Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BESAR 1

METODE PENELITIAN

ANALISI PENYEBAB DAN SOLUSI JIKA TERJADINYA KETERLAMBATAN


GAMBAR KERJA STRUKTUR ANTARA ENGINEERING DAN PELAKSANA
LAPANGAN
“Proyek Apartemen dan Mall Pakuwon Bekasi Selatan”

Disusun oleh :
Alza Dada Achmad
41119110054

Dosen :
Dr. Ella Padillah, S.sos.I, M.Pd.I

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gambar struktural terdiri dari gambar-gambar struktur yang membuat bangunan itu bisa

berdiri, komponen struktur ini yang berfungsi sebagai penopang beban-beban yang bekerja,

yang termasuk gambar struktural antara lain:

Gambar struktur yang lengkap dari suatu proyek konstruksi terdiri dari:

1. Gambar pondasi, meliputi rencana pondasi tiang pancang. Misal untuk pondasi tiang,

gambar disertai kedudukan titik pondasi tiang satu dengan yang lainnya pada suatu plat kaki.

Detail penulangan pondasi, serta jarak as ke as dari tiap pondasi tiang.

2. Gambar poer, meliputi detail penulangan poer dan detail potongan poer. Disertai

susunan tulangan, diameter, dan jarak tulangan.

3. Gambar sloof, meliputi denah sloof dan penulangan sloof. Disertai dimensi sloof, jarak,

dan susunan sloof.

4. Gambar kolom, meliputi denah kolom yang dikelompokan berdasarkan tipe, selain itu

disertakan juga detail penulangan kolom yang memuat jumlah dan dimensi tulangan dan

sengkang.

5. Gambar balok, meliputi denah balok tiap lantai yang dikelompokkan berdasarkan

dimensi dan susunan penulangan. Juga disertakan detail penulangan balok dari tiap tipe yang

memuat dimensi balok, tulangan atas di tumpuan dan lapangan, tulangan bawah di tumpuan

dan lapangan, dan sengkang di tumpuan dan lapangan.

6. Gambar plat, meliputi denah plat tiap lantai dan atap, juga dilengkapi dengan detail

susunan dan jarak penulangan plat seperti tulangan atas, tulangan bawah, dan tulangan

pembagi.

1
7. Gambar tangga, meliputi detail potongan yang menunjukkan tulangan balok dudukan

tangga dan tulangan anak tangga.

8. Gambar konstruksi atap, meliputi bahan dan dimensi kuda-kuda, bahan dan jarak

gording, dan detail sambungan.

Dalam suatu proyek konstruksi diperlukan sebuah sistem yang sangat penting yang disebut

dengan manajemen proyek. Manajemen tersebut berfungsi untuk mengontrol suatu proyek,

mulai dari awal proyek sampai dengan berakhirnya proyek. Ada beberapa jenis manajemen di

dalam suatu proyek konstruksi, antara lain manajemen waktu, manajemen mutu, teknik

pelaksanaan, manajemen tenaga kerja, dan manajemen biaya. Beberapa elemen tersebut saling

berkaitan, dimana apabila salah satu elemen berubah, maka elemen yang lain pun ikut berubah

pula.

Suatu proyek tidak akan berjalan dan terlaksana dengan baik apabila tidak memiliki sistem

manajemen dengan baik. Semua proyek baik proyek besar maupun kecil tidak ada

perkecualian, semuanya harus dikelola dengan manajemen yang baik supaya tidak terjadi

penurunan kualitas, keterlambatan gambar kerja dan juga waktu terbuang sia-sia. Terdapat

hubungan yang erat antara proyek dengan manajemen proyek yaitu pada waktu.

Manajemen waktu yang baik perlu memperhatikan mutu kualitas gambar kerja yang detail

dan jelas, teknik pelaksanaan dan juga manajemen tenaga kerja dengan baik, meliputi waktu,

jumlah tenaga kerja maupun sistem jam kerja. Yang menjadi permasalahan di lapangan saat ini

adalah keterlambatan waktu pelaksanaan dan target penyelesaian proyek. Banyak cara yang

dilakukan kontraktor untuk melakukan percepatan waktu pelaksanaan, baik dengan cara

merubah system pengelolaan gambar kerja dan fleksibelitas dan efektif. Banyak kontraktor

yang tidak memperhatikan hal itu pada saat melakukan percepatan proyek, karena yang

dipikirkan hanyalah pekerjaan yang selesai dengan cepat dan mencapai target waktu yang

diharapkan. Maka sering terjadi kesalahan antara gambar dan actual lapangan.
Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis beserta data lain yang menjelaskan

detail karakteristik bangunan atau spesifikasi dari elemen struktural yang akan dibangun.

Gambar ini merupakan gambar pelengkap dan tidak mengganti gambar kontrak. Di dalam

dokumen kontrak terdapat keterangan yang cukup jelas untuk pengelolaan shop drawing.

Gambar kerja disiapkan oleh kontraktor dan kontraktor serta diperiksa dan disetujui oleh

konsultan pengawas. Shop drawing ini penting untuk kejelasan dan kesepahaman terhadap

pelaksanaan pekerjaan, juga untuk menghindari kesalahan dalam pekerjaan yang berakibat

pada terjadinya re-work, yang tentunya berdampak pada pembengkakan waktu dan biaya. Pada

dasarnya, kontraktor tidak dapat melakukan pekerjaan di lapangan jika belum ada persetujuan

(approval) dari konsultan pengawas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

penyebab yang menghambat terselesaikannya gambar kerja dan mengetahui seberapa besar

pengaruhnya terhadap keterlambatan penyelesaian proyek. Identifikasi diawali dengan

melakukan penjabaran urutan kejadian yang mengarah kepada masalah, menganalisis pada

kondisi apa masalah tersebut terjadi, serta mencari tahu masalah-masalah lain yang muncul

seiring dengan kemunculan masalah utama. Untuk membantu identifikasi, digunakan

instrumen untuk mengidentifikasi akar penyebab yakni dengan menggunakan Root Cause Tree

dan Fishbone Diagram.Dari penelitian ini ditemukan bahwa pada objek yang diteliti akar

masalah penyebab keterlambatan terselesaikan shop drawing adalah masalah koordinasi

proyek dan manajemen sumber daya manusia pada kontraktor dan konsultan yang kurang baik.

Selain itu, keterlambatan yang terjadi pada shop drawing tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Tugas kontraktor pelaksana sebagai penyedia jasa adalah melaksanakan pekejaan

konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam gambar

kerja yang merupakan produk dari perencanaan. Akan tetapi gambar kerja yang merupakan

produk dari perencanaan tidak bisa langsung diaplikasikan dilapangan. Masih banyak gambar
yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan perlu diperiksa kelengkapan dan kebenaran

gambar tersebut. Kualitas gambar konsultan perencana yang tertuang dalam gambar rencana

biasanya tidak detail, baik gambar masing-masing disiplin maupun gambar koordinasi antar

disiplin. Oleh karena itu, kontraktor harus membuat gambar kerja atau shop drawing terlebih

dahulu sebelum menyelesaikan pekerjaan konstruksi tersebut. Proyek pembangunan gedung

Apartemen dan Mall Pakuwon Bekasi Selatan dikerjakan PT. Nusa Raya Cipta. Pada proyek

ini, gambar kerja atau shop drawing sering kali mengalami keterlambatan penyerahan pada

konsultan pengawas atau MK untuk mendapatkan approval. Terlambat selesainya shop

drawing dapat menjadi salah satu kendala yang dapat mengakibatkan keterlambatan pekerjaan.

Pada pekerjaan-pekerjaan yang kritis, keterlambatan ini dapat menyebabkan bertambahnya

waktu penyelesaian proyek di lapangan. Mundurnya waktu penyelesaian proyek berakibat

kepada bertambahnya penggunaan sumber daya dan biaya. Dengan demikian, penting untuk

mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh keterlambatan selesainya shop drawing

ini terhadap waktu penyelesaian proyek sehingga kita dapat lebih serius memperhatikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, yaitu :

a) Dalam penyelesaian pembuatan shop drawing diperlukan koordinasi yang baik di

internal kontraktor sendiri seperti koordinasi antar depatemen dan dengan tin

konstruksi dilapangan dan juga koordinasi antara kontraktor dan konsultan.

b) Keterlambatan penyelesaian dan penyerahan gambar kerja atau shop drawing kepada

konsultan pengawas atau MK.


1.3 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Koordinasi internal kontraktor dan konsultan, serta beberapa penyebab lain seperti

perubahan gambar desain yang berulang-ulang dan penyesuaian antar gambar rencana

struktur menjadi faktor keterlambatan shop drawing.

b) Keterlambatan penyelesaian shop drawing akan berpengaruh pada penyelesaian

pekerjaan Proyek Apartemen dan Mall Pakuwon Bekasi Selatan

1.4 Maksud dan Tujuan

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan :

a) Bagi tim engineering diharapkan dapat terus mengembangkan pengetahuan tentang

bagaimana menyelesaikan gambar kerja atau shop drawing dengan jelas, lengkap,

cepat dan benar. Proses penyelesaian shop drawing dapat selesai sesuai schedule,

sehingga tidak ada delay penyelesaian proyek secara keseluruhan akibat dari

keterlambatan proses pembuatan dan persetujuan shop drawing.

b) Bagi kontraktor diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan

keinginan owner atau pemilik pekerjaan. Pembuatan shop drawing yang merupakan

tanggung jawab kontraktor dapat dibuat sedetail mungkin untuk dapat

mempresentasikan semua yang diinginkan oleh owner atau pemilik pekerjaan.

c) Bagi owner atau pemilik pekerjaan, penyelesaian shop drawing yang tepat sesuai

schedule atau bahkan lebih cepat dari schedule yang direncanakan tidak menghambat

selesainya kontruksi. Dengan selesainya konstruksi yang tepat waktu otomatis owner

atau pemilik pekerjaan juga dapat sesegera mungkin menempati bangunan yang

diinginkan.
1.5 Pembatasan Masalah

Ruang lingkup dan batasan dalam studi ini akan membahas hal-hal sebagai berikut :

a) Penelitian dilakukan pada salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. Nusa

Raya Cipta yaitu proyek Apartemen dan Mall Pakuwon Bekasi Selatan

b) Proses approval pembuatan shop drawing stuktur dan arsitek, dari mulai struktur

bagian bawah sampai dengan struktur bagian atap.

Anda mungkin juga menyukai