasi. Contoh lain adalah popok kain untuk bayi. Ada contoh
kasus dimana popok kain yang diproduksi sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI). Sejak itu, penjualan meningkat pesat. Untuk produk bayi dan anak-anak, faktor
keamanan dan kesehatan menjadi hal yang diperhatikan, sehingga peredaran produk secara
resmi harus memiliki SNI.
3. Jelaskan perbedaan standarisasi Juran dengan Deming ?

Deming

W. Edwards Deming mengemukakan tentang Mutu bersifat Filsafat. Dalam bukunya


yang berjudul Out of the Crisis, beliau menggabungkan konsep Mutu mulai dari wawasan
Psikologis sampai dengan Kultur Mutu (Quality Culture).

Deming menyatakan, ada empat belas poin manajemen mutu yaitu terdiri dari :

1. Ciptakan sebuah usaha peningkatan produksi dan jasa.

2. Adopsi falsafah baru.

3. Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu.

4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.

5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa.

6. Lembagakan pelatihan kerja.

7. Lembagakan kepemimpinan.

8. Hilangkan rasa takut.

9. Uraikan kendala-kendala antar departemen.

10. Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah
beban kerja.

11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik.

12. Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya.

13. Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan
kualitas kerja.

14. Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi.

Menurut Deming, terdapat lima penyakit yang signifikan dalam konteks pendidikan, yaitu :
1. Kurang konstannya tujuan.

2. Pola pikir jangka pendek.

3. Evaluasi prestasi individu.

4. Rotasi kerja yang tinggi.

5. Manajemen yang menggunakan angka yang tampak.

Kegagalan mutu terbagi dalam dua bagian, yaitu :

1. Umum terdiri dari : desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat,
lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang
serampangan, sumberdaya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai.

2. Khusus yaitu : kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi,


kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.

Juran

Buku karangan Joseph Juran adalah Juran’s Quality Control Handbook, Juran on
Planning for quality, dan Juran on Laedership for Quality. Juran termasyur dengan
keberhasilannya menciptakan Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat. Juran mengemukakan
tentang mutu yang terkenal dengan istilah Aturan 85/15. Juran menyatakan bahwa 85%
masalah-masalah mutu dalam sebuah organisasi adalah hasil dari desain proses yang kurang
baik. Menurut Juran Manajemen Mutu Strategis (Strategic Quality Management) adalah
sebuah proses tiga bagian yang didasarkan pada staf pada tingkat berbeda yang memberi
kontribusi unik terhadap peningkatan mutu. Manajer senior memiliki pandangan strategis
tentang Organisasi. Manajer menengah memiliki pandangan operasional tentang Mutu dan
para karyawan memiliki tanggungjawab terhadap Kontrol Mutu.
4. Jelaskan metode DEFINE dan IMPROVE pada six sigma?

Metodologi Six sigma meliputi define, measure, analyze, improve, dan control (DMAIC).
metode six sigma yaitu alat yang berguna bagi manajemen produksi dalam suatu perusahaan
untuk menjaga, memperbaiki dan mempertahankan kualitas produk yang diciptakan hingga
dapat mencapai zero defect

1. Define
Pada tahapan ini ditentukan proporsi defect yang menjadi penyebab paling signifikan terhadap
adanya kerusakan yang merupakan sumber kegagalan produksi. Cara yang ditempuh adalah:
• Mendefinisikan masalah standar kualitas yang terjadi pada proses produksi di PT
Semen Padang.
• Mendefinisikan proses pengemasan dengan menggunakan tools
• Menentukan faktor-faktor manakah yang menjadi kritis untuk diperhatikan oleh
perusahaan dengan menggunakan tabel CTQ (critical to quality) karena faktor-faktor
kritis ini dapat menimbulkan permasalahan dalam hal kualitas.
• Mendefinisikan rencana tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil observasi dan
analisis penelitian.
• Menetapkan sasaran dan tujuan peningkatan kualitas six sigma berdasarkan hasil
observasi.
2. Improve
Tahap perbaikan (improvement) merupakan tahap untuk menghasilkan ide, desain, dan
implementasi perbaikan serta validasi perbaikan. Tahap perbaikan dilakukan dengan
melakukan pengukuran trhadap tingkat kerusakan yang terjadi pada proses produksi,
rekomendasi perbaikan, menganalisa, dan kemudian melalukan tindakan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai