Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN APLIKASI MICROSOFT PROJECT UNTUK

RINCIAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN MASJID

Dosen Pengampu :

Fandi Yulian Pamuji, S.Kom., M.Kom.

Disusun oleh :

1. Ahmad Alan Lestari (22081000007)


2. Miftahul Adnin Adiwati (22081000008)

PROGRAM STUDI D-III SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2022
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam pembangunan setiap konstruksi bangunan dilaksanakan dengan perencanaan yang
matang serta perhitungan yang tepat. Karena dengan demikian diharapkan konstruksi bangunan
tersebut aman, efisien, kuat, ekonomis dan hemat waktu. Penjadwalan suatu proyek sangat
penting dalam pembangunan baik dalam pembangunan masjid, perumahan, jalan raya, jembatan.
Dari beberapa kasus yang ada, penjadwalan merupakan alat mutlak yang sangat diperlukan guna
menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek yang berskala kecil hanya memiliki beberapa
kegiatan, dan umumnya penjadwalan hanyalah dibayangkan saja (dalam kepala atau pikiran),
sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak dilaksanakan. Akan tetapi berbeda dengan proyek
yang berskala besar, dimana jumlah kegiatannya yang sangat besar serta rumitnya
ketergantungan (keterkaitan) antara kegiatan sehingga tidak mungkin lagi bila hanya diolah
dalam pikiran. Penjadwalan dan kontrol menjadi rumit dan sangat penting supaya kegiatan dapat
dilaksanakan dengan efisien. Pekerjaan suatu konstruksi tidak akan terlepas dari waktu
pelaksanaan. Semua orang pasti menginginkan proyek yang akan direncanakan cepat
terselesaikan selain rasa keberhasilan membangun atau mendirikan suatu kontruksi. Dalam
merencanakan jadwal suatu proyek muncul berbagai macam ide, sehingga ditemukan metode-
metode penjadwalan yang dapat dipergunakan dalam suatu proyek untuk mencari metode yang
mana lebih efisien.
Pada penjadwalan tersebut akan dapat kita ketahui waktu penyelesaian per item-item
pekerjaan. Harus diketahui juga kaitan-kaitan pekerjaan yang akan dilaksanakan, pekerjaan
berikutnya dapat dilaksanakan sebelum pekerjaan sebelumnya sudah selesai serta dua atau lebih
item pekejaan dapat dikerjakan secara bersamaan. Waktu pelaksanaan juga tidak akan terlepas
dari besar kecilnya volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Namun pelaksanaan suatu
pekerjaan akan sering terlambat akibat tidak efisiennya pengunaan waktu pada pelaksanaan.
Oleh karena itu sebelum pekerjaan kontruksi dilaksanakan sebaiknya disusun suatu jadwal
pekerjaan sesuai dengan metode-metode yang ada. Karena penjadwalan akan dapat
mempermudah dan mengatur lamanya item pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Kemajuan teknologi dewasa ini berkembang dengan demikian pesatnya seiring dengan
perkembangan teknologi infomasi. Hal ini turut berpengaruh terhadap perkembangan manajemen
rekayasa konstruksi dimana banyak program aplikasi komputer yang ditawarkan untuk
membantu para manajemen rekayasa konstuksi dalam mengolah data perencanaan maupun
pelaksanaan kegiatan proyek. Program aplikasi komputer dewasa ini sangat mempermudah para
manajemen rekayasa konstruksi dalam memasukkan data proyek, mengelola aktivitas proyek,
pengendalian proyek, laporan proyek maupun pengontrolan aktivitas kegiatan proyek
diantaranya menyangkut metode-metode pada proyek tersebut. Diantara sofware yang relatif
memberikan kemudahan dalam penjadwalan proyek adalah Microsoft yang sekarang ini sudah
banyak digunakan dalam perencanaan pelaksanaan pembangunan yang berskala sedang dan
besar. Atas dasar

Iinilah penulis mengangkat judul “Penggunaan Aplikasi Microsoft Project Untuk Rincian
Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Masjid”.
Dengan menggunakan sofware diatas dapat menampilkan dan membuat laporan yang berisi
informasi yang secara spesifik sesuai dengan kebutuhan pihak proyek yang menerima laporan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat di identifikasikan beberapa masalah
yang muncul dalam penjadwalan kegiatan untuk pembangunan proyek antara lain :

1. Bagaimana suatu proyek yang akan direncanakan selesai pada waktunya.


2. Bagaimana menentukan Metode penjadwalan yang dapat dipergunakan dalam suatu
proyek supaya proyek selesai pada waktu yang direncanakan.
3. Bagaimana menggunakan sumber daya seefisien mungkin.
4. Bagaimana menentukan hubungan/keterkaitan masing-masing pekerjaan.
5. Bagaimana langkah-langkah penjadwalan pembangunan Masjid dengan menggunakan
Microsoft Project.
6. Apa yang dibutuhkan untuk melakukan penjadwalan proyek dengan menggunakan
Microsoft Project.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari Permasalahan yang dihadapi akan dikaji atau dipelajari bagaimana merencanakan
penjadwalan proyek agar selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dengan
menggunakan Microsoft Poject. Serta penggunaan data penelitian yang berdasarkan pekerjaan
yang ada dalam proyek pembangunan Masjid.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana menyusun Penjadwalan Pekerjaan yang baik .
2. Bagaimana menjadwalkan proyek pembangunan dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Project .

