Anda di halaman 1dari 43

Scanned by TapScanner

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manajemen konstruksi adalah perpaduan ilmu teknologi


industri konstruksi dan seni mengatur atau manajemen dalam proses
pembangunan sebuah gedung dengan menggunakan sumber daya
dan waktu yang seefektif dan seefisiensi mungkin. Agar
pemanfaatan sumber daya dan waktu dapat terukur dengan
sistematis, efektif, dan efisien, biasanya dilengkapi juga dengan
analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT). Bisa
disimpulkan bahwa manajemen kontruksi memiliki peran penting
terhadap proses pembangunan agar terkelola dengan tepat dan
menghasilkan tujuan pembangunan yang diinginkan. Dalam proses
pembangunannya, terdiri dari banyak orang yang ahli di bidang
konstruksinya masing-masing dengan peran yang berbeda dan
penting untuk menyukseskan proyek pembangunan.

Manajemen proyek merupakan usaha untuk menggunakan


sumber daya terbatas secara efisien, efektif dan tepat waktu dalam
menyelesaikan suatu proyek yang telah ditentukan/direncanakan.
Ada 3 kegiatan dari fungsi dasar manajemen proyek yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Dari ketiga kegiatan
tersebut dilakukan pengendalian terhadap sumber daya pada suatu
proyek yang meliputi tenaga kerja (manpower), peralatan (machine),
bahan (material), uang (money) dan metode (method).

Ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek merupakan


salah satu aspek yang dinilai sangat penting. Oleh karena itu,
sebaiknya ada perhatian khusus pada masalah perencanaan dan

1
2

pengendalian suatu proyek, agar dapat mencapai target waktu


penyelesaian tanpa mengurangi kualitas pekerjaan.

Melalui perencanaan yang baik diharapkan waktu


penyelesaian suatu proyek dapat sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan. Selain itu dengan adanya perencanaan yang baik
pula proyek bisa dikerjakan dengan biaya yang efisien dan kualitas
yang sesuai dengan standar mutu yang diharapkan. Karena dalam
pelaksanaan proyek seringkali timbul pemborosan biaya, baik dalam
penggunaan untuk tenaga kerja maupun pembelian bahan baku
yang disebabkan kurang matangnya perencanaan suatu proyek.
Dengan demikian manajemen proyek yang baik merupakan langkah
awal yang sangat berpengaruh pada tercapainya target suatu
pekerjaan.

Salah satu hasil dari perencanaan yaitu penjadwalan proyek,


yang dapat memberikan informasi mengenai jadwal rencana dan
kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya,
tenaga kerja, peralatan dan material serta progres dan durasi waktu
penyelesaian proyek. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
mempermudah monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek.

Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal


ini, diantaranya adalah Metode Network Planning seperti Metode
Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM), Barchart dan Kurva S.
Metode Network Planning tersebut merupakan salah satu yang
dapat digunakan guna membantu memutuskan berbagai masalah
khususnya perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Setiap proyek memiliki karakteristik yang berbeda dari proyek


yang satu dengan proyek yang lain nya. Karakteristik proyek yang
berbeda ini akan berpengaruh kepada progress pekerjaan
3

pelaksanaan dilapangan. Progress pekerjaan dapat mengalami


keterlambatan atau sesuai dengan schedule atau juga bisa lebih
cepat dari yang sudah direncanakan. Oleh karena itu diperlukan
manajemen proyek yang baik agar tercapai sasaran tujuan proyek
tersebut.

Analisis Manajemen Kontruksi Proyek Pembangunan Gedung


Parkir Elevated Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) diharapkan
dapat memberikan gambaran kondisi proyek sehingga
mempermudah kontraktor dalam melakukan pengambilan
keputusan untuk mengoptimalkan kinerja proyek.

1.2. FOKUS PERMASALAHAN

Merencanakan manajemen konstruksi proyek pembangunan


dalam metode kerja, estimasi biaya, dan jaringan kerja pada
pelaksanaan proyek yang akan dibanguan.

1.3. BATASAN MASALAH

Dalam usulan skripsi dengan judul "ANALISIS MANAJEMEN


KOSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR
ELEVATED TAMAN MINI INDONESIA INDAH ( TMII )" Maka dari itu
perlu adanya batasan penulisan yang dilakukan dalam penyusunan
Skripsi, batasan masalah yang di angkat sebagai berikut :

a. Peninjauan dan pengambilan data berupa Gambar Bestek.


b. Menghitung Volume Bangunan.
c. Menghitung Alat Pekerjaan.
d. Menghitung Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan.
e. Metode Analisis Jaringan Kerja yang digunakan dalam penelitian
proyek ini adalah Critical Path Method (CPM), penggunaan
Barchart dan Kurva S.
4

1.4. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana perencanaan manajemen konstruksi analisa


bangunan tersebut?
b. Berapa besar biaya pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut?
c. Bagaimana durasi waktu dan penjadwalan pelaksanaan
pekerjaan proyek tersebut?
d. Bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan proyek
pembangunan Gedung Parkir Elevated Taman Mini Indonesia
Indah ( TMII )?

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Penyusunan tugas akhir dimaksudkan untuk memperoleh


pengalaman, pengetahuan dan wawasan tentang manajemen
untuk merealisasikan semua ilmu yang berkaitan dengan teori
diperoleh selama kuliah di Fakultas Teknik, Universitas Swadaya
Gunung Jati.

b. Tujuan

Penelitian Akhir ini dilaksanakan dengan tujuan untuk


menganalisis manajemen konstruksi yang sesuai diantaranya :

1) Untuk menganalisis bagaimana metode pelaksanaan


pekerjaan pada pelaksanaan proyek pembangunan Gedung
Parkir Elevated Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ).
2) Untuk menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan proyek
pembangunan Gedung Parkir Elevated Taman Mini Indonesia
Indah ( TMII ).
5

3) Menghitung durasi waktu pelaksanaan pekerjaan proyek


pembangunan Gedung Parkir Elevated Taman Mini Indonesia
Indah ( TMII ).
4) Membuat penjadwalan menggunakan Barchart, CPM, Kurva
S dan Harga Satuan Dasar.

1.6. MANFAAT PENELITIAN

a. Kegunaan Teoritis

1) Sebagai bahan referensi penelitian mengenai manajemen


proyek.
2) Menambah pola pikir mahasiswa dalam mempelajari,
mengamati, dan memahami permasalahan yang berkaitan
dengan bidang keteniksipilan.

b. Kegunaan Praktis

1) Mengetahui kinerja tenaga kerja, peralatan dan metrial yang


digunakan pada proyek pembangunan struktur gedung
bertingkat.
2) Mengetahui metode pelaksanaan proyek yang digunakan
pada pembangunan strukur gedung bertingkat.
3) Mengetahui proses penyusunan jadwal pelaksanaan proyek-
proyek (Time Schedule).
4) Mengetahui biaya akhir pelaksanaan proyek.
5) Menambah pemahaman ilmu manajemen pelaksanaan
proyek secara langsung.
6

1.7. KERANGKA PENELITIAN

MULAI

DATA

PENGELOLAAN

ANALISA ANALISA ANALISA ANALISA KALKULASI


PEKERJAAN PERHITUNGAN PERHITUNGAN METODE ANALISA BIAYA
VOLUME BAHAN PELAKSANAAN

JUMLAH ( BAR CHART,CPM & S CURVE )

KESIMPULAN

SELESAI

GAMBAR 1.7. Kerangka Penelitian


7

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN

1. BAB I, bab pendahuluan. Akan dijelaskan mengenai latar


belakang penelitian, fokus permasalahan, batasan masalah,
rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat
penelitian dari aspek keilmuan dan rekayasa, kerangka
penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.
2. BAB II, bab landasan teori. Berisi tentang penelitian sejenis yang
pernah ada baik dari buku-buku, jurnal maupun informasi media
elektronik (internet).
3. BAB III, bab metode penelitian. Berisi tentang metode
pengumpulan data, jenis dan sumber , teknik pengumpulan data,
objek dan lokasi penelitian serta jadwal penelitian.
4. BAB IV, bab Analisis dan Pembahasan. Akan diuraikan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan mengamati langsung dan akan
dibahas solusi yang akan dilakukan pada penelitian ini.
5. BAB V, bab Kesimpulan dan Saran. Menerangkan kesimpulan
hasil penelitian sesuai dengan fokus permasalahan dan saran-
saran yang aplikatif. Setiap statement kesimpulan harus
ditunjang oleh hasil analisis yang tergambar dalam bab
sebelumnya. Demikian pula saran yang ditulis harus berdasarkan
statement analisis, kajian dan kesimpulan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan


topik/masalah penelitian, yang digunakan untuk menjawab masalah
penelitian. Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil
penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya
dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka tidak sekedar
berisi kutipan dari berbagai sumber, tetapi harus ditarik benang
merahnya sehingga peneliti mempunyai kesimpulan sendiri.
2.1.1 Penelitian Terdahulu

1. Analisis Manajemen Konstruksi Pembangunan Ruko


Grand Orchard Cirebon
Penelitian dilakukan oleh Tanto Sutanto D dengan tujuan
yaitu Perencanaan ulang Perhitungan Volume. Time Schedule,
biaya dan Metode Pelaksanaan, Metode dan Biaya.
2. Analisis Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung
RSUD Pondok Aren Tangerang Selatan
Penelitian dilakukan oleh Aldiron Zakaria Sudrajat Putra
dengan tujuan yaitu untuk menganalisis kebutuhan Struktur
Manajemen Konstruksi pada proyek Pembangunan Gedung
RSUD Pondok Aren Tanggerang Selatan.
3. Analisis Manajemen Pelaksanaan Proyek Hotel Grand
Prima Cirebon
Penelitian dilakukan oleh Imam Setiawan dengan tujuan
yaitu untuk mengatur Schedule pekerjaan, merencanakan
progress pekerjaan dan pemeliharaan pada struktur bangunan

8
9

dengan Menggunakan Metode Analisa Data Metode Earned


Value untuk menganalisis biaya dan waktu. Sedangkan
metode CPM (Critical Path Method) sebagai tindakan koreksi
untuk menganalisis jaringan kerja agar pelaksanaan proyek
menjadi ideal.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang yaitu “Analisis Manajemen Konstruksi Proyek
Pembangunan Gedung P4TK Dan PLB Bandung”. Pada
dasarnya memiliki unsur kesamaan dengan penelitian
sebelumnya jika dilihat dari tujuannya yaitu untuk mengatasi
permasalahan dalam manajemen proyek seperti menyusun
kinerja waktu, menghitung biaya akibat keterlambatan
pelaksanaan proyek, penyusun jadwal pelaksanaan,
Perencanaan ulang Time Schedule, biaya dan Metode
Pelaksanaan. Proyek di lapangan.
Pada penelitian ini yang membedakan tujuannya adalah
proses pengerjaannya dari awal pembangunan sampai akhir
pembangunan proyek seperti analisa pekerjaan perhitungan
volume, analisa pengadaan alat, analisa metode pekerjaan,
analisa pengadaan bahan, analisa biaya, analisa jumlah cash
and flow (Bar Chart, CPM, dan Kurva S).

2.2 LANDASAN TEORI

2.2.1 Pengertian Analisis


Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti suatu
keadaan data atau bahan keterangan mengenai suatu keadaan
diurai dan diselidiki hubungannya satu sama lain. (Suwardjoko
Warpani, 1980 : 1).
10

Pekerjaan analisis akan menghadapi berbagai masalah


yang kompleks, yaitu permasalahan data, definisi, penentuan
batas daerah perencanaan, ketersediaan data dan lain-lain.
Data yang di butuhkan dalam analisis tidak selalu tersedia
secara lengkap. Keadaan ini sering terjadi di Negara
berkembang seperti di Indonesia. Mekanisme pengumpulan
data antar wilayah yang tidak seragam menyebabkan ada
banyak varian untuk satu jenis data.

2.2.2 Pengertian Manajemen Proyek Konstruksi

Tujuan dari manajemen dalam proyek konstruksi adalah


pencapaian beberapa sasaran yang dikenal sebagai sasaran
sekunder dan bersifat kendala. Adapun kendala-kendala yang
terlihat dalam proyek-proyek biasanya berhubungan dengan
kinerja, waktu pelaksanaan, batasan biaya, mutu dan kualitas
pekerjaan serta keselamatan pekerjaan.
Dalam proses mencapai tujuan dari kegiatan
pelaksanaan proyek, ada batasan yang harus dipenuhi yaitu
besarnya biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal (waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek), serta
mutu yang harus dipenuhi. Dari ketiga hal tersebut merupakan
parameter penting bagi penyelenggara proyek sebagai sasaran
pelaksanaan proyek. Ketiga batasan tersebut disebut tiga
kendala (tripleconstraint)
11

WAKTU

Kecepatan untuk menyelesaikan proyek,


kepastian mengenai waktu penyelesaian proyek

MANAJEMEN

KONSTRUKSI
BIAYA MUTU

Besarnya biaya proyek Mutu Kualitas kekuatan bangunan

Gambar 2.1 Hubungan Triple Constraint

 Waktu penyelesaian pekerjaan (Jadwal), proyek harus dikerjakan


sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan .
 Biaya proyek (anggaran), proyek harus diselesaikan dengan biaya
yang tidak melebihi anggaran, baik biaya tiap item pekerjaan, biaya
tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.
 Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses/cara
pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai
dengan kesepakatan, perencanaan ataupun dokumen kontrak
pekerjaan.
Dari Ketiga batasan di atas bersifat tarik menarik. Artinya, jika
ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam
kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal
ini berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran.
Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus
berkompromi dengan mutu atau jadwal.
12

2.2.3 Prinsip Umum Manajemen Proyek

Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan


manajemen konstruksi didasari dari proses proyek itu sendiri,
yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan menyelesaikan
proyek tersebut dalam bentuk bangunan fisik secara efisien
dan efektif. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang salah
satunya menyangkut aspek teknis pelaksanaan manajemen
konstruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannya.
Aspek penting manajemen konstruksi pada proyek
adalah sebagai berikut:
1. Planning (Perencanaan)

Planning atau perencanaan adalah tahapan awal


pada suatu proyek, tahapan ini berupa gagasan atau
pemikiran tentang rencana awal sebelum kegiatan
dilaksanakan. Kegiatan planning atau perencanaan ini
secara garis besar meliputi :
a. Pemilihan tujuan dan sasaran yang dilanjutkan pada
penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
b. Penentuan strategi, sistem anggaran, kebijakan proyek,
program, prosedur, metode, jadwal, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
c. Menyiapkan sumber pendanaan dan standar kualitas
yang diharapkan.
d. Menyusun rencana induk jangka panjang/pendek.

e. Manfaat dari fungsi perencanaan tersebut adalah


sebagai alat pengawasan maupun pengendalian
kegiatan atau pedoman pelaksanaan kegiatan, serta
sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang
dilakukan.
13

2. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing (pengorganisasian) merupakan suatu

kegiatan guna mempersatukan kumpulan kegiatan

manusia yang mempunyai kegiatan pekerjaan masing-

masing sehinga berhubungan satu sama lain dengan tata

cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungan dalam

rangka mendukung tercapainya tujuan atau sasaran

secara efisien.

Manfaat dan fungsi pengorganisasian adalah


pedoman pelaksanaan fungsi dimana pembagian tugas
serta hubungan tanggung jawab dan kewenangan terlihat
jelas.

3. Schedulling (Penjadwalan)

Schedulling (Penjadwalan) merupakan


implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan
informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek
yang meliputi sumber daya ( biaya, tenaga kerja,
peralatan, material, durasi dan progress waktu untuk
menyelesaikan proyek dengan berbagai
permasalahannya. Prosess monitoring dan updateting
selalu digunakan untuk penjadwalan yang realistis agar
sesuai dengan tujuan proyek. Bila terdapat penyimpangan
terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan
tindakan koreksi agar proyek dapat berada di jalur yang
diinginkan.
14

4. Actuating (Pelaksanaan)

Actuating (pelaksanaan) diartikan sebagai fungsi


manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung
dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah
ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan
kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan,
mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada anggota
kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan
kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating”
yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu :

a. Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia


merasa keberadaannya di dalam kelompok atau
organisasi menjadi penting.
b. Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus
dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan
individual dari pegawainya, hingga dapat dilaksanakan
dengan tepat oleh pegawainya.
c. Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah
difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.
d. Lakukan praktek partisipasi dalam manajemen
guna menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan
manajemen, hingga setiap pegawai dapat difungsikan
sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
e. Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan
kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging.
15

dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang


diikutinya.
f. Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar
dapat memahami dengan benar apa yang
melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
sesuatu keputusan.
g. Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan
argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan
yang diambilnya, oleh karena pada umumnya semua
orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari
agar bisa memberikan dalih pembenaran atas
keputusannya.
5. Monitoring and Controling

Monitoring and Controling (pengawasan dan


pengendalian) merupakan tahapan dimana menuntun,
mengkaji atau memantau dan bila perlu mengadakan
koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan apa yang telah
di rencanakan, hasil pelaksanaan selalu diukur dan
dibandingkan dengan yang direncanakan. Oleh karena itu
umumnya telah dibuat tolok ukur, seperti anggaran,
standar mutu, jadwal penyelesaian pekerjaan dan lain-lain.
Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan
atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain
adalah :
a. Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
16

b. Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan


(manusia, uang, peralatan, bahan)
c. Prosedur dan cara kerjanya

d. Kebijaksanaan teknis yang diambil seselama proses


pencapaian sasaran.
Sumber : fenti, fitia (2013) PERENCANAAN BORED PILE DAN
SOLDIER PILE PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL ALILA
SCBD JAKARTA - SUDIRMAN. S1 thesis, Universitas Mercu
Buana.
2.3 Metode Analisis Data
Ada 3 metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian
ini, yaitu Metode Barchat, Metode curva S dan Metode CPM (Critical
path Methode) sebagai koreksi untuk menganaisis jaringan kerja agar
pelaksanaan proyek manjadi ideal.

a. Barchat

Bar Chart (Bagan Balok) telah ada sejak abad ke-19 berupa
grafik/chart yang menggambarkan work vs time, pertama kali
diperkenalkan oleh HenryL. Gantt sehingga sering disebut juga
dengan nama Gantt Chart. Gantt menciptakan teknik ini untuk
memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual sehingga
dengan melihat sekilas, pemimpin proyek dapat melihat
kemajuanpelaksanaan proyek (rusdi : 2014).
Barchat adalah sekumpulan aktivitas yang ditempatkan
dalam kolom vertical, sementara waktu ditempatkan dalam baris
horizontal. Waktu mulai dan selesai setiap kegiatan beserta
durasinya ditunjukan dengan menempatkan balok horizontal
17

dibagian sebelah kanan dari setiap aktivitas. Perkiraan waktu mulai


dan selesai dapat ditentukan dari skala waktu horizontal pada
bagian atas bagan. Panjang dari balok menunjukan durasi dari
aktivitas dan biasanya aktivitas – aktivitas tersebut disusun
berdasarkan kronologi pekerjaan.
Penggunaan Barchat bertjuan untuk mengidentifikasi unsur
waktu dan urutan dalam merencanakan sesuatu kegiatan, terdiri
dari waktu mulai, waktu selesai dan pada saat pelaporan
penggambaran barchat terditi dari kolom dan baris. Pada kolom
tersusun urutan kegiatan yang disusun secara berurutan,
sedangkan baris menunjukan periode waktu yang dapat berupahari,
minggu ataupun bulan.perincian yang terdapat pada barchat adalah
sebagai berikut :
1. Pada sumbu horizontal X tertulis atun waktu, misalkan hari,
minggu, bulan, tahun. Waktu mulai dan akhir kegiatan
tergambar dengan ujung kiri dan kanan dari balok yang
bersangktan.
2. Pada sumbu vertical tercantum kegiatan atau aktivitas proyek
dan digambar sebagai balok.
a. Perlu diperhatikan urutan antara kegiatan satu dengan kegiatan
lainnya, meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan
antara satu dengan yang lainnya.
3. Format penyajian barchat yang lengkap berisi perkiraan urutan
pekerjaan, skala waktu dan analisis kemajuan pkerjaan pada
saat pelaporan.
4. Jika barchat dibuat berdasarkan jaringan kerja activity on arrow,
maka yang pertama kali digambarkan adalah kegiatan kritis,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan nonkritis.
5. kritis, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan nonkritis.
18

b. Kurva S

Kurva S adalah grafik yang dibuat dengnsumbu vertical


sebagai nilai kumulatif atau penyelesaian (progress) kegiatan dan
sumbu horizontal sebagai waktu. Kurva S dapat menunjukan
kemampuan proyek berdasarkan kegiatn, waktu dan bobot pkerjaan
yang dipresentasikan sebagai presentase kumulatif dari seluruh
kegiatan proyek. Visualisasi kurva S memberikan informasi
mengenai kemajuan proyek dengan membandingkan terhadap
jadwal rencana.
Kurva kemajuan yang disebut juga “S” secara grafis
menyajikan beberapa ukuran kemajuan kumulatif pada sumbu tegak
dn terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kemajuan ini dapat
diukur menurut jumlah nilai uang yang telah dikeluarkan, survey
kuantitas dari pekerjaan proyek, jumlah tenaga kerja yang dipakai.
Jadi kurva S itu adalah salah satu bentuk pengendalian waktu
terhadap suatu yang dibandingkan. Fungsi kurva S adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan penyeleaian bgian proyek

2. Menentukan besar biaya pelaksanaan proyek

3. Menentukan pendatangan material, alat dan pekerja yang akan


dipakai untuk pekerjaan tertentu.
Langkah – langkah membuat kurva S rencana menurut bachtiar
Ibrahim adalah sebgai berikut :
1. Mencari % bobot biaya setiap pekerjaan

Bobot pekerjaan didefinisikan besarnya pekerjaan siap,


dibandingkan dengan pekerjaan siap seluruhny dinyatakan
dalam bentuk persen %. Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100
%. Untuk mengetahui bobot pekerjan dilihat dari rencana
anggaran biaya yang telah disusun sebeblumnya. Uraian untuk
19

mendapatkan nilai bobot pekerjaan digambarkan dalam skema


sebagai berikut :

Volume x Harga Satuan


Presentase bobot pekerjaan = Harga bangunan x 100 %

Nilai presentasi bobot pekerjaan per masing – masing pekerjaan


didapt dari harga satuan pkerjaan dan harga bangunan. Harga
satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga
kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat
dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan
daftar harga satuan upah.
Analisis bahan adalah analisis bahan suatu pekerjaan,
menghitung banyaknya masing – masing bahan serta besarnya
biaya yang dibutuhkan. Analisis adalah menghitung banyaknya
tenaga yang diperlukan serta besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk pekerjaan tersebut. Harga satuan pekerjaan itu apabila
diskemakan adalah sebagai berikut :

Harga satuan bahan

bahan
Analisa bahan Harga
satuan
pekerjaan
Harga satuan upah

upah
Analisa Upah

Gambar 2.2 Analisis Harga satuan Pekerjaan

Harga bangunan adalah jumlah dari masing – masing


hasil perkalian volume dengan harga satuan pekerjaan yang
20

bersangkutan. Secara lengkap harga bangunan adalah total


jumlah volume dikalikan dengan harga satuan pekerjaan.
Setelah harga bangunan diperoleh, maka dapat dihitung
presentase bobot pekerjaan masing- masing pekerjaan.
2. Membagi % bobot biaya pekerjaan pada durasi

Setelah bobot didapatkan,maka ditempatkan pada


kolom bobot di barchat yang tesedia. Bobot dapat dibagi
dengan durasi pekerjaan sehingga didapat bobot biaya untuk
setiap periodenya.
3. Menjumlahkan % bobot biaya pekerjaan pada setiap lajur waktu
Menjumlahkan bobot biaya sesuai dengan kolom lajur
waktu dan hasilnya ditempatkan pada bagian bobot biaya
dibagian bawah barchat.
4. Membuat kumulatif dari % bobot biaya pekerjaan pada lajur %
kumulatif bobot biaya
Bobot biaya dikumulatifkan untuk setiap periode. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui progess biaya proyek yang
nantinya akan digunakan untuk membuat Arus Kuat Rencana
proyek.
5. Membuat kurva S berdasarkan % kumulatif bobot biaya
Langkah alternative adalah membuat kurva S dengan
mengacu pada kumulatif bobot sebagai absis dan periode/waktu
sebagai ordinat. Dibagian paling kanan barchat dibuat skala 0 –
100 untuk kumulatif bobot biaya sementara di bagian bawah
barchat sebagai absis waktu.
21

c. Critical path method (CPM)

Critical Path Method (CPM) merupakan model kegiatan


proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang
digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang
menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai
busur atau garis antara titik (SETIAWATI : 2016).
manfaat yang diperoleh jika mengetahui lintasan kritis adalah
sebagai berikut:
1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh
proyek tertunda penyelesaiannya.
2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya bila
pekerjaanpekerjaan yang ada dilintasan kritis dapat dipercepat.
3. Pengawasan atau kontrol hanya diperketat pada lintasan kritis
saja, sehingga pekerjaan-pekerjaan dilintasan kritis perlu
pengawasan ketat agar tidak tertunda dan kemungkinan di trade
off (pertukaran waktu dengan biaya yang effisien) dan crash
program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat
dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya
dengan tambahan biaya atau lembur.
Critical Path Method cocok digunakan pada proyek-proyek
yang terdiri dari beragam aktivitas atau tugas. Meski begitu,
terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode yang satu ini.
Beberapa kelebihan dari Critical Path Method adalah :

a. Membantu project manager memberikan waktu minimum untuk


menyelesaikan proyek.
b. Membantu menetapkan jadwal dan menyesuaikan sumber daya
yang diperlukan.
c. Membantu membuat prioritas tugas.
22

d. Menghindari hilangnya fokus dalam mengerjakan banyak tugas


dalam proyek.
e. Mendapat gambaran kegiatan yang dapat berjalan paralel satu
sama lain.
f. Mengidentifikasi elemen paling penting dalam proyek.

g. Membantu menentukan cara mencapai tujuan.


Sementara kekurangan dari Critical Path Method adalah:
 Tidak terlalu efektif bila proyek terlalu besar dan kompleks.

 Kurang cocok diterapkan bila banyak improvisasi dalam proyek.

 Dalam beberapa proyek, mengidentifikasi jalur mana yang


paling kritis mungkin akan terasa sulit.
 CPM diterapkan dengan asumsi bahwa kamu mengetahui
waktu pasti yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas dalam proyek,
namun dalam praktiknya kadang tidak semudah itu.

Untuk menyusun metode penjadwalan, secara umum dilakukan


tahapan – tahapan sebagai berikut :
1. Identifikasi kegiatan

Dapat dilakukan dengan pemilahan pekerjaan (WBS =


work breakdown structure). Pemilahan ini dilakukan bertingkat
sampai tingkat disagregasi yang dikehendaki.
2. Estimasi durasi kegiatan

Estimasi durasi atau lamanya kegiatan di dasarkan


pada sumber daya yang tersedia, antara lain tenaga ahli, lokasi
material, dapt dilakukan dengan :
- Menganalisis organisasi pelaksana (organizationbreakdown)
23

- Analysis table (OBS), kegunaannya untuk menentukan dan


melokalisasi tanggung jawab pelaksanaan dan pengelolaan
proyek.
- Pengalokasian tanggung jawab melalui integrasi WBS dan
OBS.
3. Integrasi WBS dan OBS

Dapat menunjukan dengan jelas sub organisasi mana


yang bertanggung jawab pada pelaksanaan setiap sub-proyek.
Irisan antara unsur WBS dan OBS dinamakan cost account atau
cost center yang juga merupaka titik kendali manajemen. Untuk
setiap titik kendali ini dapat dipersiapkan perangkat
pengendaliannya seperti network, barchat dan kurva S. Titik
kendali ini dapat dikumulatifkan untuk mencapai titik kendali
yang lebih tinggi. Kumulatif ii dapat dilakukan berdasarkan
komponen WBS dan OBS.
4. Menentukan urutan pelaksanaan kegiatan

Kegiatan ini meliputi menetapkan metode kerja,


hubungan – hubungan kegiatan yang satu dengan yang lain.
Untuk memudahkan mencari hubungan tersebut dapat diajukan
untuk masing – masing kegiatan.
5. Menetapkan milestone network

Milestone network bertujuan untuk menetapkan dan


mengetahui target waktu penyelesain kegiatan yang dianggap
penting.dengan mengetahui jawaban – jawaban atas
pertanyan,mengetahui ketersediaan sumber daya, daya metode
kerja maka hubungan – hubungan tersebut dapat ditabulasikan.
6. Menyusun subnetwork.

7. Menganalisis keterkaitan (interface) antara subnetwork.

8. Melakukan perhitungan – perhitungan.


24

9. Menyusun network secara keseluruhan.

Sebelum membuat jalur kritis di AOA penjadwalan jaringan


metode mest diketahui terlebih dahulu bagaimana menghitung
durasi proyek dibagi menjadi jumlah maju dan mundur. Ada
beberapa istilah yang terkait dengan perhitungan maju dan mundur
metode AOA sebagai berikut :
1. Early Start (ES). Waktu paling awal sebuah kegiatan dapat
dimulai setelah kegiatan sebelumnya selesai.bila waktu
kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu
ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
2. Late Start (LS). Waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat
diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian jadwal proyek.
3. Early Finish (EF). Waktu paling awal sebuah kegiatan dapat
diselesaikan jika dimulai pada waktu paling awalny dan
diselesaikan dengan durasinya. Bila hanya ada satu kegiatan
terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES
kegiatan kegiatan berikutnya.
4. Late Finish (LF). Waktu paling akhi sebuah kegiatan dapat
dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
Berikut adalah gambar potongan jaringan kerja AOA
denganpenempatan ES, LS, EF dan LF.

Gambar 2.3 jaringan kerja AOA


25

Untuk mendapatkan angka – angka ES, LS, EF, LF maka dikenal


dua perhitungan dalam jaringan kerja AOA, yaitu perhitungan maju
dan perhitungan mundur.
1) Perhitungan Maju

Dalam mengidentifikasi jalr kritis dipakai suatu cara


yang disebut hitungan maju dengan aturan – aturan yang
berlaku sebagai berikut
a. Kecuali aktivitas awal, aktivitas baru dapat dimulai ketika
aktivitas pendahulunya telah selesai.
b. Waktu aktivitas yang paling awal adalah = 0

c. Waktu penyelesaian paling awal dari suatu kegiatan sama


dengan waktu mulai paling awal, ditambah periode waktu
aktivitas.
EF = ES + D atau

EF (I – j) = ES (I – j) + D (I – j)

Mulai

0 A 3
1 2
3

Gambar 2.4 perhitungan Early Fiish (EF)

d. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan


pndahulunya, maka ES-nya adalah EF terbesar dari
kegiatan – kegiatan tersebut
26

2 I
4
4
9

2 H 9
4
7
3

2 k
4
5

Gambar 2.5 Hubungan Jaringan Kerja Early Finish (EF)

6
3

2 14 19
1 3
5 5
2

8
4

Gambar 2.6 Perhitungnan Maju

Bila hasil perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akan


dihasilkan tabulasi sebagai berikut :

Tabel 2.1 Perhitungan Maju

kegiatan
I J nama
Durasi ES EF
1 2 A 3 0 3

2 3 B 3 3 6

2 4 C 5 3 8
27

3 5 D 4 6 14

4 5 E 6 8 14

5 6 F 5 14 19

2) Perhitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui


waktu atau tanggal paling akhir, dapat memulai dan mangakhiri
kegiatan tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek
secara keeluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan maju.
Aturan yang berlaku dalam perhitungan mundur adalah sebagai
berikut :
a. Hitungan Mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari
terkahir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
b. Waktu dimulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama
dengan aktu selesai paling akhir, dikurangi kurun
waktu/durasi kegiatan yang bersangkutan.
Atau LS = LF – D

0 3
1 2
0 3

Gambar 2.7 perhitungan Late Finish (LF)

c. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan


berikutnya, maka waktu paling kahir (LF) kegiatan tersebut
28

adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan


yang terkecil.

7
d 6
3 8

4
e
5 7 9
4 5
9
g
8
4 4 8
12

Gambar 2.8 Hubungan Jaringan Kerja Late Finish (LF)

Sehingga dapat hasil dari cotoh perhitungan sebelumnya :

6
7
0 10
3 14 19
2
0 14 19
3
8
8
3

Gambar 2.9 Perhitungan Mundur

Bila perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akan


dihasilkan tabulasi sebagai berikut :
29

Tabel 2.2 Perhitungan Mundur

Kegiatan
Durasi ES EF LS LF
I J nama

1 2 A 3 3 3 0 3

2 3 B 3 6 6 3 10

2 4 C 5 8 8 3 8

3 5 D 4 14 14 10 14

4 5 E 6 14 14 8 14

5 6 F 5 19 19 14 19

3) Metode Jalur Kritis

Metode jalur kritis atau Critical Path Method adalah jalur


yang memiliki rangkaian komponen – komponen kegiatan,
dengan total jumlah wakt terlama dan menunjukan kurun waktu
penyelesaianproyek tercepat.
Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai
dari kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir. Pada jalur ini
terletak kegiatan – kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat
maka akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian
keseluruhan proyek, yang disebut kegiatan kritis.
a) Sifat jalur kritis

b) Pada kegiatan pertama ES = LS = 0

c) Pada kegiatan terakhir LF = EF


30

d) Total Float :TF = 0

Pada contoh perhitungan berikut, maka jalur kritis yang terjadi


adalah pada lintasan dengan kegiatan : A – C – E – F .

6
D
B 3
A 3 F
0 3 3 4 14 19
2 5 6
0 3 C E 14 19
3 5 8 5
4
3 8
7

Gambar 2.10 Metode Jalur Kritis

Perhitungan diatas menunjukan proses perkiraan waktu


penyelesaian proyek yang umumnya tidak sama dengan total
waktu hasil penjumlahan kurun waktu masing – masing kegiatan
yang parallel.
Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal, atau
garis dengan warna berbeda, atau garis ganda. Bila jaringan
kerja hanya mempunyai satu titik awal dan satu titik terakhir,
maka jalur kritis juga berarti jalur yang memiliki jumlah waktu
penyelesaian terbesar (terlama), dan jumlah waktu tersebut
merupakan waktu poyek tercepat. Kadang – kadang dijumpai
lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja.
4) Total Float dan Free Float

Pada perencanaan dan penyusunan jadwal proyek,


dikenal suatu istilah yang disebut float, yaitu suatu perhitungan
yang menunjukan fleksibilitas suatu kegiatan untuk dapat mulai
dan selesai lebih lambat walaupun tetap dalam waktu yang
31

diijinkan tanpa mengubah durasi atau kurun waktu proyek


(Callahan,1992).
Float terdiri dari Total Float (TF) dan Free Float (FF).

Berikut adalah penjelasan keduanya :

a) Total Float

Total Float adalah jumlah waktu yang


diperkenankan untuk suatu kegiatan boleh ditunda atau
terlambat, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
Total Float ini dimiliki bersama oleh semua kegiatan
yang ada pada jalur yang bersangkutan. Hal ini berarti bila
salah satu kegiatan telah memakainya, maka float total
yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan lain yang berada
pada jalur tersebut adalah sama dengan float total semula,
dikurangi bagian yang telah terpakai.
Rumus dalam menghitung Total Float adalah sebagiberikut:
b) Free Float

Disamping Total Float, dikenal juga Free Float (FF)


atau Float bebas. FF terjadi bila semua kegiatan pada jalur
yang bersangkutan mulai seawall mungkin. Besarnya FF
suatu kegiatan sama dengan jumlah waktu di mana
penyelesaian kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa
mempengaruhi waktu mulai paling awal dari kegiatan
berikutnya (Soeharto, 1995). Dengan kata lain, Float
bebas dimiliki oleh satu kegiatan tertentu, sedangkan float
total dimiliki oleh kegiatan – kegiatan yang berada di jalur
yang bersangkutan.
32

Perhitungan Float bebas dapat dilakukan sebagai

berikut.

 Float bebas suatu kegiatan adalah sama dengan


waktu mulai paling awal (ES) dari kegiatan berikutnya
dikurangi waktu selesai paling awal (EF) kegiatan yang
dimaksud.
 Jadi, bila rangkaian terdiri dari kegiatan A(1 – 2) dan
B(2 – 3 ) dengan node 1, 2, 3, maka kegiatan A
mempunyai Float bebas.
 Rumus : FF ( 1 – 2 ) = ES(2-3) – EF(1-2).

Pada gambar 2.11, perhitungan Total Float dapat


disajikan dalam table berikut :

Tabel 2.3 Perhitungan Free Float

Kegiatan
Durasi ES EF LS LF TF FF
I J nama

1 2 A 3 3 3 3 3 0 0

2 3 B 3 6 10 6 10 4 0

2 4 C 5 8 8 8 8 0 0

3 5 D 4 14 14 14 14 4 4

4 5 E 6 14 14 14 14 0 0

5 6 F 5 19 19 19 19 0 0
33

2.4 BIAYA
2.4.1 Biaya Langsung (Direct Coast)

Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung


untuk mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan
untuk penyelesaian proyek ketika durasi proyek
ditentukan/dipercepat, biaya langsung akan lebih tinggi
dibanding durasi proyek yang dikembangkan dari waktu normal
ideal untuk aktivitas. Unsur-unsur yang termasuk dalam biaya
langsung adalah:
1. Biaya Material

Biaya material adalah pembelian material untuk


membangun proyek itu, termasuk biaya transportasi, biaya
penyimpanan serta kerugian akibat kehilangan atau
kerusakan material. Harga material didapat dari survey di
pasaran atau berpedoman dari indeks biaya yang
dikeluarkan secara berkala oleh Departemen Pekerjaan
Umum sebagai pedoman sederhana.
2. Biaya Upah Pekerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan biaya


upah dibedakan atas:
 Upah harian, besar upah yang dibayarkan per satuan
waktu, misalnya tergantung pada jenis keahlian,
lokasi pekerjaan dan lain-lain.
 Upah borongan, besar upah ini tergantung atas
kesepakatan bersama antara kontraktor dengan
pekerja atas satu item pekerjaan.
 Upah berdasarkan produktivitas, besar jenis upah ini
tergantung atas banyak pekerjaan yang dapat
34

diselesaikan pekerja dalam satu satuan waktu


tertentu.
3. Biaya Peralatan

Unsurunsur biaya yang terdapat pada biaya


peralatan adalah: modal, biaya sewa, biaya operasi, biaya
pemeliharaan, biaya operator, biaya mobilitasi dan lainnya
yang menyangkut biaya peralatan.
4. Biaya Sub Kontraktor

Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan


diserahkan atau dikerjakan oleh sub kontraktor.
2.4.2 Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan
dengan pengawasan administrasi, konsultan, pengarah kerja,
bunga dan pengeluaran umum diluar biaya konstruksi. Biaya
ini tidak tergantung pada volume pekerjaan tetapi bergantung
pada jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Biaya tidak
langsung akan naik apabila waktu pelaksanaan semakin lama
namun semua pengurangan pada waktu seharusnya
mengakibatkan pengurangan biaya tidak langsung.
Unsur-unsur biaya tidak langsung adalah: gaji pekerja,
biaya umum perkantoran, biaya pengadaan sarana umum.
(Simatupang, dkk, 2015).

2.5 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

Menurut (Juansyah, dkk, 2017) Rencana Anggaran Biaya


adalah banyaknya biaya yang dibutuhkan baik upah atau bahan
material dalam sebuah proyek konstruksi. Daftar ini berisi volume,
35

harga satuan, serta total harga dari berbagai macam jenis bahan
material dan upah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
proyek tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa rencana anggaran
biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan dalam
suatu proyek konstruksi yang terdiri dari biaya bahan, material, upah
tenaga kerja, serta biaya yang lain yang berhubungan dengan proyek
tersebut berdasarkan perhitungan volume pekerjaan yang telah
dilakukan sebelumnya.
Biaya (Anggaran) yaitu jumlah dari masing-masing volume
dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum
dapat disimpulkan sebagai berikut:

RAB = ∑ (Volume) Harga Satuan Pekerjaan

Harga satuan pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan upah


tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut:

H.S Pekerjaan = H.S. Bahan + H.S. Upah +


H.S. Alat

Proses analisis harga satuan bahan material pada dasarnya


adalah menghitung banyaknya volume masing-masing bahan serta
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan per-satuan
pekerjaan konstruksi. Analisis harga satuan bahan material
mengandung dua 2 unsur yaitu:
36

a. Harga Satuan Bahan, merupakan harga satuan bahan material


bangunan yang berlaku di pasar pada saat anggaran biaya
bangunan tersebut di susun.
b. Koefisien Bahan, yaitu koefisien yang menunjukan kebutuhan
bahan material bangunan untuk setiap satuan jenis pekerjaan

∑ Bahan = Vol Pek x Koef analisa bahan

Proses analisis harga satuan upah tenaga pada dasarnya


adalah menghitung banyaknya tenaga kerja sert biaya yang
dibutuhkan, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan. Analisis
harga satuan upah tenaga mengandung 2 unsur, yaitu:

1. Harga satuan Upah Tenaga Kerja, merupakan upah yang


diberikan kepada tenaga kerja konstruksi perharinya atas
jasa tenaga yang dilakukan sesuai dengan keterampilannya.
2. Koefisien, yaitu koefisien yang menunjukan kebutuhan
tenaga kerja untuk tiap-tiap posisi kerja.

∑ Tenaga Kerja = Vol pek x Koef analisa


Tenaga kerja

Sementara itu analisis harga satuan sewa alat pada


dasarnya adalah menghitung banyaknya alat yang digunakan
serta besarnya biaya alat untuk menyelesaikan per-satuan
pekerjaan konstruksi. Anallisa harga satuan alat mengandung 2
unsur, yaitu:
37

1. Harga satuan alat, merupakan harga satuan sewa alat yang


berlaku di pasar pada saat anggaran biaya bangunan tersebut
disusun.
2. Koefisien alat, yaitu koefisien yang menunjukan kebutuhan alat
untuk setiap satuan jenis pekerjaan.

∑ Sewa alat = Vol pek x Koef analisa Sewa


alat

2.6 2 WAKTU

Yang dimaksud dengan analisis waktu adalah dalam


penyelenggaraan proyek ini mempelajari tingkah laku pelaksanaan
kegiatan selama penyelenggaraan proyek. Dengan analisis waktu ini
diharapkan bisa ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap, dan apabila
terjadi perubahan waktu pelaksanaan kegiatan segera bisa
diperkirakan akibatakibatnya, sehingga dapat diambil keputusan yang
tepat dan sesuai.
Tujuan Analisis waktu dalam penyelenggaraan proyek adalah
untuk menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan
selama penyelenggaraan proyek, dan dengan demikian timming yang
tepat dapat ditentukan.
Dengan menentukan waktu (timming) yang tepat, analisis
sumber daya dari analisis biaya segera dilakukan. Manfaat lain dari
analisis waktu ini yaitu cara kerja yang efisien bisa dilakukan, sehingga
waktu penyelenggaraan proyek efisien pula. (Simatupang, dkk, 2015).
BAB III

METODE DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN


3.1.1 METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif


dengan cara survey dan mengamati langsung ke objek penelitian
yaitu di Proyek Pembangunan Gedung Parkir Elevated Taman
Mini Indonesia Indah ( TMII ).

3.1.2 METODE PENULISAN

Metode Perencanaan dimulai dengan mengumpulkan dan


mempelajari literatur yang berkaitan dengan manajemen
konstruksi. Mengumpulkan data lapangan yang akan digunakan
sebagai data dalam obyek. Metode yang digunakan dalam
penulisan ini sebagai berikut :

a. Studi literature dengan mengumpulkan referensi dan metode


yang dibutuhkan sebagai tinjauan pustaka baik dari buku
maupun media lain (internet).
b. Pengolahan dan analisa data-data yang didapat.
c. Pengambilan kesimpulan dan saran dari hasil kajian.
3.1.3 JENIS DATA DAN SUMBER DATA

Macam jenis dan sumber data sebagai berikut :

• Data Primer

Pada penelitian ini pengumpulan data primer yaitu


dengan melakukan survey lapangan, pada objek penelitian di

38
39

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Elevated Taman Mini


Indonesia Indah ( TMII ).

• Data Sekunder
a) Metode Studi Literature

Proses pengumpulan data yang berasal dari referensi


buku, jurnal-jurnal yang ada dalam internet dan instansi
terkait berupa data areal yang akan di analisis
manajemennya, dan data berupa gambar bangunan untuk
mengembangkan data tersebut. Data tersebut akan
dipergunakan untuk penyusunan skripsi.

b) Metode Dokumentasi

Pengumpulan data meliputi gambar-gambar atau


dokumentasi yang direncanakan oleh penulis pada objek
yang diteliti. Dokumentasi tersebut didapatkan dari kamera
yang digunakan untuk membantu pembuatan skripsi.

3.1.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penyusunan skripsi ini, pengumpulan data yang di


dapat oleh penulis dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi/Pengamatan pada lokasi proyek yang diteliti


b. Wawancara dengan penanggung jawab di lapangan
c. Studi pustaka
d. Bimbingan dengan dosen pembimbing
3.1.5 METODE ANALISIS DATA

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian


kualitatif, melalui penelitian kepustakaan dan merupakan suatu
40

metode yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan serta


landasan teoritis dalam menganalisis data dan permasalahan
melalui sumber-sumber yang didapat sebagai bahan
pertimbangan dalam penulisan skripsi yang bersumber pada
observasi di lapangan untuk mengetahui aspek teknis. Susunan
laporan penelitian kualitatif pun tidak menggunakan statistik,
berbeda dengan susunan laporan penelitian kuantitatif.
41

3.1.6 KERANGKA PENELITIAN

PERSIAPAN

PENGUMPULAN
IDENTIFIKASI MASALAH

DATA SEKUNDER
DATA PRIMER :
- NARASUMBER
- GAMBAR RENCANA
-DAFTAR PUSTAKA
- SURVEY LAPANGAN
ANALISIS -DINAS TERKAIT
-INTERNET/LITERATUR LAIN

YA TIDAK

KESIMPULAN
DAN SARAN

GAMBAR 3.5 Kerangka Penelitian


42

3.2 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian berada di Taman Mini Indonesia Indah kota


Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Gambar 3.2 Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Parkir TMII

Anda mungkin juga menyukai