1.5 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghasilkan jadwal pekerjaan pembangunan Masjid dengan


mempertimbangkan waktu pengerjaan yang probabilistik.
2. Untuk menyusun penjadwalan pembangunan dengan baik.
3. Untuk dapat merencanakan penjadwalan pembangunan dengan menggunakan
Microsoft Project.
4. Untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam lintasan kritis yang
harus mendapatkan perhatian khusus.

1.6 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini antara lain :

1. Bahan pengetahuan untuk pembaca tentang penjadwalan dengan menggunakan


aplikasi komputer Microsoft Project.
2. Mampu melakukan penjadwalan dan pengendalian proyek secara efektif dan lebih
efisien.
3. Mampu mengaplikasikan teori – teori tentang manajemen proyek untuk menentukan
waktu penyelesaian proyek yang tepat dan cepat.
4. Menambah pengetahuan tentang pembangunan proyek menggunakan sofware
Microsoft Project.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Material

Setiap proyek konstruksi berbeda satu sama lain, unik dan tidak berulang hal ini
dikarenakan perbedaan geografis, kondisi tanah, gempa dan cuaca untuk itu tiap proyek
membutuhkan manajeman yang baik untuk menjaga kualitasnya baik waktu, biaya dan mutu
konstruksi. Material konstruksi merupakan komponen yang paling banyak memakan biaya dan
waktu, karena itu manajeman material merupakan unsur terpenting. Pengendalian material yang
baik sesuai waktu dan biaya serta tenaga kerja yang tersedia dapat meningkatkan mutu proyek
sekaligus dapat menekan biaya konstruksi.

Material adalah barang yang dibeli atau dibuat, yang disimpan untuk keperluan
kemudian, baik untuk dipakai, diproses lebih lanjut atau dijual. Pengertian material menurut
Ensiklopedia Nasional Indonesia : mencakup setiap zat yang dipentingkan keberadaannya,
penempatannya dalam ruang dan sifat-sifat mekanik.

Dalam proyek konstruksi material merupakan komponen biaya terbesar, oleh karena itu
dibutuhkan suatu manajemen material untuk mengendalikan arus material proyek agar tidak
terjadi kerugian. Manajemen material diterapkan sejak perencanaan pengadaan material
konstruksi yang terlihat pada diagram batang (bar-chat) berdasarkan diagram kerja (network
planning) suatu proyek.

2.2 Material Konstruksi

Material merupakan bahan baku, suku cadang, barang jadi, barang habis pakai, kemasan
dan peralatan. Material dibagi atas tiga bagian, yaitu :

1. Engineered material, termasuk peralatan pembantu lainnya adalah yang paling mahal,
tampak nyata, rumit dan secara kualitas sangat menentukan. Engineered material adalah
produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan dan perencanaan
2. Bulk material, adalah bahan yang dibuat dengan standar industri tertentu dan dapat dibeli
dengan kuantitas tertentu. Material jenis ini sering kali sulit diperkirakan karena lebih
beraneka macam kuantitasnya, contohnya : pipa dan kabel, atau lainya yang dapat
diukukur dengan satuan panjang, luas dan volume.
3. Fabricated material, adalah bahan yang dibuat atau dirakit di luar site berdasarkan
spesifikasi dan gambar perencanaan. Material jenis ini umamnya memerlukan
persetujuan (approved), contohnya kusen kayu dan rangka baja.

2.3 Komponen Bangunan

Pada dasarnya sebuah bangunan terdiri dari beberapa komponen-komponen seperti


komponen pondasi,komponen kolom,balok dan dinding, komponen lantai, komponen langit-
langit /plafon, komponen atap, komponen interior serta eksterior.

2.3.1 Komponen Pondasi Bangunan

Merupakan komponen dari bangunan yang bertugas mendukung berdirinya bangunan di atas
lokasi tanah yang dikehendaki. Beberapa Bahan-bahan untuk komponen pondasi, yaitu:

a) Semen

Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus yang dapat mengeras
apabila tercampur dengan air. Semen terdiri dari batu lapur / gamping yang 10 mengandung
kalsium oksida (CaO), tanah liat (lempung) yang mengandung silika oksida (SiO2),
aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan gips yang berfungsi untuk mengontrol
pengerasan.

b) Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 mm. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa
pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.

c) Air

Air yang digunakan harus bersih, segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti, minyak, asam dan unsur organik.

2.3.2 Komponen Kolom-Balok-Dinding

Merupakan komponen konstruksi yang saling memperteguh struktur/kerangka bangunan


diatas pondasi. Beberapa Bahan-bahan untuk komponen kolom, balok,dan dinding , yaitu:
a) Kayu

Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan sebagai kayu
struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban). Baik untuk tujuan
struktural maupun non struktural, diperlukan dukungan data teknis diantaranya sifat mekanis.

Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam penggunaannya
antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data keteguhan tekan
sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur static, keteguhan tekan
sejajar serat, keteguhan geser.

b) Besi / Logam

Besi tulangan merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi beton atau
yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang mengandung batang
tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan tersebut bekerja sama dalam
memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi
tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Tulangan menahan gaya tarik dan beton
menahan gaya tekan.

c) Fasternes (Pengikat)

Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.
Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek
bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka (torque) menjadi gaya linear.
Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.

d) Dinding Batu Bata

Bahan baku tanah liat yang mudah didapat dan proses pembuatan yang sederhana
membuat harganya menjadi relatif murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran adalah 25 x 12 x
5 cm atau kurang. Dinding dari pasangan batu bata umumnya dibuat dengan ketebalan ½
batu dan minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis sebagai pengikat dan penyalur beban.
Dinding batu bata biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak menahan
beban.
e) Dinding Kaca

Kaca merupakan bagian dari desain eksterior maupun interior tidak hanya pada rumah saja,
namun juga terdapat pada masjid, kantor hingga banguna-bangunan yang lainnya.
Seiring dengan meningkatnya produksi dan teknologi bahan kaca, penggunaan kaca sebagai
bahan konstruksi rumah pun meningkat dari tahun ke tahun.
Namun perlu dipertimbangkan juga jika dinding kaca langsung terkena sinar matahari yang akan
membuat udara dalam rumah menjadi panas.

2.3.3 Komponen Lantai Bangunan

Lantai merupakan salah satu unsur pembentuk bangunan dan menentukan jenis
bangunannya. Jenisnya pun sangat beragam dengan harga yang beragam pula sesuai dengan
desain dan kebutuhan. Secara umum bahan penutup lantai yang ada di pasaran dapat dibenakan
menjadi 2 kategori yaitu jenis lantai alami dan buatan. Bebatuan yang dipotong seperti marmer,
granit dan limestone merupakan lantai alami. Sedangkan semen, keramik, dan vinyl
dikatagorikan sebagai lantai buatan. Bahan Penutup Lantai (Ubin PC/Tegel, teraso, keramik,
vinyl, marmer, granit, karpet, raised floor).

a) Lantai Marmer dan Granit

Jenis lantai ini merupakan bahan tambang yang langsung diambil dari alam. Marmer dan
granit merupakan jenis batuan yang terbentuk dalam waktu ratusan tahun dan tidak dapat
diperbaharui. Pengolahannya hanya memerlukan proses pemotongan dan penghalusan saja.
Marmer bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu di dalam ruangan. Lantai granit
pada prinsipnya hampir sama dengan marmer, hanya secara kasat mata warnanya lebih gelap.

b) Lantai Keramik

Keramik adalah jenis penutup lantai yang paling popular digunakan di Indonesia. Ini
disebabkan karena harganya yang sangat variatif, dari yang murah sekitar Rp. 25.000 / m2
sampai yang harganya diatas Rp. 100.000 / m2. Motif warna dan ukuran keramik pun sangat
beragam dari motif marmer, polos, serat kayu dan masih banyak lagi.

2.3.4 Komponen Langit-langit/Plafon


Merupakan komponen yang menutup/membatasi bagian atas setiap ruangan.Bahan
untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau bilik ), papan kayu,
asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile, particle board, jabar wood dan pada
saat ini banyak digunakan papan gipsum dan lain-lain. Bahan penutup plafon, berbagai
macam bahan antara lain :

1. Tripleks
2. Asbes
3. Akustik tile
4. Gypsum board
5. Papan/kayu

2.3.5. Kompnen Atap

Merupakan komponen bangunan yang melindungi bangunan dari gangguan atau


ancaman iklim seperti panas matahari, hujan, angin, dsb. Atap berfungsi untuk melindungi
bangunan yang ada dibawahnya dari pengaruh cuaca maupun bendabenda yang menggangu.
Keaneka ragaman material memberikan pertimbangan kepada anda untuk memilih bahan
untuk konstruksi atap. Jenis- jenis yang umum adalah sebagai berikut :

1. Rangka Kayu

Keuntungan rangka kayu adalah jika anda akan mengexpose rangka atap. Keaslian
profil kayu dapat menambah keindahan rumah anda. Tapi kerugiannya adalah
kerentanan kayu terhadap rayap yang bisa menjadi masalah besar. Maka treatment anti
rayap yang benar diperlukan sebelum anda memasang rangka kayu.

2. Rangka Atap Baja Ringan

Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap


penggunaan kayu sebagai rangka atap. Yang paling populer saat ini adalah penggunaan
atap baja ringan. Baja ringan terbuat dari bahan baja dengan campuran aluminium dan
zink. Keunggulannya tentu bahan ini lebih ringan, tidak muai, tahan karat, tidak mudah
lapuk, anti rayap dan kuat sampai puluhan tahun. Ranka atap baja ringan juga lebih
efisien dari segi biaya maupun juga waktu.

2.3.6 Komponen Perlengkapan Interior


Merupakan komponen bangunan untuk mengubah ruang dalam, mengisi dan
memperlengkapi bangunan masjid. Antara lain : karpet, lemari, lemari buku, meja tulis
dan kursi, meja dan kursi, lemari buffet, kipas angin dan pigura dinding.

2.3.7 Komponen Perlengkapan Eksterior

Merupakan komponen bangunan untuk mengubah sisi luar dari bangunan.

1. Pertamanan (landscaping)
2. Interblock-paving stone- grass block (pengerasan halaman)
3. Jenis pipa (besi, baja, aluminium, paralon(pvc), asbest, beton, tanah(hong),
keramik, tembaga, kuningan, karet/plastic(slang)
4. Kelas pipa paralon/PVC
5. Ashpal

2.3.8 Komponen Perlengkapan Penunjang

Merupakan komponen bangunan bidang perencanaan lain yang menunjang


operasional bangunan.

1. Instalasi Listrik dan Komunikasi


2. Instalasi Mekanis (Lift, escalator, AC, dll)
3. Instalasi Plumbing (Air bersih, air panas, sanitari, pemadam kebakaran dll)
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:

1. Rencana Awal penyelesaian pembangunan Masjid adalah pada minggu ke 3 pada bulan
Desember 2022 tanggal 23.
2. Dengan menggunakan metode Program Evaluation And Review Technique (PERT)
dengan bantuan MS Project 2016 diketahui bahwa kemungkinan proyek selesai pada 4
juli 2023.
3. Resceduling di mulai pada awal bulan September dengan sisa waktu pengerjaan 50 hari.
4. Dari hasil pengolahan MS. Project 2016 diperoleh data bahwa untuk menyelasaikan
proyek dengan rencana dasar pemendekan umur proyek diperlukan penambahan biaya
untuk tenaga kerja sebesar dengan dua jalur kritis, pertama pekerjaan pada lantai 1 berupa
pekerjaan pasangan & plasteran, pekerjaan pengecatan. Kedua pekerjaan pada lantai 2
pekerjaan pasangan & plasteran, pekerjaan pengecatan
5. Dari hasil penjadwalan dengan metode Program Evaluation And Review Technique
(PERT) dengan bantuan MS Project 2016 diperoleh data bahwa untuk menyelasaikan
proyek dengan rencana pemendekan umur proyek diperlukan penambahan biaya untuk
tenaga kerja sebesar dengan satu jalur kritis yaitu pekerjaan pasangan & plasteran,
pekerjaan pengecatan pada lantai 2.
6. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek pembangunan Masjid:
a. Dalam melakukan rescheduling alternatif untuk melakukan lembur tidak bisa
dilaksanakan karena rencana kegiatan bersamaan dengan bulan suci Ramadhan.
b. Tenaga kerja yang melaksanakan ibadah puasa produktifitasnya akan sedikit menurun.

3.2 Saran

Dari hasil analisis dan perhitungan maka dapat di kemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam membuat penjadwalan proyek sebaiknya menggunakan metode Program


Evaluation And Review Technique (PERT) guna mengantisipasi waktu pengerjaan yang
probabilistik.
2. Perlu adanya pengembangan dan pelatihan tentang pemanfaatan MS. Project 2016, agar
software ini dapat secara optimal dalam membantu memecahkan masalah-masalah dalam
manajemen proyek baik proyek kontruksi maupun proyek-proyek lainnya yang
membutuhkan penjadwalan yang akurat.
3. Penjadwalan proyek yang lebih detail akan membantu kita dalam mengontrol baik biaya
maupun perkembangan proyek apakah sesuai target atau tidak.
4. Agar produktifitas kerja optimal sebaiknya perbandingan antara tukang dan pekerja
diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai